Anda di halaman 1dari 34

2

KINEMATIKA GELOMBANG
Di dunia ini penuh dengan berbagai macam gelombang. Misalnya saja gelombang di
permukaan air, gelombang bunyi, gelombang elektromagnetik seperti gelombang TV,
gelombang radio, gelombang mikro, cahaya tampak, cahaya tak tampak (ultra violet), dan
sinar X. Selain itu juga ada gelombang gempa bumi dan gelombang otak yang kesemuanya
hanya sebagian kecil dari contoh-contoh gelombang yang ada di permukaan bumi.
Perbedaan antara gelombang dan getaran adalah bahwa gelombang merupakan getaran
yang merambat melalui medium tertentu, atau gelombang bergerak dalam ruangan,
sedangkan getaran tidak merambat atau terlokalisasi. Sebagai contoh adalah gelombang
bunyi di udara yang berasal dari getaran pita suara manusia. Suara manusia terjadi karena
adanya getaran pita suara di tenggorokan. Tetapi gelombang bunyi dihasilkan oleh getaran
pita suara yang merambat melalui udara (merupakan medium bagi gelombang bunyi). Oleh
karena itu jika kita berbicara tentang gelombang harus membahas juga tentang medium bagi
gelombang tersebut.
Untuk getaran, variabel waktu (t) merupakan satu-satunya variabel bebas, artinya jika
ditetapkan suatu harga t, maka akan diperoleh nilai sesaat pada besaran getaran. Untuk
gelombang, selain variabel waktu (t), kita mempunyai variabel bebas lain, yaitu koordinat
x.
Dalam bab kinematika gelombang ini kita akan mempelajari tentang terjadinya
gelombang, persamaan gelombang, gelombang sinusoidal, dan nonsinusoidal serta
superposisi gelombang. Sebelum mempelajari bab ini sebaiknya kita sudah memahami lebih
dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan getaran.

40 Kinematika Gelombang
2.1. Terjadinya Gelombang Transversal

Jika sebuah massa digantungkan pada suatu pegas kemudian pegas tersebut ditarik
atau ditekan dan kemudian dilepaskan, maka akan terjadi getaran. Apabila gesekan
diabaikan, maka sistem pegas massa ini akan terus bergetar. Jika sebuah tali yang ringan
diikatkan pada massa, maka tali akan ikut bergetar bersama massa. Pada saat yang
bersamaan terbentuk pola gelombang yang merambat sepanjang tali, dengan periode
tertentu.
Gambar 2.1 berikut menunjukkan keadaan tali pada saat t = 0 sampai dengan t = T
(satu periode), atau ketika getaran yang merambat tersebut difoto pada saat-saat tertentu,
sebuah titik bergerak naik turun pada tali walaupun gelombang tali bergerak dari kiri ke
kanan.

t=0
a b c d e f g

t = T/4

t = T/2

t = 3T/4

t=T

Gambar 2.1. Gelombang mekanik pada tali oleh sistem pegas massa

Fenomena Gelombang 41
Gelombang yang merambat pada tali yang disebabkan oleh getaran massa pada
Gambar 2.1 merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik. Pada Gambar 2.1.
tampak bahwa semua titik dalam medium tali bergerak naik turun, dan gelombang tali
merambat dari kiri ke kanan. Pada saat t = 0, semua titik masih dalam keadaan setimbang.
Pada saat t = T/4, titik a bergerak keatas, sedangkan titik yang lain masih diam. Pada t =
T/2, titik a sudah turun dan berada dalam posisi setimbang, titik b berada di posisi atas,
sedangkan titik yang lain masih diam. Pada t = 3T/4, titik a berada di posisi bawah, titik b
kembali pada posisi setimbang dan titik c berada di atas, sedangkan titik yang lain masih
diam. Pada saat t = T (satu periode), titik a kembali pada kedudukan setimbang, titik b
berada di bawah, titik c berada pada posisi setimbang dan titik d sedang berada pada posisi
atas, sedangkan titik yang lain masih diam. Demikian seterusnya, gerakan semua titik dalam
medium tali dari waktu ke waktu berikutnya.

Dapat kita lihat, bahwa pada saat t = T (satu periode), maka gelombang sudah
menempuh jarak sepanjang satu panjang gelombang (  ) atau sama dengan panjang satu
bukit gelombang ditambah satu lembah gelombang. Dengan kata lain, panjang gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu periode.

Jika cepat rambat gelombang atau jarak yang ditempuh oleh gelombang tiap satuan
waktu dinyatakan dengan cw , maka hubungan antara cw,  dan T adalah


cw  (2.1)
T

Frekuensi gelombang  adalah jumlah gelombang yang melewati sebuah titik tiap
1
satuan waktu. Karena   , maka
T

c w   (2.2)

Contoh gelombang yang telah dibahas di depan adalah gelombang sinusoidal


(gelombang harmonis). Jika sumber getar berupa sinusoidal, maka gelombang yang
dihasilkan juga berbentuk sinusoidal. Seandainya kita memegang tali kemudian
menghentakkannya, maka bentuk gelombang yang terjadi adalah pulsa. Namun pulsa juga

42 Kinematika Gelombang
merambat sama halnya dengan perambatan gelombang sinusoidal seperti Gambar 2.2
berikut ini.

cw

Gambar 2.2 Perambatan gelombang pulsa

Sesungguhnya yang kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari jauh dari keadaan
gelombang sinusoidal sederhana. Gelombang-gelombang tersebut memiliki struktur yang
cukup rumit. Suara manusia dapat dengan mudah disaksikan di osiloskop dengan
mendekatkan mikrofon ke tenggorokan. Maka tampak pada osiloskop bentuk gelombang
yang cukup rumit yang hampir tidak mendekati gelombang sinusoidal.
Tidaklah penting seberapa rumit bentuk gelombang, tetapi tetap ada jalan keluar
untuk mendekati bentuk gelombang-gelombang tersebut ke dalam bentuk gelombang-
gelombang sinusoidal. Prosedur ini disebut dengan analisis fourier yang akan kita pelajari
dalam bab ini juga. Oleh karena itu kita dapat mendiskusikan gelombang dalam bentuk
fungsi sinusiodal sederhana, cosinus atau sinus.

2.2. Gelombang Sinusoidal atau Gelombang Harmonis

Jika sebuah gelombang sinusiodal dengan amplitudo A meter, frekuensi υ hertz,


dan panjang panjang gelombang  meter merambat ke arah sumbu x positif dengan
kecepatan cw m/s, maka gerakan semua titik di sepanjang gelombang mempunyai simpangan
y yang dapat dinyatakan dengan

 2π 
y  A sin  x  (t = 0) (2.3)
 λ 

Fenomena Gelombang 43
yang merupakan bentuk periodik dengan jarak tempuh . Hasil pemotretan selanjutnya saat t
= , yaitu saat seluruh bentuk gelombang telah berpindah ke arah x positif sejauh c w meter.
Jika fungsi f (x) berubah kedudukan ke arah sumbu x positif sejauh a diberikan oleh
persamaan f (x-a), maka persamaan yang menggambarkan bentuk gelombang saat t = 
diberikan oleh :

 2π 
y  A sin  x - c w τ  (2.4)
 λ 

Saat t = 2 (pemotretan ketiga), persamaan bentuk gelombangnya adalah :

 2π 
y  A sin  x - 2c w τ  (2.5)
 λ 

dan seterusnya, sehingga kita dapat dengan mudah membuat persamaan untuk kasus
sembarang waktu t, dan sembarang posisi x dengan persamaan

 2π 
y  A sin  x - c w t  (2.6)
 λ 

Jadi dapat kita lihat, bahwa simpangan merupakan fungsi f (x,t) dan dapat ditulis:

 2π 
f (x,t) = A sin  x - c w t  (2.7)
 λ 

 2π 
dengan  x - c w t  dinamakan sudut phase gelombang. Untuk selanjutnya, kita
 λ 
2
perkenalkan suatu besaran yang didefinisikan sebagai k  , yang disebut bilangan

gelombang, yang menyatakan banyaknya gelombang tiap satuan panjang. Satuan bilangan
gelombang adalah 1/m atau m-1. Dengan demikian persamaan (2.7) dapat ditulis sebagai

f(x,t) = A sin kx  2 t 

44 Kinematika Gelombang
Pada umumnya persamaan gelombang sinus ditulis sebagai berikut

f x, t   A sin kx  2 t  0 

atau f x, t   A sin kx  t  0  (2.8)

0 adalah konstanta phase, yaitu sudut phase gelombang pada x = 0 dan t = 0

cw

t= 0
x

t=
x
cw 

t = 2 2 cw  x

Gambar 2.3. Hasil pemotretan gelombang pada saat t = 0, dan pada saat gelombang
sudah berpindah sejauh cw  dan sejauh 2cw 

Fenomena Gelombang 45
.
Sampai pada persamaan (2.8) kita masih membatasai diri pada persoalan
gelombang tali. Gelombang semacam ini baik sekali digunakan sebagai contoh penjalaran
gelombang dan sifat gelombang satu dimensi, sebab medium yang digunakan, yaitu tali,
dapat dianggap mempunyai dimensi satu. Jadi tali dianggap hanya mempunyai panjang saja
dan gelombang hanya dapat menjalar disepanjang tali, sehingga hanya ada satu dimensi arah
penjalaran. Dengan mempelajari sifat gelombang pada tali, kita dapat mempelajari banyak
sifat gelombang yang lain.

Contoh 2.1
Cepat rambat gelombang dalam tali adalah 20 m/s. Penggetar yang mempunyai
frekuensi 15 hertz dikaitkan dengan ujung tali tersebut. Carilah  dari gelombang yang
muncul dalam tali. Jika amplitudonya 2,0 cm tentukan persamaan gelombang tali
tersebut !

Penyelesaian
Persamaan gelombang secara umum adalah
y = A sin (kx - t)
Panjang gelombang dapat ditentukan
c w 20
λ   1,3 meter
υ 15
2 π 2  3,14
k   4,83 rad/m
λ 1,3
ω  2 π υ  2  3,14  15  94,25 rad/s
A  2 cm  0,02 m
Sehingga persamaan gelombang yang merambat pada tali adalah
y = 0,02 sin (4,83 x – 94,25 t) meter

Gelombang dua dimensi

Gelombang pada permukaan air merupakan suatu contoh gelombang dua dimensi,
karena medium gelombang ini yaitu permukaan air, mempunyai dimensi dua, yaitu panjang
dan lebar. Gelombang periodik pada permukaan air dapat berupa gelombang lingkaran atau
gelombang lurus. Sebuah gelombang disebut gelombang lingkaran jika muka gelombang

46 Kinematika Gelombang
berbentuk lingkaran dan disebut gelombang lurus jika muka gelombang berbentuk garis
lurus.

 X’
y k
P
Y’

 QQ
Muka
gelombang


Gambar 2.4. Gelombang lurus sinus menjalar pada arah k

Dalam medium berdimensi dua, vektor kecepatan gelombang dinyatakan dengan


 
vektor v . Bilangan gelombang juga harus dinyatakan dengan vektor k yang memenuhi
 ω
hubungan k   , dengan  sebagai frekuensi gelombang. Jadi arah sinar gelombang
v

dapat dinyatakan oleh vektor gelombang k . Pada Gambar 2.4. sudut phase gelombang di
titik P sama dengan sudut phase gelombang di titik Q, karena kedua titik ini terletak pada
muka gelombang yang sama. Sudut phase di titik Q adalah

 Q   kx't

dan sudut phase di titik P adalah



 P  kx't  kr cos  t  k .r  t

Selanjutnya, suatu gelombang lurus atau gelombang datar dapat kita nyatakan dengan fungsi
gelombang



y  Asin k .r  t  0  (2.9)

Fenomena Gelombang 47
 2
dengan k adalah vektor bilangan gelombang yang mempunyai besar dan mempunyai

arah sama dengan arah rambat gelombang.

Contoh 2.2

Suatu gelombang yang menjalar pada permukaan air mempunyai persamaan



  
y  5 cos k.r  ωt cm dengan k  2 (3iˆ  4 ˆj )m1 dan ω  10π rad / det . Tentukan
panjang gelombangnya. Tentukan pula besar sudut phase dan simpangannya pada

 
r  10iˆ  15 ˆj dan pada saat t = 10 detik

Penyelesaian

2
Panjang gelombang dapat ditentukan dengan persamaan  
k
 
k  2 (3iˆ  4 ˆj )m1 atau k  (6iˆ  8ˆj )m 1

k  kx2  k y2  6 2  8 2  10

2 2
   0,2m = 20 cm
k 10

 
Sudut phase gelombang di r  10iˆ  15 ˆj dan pada saat t = 10 detik, adalah

  k .r  t  6 10  8 15  10 10  80 rad

Simpangannya adalah

y  5 cos 80 cm  5cm

2.3. Persamaan Diferensial Gelombang

Sudah dijelaskan di awal bahwa gelombang merupakan gejala perambatan


gangguan dengan sumber gangguan berupa sistem getaran. Telah kita ketahui pula bahwa

48 Kinematika Gelombang
sistem getaran mempunyai fungsi yang bergantung kepada waktu, yaitu f(t), dan persamaan
diferensial getaran mempunyai bentuk

d2 f
2 f  0
dt 2

Untuk persamaan gelombang haruslah ada tambahan variabel dari perambatan (dimensi
ruang), sehingga persamaan gelombang dapat dinyatakan seperti persamaan (2.8).

f x, t   A sin kx  t  0 

Untuk 0 = 0, maka persamaan gelombang mempunyai bentuk

f x, t   A sin kx  ωt  (2.10)

persamaan tersebut adalah periodik untuk koordinat ruang x dan waktu t, sehingga

d2 f d2 f
persamaan diferensialnya berisi 2
dan yang dapat dituliskan sebagai berikut
dt dx 2

f x, t   A sin kx  ωt

 ωAcoskx  ωt
df
dt
d 2f
 ω 2 Asin kx  ωt
dt 2
 kA coskx  ωt
df
dx
d 2f
2
 k 2 A sin kx  ωt
dx

ω d 2f d 2f
Jika  c w , maka 2  c w 2 2 (2.11)
k dt dx
Persamaan (2.11) berlaku secara umum untuk segala macam gelombang bebas satu
dimensi, baik gelombang transversal maupun longitudinal. Persamaan ini juga tidak
bergantung pada jenis medium.

Fenomena Gelombang 49
Jika
d
kx  ω t    ω dinamakan diferensial parsial dan dapat dituliskan sebagai
dt x  konstan


kx  ω t  , maka
t

f


kx  ω t  dA sin kx  ωt
t t dkx  ω t 
 ω A cos kx  ω t 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk gelombang satu dimensi

 2f  2f
 cw 2 (2.12)
 t2 x 2

 2f  2f
atau  const (2.13)
t 2
 x2

Persamaan (2.12) disebut dengan persamaan gelombang dalam bentuk diferensial, yang
mempunyai solusi

f x, t   f x  c w t  atau
f x, t   f x  c w t 

tanda (-) artinya gelombang merambat ke kanan, dan (+) menyatakan arah rambatnya ke
kiri. Fungsi f(x - cwt) tidak selalu mempunyai bentuk sinusiodal, tetapi dapat mempunyai
beberapa bentuk, misalnya pulsa, segitiga, bujursangkar dan sebagainya, atau yang disebut
dengan gelombang nonsinusiodal. Sebagai contoh, marilah kita lihat persamaan gelombang
yang dinyatakan dengan

 x cwt 2
f x  cwt   Ae a2

dengan A = amplitudo dan a = lebar pulsa. Pada t = 0

50 Kinematika Gelombang
 x2
f x  cwt   Ae a2

Fungsi ini mempunyai bentuk pulsa eksponensial yang merambat kearah positif dengan
cepat rambat cw, setelah t detik, pulsa menempuh jarak cw t seperti pada Gambar 2.5.

f(x,t)

A Cω t

t =0 Cω t t

Cω t

Gambar 2.5. Gelombang pulsa eksponensial dilihat pada saat yang berbeda

Meskipun persamaan (2.12) diturunkan untuk kasus khusus gelombang satu


dimensi yaitu f (x,t) yang merambat dalam arah x, tetapi bentuk persamaannya berlaku
secara umum. Untuk gelombang tiga dimensi f (r,t) dalam koordinat Cartesius, persamaan
gelombangnya adalah

2 f
 cw 2 2 f (2.13a)
t 2

dengan operator del (nabla)

f ˆ f ˆ f
  iˆ j k (2.13b)
x y z

Persamaan (2.13a) mengungkapkan persamaan gelombang datar, yaitu muka gelombangnya


(tempat kedudukan titik-titik yang berphase sama berupa bidang datar). Untuk gelombang
bola, dengan transformasi ke koordinat bola, persamaan (2.13a) menjadi

Fenomena Gelombang 51
2 f 2 f 1 2 f
  2 2 (2.13c)
r 2 r r c w t

Untuk tempat yang jauh dari sumber r >>, gelombang bola dapat dipandang sebagai
gelombang datar, karena jari-jari muka gelombang mendekati tak hingga, sehingga muka
gelombangnya mendekati bidang datar.

Contoh 2.3

Jelaskan manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang mengungkapkan secara


nyata sebuah gelombang merambat dan berapakah kecepatannya

a. f  Ax  2t 2


b. f  Asin x 2  4t 
Penyelesaian

Suatu fungsi akan merupakan fungsi gelombang merambat jika memenuhi


persamaan gelombang umum (Persamaan 2.12). Untuk itu marilah kita lihat apakah fungsi
yang tertulis dalam soal a dan b memenuhi persamaan (2.12)

a. f  Ax  2t 2

f
 2 Ax  2t 
x

2 f
 2A (2.14)
x 2

f
 2 Ax  2t  2  4 Ax  2t 
t

52 Kinematika Gelombang
2 f
 4 A 2  8 A (2.15)
t 2

Dari persamaan (2.14) dan (2.15) maka dapat disimpulkan bahwa

2 f 2 f
4 , dengan mengingat persamaan (2.12), maka fungsi tersebut adalah
t 2 x 2
menyatakan persamaan gelombang merambat, dengan kecepatan rambatnya sebesar

cw  4  2 .

b. f  Asin x 2  4t 
f
x
 2 xAcos x 2  4t 

2 f
x 2
   
 2 x  A sin x 2  4t 2 x   A cos x 2  4t   (2.16)

f
t
 4 A cos x 2  4t  

2 f
t 2

 16 A sin x 2  4t  (2.17)

Dari persamaan (2.16) dan (2.17), dapat disimpulkan bahwa

 2f
 t2
 const
 2f
 x2
sehingga fungsi 
f  Asin x 2  4t  bukan persamaan

gelombang merambat

2.4. Superposisi Gelombang

Kita telah mengetahui bahwa jika suatu gelombang merambat melalui suatu titik,
maka gelombang itu akan menimbulkan gangguan di titik tersebut. Gangguan ini dapat

Fenomena Gelombang 53
berupa besaran vektor dan dapat pula berupa besaran skalar. Gangguan yang berupa besaran
vektor, misalnya kuat medan listrik dan magnet pada gelombang elektromagnetik serta
simpangan elemen dawai pada gelombang transversal dalam dawai tegang. Gangguan skalar
misalnya perubahan tekanan pada gelombang bunyi. Semua gangguan tersebut bergantung
kepada posisi titik yang kita tinjau dan juga tergantung pada waktu (saat terjadinya
gangguan).

Pada bagian ini kita akan membahas apa yang terjadi jika kita mempunyai dua atau
lebih gelombang yang sejenis melalui suatu titik atau melalui deretan titik-titik dalam ruang
atau yang melalui suatu daerah dalam ruang. Sebagai contoh dua gelombang bunyi yang
sama-sama berada di udara.
Prinsip superposisi yaitu sifat yang menyatakan bahwa resultan gangguan di setiap
titik dalam suatu medium adalah jumlah aljabar dari masing-masing gelombang yang
membentuknya. Untuk pembahasan berikut ini kita batasi pada gelombang sinus.

2.4.1. Superposisi dua gelombang sinus yang memiliki amplitudo sama tapi frekuensi
berbeda

Kita bahas terlebih dulu dua gelombang sinus yang mempunyai amplitudo sama,

tetapi mempunyai frekuensi berbeda yaitu 1 dan  2 ,yang keduanya merambat dalam
arah positif. Dua gelombang tersebut mempunyai bilangan gelombang yang berbeda yaitu k1
dan k2. Persamaan dua gelombang tersebut adalah
f1 x, t   A sin k1 x  1t  , dan

f 2 x, t   A sin k 2 x   2 t 

Hasil penjumlahan dua gelombang adalah


f x, t   Asin k1 x  1t   sin k 2 x   2 t  (2.18)
Ingat bahwa
   
sin   sin   2 sin cos (2.19)
2 2

54 Kinematika Gelombang
maka

 k  k  x  1  2  t   k  k  x  1  2  t 
f x, t   2 A sin  1 2   cos  1 2 
 2   2 
(2.20)

Jika 1 dan  2 mempunyai harga yang persis sama, demikian juga k1 dan k2, maka

persamaan gelombang resultan adalah


f x, t   2 A sin k1 x  1t  (2.21)

Dalam persamaan (2.21) tampak bahwa gelombang resultan mempunyai amplitudo dua kali
amplitudo gelombang asal.

Layangan

Jika 1 dan  2 mempunyai harga yang berselisih sedikit, demikian juga k1 dan k2,
sehingga dapat dinyatakan bahwa
1   2   dengan  berharga kecil (2.22)
demikian juga
k1  k 2  k dengan k berharga kecil (2.23)

maka persamaan gelombang resultan adalah


 k  
f x, t   2 A sin k1 x  1t cos x t (2.24)
 2 2 

1   2 21  
Karena   1
2 2
k1  k 2 2k1  k
Dan   k1
2 2
Dari persamaan (2.24) dapat dilihat bahwa gelombang resultan merupakan gelombang
harmonis, yang mempunyai amplitudo
 k  
AR x, t   2 A cos x t (2.25)
 2 2 
Amplitudo ini juga berbentuk gelombang yang merambat dengan kecepatan

Fenomena Gelombang 55

2   (2.26)
k k
2
amplitudo gelombang berbentuk amplop atau group gelombang, sehingga disebut
gelombang group. Kecepatan gelombang group dinyatakan dengan
 d
cg   (2.27)
k dk
dengan panjang gelombangnya adalah
2
g  (2.28)
k
2
Dari persamaan (2.24) kecepatan gelombang harmonis disebut kecepatan phase
1
c ph  (2.29)
k1
dan panjang gelombangnya adalah
2
1  (2.30)
k1

Jika kita gambarkan masing-masing gelombang dan superposisinya ini, seperti


Gambar 2.6. Pada gambar tampak bahwa hasil superposisi kedua gelombang berupa
gelombang group (amplop) dengan kecepatan gelombangnya disebut kecepatan group.

𝞴1 𝞴/2 (setengah panjang gelombang layangan)

Gambar 2.6. Hasil superposisi dua gelombang dengan perbedaan frekuensi yang kecil

Jika kita memotret gelombang resultan yang dinyatakan dalam persamaan (2.24)
atau kita potret gelombang tersebut pada saat t = 0, maka

56 Kinematika Gelombang
k
f x,0  2 A sin k1 x cos x (2.31)
2
k
Karena  k<< k maka panjang gelombang yang berkaitan dengan adalah
2
2 2
 , dengan demikian  > 1 karena 1  dan  adalah panjang gelombang
k k1
2
layangan.
1 2
Periode layangan =  (2.32)
 

Dan frekuensi layangan adalah =    1   2  (2.33)
2
Contoh terjadinya layangan adalah jika dua sumber gelombang bunyi yang masing-masing
mempunyai frekuensi dengan beda sedikit, misal 567 Hz dan 570 Hz yang dibunyikan
bersama-sama, maka akan kita dengar bunyi layangan dengan frekuensi 3 layangan per
detik.

Contoh 2.4

Dua buah gelombang sinusiodal mempunyai persamaan


f1 x, t   2 sin 5 x  1500 t  dan f 2 x, t   2 sin 5,1x  1530 t  . Tentukan

a. persamaan gelombang resultannya


b. frekuensi layangan
c. panjang gelombang layangan

Penyelesaian

a. Persamaan gelombang resultannya adalah

 0,1 30 
f x, t   4 sin 5,05x  1515t cos  x  t
 2 2 

 30
b, Frekuensi layangan adalah    4,8Hz
2 2

2 2
c. Panjang gelombang layangan =   135,6m
k 0,05
2

Fenomena Gelombang 57
Gelombang dispersif dan nondispersif

Gelombang yang diungkapkan dengan persamaan (2.24) mempunyai cepat rambat



cw  yang konstan. Grafik frekuensi sudut  sebagai fungsi bilangan gelombang k
k
ditunjukkan pada Gambar 2.7. Hubungan antara  dan k disebut dengan hubungan
dispersif. Gelombang dengan kecepatan konstan, tak bergantung frekuensi disebut dengan
gelombang nondispersif.


Slope =  konstan
k

Gambar 2.7. Hubungan  dan k untuk gelombang nondispersif


Selama merambat, gelombang nondispersif mempunyai pola yang tetap. Bila gelombang
berupa pulsa, maka pulsa akan merambat tanpa mengalami deformasi, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.8.
Cw t

Gambar 2.8. Pola gelombang nondispersif

Jika kecepatan rambat gelombang tergantung pada frekuensi gelombang, maka


gelombang tersebut dinamakan gelombang dispersif. Pada gelombang dispersif, hubungan

58 Kinematika Gelombang
antara frekuensi  dengan panjang gelombang k tidak linier. Kecepatan gelombang

 d
dispersif dinyatakan dengan cg   .
k dk
Gambar 2.9 menggambarkan hubungan antara frekuensi  dan panjang gelombang
k dalam gelombang dispersif.

 d
 kecepatan group
dk

d
Gambar 2.9. Dalam gelombang dispersif, kecepatan group tidak sama
dk

dengan kecepatan phase
k
Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan bentuk,
semakin lama, tinggi pulsa makin pendek dan lebar pulsa makin besar, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.10. Untuk gelombang mekanik, hampir semua medium bersifat dispersif,
misal gelombang yang merambat pada tali, maka semakin lama, tinggi pulsa makin rendah
dan akhirnya hilang sama sekali. Sedangkan contoh untuk gelombang nondispersif adalah
gelombang elektromagnet yang merambat dalam hampa.
Hubungan kecepatan group dan kecepatan gelombang (kecepatan phase) adalah

c ph  maka   c phk
k

Fenomena Gelombang 59
Sedangkan

cg  

d d c ph k 
 c ph  k
dc ph
(2.34)
dk dk dk
2
Karena k  maka dk  22 d , sehingga persamaan (2.34) dapat dituliskan

 2  dc ph
c g  c ph   
    22 d
dc ph
c g  c ph   (2.35)
d
Berarti kecepatan group tergantung pada panjang gelombang medium. Medium yang
mempunyai sifat seperti ini disebut medium dispersif. Pada gelombang dispersif, kecepatan
group tidak sama dengan kecepatan phase atau
d 
 (2.36)
dk k
CP t
P CP ≠ CA
CA t
P’
A A’
x

Gambar 2.10. Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan
bentuk.

Contoh 2.5.

Suatu gelombang mempunyai hubungan  -k (hubungan dispersif) yang


dinyatakan dengan   10 3 k  3  10 2 k 3 .

a. Selidikilah apakah gelombang tersebut dispersif atau nondispersif

b. Carilah kecepatan phase dan kecepatan group pada k = 100 rad/m

60 Kinematika Gelombang
Penyelesaian


a. Kecepatan phase gelombang = = 1000 – 3x 10-2 k2
k

d
Kecepatan group =  1000  9 10 2 k 2
dk

Karena kecepatan phase  kecepatan group, maka gelombang tersebut bersifat


dispersif.

b. Pada saat k = 100 rad/m, kecepatan phase gelombang adalah = 700 rad/m

kecepatan group gelombang adalah = 100 rad/m

2.4.2. Superposisi dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan amplitudo sama,
tetapi phase berbeda

Misal dua gelombang tersebut mempunyai persamaan masing-masing adalah

y1  f1 x, t   A sin kx  t 

dan y 2  f 2 x, t   A sin k x     t 

Hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah


y  y1  y 2

y  Asin kx  t   sin k x     t 

k    
y  2 A cos sin  k  x    t  (2.37)
2   2 
Gelombang resultan adalah gelombang harmonis, yang mempunyai frekuensi sama dengan
frekuensi gelombang penyusun, tetapi mempunyai amplitudo sebesar
k 
2 A cos  2 A cos (2.38)
2 
 Jika  <<  , maka besarnya amplitudo hampir sama dengan 2A, dan jika
1
   , maka besarnya amplitudo mendekati harga nol.
2

Fenomena Gelombang 61
 Jika  = 0, maka besar amplitudo sama dengan 2A, dalam hal ini jika dua
gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase sama, dikatakan bahwa dua
gelombang tersebut saling konstruktif.
1
 Jika    , maka besarnya amplitudo sama dengan nol, atau dalam hal ini dua
2
gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase yang berlawanan dan hasilnya
adalah nol, dikatakan bahwa dua gelombang tersebut saling destruktif
Y=Y1+Y2
Y2
Y1
(a)

Y2
Y=Y1+Y2
(b)

Y1

Gambar 2.11. Superposisi dua gelombang a. Superposisi konstruktif, b. Superposisi


destruktif

2.4.3. Superposisi dua gelombang harmonis dengan frekuensi sama, tetapi amplitudo
dan phase awal berbeda.

Jika kedua gelombang mempunyai amplitudo a1 dan a2, serta memiliki frekuensi
yang sama maka persamaan dua gelombang tersebut masing-masing dapat dituliskan
y1 = a1 sin (kx - t - 1)
y2 = a2 sin (kx - t - 2 )
Hasil superposisi dari dua gelombang dapat ditentukan dengan dua cara :

62 Kinematika Gelombang
Cara aljabar

Dengan penjumlahan aljabar, gelombang resultan dapat dituliskan

y = a1 sin (kx - t - 1) + a2 sin (kx - t - 2) (2.39)


= a1 sin (X - 1) + a2 sin (X - 2)
= a1 sin X cos 1 – a1 cos X sin 1 + a2 sin X cos 2 – a2 cos X sin 2
= ( a1 cos 1 + a2 cos 2 ) sin X - ( a1 sin 1 + a2 sin 2 ) cos X (2.40)
Karena a1, a2, 1 dan 2 konstan, sehingga dapat dituliskan bahwa
a1 cos 1 + a2 cos 2 = A cos  (2.41)
a1 sin 1 + a2 sin 2 = A sin  (2.42)
Jika persamaan (2.41) dan (2.42) dikuadratkan kemudian dijumlahkan, maka hasilnya dapat
dituliskan
A2 ( cos2  + sin2  ) = a12 ( cos2 1 + sin2 1 ) + a22 ( cos2 2 + sin2 2 )
+ 2 a1 a2 ( cos 1 cos 2 + sin 1 sin 2 ) (2.43)
Atau A2 = a12 + a22 + 2 a1 a2 cos ( 1 - 2 ) (2.44)
dengan 1 - 2 adalah beda phase kedua gelombang.
Jika persamaan (2.42) dibagi dengan persamaan (2.41), maka diperoleh
a1 sin 1  a 2 sin  2
tn  = (2.45)
a1 cos 1  a 2 cos  2

Sehingga persamaan gelombang resultan dapat dituliskan


y = A cos  sin X – A sin  cos X

y = A sin ( X -  )

atau y = A sin (kx - t -  ) (2.46)

Cara fasor

Misal kita mempunyai dua fungsi gelombang yang dinyatakan dengan

y1 x, t   a1 cos kx  t  1  dan

y 2 x, t   a 2 cos kx  t   2 

Fenomena Gelombang 63
Hasil superposisi kedua gelombang ini dapat dinyatakan dengan fungsi gelombang

y R  y1 x, t   y 2 x, t   AR cos kx  t   0 R  (2.47)

Untuk menyelesaikan hal ini, tiap suku pada persamaan (2.47) kita pandang sebagai suatu
vektor. Untuk gelombang pertama

y1 x, t   a1 cos 1  a1 cos kx  t  1  , kita pandang sebagai vektor


y1  a11 dengan 1  kx  t  1 

yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan amplitudo gelombang a1  dan membuat

sudut 1  kx  t  1 dengan sumbu x. Jadi arah vektor ini dinyatakan oleh sudut
phasenya, terutama tetapan phasenya, oleh karena itu disebut fasor.

y 
y1

1 Arah acuan
a1
kx  t
x


Gambar 2.13. vektor y1  a 11

Dengan menggunakan fasor, superposisi kedua gelombang pada persamaan (2.47)


merupakan jumlah fasor
  
y R  y1  y 2

64 Kinematika Gelombang
AR

a1

a2  0R

1 2

x
Gambar 2.14. penjumlahan fasor

Dari diagram pada Gambar 2.14 dapat dilihat bahwa


AR2 = a12 + a22 + 2 a1 a2 cos ( 1 - 2 ) (2.49)
Dengan 1 - 2 adalah beda phase kedua gelombang
a1 sin 1  a2 sin  2
tn  0 R = (2.50)
a1 cos1  a2 cos 2

Sehingga persamaan gelombang resultan dapat dituliskan


y R  AR cos kx  t   0 R  (2.51)

Contoh 2.6

Dua buah gelombang, masing-masing dinyatakan dengan fungsi gelombang

  
y1  5 sin kx  t  450 dan y2  3 cos kx  t  300 
Tentukan fungsi gelombang superposisinya !

Penyelesaian


y1  5 sin kx   t  450 
 

y1  5 cos kx   t  450    5 cos kx   t  1350
 2

Fenomena Gelombang 65

y2  3 cos kx   t  300 
Fungsi gelombang superposisi adalah
y R  AR cos kx   t   0 R 

Amplitudo gelombang resultan dapat ditentukan dengan :


AR 2  52  32  2  5  3 cos  1350  300  5,022 
AR  2,24

Tetapan phasenya dapat ditentukan dengan

tg 0 R 
 
5 sin  1350  3 sin 300

 3,535  1,5
 2,172
5 cos 135   3 cos 30
0 0  3,535  2,598

 0 R  65,280
Jadi fungsi gelombang superposisi adalah


y R  2,24 cos kx  t  65,280 

2.4.4. Analisis Fourier

Telah diketahui bahwa getaran garpu tala adalah contoh dari getaran harmonis
tunggal sederhana. Jika kita mendengar suatu nada, kita katakan bahwa gelombang bunyi
yang berasal dari garpu tala masuk ke telinga kita. Seperti halnya garpu tala, udara yang
dilewati gelombang bunyi bergetar secara harmonis, yaitu dengan naik turunnya tekanan
udara yang dilewati gelombang bunyi tersebut. Gelombang bunyi yang berasal dari garpu
tala tersebut adalah gelombang sinusoidal murni dengan frekuensi tertentu.
Bila beberapa nada murni kita dengar secara serentak, gelombang resultan tidak
lagi merupakan fungsi sinus tunggal, tetapi jumlah dari fungsi-fungsi sinus. Misal
gelombang radio yang dipancarkan oleh statsiun pemancar bukan gelombang sinus murni,
tetapi merupakan gabungan dari beberapa gelombang sinus. Metode untuk mempelajari hal
ini dikenal dengan analisis Fourier. Contoh penjumlahan fungsi-fungsi harmonis
1 1 1
f ( x)  sin x  sin 3x  sin 5x  sin 7 x  .......... (2.52)
3 5 7

66 Kinematika Gelombang
1
sin x

0 𝞹 2π x

-1

1 sin x + 1/3 sin 3x

0 π 2π x

-1

1 sin x + 1/3 sin 3x + 1/5 sin 5x

0 π 2π x

-1

1 sin x + 1/3 sin 3x + 1/5 sin 5x


+ 1/7 sin 7x

0 π 2π x

-1

Gambar 2.16. penjumlahan fungsi-fungsi harmonis menghasilkan fungsi


nonharmonis (tetapi masih periodik)

Fenomena Gelombang 67
Bila f(t) suatu fungsi periodik sembarang dengan periode T, maka

f t   f t  T  (2.53)

t (waktu)

T T T

Gambar 2.17. Fungsi periodik bentuk sembarang dengan periode T

Karena sin 2  n t dan cos 2  n t dengan n bilangan bulat merupakan fungsi periodik,
T T
maka suatu fungsi periodik dapat kita tuliskan

 2t   4t 
f t   a0  a1 cos   a 2 cos   ............
 T   T 
 2t   4t 
................  b1 sin    b2 sin    .............
 T   T 

 
2nt 2nt
f t   a0  n1
an cos
T
 b
n1
n sin
T
(2.54)

an dan bn adalah koefisien yang belum diketahui yang besarnya harus dicari untuk
2t
menentukan fungsi f(t). Selanjutnya dengan menganggap x  , maka persamaan (2.54)
T
dapat ditulis sebagai

 
f  x   a0  
n1
an cosnx  b
n1
n sin nx (2.55)

68 Kinematika Gelombang
dan periode fungsi menjadi 2  . Untuk menentukan an dan bn, marilah kita ingat kembali
bahwa

0
2
cos mx cos nx dx   ,m  n
0,m  n

2
 sin mx cos nx dx  0
0

0
2
sin mx sin nx dx    ,m n
0,m  n

Hal ini dapat dibuktikan dengan mudah, jika kita mengingat

cos mx cos nx 
1
cosm  nx  cosm  nx
2

. sin mx sin nx 
1
 cosm  nx  cosm  nx
2

sin mx cos nx 
1
sin m  nx  sin m  nx
2

Persamaan (2.55) dikalikan dengan cos nx, kemudian diintegralkan dengan interval 0
sampai 2  , maka diperoleh

2
 f xcos nxdx
1
an  (n = 1, 2, 3, ……..) (2.56)
 0

Untuk menentukan bn, Persamaan (2.55) kita kalikan dengan sin nx, dan
mengintegralkannya, sehingga kita peroleh

2
f x sin nxdx

1
bn  (n = 1, 2, 3, ……..) (2.57)
0

Sedangkan koefisien ao dapat ditentukan dengan

2
 f xdx
1
a0  (2.58)
2 0

Fenomena Gelombang 69
Jadi ao adalah harga rata-rata dari fungsi f(x)

Contoh 2.7

Tentukan deret Fourier untuk gelombang bujursangkar yang tampak seperti gambar
di bawah ini.

f (x)
+1

0 π 2π 3π 4π 5π x

-1

Penyelesaian

f x   1,0  x 
1,  x  2

Fungsi f(x) pada persoalan ini berbentuk fungsi ganjil (tidak simetri disekitar titik
nol), sehingga ao = 0, dan juga an = 0

1  2
bn     1sin nxdx    1sin nxdx
 0  

1  2 
 
 
0 
sin nxdx  sin nxdx
 

1 1  1 2 
  cos nx 0  cos nx  
 n n 


1
2  2 cos n 
n

4 untuk n ganjil
n

= 0, untuk n genap

70 Kinematika Gelombang
4 4 4
Dengan demikian : b1  , b3  , b5  ,……….
 3 5

Maka rentetan gelombang bujursangkar dapat dituliskan dalam ekspansi Fourier, sebagai
4 
f x  
1 1 1
 sin x  sin 3x  sin 5 x  sin 7 x  ...........
 3 5 7 

SOAL-SOAL

2.1. Jelaskan mana di antara fungsi-fungsi berikut ini yang menyatakan sebuah gelombang
berjalan dan berapakah kecepatannya
a. Y = A sin (x2 -2xt + t2)
b. Y = A exp (x – 3t)
c. Y = A sin2(x – 2t)

2.2. Gelombang pada seutas tali dinyatakan oleh (x,t) = 10 sin (10x - 4t) dalam SI.
Tentukan:
a. Kecepatan rambat gelombang cw, , k, , T
b. Kecepatan berosilasi maksimum
c. Pergeseran kedudukan titik x = 0 dan x = 1/5 m pada t = nT/8, n = 0.1,2,..8 detik
dan beda phase osilasi tersebut
d. Bentuk gelombang pada t = 0 dan t = 0,5 s (gambarkan pergeseran phasenya)

2.3. Sebuah titik A yang bergetar harmonis menghasilkan gelombang transversal berjalan
dengan cepat rambat 60 m/s. Frekuensi getaran 10 Hz dan amplitudo 2 cm. Jika titik A
memulai gerakannya ke arah atas, hitunglah phase, simpangan, arah gerak titik B pada
gelombang itu. Titik B berada 5 m dari A, pada saat A telah bergetar ¾ s.

2.4. Sepotong tali AB yang sangat panjang ditegangkan. Ujung A digetarkan transversal
dengan frekuensi 5 Hz dan amplitudo 5 cm. Cepat rambat gelombang yang terjadi 1,8
m/s. Berapakah simpangan titik P yang berjarak 1 m dari A, setelah A digetarkan
selama 2 s.

Fenomena Gelombang 71
2.5. Suatu gelombang pada permukaan air diketahui mempunyai persamaan
 
 
y  10 cos k  r   t dengan

 
k  2 3iˆ  2 ˆj m1 sedangkan   5 rad / s . Tentukan simpangan gelombang pada

 
r  10iˆ  15 ˆj m dan pada saat t=10 s. Tentukan berapa panjang gelombangnya.

2.6. Suatu gelombang lurus pada permukaan air menjalar dengan arah membuat sudut
o
sebesar 30 terhadap sumbu x. Bila diketahui frekuensi getar sumber 60 Hz dan

panjang gelombangnya 2 cm, sedang pada posisi r  0 dan pada saat t =0, simpangan
gelombang sama dengan nol, saat itu medium sedang bergerak ke bawah. Bila
amplitudo gelombang 0,5 cm. Tentukan fungsi gelombang tersebut, dan tentukan pula

 
simpangan gelombang pada posisi r  3iˆ  2 ˆj pada saat t = 2 s.

2.7. Suatu gelombang mempunyai hubungan dispersif -k yang diberikan oleh persamaan
 = 103k – 3 . 10-5 k3 rad/s
a. Plot grafik  terhadap k untuk 0  k  3 . 103 rad/m
b. Tunjukkan apakah gelombang tersebut terdispersi atau tidak
c. Tentukan kecepatan grup dan kecepatan phase pada k = 103 rad/m

2.8. Dua gelombang merambat dalam satu garis yang sama dengan persamaan
y1 = 25 sin (kx - t - /4) dan y2 = 15 sin (kx - t - /6) dalam SI. Tentukan
a. Superposisi antara y1 dan y2
b. Amplitudo resultannya
c. Sudut phase awal

2.9. Tentukan persamaan gelombang resultan dari perpaduan 2 gelombang yang mempunyai
persamaan y1 = 6 sin (kx - t-45o) dan y2 = 4 cos (kx - t+60o)

72 Kinematika Gelombang
2.10. Tentukan deret Fourier untuk fungsi yang mempunyai bentuk gigi gergaji seperti
gambar berikut ini

f (x)
+1

- 3π - 2π -π 0 π 2π 3π 4π x

2.11. Dua buah gelombang mempunyai persamaan y1 = 8 sin 𝞹(6x – 5t) cm dan

y2 = 8 sin 𝞹(2x – 8t) cm, tentukan persamaan gelombang resultannya

2.12. Gelombang phase yang merambat pada permukaan air dinyatakan dengan persamaan

 g T
  k
k k 

T adalah tegangan permukaan air (7,3 x 10 -2N/m), 𝞺 adalah rapat massa air.
Tentukan persamaan untuk cepat rambat gelombang group dan hitung berapa
besarnya !

Fenomena Gelombang 73

Anda mungkin juga menyukai