KINEMATIKA GELOMBANG
Di dunia ini penuh dengan berbagai macam gelombang. Misalnya saja gelombang di
permukaan air, gelombang bunyi, gelombang elektromagnetik seperti gelombang TV,
gelombang radio, gelombang mikro, cahaya tampak, cahaya tak tampak (ultra violet), dan
sinar X. Selain itu juga ada gelombang gempa bumi dan gelombang otak yang kesemuanya
hanya sebagian kecil dari contoh-contoh gelombang yang ada di permukaan bumi.
Perbedaan antara gelombang dan getaran adalah bahwa gelombang merupakan getaran
yang merambat melalui medium tertentu, atau gelombang bergerak dalam ruangan,
sedangkan getaran tidak merambat atau terlokalisasi. Sebagai contoh adalah gelombang
bunyi di udara yang berasal dari getaran pita suara manusia. Suara manusia terjadi karena
adanya getaran pita suara di tenggorokan. Tetapi gelombang bunyi dihasilkan oleh getaran
pita suara yang merambat melalui udara (merupakan medium bagi gelombang bunyi). Oleh
karena itu jika kita berbicara tentang gelombang harus membahas juga tentang medium bagi
gelombang tersebut.
Untuk getaran, variabel waktu (t) merupakan satu-satunya variabel bebas, artinya jika
ditetapkan suatu harga t, maka akan diperoleh nilai sesaat pada besaran getaran. Untuk
gelombang, selain variabel waktu (t), kita mempunyai variabel bebas lain, yaitu koordinat
x.
Dalam bab kinematika gelombang ini kita akan mempelajari tentang terjadinya
gelombang, persamaan gelombang, gelombang sinusoidal, dan nonsinusoidal serta
superposisi gelombang. Sebelum mempelajari bab ini sebaiknya kita sudah memahami lebih
dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan getaran.
40 Kinematika Gelombang
2.1. Terjadinya Gelombang Transversal
Jika sebuah massa digantungkan pada suatu pegas kemudian pegas tersebut ditarik
atau ditekan dan kemudian dilepaskan, maka akan terjadi getaran. Apabila gesekan
diabaikan, maka sistem pegas massa ini akan terus bergetar. Jika sebuah tali yang ringan
diikatkan pada massa, maka tali akan ikut bergetar bersama massa. Pada saat yang
bersamaan terbentuk pola gelombang yang merambat sepanjang tali, dengan periode
tertentu.
Gambar 2.1 berikut menunjukkan keadaan tali pada saat t = 0 sampai dengan t = T
(satu periode), atau ketika getaran yang merambat tersebut difoto pada saat-saat tertentu,
sebuah titik bergerak naik turun pada tali walaupun gelombang tali bergerak dari kiri ke
kanan.
t=0
a b c d e f g
t = T/4
t = T/2
t = 3T/4
t=T
Gambar 2.1. Gelombang mekanik pada tali oleh sistem pegas massa
Fenomena Gelombang 41
Gelombang yang merambat pada tali yang disebabkan oleh getaran massa pada
Gambar 2.1 merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik. Pada Gambar 2.1.
tampak bahwa semua titik dalam medium tali bergerak naik turun, dan gelombang tali
merambat dari kiri ke kanan. Pada saat t = 0, semua titik masih dalam keadaan setimbang.
Pada saat t = T/4, titik a bergerak keatas, sedangkan titik yang lain masih diam. Pada t =
T/2, titik a sudah turun dan berada dalam posisi setimbang, titik b berada di posisi atas,
sedangkan titik yang lain masih diam. Pada t = 3T/4, titik a berada di posisi bawah, titik b
kembali pada posisi setimbang dan titik c berada di atas, sedangkan titik yang lain masih
diam. Pada saat t = T (satu periode), titik a kembali pada kedudukan setimbang, titik b
berada di bawah, titik c berada pada posisi setimbang dan titik d sedang berada pada posisi
atas, sedangkan titik yang lain masih diam. Demikian seterusnya, gerakan semua titik dalam
medium tali dari waktu ke waktu berikutnya.
Dapat kita lihat, bahwa pada saat t = T (satu periode), maka gelombang sudah
menempuh jarak sepanjang satu panjang gelombang ( ) atau sama dengan panjang satu
bukit gelombang ditambah satu lembah gelombang. Dengan kata lain, panjang gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu periode.
Jika cepat rambat gelombang atau jarak yang ditempuh oleh gelombang tiap satuan
waktu dinyatakan dengan cw , maka hubungan antara cw, dan T adalah
cw (2.1)
T
Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang melewati sebuah titik tiap
1
satuan waktu. Karena , maka
T
c w (2.2)
42 Kinematika Gelombang
merambat sama halnya dengan perambatan gelombang sinusoidal seperti Gambar 2.2
berikut ini.
cw
Sesungguhnya yang kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari jauh dari keadaan
gelombang sinusoidal sederhana. Gelombang-gelombang tersebut memiliki struktur yang
cukup rumit. Suara manusia dapat dengan mudah disaksikan di osiloskop dengan
mendekatkan mikrofon ke tenggorokan. Maka tampak pada osiloskop bentuk gelombang
yang cukup rumit yang hampir tidak mendekati gelombang sinusoidal.
Tidaklah penting seberapa rumit bentuk gelombang, tetapi tetap ada jalan keluar
untuk mendekati bentuk gelombang-gelombang tersebut ke dalam bentuk gelombang-
gelombang sinusoidal. Prosedur ini disebut dengan analisis fourier yang akan kita pelajari
dalam bab ini juga. Oleh karena itu kita dapat mendiskusikan gelombang dalam bentuk
fungsi sinusiodal sederhana, cosinus atau sinus.
2π
y A sin x (t = 0) (2.3)
λ
Fenomena Gelombang 43
yang merupakan bentuk periodik dengan jarak tempuh . Hasil pemotretan selanjutnya saat t
= , yaitu saat seluruh bentuk gelombang telah berpindah ke arah x positif sejauh c w meter.
Jika fungsi f (x) berubah kedudukan ke arah sumbu x positif sejauh a diberikan oleh
persamaan f (x-a), maka persamaan yang menggambarkan bentuk gelombang saat t =
diberikan oleh :
2π
y A sin x - c w τ (2.4)
λ
2π
y A sin x - 2c w τ (2.5)
λ
dan seterusnya, sehingga kita dapat dengan mudah membuat persamaan untuk kasus
sembarang waktu t, dan sembarang posisi x dengan persamaan
2π
y A sin x - c w t (2.6)
λ
Jadi dapat kita lihat, bahwa simpangan merupakan fungsi f (x,t) dan dapat ditulis:
2π
f (x,t) = A sin x - c w t (2.7)
λ
2π
dengan x - c w t dinamakan sudut phase gelombang. Untuk selanjutnya, kita
λ
2
perkenalkan suatu besaran yang didefinisikan sebagai k , yang disebut bilangan
gelombang, yang menyatakan banyaknya gelombang tiap satuan panjang. Satuan bilangan
gelombang adalah 1/m atau m-1. Dengan demikian persamaan (2.7) dapat ditulis sebagai
44 Kinematika Gelombang
Pada umumnya persamaan gelombang sinus ditulis sebagai berikut
cw
t= 0
x
t=
x
cw
t = 2 2 cw x
Gambar 2.3. Hasil pemotretan gelombang pada saat t = 0, dan pada saat gelombang
sudah berpindah sejauh cw dan sejauh 2cw
Fenomena Gelombang 45
.
Sampai pada persamaan (2.8) kita masih membatasai diri pada persoalan
gelombang tali. Gelombang semacam ini baik sekali digunakan sebagai contoh penjalaran
gelombang dan sifat gelombang satu dimensi, sebab medium yang digunakan, yaitu tali,
dapat dianggap mempunyai dimensi satu. Jadi tali dianggap hanya mempunyai panjang saja
dan gelombang hanya dapat menjalar disepanjang tali, sehingga hanya ada satu dimensi arah
penjalaran. Dengan mempelajari sifat gelombang pada tali, kita dapat mempelajari banyak
sifat gelombang yang lain.
Contoh 2.1
Cepat rambat gelombang dalam tali adalah 20 m/s. Penggetar yang mempunyai
frekuensi 15 hertz dikaitkan dengan ujung tali tersebut. Carilah dari gelombang yang
muncul dalam tali. Jika amplitudonya 2,0 cm tentukan persamaan gelombang tali
tersebut !
Penyelesaian
Persamaan gelombang secara umum adalah
y = A sin (kx - t)
Panjang gelombang dapat ditentukan
c w 20
λ 1,3 meter
υ 15
2 π 2 3,14
k 4,83 rad/m
λ 1,3
ω 2 π υ 2 3,14 15 94,25 rad/s
A 2 cm 0,02 m
Sehingga persamaan gelombang yang merambat pada tali adalah
y = 0,02 sin (4,83 x – 94,25 t) meter
Gelombang pada permukaan air merupakan suatu contoh gelombang dua dimensi,
karena medium gelombang ini yaitu permukaan air, mempunyai dimensi dua, yaitu panjang
dan lebar. Gelombang periodik pada permukaan air dapat berupa gelombang lingkaran atau
gelombang lurus. Sebuah gelombang disebut gelombang lingkaran jika muka gelombang
46 Kinematika Gelombang
berbentuk lingkaran dan disebut gelombang lurus jika muka gelombang berbentuk garis
lurus.
X’
y k
P
Y’
QQ
Muka
gelombang
Gambar 2.4. Gelombang lurus sinus menjalar pada arah k
Q kx't
Selanjutnya, suatu gelombang lurus atau gelombang datar dapat kita nyatakan dengan fungsi
gelombang
y Asin k .r t 0 (2.9)
Fenomena Gelombang 47
2
dengan k adalah vektor bilangan gelombang yang mempunyai besar dan mempunyai
arah sama dengan arah rambat gelombang.
Contoh 2.2
Penyelesaian
2
Panjang gelombang dapat ditentukan dengan persamaan
k
k 2 (3iˆ 4 ˆj )m1 atau k (6iˆ 8ˆj )m 1
2 2
0,2m = 20 cm
k 10
Sudut phase gelombang di r 10iˆ 15 ˆj dan pada saat t = 10 detik, adalah
k .r t 6 10 8 15 10 10 80 rad
Simpangannya adalah
48 Kinematika Gelombang
sistem getaran mempunyai fungsi yang bergantung kepada waktu, yaitu f(t), dan persamaan
diferensial getaran mempunyai bentuk
d2 f
2 f 0
dt 2
Untuk persamaan gelombang haruslah ada tambahan variabel dari perambatan (dimensi
ruang), sehingga persamaan gelombang dapat dinyatakan seperti persamaan (2.8).
persamaan tersebut adalah periodik untuk koordinat ruang x dan waktu t, sehingga
d2 f d2 f
persamaan diferensialnya berisi 2
dan yang dapat dituliskan sebagai berikut
dt dx 2
ωAcoskx ωt
df
dt
d 2f
ω 2 Asin kx ωt
dt 2
kA coskx ωt
df
dx
d 2f
2
k 2 A sin kx ωt
dx
ω d 2f d 2f
Jika c w , maka 2 c w 2 2 (2.11)
k dt dx
Persamaan (2.11) berlaku secara umum untuk segala macam gelombang bebas satu
dimensi, baik gelombang transversal maupun longitudinal. Persamaan ini juga tidak
bergantung pada jenis medium.
Fenomena Gelombang 49
Jika
d
kx ω t ω dinamakan diferensial parsial dan dapat dituliskan sebagai
dt x konstan
kx ω t , maka
t
f
kx ω t dA sin kx ωt
t t dkx ω t
ω A cos kx ω t
2f 2f
cw 2 (2.12)
t2 x 2
2f 2f
atau const (2.13)
t 2
x2
Persamaan (2.12) disebut dengan persamaan gelombang dalam bentuk diferensial, yang
mempunyai solusi
f x, t f x c w t atau
f x, t f x c w t
tanda (-) artinya gelombang merambat ke kanan, dan (+) menyatakan arah rambatnya ke
kiri. Fungsi f(x - cwt) tidak selalu mempunyai bentuk sinusiodal, tetapi dapat mempunyai
beberapa bentuk, misalnya pulsa, segitiga, bujursangkar dan sebagainya, atau yang disebut
dengan gelombang nonsinusiodal. Sebagai contoh, marilah kita lihat persamaan gelombang
yang dinyatakan dengan
x cwt 2
f x cwt Ae a2
50 Kinematika Gelombang
x2
f x cwt Ae a2
Fungsi ini mempunyai bentuk pulsa eksponensial yang merambat kearah positif dengan
cepat rambat cw, setelah t detik, pulsa menempuh jarak cw t seperti pada Gambar 2.5.
f(x,t)
A Cω t
t =0 Cω t t
Cω t
Gambar 2.5. Gelombang pulsa eksponensial dilihat pada saat yang berbeda
2 f
cw 2 2 f (2.13a)
t 2
f ˆ f ˆ f
iˆ j k (2.13b)
x y z
Fenomena Gelombang 51
2 f 2 f 1 2 f
2 2 (2.13c)
r 2 r r c w t
Untuk tempat yang jauh dari sumber r >>, gelombang bola dapat dipandang sebagai
gelombang datar, karena jari-jari muka gelombang mendekati tak hingga, sehingga muka
gelombangnya mendekati bidang datar.
Contoh 2.3
a. f Ax 2t 2
b. f Asin x 2 4t
Penyelesaian
a. f Ax 2t 2
f
2 Ax 2t
x
2 f
2A (2.14)
x 2
f
2 Ax 2t 2 4 Ax 2t
t
52 Kinematika Gelombang
2 f
4 A 2 8 A (2.15)
t 2
2 f 2 f
4 , dengan mengingat persamaan (2.12), maka fungsi tersebut adalah
t 2 x 2
menyatakan persamaan gelombang merambat, dengan kecepatan rambatnya sebesar
cw 4 2 .
b. f Asin x 2 4t
f
x
2 xAcos x 2 4t
2 f
x 2
2 x A sin x 2 4t 2 x A cos x 2 4t (2.16)
f
t
4 A cos x 2 4t
2 f
t 2
16 A sin x 2 4t (2.17)
2f
t2
const
2f
x2
sehingga fungsi
f Asin x 2 4t bukan persamaan
gelombang merambat
Kita telah mengetahui bahwa jika suatu gelombang merambat melalui suatu titik,
maka gelombang itu akan menimbulkan gangguan di titik tersebut. Gangguan ini dapat
Fenomena Gelombang 53
berupa besaran vektor dan dapat pula berupa besaran skalar. Gangguan yang berupa besaran
vektor, misalnya kuat medan listrik dan magnet pada gelombang elektromagnetik serta
simpangan elemen dawai pada gelombang transversal dalam dawai tegang. Gangguan skalar
misalnya perubahan tekanan pada gelombang bunyi. Semua gangguan tersebut bergantung
kepada posisi titik yang kita tinjau dan juga tergantung pada waktu (saat terjadinya
gangguan).
Pada bagian ini kita akan membahas apa yang terjadi jika kita mempunyai dua atau
lebih gelombang yang sejenis melalui suatu titik atau melalui deretan titik-titik dalam ruang
atau yang melalui suatu daerah dalam ruang. Sebagai contoh dua gelombang bunyi yang
sama-sama berada di udara.
Prinsip superposisi yaitu sifat yang menyatakan bahwa resultan gangguan di setiap
titik dalam suatu medium adalah jumlah aljabar dari masing-masing gelombang yang
membentuknya. Untuk pembahasan berikut ini kita batasi pada gelombang sinus.
2.4.1. Superposisi dua gelombang sinus yang memiliki amplitudo sama tapi frekuensi
berbeda
Kita bahas terlebih dulu dua gelombang sinus yang mempunyai amplitudo sama,
tetapi mempunyai frekuensi berbeda yaitu 1 dan 2 ,yang keduanya merambat dalam
arah positif. Dua gelombang tersebut mempunyai bilangan gelombang yang berbeda yaitu k1
dan k2. Persamaan dua gelombang tersebut adalah
f1 x, t A sin k1 x 1t , dan
f 2 x, t A sin k 2 x 2 t
54 Kinematika Gelombang
maka
k k x 1 2 t k k x 1 2 t
f x, t 2 A sin 1 2 cos 1 2
2 2
(2.20)
Jika 1 dan 2 mempunyai harga yang persis sama, demikian juga k1 dan k2, maka
Dalam persamaan (2.21) tampak bahwa gelombang resultan mempunyai amplitudo dua kali
amplitudo gelombang asal.
Layangan
Jika 1 dan 2 mempunyai harga yang berselisih sedikit, demikian juga k1 dan k2,
sehingga dapat dinyatakan bahwa
1 2 dengan berharga kecil (2.22)
demikian juga
k1 k 2 k dengan k berharga kecil (2.23)
1 2 21
Karena 1
2 2
k1 k 2 2k1 k
Dan k1
2 2
Dari persamaan (2.24) dapat dilihat bahwa gelombang resultan merupakan gelombang
harmonis, yang mempunyai amplitudo
k
AR x, t 2 A cos x t (2.25)
2 2
Amplitudo ini juga berbentuk gelombang yang merambat dengan kecepatan
Fenomena Gelombang 55
2 (2.26)
k k
2
amplitudo gelombang berbentuk amplop atau group gelombang, sehingga disebut
gelombang group. Kecepatan gelombang group dinyatakan dengan
d
cg (2.27)
k dk
dengan panjang gelombangnya adalah
2
g (2.28)
k
2
Dari persamaan (2.24) kecepatan gelombang harmonis disebut kecepatan phase
1
c ph (2.29)
k1
dan panjang gelombangnya adalah
2
1 (2.30)
k1
Gambar 2.6. Hasil superposisi dua gelombang dengan perbedaan frekuensi yang kecil
Jika kita memotret gelombang resultan yang dinyatakan dalam persamaan (2.24)
atau kita potret gelombang tersebut pada saat t = 0, maka
56 Kinematika Gelombang
k
f x,0 2 A sin k1 x cos x (2.31)
2
k
Karena k<< k maka panjang gelombang yang berkaitan dengan adalah
2
2 2
, dengan demikian > 1 karena 1 dan adalah panjang gelombang
k k1
2
layangan.
1 2
Periode layangan = (2.32)
Dan frekuensi layangan adalah = 1 2 (2.33)
2
Contoh terjadinya layangan adalah jika dua sumber gelombang bunyi yang masing-masing
mempunyai frekuensi dengan beda sedikit, misal 567 Hz dan 570 Hz yang dibunyikan
bersama-sama, maka akan kita dengar bunyi layangan dengan frekuensi 3 layangan per
detik.
Contoh 2.4
Penyelesaian
0,1 30
f x, t 4 sin 5,05x 1515t cos x t
2 2
30
b, Frekuensi layangan adalah 4,8Hz
2 2
2 2
c. Panjang gelombang layangan = 135,6m
k 0,05
2
Fenomena Gelombang 57
Gelombang dispersif dan nondispersif
Slope = konstan
k
58 Kinematika Gelombang
antara frekuensi dengan panjang gelombang k tidak linier. Kecepatan gelombang
d
dispersif dinyatakan dengan cg .
k dk
Gambar 2.9 menggambarkan hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
k dalam gelombang dispersif.
d
kecepatan group
dk
d
Gambar 2.9. Dalam gelombang dispersif, kecepatan group tidak sama
dk
dengan kecepatan phase
k
Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan bentuk,
semakin lama, tinggi pulsa makin pendek dan lebar pulsa makin besar, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.10. Untuk gelombang mekanik, hampir semua medium bersifat dispersif,
misal gelombang yang merambat pada tali, maka semakin lama, tinggi pulsa makin rendah
dan akhirnya hilang sama sekali. Sedangkan contoh untuk gelombang nondispersif adalah
gelombang elektromagnet yang merambat dalam hampa.
Hubungan kecepatan group dan kecepatan gelombang (kecepatan phase) adalah
c ph maka c phk
k
Fenomena Gelombang 59
Sedangkan
cg
d d c ph k
c ph k
dc ph
(2.34)
dk dk dk
2
Karena k maka dk 22 d , sehingga persamaan (2.34) dapat dituliskan
2 dc ph
c g c ph
22 d
dc ph
c g c ph (2.35)
d
Berarti kecepatan group tergantung pada panjang gelombang medium. Medium yang
mempunyai sifat seperti ini disebut medium dispersif. Pada gelombang dispersif, kecepatan
group tidak sama dengan kecepatan phase atau
d
(2.36)
dk k
CP t
P CP ≠ CA
CA t
P’
A A’
x
Gambar 2.10. Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan
bentuk.
Contoh 2.5.
60 Kinematika Gelombang
Penyelesaian
a. Kecepatan phase gelombang = = 1000 – 3x 10-2 k2
k
d
Kecepatan group = 1000 9 10 2 k 2
dk
b. Pada saat k = 100 rad/m, kecepatan phase gelombang adalah = 700 rad/m
2.4.2. Superposisi dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan amplitudo sama,
tetapi phase berbeda
k
y 2 A cos sin k x t (2.37)
2 2
Gelombang resultan adalah gelombang harmonis, yang mempunyai frekuensi sama dengan
frekuensi gelombang penyusun, tetapi mempunyai amplitudo sebesar
k
2 A cos 2 A cos (2.38)
2
Jika << , maka besarnya amplitudo hampir sama dengan 2A, dan jika
1
, maka besarnya amplitudo mendekati harga nol.
2
Fenomena Gelombang 61
Jika = 0, maka besar amplitudo sama dengan 2A, dalam hal ini jika dua
gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase sama, dikatakan bahwa dua
gelombang tersebut saling konstruktif.
1
Jika , maka besarnya amplitudo sama dengan nol, atau dalam hal ini dua
2
gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase yang berlawanan dan hasilnya
adalah nol, dikatakan bahwa dua gelombang tersebut saling destruktif
Y=Y1+Y2
Y2
Y1
(a)
Y2
Y=Y1+Y2
(b)
Y1
2.4.3. Superposisi dua gelombang harmonis dengan frekuensi sama, tetapi amplitudo
dan phase awal berbeda.
Jika kedua gelombang mempunyai amplitudo a1 dan a2, serta memiliki frekuensi
yang sama maka persamaan dua gelombang tersebut masing-masing dapat dituliskan
y1 = a1 sin (kx - t - 1)
y2 = a2 sin (kx - t - 2 )
Hasil superposisi dari dua gelombang dapat ditentukan dengan dua cara :
62 Kinematika Gelombang
Cara aljabar
y = A sin ( X - )
Cara fasor
Fenomena Gelombang 63
Hasil superposisi kedua gelombang ini dapat dinyatakan dengan fungsi gelombang
Untuk menyelesaikan hal ini, tiap suku pada persamaan (2.47) kita pandang sebagai suatu
vektor. Untuk gelombang pertama
y1 a11 dengan 1 kx t 1
yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan amplitudo gelombang a1 dan membuat
sudut 1 kx t 1 dengan sumbu x. Jadi arah vektor ini dinyatakan oleh sudut
phasenya, terutama tetapan phasenya, oleh karena itu disebut fasor.
y
y1
1 Arah acuan
a1
kx t
x
Gambar 2.13. vektor y1 a 11
64 Kinematika Gelombang
AR
a1
a2 0R
1 2
x
Gambar 2.14. penjumlahan fasor
Contoh 2.6
y1 5 sin kx t 450 dan y2 3 cos kx t 300
Tentukan fungsi gelombang superposisinya !
Penyelesaian
y1 5 sin kx t 450
y1 5 cos kx t 450 5 cos kx t 1350
2
Fenomena Gelombang 65
y2 3 cos kx t 300
Fungsi gelombang superposisi adalah
y R AR cos kx t 0 R
AR 2 52 32 2 5 3 cos 1350 300 5,022
AR 2,24
tg 0 R
5 sin 1350 3 sin 300
3,535 1,5
2,172
5 cos 135 3 cos 30
0 0 3,535 2,598
0 R 65,280
Jadi fungsi gelombang superposisi adalah
y R 2,24 cos kx t 65,280
Telah diketahui bahwa getaran garpu tala adalah contoh dari getaran harmonis
tunggal sederhana. Jika kita mendengar suatu nada, kita katakan bahwa gelombang bunyi
yang berasal dari garpu tala masuk ke telinga kita. Seperti halnya garpu tala, udara yang
dilewati gelombang bunyi bergetar secara harmonis, yaitu dengan naik turunnya tekanan
udara yang dilewati gelombang bunyi tersebut. Gelombang bunyi yang berasal dari garpu
tala tersebut adalah gelombang sinusoidal murni dengan frekuensi tertentu.
Bila beberapa nada murni kita dengar secara serentak, gelombang resultan tidak
lagi merupakan fungsi sinus tunggal, tetapi jumlah dari fungsi-fungsi sinus. Misal
gelombang radio yang dipancarkan oleh statsiun pemancar bukan gelombang sinus murni,
tetapi merupakan gabungan dari beberapa gelombang sinus. Metode untuk mempelajari hal
ini dikenal dengan analisis Fourier. Contoh penjumlahan fungsi-fungsi harmonis
1 1 1
f ( x) sin x sin 3x sin 5x sin 7 x .......... (2.52)
3 5 7
66 Kinematika Gelombang
1
sin x
0 𝞹 2π x
-1
0 π 2π x
-1
0 π 2π x
-1
0 π 2π x
-1
Fenomena Gelombang 67
Bila f(t) suatu fungsi periodik sembarang dengan periode T, maka
f t f t T (2.53)
t (waktu)
T T T
Karena sin 2 n t dan cos 2 n t dengan n bilangan bulat merupakan fungsi periodik,
T T
maka suatu fungsi periodik dapat kita tuliskan
2t 4t
f t a0 a1 cos a 2 cos ............
T T
2t 4t
................ b1 sin b2 sin .............
T T
2nt 2nt
f t a0 n1
an cos
T
b
n1
n sin
T
(2.54)
an dan bn adalah koefisien yang belum diketahui yang besarnya harus dicari untuk
2t
menentukan fungsi f(t). Selanjutnya dengan menganggap x , maka persamaan (2.54)
T
dapat ditulis sebagai
f x a0
n1
an cosnx b
n1
n sin nx (2.55)
68 Kinematika Gelombang
dan periode fungsi menjadi 2 . Untuk menentukan an dan bn, marilah kita ingat kembali
bahwa
0
2
cos mx cos nx dx ,m n
0,m n
2
sin mx cos nx dx 0
0
0
2
sin mx sin nx dx ,m n
0,m n
cos mx cos nx
1
cosm nx cosm nx
2
. sin mx sin nx
1
cosm nx cosm nx
2
sin mx cos nx
1
sin m nx sin m nx
2
Persamaan (2.55) dikalikan dengan cos nx, kemudian diintegralkan dengan interval 0
sampai 2 , maka diperoleh
2
f xcos nxdx
1
an (n = 1, 2, 3, ……..) (2.56)
0
Untuk menentukan bn, Persamaan (2.55) kita kalikan dengan sin nx, dan
mengintegralkannya, sehingga kita peroleh
2
f x sin nxdx
1
bn (n = 1, 2, 3, ……..) (2.57)
0
2
f xdx
1
a0 (2.58)
2 0
Fenomena Gelombang 69
Jadi ao adalah harga rata-rata dari fungsi f(x)
Contoh 2.7
Tentukan deret Fourier untuk gelombang bujursangkar yang tampak seperti gambar
di bawah ini.
f (x)
+1
0 π 2π 3π 4π 5π x
-1
Penyelesaian
f x 1,0 x
1, x 2
Fungsi f(x) pada persoalan ini berbentuk fungsi ganjil (tidak simetri disekitar titik
nol), sehingga ao = 0, dan juga an = 0
1 2
bn 1sin nxdx 1sin nxdx
0
1 2
0
sin nxdx sin nxdx
1 1 1 2
cos nx 0 cos nx
n n
1
2 2 cos n
n
4 untuk n ganjil
n
= 0, untuk n genap
70 Kinematika Gelombang
4 4 4
Dengan demikian : b1 , b3 , b5 ,……….
3 5
Maka rentetan gelombang bujursangkar dapat dituliskan dalam ekspansi Fourier, sebagai
4
f x
1 1 1
sin x sin 3x sin 5 x sin 7 x ...........
3 5 7
SOAL-SOAL
2.1. Jelaskan mana di antara fungsi-fungsi berikut ini yang menyatakan sebuah gelombang
berjalan dan berapakah kecepatannya
a. Y = A sin (x2 -2xt + t2)
b. Y = A exp (x – 3t)
c. Y = A sin2(x – 2t)
2.2. Gelombang pada seutas tali dinyatakan oleh (x,t) = 10 sin (10x - 4t) dalam SI.
Tentukan:
a. Kecepatan rambat gelombang cw, , k, , T
b. Kecepatan berosilasi maksimum
c. Pergeseran kedudukan titik x = 0 dan x = 1/5 m pada t = nT/8, n = 0.1,2,..8 detik
dan beda phase osilasi tersebut
d. Bentuk gelombang pada t = 0 dan t = 0,5 s (gambarkan pergeseran phasenya)
2.3. Sebuah titik A yang bergetar harmonis menghasilkan gelombang transversal berjalan
dengan cepat rambat 60 m/s. Frekuensi getaran 10 Hz dan amplitudo 2 cm. Jika titik A
memulai gerakannya ke arah atas, hitunglah phase, simpangan, arah gerak titik B pada
gelombang itu. Titik B berada 5 m dari A, pada saat A telah bergetar ¾ s.
2.4. Sepotong tali AB yang sangat panjang ditegangkan. Ujung A digetarkan transversal
dengan frekuensi 5 Hz dan amplitudo 5 cm. Cepat rambat gelombang yang terjadi 1,8
m/s. Berapakah simpangan titik P yang berjarak 1 m dari A, setelah A digetarkan
selama 2 s.
Fenomena Gelombang 71
2.5. Suatu gelombang pada permukaan air diketahui mempunyai persamaan
y 10 cos k r t dengan
k 2 3iˆ 2 ˆj m1 sedangkan 5 rad / s . Tentukan simpangan gelombang pada
r 10iˆ 15 ˆj m dan pada saat t=10 s. Tentukan berapa panjang gelombangnya.
2.6. Suatu gelombang lurus pada permukaan air menjalar dengan arah membuat sudut
o
sebesar 30 terhadap sumbu x. Bila diketahui frekuensi getar sumber 60 Hz dan
panjang gelombangnya 2 cm, sedang pada posisi r 0 dan pada saat t =0, simpangan
gelombang sama dengan nol, saat itu medium sedang bergerak ke bawah. Bila
amplitudo gelombang 0,5 cm. Tentukan fungsi gelombang tersebut, dan tentukan pula
simpangan gelombang pada posisi r 3iˆ 2 ˆj pada saat t = 2 s.
2.7. Suatu gelombang mempunyai hubungan dispersif -k yang diberikan oleh persamaan
= 103k – 3 . 10-5 k3 rad/s
a. Plot grafik terhadap k untuk 0 k 3 . 103 rad/m
b. Tunjukkan apakah gelombang tersebut terdispersi atau tidak
c. Tentukan kecepatan grup dan kecepatan phase pada k = 103 rad/m
2.8. Dua gelombang merambat dalam satu garis yang sama dengan persamaan
y1 = 25 sin (kx - t - /4) dan y2 = 15 sin (kx - t - /6) dalam SI. Tentukan
a. Superposisi antara y1 dan y2
b. Amplitudo resultannya
c. Sudut phase awal
2.9. Tentukan persamaan gelombang resultan dari perpaduan 2 gelombang yang mempunyai
persamaan y1 = 6 sin (kx - t-45o) dan y2 = 4 cos (kx - t+60o)
72 Kinematika Gelombang
2.10. Tentukan deret Fourier untuk fungsi yang mempunyai bentuk gigi gergaji seperti
gambar berikut ini
f (x)
+1
- 3π - 2π -π 0 π 2π 3π 4π x
2.11. Dua buah gelombang mempunyai persamaan y1 = 8 sin 𝞹(6x – 5t) cm dan
2.12. Gelombang phase yang merambat pada permukaan air dinyatakan dengan persamaan
g T
k
k k
T adalah tegangan permukaan air (7,3 x 10 -2N/m), 𝞺 adalah rapat massa air.
Tentukan persamaan untuk cepat rambat gelombang group dan hitung berapa
besarnya !
Fenomena Gelombang 73