GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
Gelombang mekanik yang telah kita bahas dalam Bab 3, memerlukan medium
material untuk merambatkan getaran dari sumber ke pengamat dengan mekanisme
perambatan yang dicirikan dengan sifat elastik atau hidrodinamik dari medium. Sifat ini
memungkinkan perambatan gangguan longitudinal dan atau transversal, sebagai gelombang
renggangan yang bersifat vektorial, gelombang pemampatan yang bersifat skalar maupun
gelombang permukaan. Sebaliknya gelombang elektromagnetik dapat menerobos ruang
hampa dari lokasi sumbernya menuju ke pengamat. Mekanisme perambatannya adalah
proses imbas timbal balik antara komponen elektrik dan komponen magnetik dari medan
elektromagnet yang mengisi seluruh ruang dan berubah dengan cepat terhadap waktu saat
dirambatkan.
Diketahui bahwa gelombang elektromagnetik (EM), mulai dari gelombang radio
sampai dengan gelombang cahaya tampak hingga gelombang cahaya tak tampak dapat
merambat melalui ruang vakum. Jadi ruang vakum merupakan medium perambatan
gelombang EM. Kenyataan ini awalnya tidak dipercaya, tetapi konsep tentang eter mampu
mengatasi masalah ini walaupun dalam kurun waktu yang lama. Dalam gelombang mekanik
misalnya gelombang bunyi dalam gas dan zat padat, dan perambatan gelombang tali tidak
ada kesulitan dalam memvisualisasikan gerakan gelombang. Dalam gelombang bunyi,
molekul bergerak di sekitar titik setimbang, dan kita telah memahami bahwa gerakan-
gerakan molekul menentukan besarnya energi kinetik, sedangkan perpindahan molekul dari
posisi kesetimbangannya menentukan besar energi potensial yang dikaitkan dengan gerakan
gelombang. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa dalam media apapun yang dapat
Analogi serupa dapat ditemukan dalam ruang vakum. Sebagai contoh pada
kapasitor. Sebuah kapasitor dapat menyimpan energi listrik dalam suatu ruang vakum.
Walaupun sebagian besar kapasitor diisi dengan bahan dielektrik, tetapi bukan merupakan
suatu keharusan. Dielektrik tersebut dapat digantikan dengan udara atau vakum. Jadi ruang
vakum dapat menyimpan energi listrik. Contoh selanjutnya dalam induktor yang mampu
menyimpan energi magnetik. Energi magnetik disimpan dalam suatu ruang yang ditempati
induktor, yang bisa berupa udara atau vakum. Sehingga kita dapat menggambarkan suatu
simpulan penting bahwa ruang vakum mampu menyimpan energi listrik dan energi
magnetik, yang bersesuaian dengan energi kinetik dan energi potensial dalam kasus energi
mekanik. Dalam media apapun yang mampu menyimpan energi listrik dan energi magnetik,
maka gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan dan dirambatkan.
Dalam ruang vakum yang ideal, gelombang EM tidak dihamburkan sama sekali,
oleh karena itu kecepatan fase sebanding dengan kecepatan group untuk frekuensi
ω dω
berapapun, c 3,0x10 8 m/s . Namun, bagaimanapun gelombang EM dapat
k dk
dihamburkan dalam media selain vakum. Kenyataan bahwa kelajuan cahaya dalam kaca
lebih kecil dibanding dalam ruang vakum. Lebih penting lagi kelajuan cahaya di dalam kaca
tergantung pada frekuensi gelombang, walaupun kecil ketergantungannya.
Dalam Bab 4 ini akan kita bahas tentang persamaan Maxwell dalam medan
gelombang EM, persamaan gerak gelombang EM dalam vakum, vektor Pointing, persamaan
gelombang EM dalam medium konduktif, menjelaskan sumbangan parameter dispersif
dalam persamaan gelombang EM.
Suatu rangkaian yang terbentuk dari rangkaian seri induktor dan paralel kapasitor
disebut rangkaian transmisi LC atau rangkaian delay, atau tunda. Ini merupakan analog yang
C
x
m k
x
Gambar 4.1. Rambatan gelombang dalam rangkaian LC
Jika kita ambil satu bagian rangkaian dari rangkaian LC di atas yang terletak di x
dan diberi arus serta tegangan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
L L
i(x,t) i(x+Δx,t)
i
L C x x, t
t t
V(x,t) V(x+Δx,t)
x
Δx
x + Δx
Gambar 4.2. Tegangan dan arus dalam satu bagian rangkaian LC tergantung
pada waktu
2V 2i
x L (4.8)
x 2 xt
2i 2V
x C 2 (4.9)
tx t
2i 2i
Karena , maka
tx xt
2V
x2 2V
(4.10)
t 2 LC x 2
dan untuk arusnya
2i
x2 2i
(4.11)
t 2 LC x 2
Persamaan (4.10) dan (4.11) adalah bentuk persamaan differensial gelombang, dengan cepat
rambat gelombang
x
cw
LC
1
atau cw (4.12)
L C
x x
dengan L dan C adalah induktansi dan kapasitansi persatuan panjang. Jadi cepat
x x
rambat gelombang tegangan dan gelombang arus dalam rangkaian transmisi LC ditentukan
oleh besarnya induktansi dan kapasitansi per satuan panjang (satuan : henry/m dan farad/m).
2
Kita lihat dimensi dari permitivitas vakum, 0 8,85 10 12 C dimana
m2 N
V
Persamaan (4.4) dapat dipenuhi jika x V . Dalam persamaan
x
gelombang sinusoidal untuk tegangan:
V x, t Vo sin kx t dengan c w , diperoleh
k
V
kVo cos kx t
x
2
Vo cos kx t .
V 2
Oleh karena x V memenuhi x 1
x
Atau secara umum dikatakan Δx harus lebih kecil dari λ. Ini merupakan batasan
model rangkaian transmisi secara umum, walaupun demikian, Δx dapat dipilih sekecil
mungkin sesuai dengan keinginan.
Telah kita lihat bahwa rangkaian LC sederhana dapat merupakan model dari
medium untuk gelombang EM, yaitu medium yang mampu menyimpan energi listrik dan
energi magnetik. Pada medium yang mempunyai sifat seperti itulah gelombang EM dapat
merambat.
Besarnya energi dalam kapasitor dan induktor adalah ½ CV2 dan ½ Li2 , dengan C
dan L adalah kapasitansi dan induktansi, maka dapat kita nyatakan bahwa medium yang
memiliki kapasitansi dan induktansi dapat merambatkan gelombang EM.
Contoh lain dari rangkaian transmisi adalah pada kabel koaksial yang akan
dipelajari selanjutnya. Biasanya kabel koaksial diisi dengan bahan dielektrik agar
memperoleh kekuatan secara mekanik. Bahan dielektrik akan meningkatkan kapasitansi per
satuan panjang. Sebagai konsekuensinya cepat rambat sinyal elektromagnetik dalam kabel
koasial akan lebih kecil jika dibandingkan diisi dengan udara atau vakum.
Contoh 4.1
Carilah kecepatan gelombang EM dalam kabel koaksial yang berisi teflon dengan
permitivitas 2 0 dan permeabilitas 0
Penyelesaian
1
c = 2,1 . 108 m/s
12 7
2 8,85 10 F 4 10 H
m m
4.2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik meliputi cahaya, gelombang radio, sinar gamma, sinar
x, gelombang mikro dan lain-lain. Semua jenis gelombang elektromagnetik mempunyai
kecepatan yang sama, masing-masing hanya berbeda dalam panjang gelombang dan
frekuensinya, yang dihubungkan dengan persamaan
c
Tabel 4.1 menggambarkan spektrum elektromagnetik dan nama-nama yang
biasanya berhubungan dengan interval frekuensi dan panjang gelombang. Interval ini sering
tidak terdefinisi secara tepat dan kadang-kadang juga tumpang tindih. Misal gelombang
1023 -
1022 -
1021 - ______ sinar gamma
20
10 -
1019 -
18
10 - Sinar x
17
10 - 1 nm
1016 Sinar ultraviolet
-
10 14
- 1 m
Sinar inframerah
1013 -
12
10 -
1011 -
Gelombang
10
10 - mikro 1 cm
Radio gel pendek
109 - 1m
108 - TV dan radio
10 7
- FM
Radio AM
106 -
105 - 1 km
4
10 -
Radio gel panjang
103 -
102 -
10 -
2a Permukaan Gauss
R b r emf ~
Gambar 4.3. Struktur kabel koaksial untuk gelombang EM pada frekuensi tinggi.
Tidak ada medan di luar kabel.
Pada Gambar 4.3, sebuah kabel koaksial dengan jari-jari dalam a, dan jari-jari luar b,
dihubungkan dengan sumber tegangan V sehingga mengalir arus i. Dengan menggunakan
hukum Gauss untuk permukaan silinder dengan jari-jari r, diperoleh
l
2 r E r untuk a r b
o
dengan l adalah rapat muatan linier. Medan magnet di dalam kabel adalah
ln
V 1 b
Z (4.14)
I 2 0 c a
Karena ln (b/a) lidak berdimensi, maka dimensi (0/0) adalah dimensi resistansi. Dengan
demikian kita dapat menuliskan impedansi karakteristiknya dengan :
1 0 l2 c 2 J
B2 3,
2 o 8 2 r 2 m
sedang rapat energi listrik sebesar
2
o E r2 2 l 2 J 3 .
1
2 8 o r m
l2 l2 J
W 2 (4.16)
4 2 0 r 2 m
3
8 0 r
2 2
l2 b V
2
Pc ln i2Z watt (4.18)
20 a Z
Contoh 4.2
Tentukan rasio antara jari-jari konduktor dalam dan luar yang masing-masing
berharga a dan b pada kabel koaksialyang diisi teflon (ε = 2 ε0). Impedansi kabel
koaksial 50 Ω.
Penyelesaian
l2 J
W 3 , serta rapat daya (energi yang mengalir tiap satuan waktu tiap satuan
4 0 r
2
2m
luas) adalah :
l2 c W
cW 2
4 0 r
2 2m
l c 1
x 0 l
20 r 2 r 0 (4.19)
B
Er x
0
Er x H Intensitas medan elektro magnet
B
Besaran E x H E x disebut vektor pointing dan diberi simbol S .
0
E S (aliran energi)
B
R S V
(penyerap energi) E
Gambar 4.4. Medan listrik, medan magnet, dan vektor pointing pada kabel koaksial.
Vektor pointing mengalir dari emf (V) ke R.
Arah medan E adalah radial keluar, sedang B pada arah azimut, sehingga E x B
akan mengalir ke arah S . Dari argumen tersebut dapat disimpulkan bahwa energi tidak
dialirkan di dalam konduktor (pada masing-masing bahan), melainkan dialirkan melalui
ruang diantara kedua bahan konduktor.
Vektor pointing pada sebuah resistor dengan resistansi R, yang dihubungkan pada
V
sumber tegangan V = i R, dan mempunyai medan listrik E serta medan magnet
l
0i
B , adalah
2 a
EB V i W
S (4.20)
0 l 2 a m2
Gambar 4.5. Vektor pointing S di sekitar resistor berjari-jari a. Arah S adalah radial
ke dalam resistor.
Dari Gambar 4.5 tampak bahwa arah S adalah menuju ke pusat resistor. Tampak
pula bahwa energi tidak mengalir dalam bahan, melainkan melalui ruang antar konduktor
dan resistor.
Berikut adalah vektor pointing pada kapasitor plat paralel yang diberi muatan. Dari
hubungan it
dQ dV
, q CV , maka i C .
dt dt
Energi yang dimiliki oleh kapasitor adalah
dV d 1 2
P = Vi = V C = CV watt. (4.21)
dt dt 2
Jadi, medan magnet kapasitor adalah
0i dV
B C (4.22)
2 a dt
V
medan listrik kapasitor E , dengan demikian vektor pointing adalah
l
EB V 1 dV
S C (W/m2) (4.23)
0 l 2 a dt
Dari persamaan (4.21) maka persamaan (4.23) dapat dituliskan
S l 2 π a = ½ (CV2) (4.24)
Persamaan (4.24) ini hanya berlaku jika aliran muatannya lambat. Jika aliran
muatan cepat, E tidak lagi sama dengan V/l. Namun teorema pointing masih dapat dipakai.
Sudah diketahui bahwa signal TV dan radio dapat ditransmisikan melalui udara
atau vakum, demikian juga energi matahari ditransmisikan dari matahari ke bumi melalui
vakum dalam bentuk radiasi dengan berbagai frekuensi dan panjang gelombang.
Dalam sub Bab 4.1. sudah kita pelajari tentang gelombang elektromanet dalam
ruang bebas, dengan kecepatan yang dinyatakan dengan
x 1
c 3,0 10 8 m
LC 0 0 s
1
0 E 2 (J/m3)
2
1
B2 (J/m3)
2 0
E B
Mengingat ,
x t
1 1 1
0 E 2 0c 2 B 2 B2
2 2 2 0
Dengan demikian rapat energi listrik dan rapat energi magnetik adalah sama. Kemudian
perhatikan persamaan vektor pointing
B EB
S E , besarnya S adalah
0 0
E 0 B0
S sin 2 kx t
0
1
S rm s c 0 E 0
2
2
0 2
c 0 E rms
2
E rms
0
2
1 1 Brms
S rm s merupakan jumlah dari c 0 E rm
2
s dan c , atau menyatakan gabungan antara
2 2 0
energi medan listrik dan medan magnet.
Sebuah sumber cahaya monokromatis terpancar dengan daya rata-rata 30 watt secara
isotropis. (a). Berapakan besar medan listrik rata-rata dari suatu tempat yang berjarak
5 meter dari sumber tersebut ?. (b). Berapa besar rata-rata medan megnetik pada jarak
yang sama dalam soal (a)?. (c). Tentukan gaya pancar yang dikeluarkan oleh kaca
seluas 10 x10 cm2 yang diletakkan berhadapan terhadap sumber cahaya ?
Penyelesaian
a. Besar vektor pointing adalah Srms = P/4π r2 = 30/4 π (5)2 = 0,0955 W/m2
b. Besar medan magnet rata-rata dapat dihitung dari Brms = Erms/c = 6.0:3x108 T
1 1
u B2 oE2
2 o 2
Perubahan rapat energi terhadap waktu, atau laju perubahan rapat energi, adalah :
du 1 B E
B oE
dt o t t
du 1 1
B(xE) E (xB)
dt o o
Dengan mengingat vektor identitas .(ExB)=B.(xE)-E.(xB), maka persamaan di atas
dapat kita tuliskan menjadi :
du 1
( ExB)
dt o
du
S 0
dt
1
dengan : S ( ExB)
o
disebut vektor Poynting, yang mengungkapkan besarnya energi persatuan waktu per satuan
luas yang dibawa oleh medan elektromagnetik.
du
Persamaan S 0 merupakan ungkapan kekekalan energi. Coba kita
dt
bandingkan dengan persamaan kontinuitas :
J 0
dt
Tampak adanya kesetaraan antara kedua persamaan tersebut. Rapat muatan digantikan
dengan rapat energi, rapat arus J digantikan dengan vektor Pointing S. Jelas bahwa vektor
Pointing mengungkapkan aliran energi, analog dengan rapat arus yang mengungkapkan
aliran muatan.
Rapat energi adalah berapa jumlah energi yang disimpan dalam medan listrik dan
medan magnet dari gelombang per satuan volum; atau energi yang dibawa gelombang
dengan kecepatan c dalam penjalaran gelombang itu. Andaikan cahaya jatuh pada
permukaan normal ( misal pada film fotografi) dan kita ingin mengetahui berapa jumlah
energi yang menumbuk permukaan. Ukuran yang paling efektif untuk mengetahui jumlah
energi yang menumbuk permukaan per satuan waktu per satuan luas atau daya rerata per
satuan luas adalah sebagai berikut; Jika cahaya menumbuk permukaan seluas A dalam arah
P
normal, nilai intensitas (I) adalah I dengan P adalah daya rerata. Satuan intensitas
A
energi J W
dalam Sistem Internasional (SI) adalah = 2 .
waktu .luas sm 2
m
Gelombang EM bergerak sepanjang c t , sehingga seluruh energi dalam volume Ac t
menumbuk permukaan selama waktu t (Gambar 4.6). Energi dalam volume V adalah rerata
energi per unit volume ( u ) dikalikan volume. Oleh karena itu,
uV u A c t
I u c ( gelombang menjalar)
A t A t
Gambar 4.6. Geometri untuk menentukan hubungan antara rapat energi dan
intensitas
Penyelesaian
Seluruh energi radiasi oleh lampu pijar melalui permukaan bola dengan jari-jari 4.0
m. Oleh karena itu, intensitas pada jarak itu adalah radiasi daya dibagi dengan luas
permukaan bola,
P P 100.0 W
I 0.497 W / m 2
A 4r 2
4 16.0 m 2
Kemudian,
I
u o E rms
2
c
I 0.497 W / m 2
E rms 13.7 V / m
o c 8.85 10 12 C
2
N
1
m 2 3.0 10
8
m/s
Demikian juga,
7
o I 4 10 T m / A 0.497 W / m 2
Brms = 4.56 10-8 T
c 3.0 10 8 m / s
Jika hukum Newton merupakan landasan hukum dalam mekanika klasik, maka
persamaan Maxwell merupakan perumusan hukum alam yang melandasi semua fenomena
elektromagnetik. Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan listrik E dan medan
magnet B. Seluruh persamaan Maxwell terdiri atas empat persamaan medan, yang masing-
masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber, baik sumber
muatan ataupun sumber arus dan untuk ruang vakum tanpa sumber muatan ( 0 ) .
1
E nˆdA dq (4.27)
o
1
E nˆdA dV (4.28)
o
Melalui teorema divergensi, ruas kiri persamaan (4.28) dapat kita tuliskan
1
menjadi : E dV dV (4.29)
o
Atau
E (4.30)
o
Untuk ruang vakum, karena tidak ada sumber maka = 0, sehingga :
.E = 0 (4.31)
B nˆ dA 0 (4.32)
Dengan menggunakan teorema divergensi, maka persamaan di atas dapat kita tuliskan
menjadi :
B 0 (4.33)
Persamaan Maxwell ketiga, mengungkapkan pengaruh medan magnet yang
berubah dengan waktu yang tidak lain merupakan hukum Faraday-Lenz, yang dinyatakan
sebagai berikut :
(4.34)
t
B.nˆdA (4.35)
t
Dari Fisika dasar kita sudah peroleh bahwa = -E.dl, sehingga persamaan (4.35) tersebut
dapat kita tuliskan menjadi :
E.dl B.nˆdA (4.36)
t
Kemudian melalui teorema Stokes, ruas kanan dapat kita tuliskan menjadi :
xE.nˆdA B.nˆdA (4.37)
t
B
xE (4.38)
t
Persamaan Maxwell keempat merupakan hukum Ampere. Seperti yang sudah kita
pelajari pada Fisika Dasar, hukum Ampere ini dirumuskan :
B.dl o i (4.39)
xB o J (4.41)
E
sedangkan rapat arus J o , sehingga persamaan (4.41) menjadi :
t
E
xB o o (4.42)
t
Dari persamaan Maxwell 3 kita dapat menarik kesimpulan bahwa medan listrik
timbul karena perubahan medan magnet, dan dari persamaan Maxwell 4 mengungkapkan
medan magnet timbul karena perubahan medan listrik. Interaksi antara kedua medan ini
akan menghasilkan gelombang elektromagnetik, baik di ruang vakum maupun dalam suatu
bahan.
1 2E
2 E 0 (4.45.b)
c 2 t 2
1
dengan c , kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang vakum.
o o
Melalui cara yang sama, untuk medan magnet B, dapat kita turunkan dari
persamaan Maxwell 4, dan akan diperoleh :
1 2B
2 B =0 (4.46)
c 2 t 2
Persamaan (4.45) dan (4.46) ini adalah persamaan gelombang elektromagnetik dalam
bentuk differensial. Masing-masing mengandung tiga persamaan differensial yang
terpisahkan sebagai berikut :
Untuk medan listrik :
2 1 2
x 2 c 2 t 2 E x 0
(4.47.a)
2 1 2
Ey 0 (4.47.b)
y 2
c 2 t 2
2 1 2
z 2 c 2 t 2 E z 0 (4.47.c)
Untuk medan magnet :
2 1 2
x 2 c 2 t 2 B x 0 (4.48.a)
2 1 2
y 2 c 2 t 2 B y 0
(4.48.b)
2 1 2
Bz 0 (4.48.c)
z 2
c 2 t 2
Sebutan datar berkaitan dengan bentuk muka gelombang ini dinyatakan dengan :
Penyelesaian
D = o E o Em sin ( t kz ) a y
B
E k Em cos ( t kz ) a x
t
Kemudian diintegralkan menjadi,
k Em
B sin ( t kz ) a x
Nilai kuat medan magnet ditentukan dengan,
k Em
H sin ( t kz) a x
o
Dalam hal ini arah intensitas medan listrik saling tegak lurus dengan kuat medan
magnet.
Contoh 4.6
Antena dipol listrik pada pusatnya memiliki panjang 84 cm. Antena tersebut
digunakan untuk penerimaan penjalaran gelombang elektromagnetik dalam arah +Z.
Medan listrik Gelombang selalu dalam arah y dan bervariasi secara simultan
terhadap waktu. Medan listrik yang terletak pada antena adalah
E y (t ) E m cos t ; E x E z 0
(a) Kita inginkan medan listrik gelombang menekan elektron bebas sepanjang antena
dengan arah gaya searah panjang antena. Medan listrik selalu dalam arah y,
sehingga antena seharusnya diarahkan pada sumbu y.
(b) Kerja yang dilakukan medan listrik E , dimana menggerakkan muatan q
sepanjang antena adalah
W Fy y qEL
Nilai emf bervariasi terhadap waktu karena medan listrik berosilasi. Nilai emf
sebagai fungsi waktu adalah,
E (t ) EL E m L cos t
Oleh karena itu, fungsi medan listrik berbentuk sinusoida dengan frekuensi sama.
Amplitudo emf adalah,
E emf E m L 3.2 V / m 0.84 m 2.7 V
E B
k k
B E
(a) (b)
Gambar 4.8. Hubungan antara arah rambat, E dan B.(a) arah rambat ke kanan, (b)
arah rambah ke kiri
Contoh 4.7
V
E y ( x, y, z ) 60.0 cos [( 4.0 m 1 ) x t ] ; E x E z 0
m
(a) Kearah mana gelombang menjalar ?, (b) Tentukan nilai ! dan (c) Tuliskan
pernyataan untuk komponen medan magnet gelombang!
(a) Jika medan listrik bergantung pada arah sumbu x, tetapi tidak bergantung pada
arah sumbu y atau z, gelombang bergerak paralel dengan sumbu x. Titik puncak
atau
2
k
Oleh karena itu, kecepatan gelombang adalah c, maka periode penjalaran
gelombang sejauh satu panjang gelombang dalam waktu T,
T
c
2 2c
kc 4.0 m-1 3.00 108 m/s = 12 109 rad/s.
T
(c) Bila gelombang menjalar dalam arah sumbu x, dan medan listrik dalam arah
y , medan magnet harus dalam arah z untuk membentuk tiga arah saling
tegak lurus. Bila medan magnet sefase dengan medan listrik, dengan panjang
gelombang dan frekuensi yang sama, dapat ditulis dalam bentuk:
Pada saat x = t = 0, arah medan listrik dalam arah sumbu y negatif. E B harus
Gambar 4.9. Penggunaan aturan tangan kanan untuk menentukan arah B .
Diasumsikan tidak ada muatan bebas dan arus dalam ruang, karena itu
f 0 ; J 0 (untuk induksi magnetik). Persamaan Maxwell dalam bentuk umum,
f'
menjadi
E = 0
1. D f
2. B 0
B
3. E (4.62)
t
D
4. H J f
t
Pergeseran listrik bergantung juga pada polarisasi permanen, sedangkan kuat medan magnet
juga dipengaruhi oleh magnetisasi permanen. Keterkaitan pasangan medan vektor materi
dalam bentuk hubungan kerapatan volum momen dipol adalah,
D o E P
B
H M (4.63)
o
Dengan mengkaitkan besaran polarisasi (P) permanen dan magnetisasi permanen (M),
persamaan Maxwell dapat dinyatakan dalam bentuk E dan B, yaitu
E P
B o J f M o (4.64.d)
t t
Bentuk dalam kurung pada persamaan (4.64.a) merupakan kerapatan muatan total
sebagai jumlah dari kerapatan muatan bebas dan kerapatan muatan terikat, yang telah
E
diperoleh terdahulu. Pada persamaan (4.64.d), bentuk o disebut pergeseran arus
t
P
vakum, sedangkan bentuk menyatakan kerapatan arus polarisasi, berkaitan dengan
t
gerak dan muatan terikat.
2E J
2 E 0 (4.66)
t t 2
Kemudian dengan mengingat hukum Ohm :
J = E (4.67)
Maka persamaan (4.66) dapat kita tuliskan menjadi :
2E E
2 E 0 (4.68)
t 2 t
2
2 2
b 1 1 (4.72)
2
2
2
1 1 (4.73)
2
a b
2
2
(4.75)
Besaran ini disebut dengan tebal kulit (skin depth).
Untuk medium yang konduktivitasnya rendah (konduktor buruk), jauh lebih
kecil dari . Pada medium ini, skin depth menjadi :
2
(4.76)
yang tidak lagi bergantung pada frekuensi.
Bilangan gelombang untuk medium dengan konduktifitas tinggi, pada frekuensi
rendah, adalah :
1 i
(4.77)
Dari pembahasan ini, maka solusi persamaan gelombang pada medium konduktif dapat kita
tuliskan menjadi :
i (a ib ) z t )
E ( z, t ) Eo e (4.78.a)
i (az t )
E ( z , t ) Eo e bz e (4.78.b)
atau
z z
i( t )
E ( z, t ) Eo e e (4.78.c)
Dari persamaan (4.78.c) ini, dapat kita tafsirkan bahwa setelah menempuh jarak sebesar ,
1
maka amplitudo gelombang akan berkurang menjadi dari amplitudo semula.
e
Kita lihat kembali persamaan (4.71) :
2
k2
a2 1 1
2
1/ 2
2 2
k
a2 1 1 (4.79)
2
Coba kita perhatikan persamaan (4.79) ini, jelas bahwa nilai a > k, hal ini berarti
bahwa kecepataan fase gelombang pada medium konduktif lebih kecil dari pada kecepatan
fase gelombang pada medium non konduktif. Kemudian dengan mengingat hubungan :
B E (4.80)
maka dengan mensubstitusikan persamaan (4.80) ke dalam persamaan (4.78) kita peroleh
persamaan gelombang medan magnetnya sebagai berikut :
a ib
B( z , t ) Eo e bz cos(az t ) (4.81)
Dengan memperhatikan persamaan (4.71) di atas, tampak bahwa medan listrik E dan medan
magnet B tidak lagi mempunyai fase yang sama seperti pada medium non konduktif.
Kitapun dapat menentukan besarnya vektor Pointing untuk medium konduktif ini
sebagai berikut :
2
S E
2z
a ib
S E e cos 2 (az t )
2 (4.82)
o
Persamaan (4.82) ini mengungkapkan bahwa faktor redaman dalam perambatan energi
2z
adalah e
Elektron bebas di dalam konduktor tidak terikat pada atom atau molekul,
sehingga model pembahasan seperti di depan dapat kita gunakan.
Dari persamaan Maxwell 3 :
B
xE
t
2E J
2 E o o o
t 2 t
2E J
2 E o o o 0 (4.83)
t 2 t
2E N (qe ) 2
2 E o o o E0 (4.87)
t 2 m
Misalkan solusi persamaan gelombang E(z,t) = Eo cos (kz-t), dan bila kita substitusikan ke
dalam persamaan (4.87), akan diperoleh :
N (qe ) 2
k 2 o o 2 o 0 (4.88.a)
m
1 ke 1
karena c 2 dan
o o 2 v2
maka persamaan (4.88.c) dapat kita tuliskan menjadi :
c2 N (qe ) 2
1 (4.89)
v2 m o 2
Berdasarkan definisi indeks bias n = c/v, maka dari persamaan (4.89) tersebut dapat
ditentukan indeks bias plasma.
2
P
N 1 (4.90)
2
dengan :
2 N (qe ) 2
p (4.91)
m o
c 1
Electromagnetic waves: (k) k n
n o
1 p2K()
o
SOAL-SOAL
4.3. Sebuah pulsa laser raksasa mempunyai kerapatan daya 1020 W/m2. Hitung nilai medan
magnet rata-rata dari pulsa laser tersebut!
4.4. Sebuah stasiun radio memancarkan gelombang radio dengan daya 50 kW secara sferis.
Tentukan besar medan listrik daerah yang berjarak 1 mil dari stasiun tersebut.
4.5. Tunjukkan bahwa rapat energi gelombang elektromagnetik datar dalam plasma dengan
ampiltudo medan listrik E0 diberikan oleh :
2 2 2
1 E 2 1 P P 1 2
4 0 0 2 0 E0 rms
2 2
Persamaan tersebut mengindikasikan partisi energi yang terdiri dari energi medan
listrik, energi kinetik elektron, dan energi medan magnet.
4.7. Tunjukkan bahwa radiasi daya sesaat yang dipancarkan oleh sebuah muatan q dengan
1 2q 2 a 2
percepatan a adalah P W!
40 3c 3
4.8. Sebuah lilitan selenoid diberi muatan medan magnet. Diskusikan mekanisme aliran
energi dalam bentuk vektor pointing.