Anda di halaman 1dari 42

4

GELOMBANG

ELEKTROMAGNETIK

Gelombang mekanik yang telah kita bahas dalam Bab 3, memerlukan medium
material untuk merambatkan getaran dari sumber ke pengamat dengan mekanisme
perambatan yang dicirikan dengan sifat elastik atau hidrodinamik dari medium. Sifat ini
memungkinkan perambatan gangguan longitudinal dan atau transversal, sebagai gelombang
renggangan yang bersifat vektorial, gelombang pemampatan yang bersifat skalar maupun
gelombang permukaan. Sebaliknya gelombang elektromagnetik dapat menerobos ruang
hampa dari lokasi sumbernya menuju ke pengamat. Mekanisme perambatannya adalah
proses imbas timbal balik antara komponen elektrik dan komponen magnetik dari medan
elektromagnet yang mengisi seluruh ruang dan berubah dengan cepat terhadap waktu saat
dirambatkan.
Diketahui bahwa gelombang elektromagnetik (EM), mulai dari gelombang radio
sampai dengan gelombang cahaya tampak hingga gelombang cahaya tak tampak dapat
merambat melalui ruang vakum. Jadi ruang vakum merupakan medium perambatan
gelombang EM. Kenyataan ini awalnya tidak dipercaya, tetapi konsep tentang eter mampu
mengatasi masalah ini walaupun dalam kurun waktu yang lama. Dalam gelombang mekanik
misalnya gelombang bunyi dalam gas dan zat padat, dan perambatan gelombang tali tidak
ada kesulitan dalam memvisualisasikan gerakan gelombang. Dalam gelombang bunyi,
molekul bergerak di sekitar titik setimbang, dan kita telah memahami bahwa gerakan-
gerakan molekul menentukan besarnya energi kinetik, sedangkan perpindahan molekul dari
posisi kesetimbangannya menentukan besar energi potensial yang dikaitkan dengan gerakan
gelombang. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa dalam media apapun yang dapat

114 Gelombang Elektromagnetik


menyimpan energi kinetik dan energi potensial, gelombang mekanik dapat dihasilkan dan
dirambatkan.

Analogi serupa dapat ditemukan dalam ruang vakum. Sebagai contoh pada
kapasitor. Sebuah kapasitor dapat menyimpan energi listrik dalam suatu ruang vakum.
Walaupun sebagian besar kapasitor diisi dengan bahan dielektrik, tetapi bukan merupakan
suatu keharusan. Dielektrik tersebut dapat digantikan dengan udara atau vakum. Jadi ruang
vakum dapat menyimpan energi listrik. Contoh selanjutnya dalam induktor yang mampu
menyimpan energi magnetik. Energi magnetik disimpan dalam suatu ruang yang ditempati
induktor, yang bisa berupa udara atau vakum. Sehingga kita dapat menggambarkan suatu
simpulan penting bahwa ruang vakum mampu menyimpan energi listrik dan energi
magnetik, yang bersesuaian dengan energi kinetik dan energi potensial dalam kasus energi
mekanik. Dalam media apapun yang mampu menyimpan energi listrik dan energi magnetik,
maka gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan dan dirambatkan.

Dalam ruang vakum yang ideal, gelombang EM tidak dihamburkan sama sekali,
oleh karena itu kecepatan fase sebanding dengan kecepatan group untuk frekuensi
ω dω
berapapun,   c  3,0x10 8 m/s . Namun, bagaimanapun gelombang EM dapat
k dk
dihamburkan dalam media selain vakum. Kenyataan bahwa kelajuan cahaya dalam kaca
lebih kecil dibanding dalam ruang vakum. Lebih penting lagi kelajuan cahaya di dalam kaca
tergantung pada frekuensi gelombang, walaupun kecil ketergantungannya.

Dalam Bab 4 ini akan kita bahas tentang persamaan Maxwell dalam medan
gelombang EM, persamaan gerak gelombang EM dalam vakum, vektor Pointing, persamaan
gelombang EM dalam medium konduktif, menjelaskan sumbangan parameter dispersif
dalam persamaan gelombang EM.

4.1. Persamaan Gelombang Merambat dalam Rangkaian LC

Suatu rangkaian yang terbentuk dari rangkaian seri induktor dan paralel kapasitor
disebut rangkaian transmisi LC atau rangkaian delay, atau tunda. Ini merupakan analog yang

Fenomena Gelombang 115


tepat dengan distribusi sistem pegas massa yang telah dipelajari sebelumnya, dan
kenyataannya dapat menggambarkan gelombang EM dalam beberapa keadaan tertentu.

C

x
m k

x
Gambar 4.1. Rambatan gelombang dalam rangkaian LC

Jika kita ambil satu bagian rangkaian dari rangkaian LC di atas yang terletak di x
dan diberi arus serta tegangan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
L L
i(x,t) i(x+Δx,t)

i 
L C x  x, t 
t t

V(x,t) V(x+Δx,t)

x
Δx
x + Δx

Gambar 4.2. Tegangan dan arus dalam satu bagian rangkaian LC tergantung
pada waktu

116 Gelombang Elektromagnetik


Dari Gambar 4.2.: Sesuai dengan hukum Kirchhoff, untuk tegangan dapat
dinyatakan bahwa
ix 
V x   L  V x  x  (4.1)
t
untuk arusnya berlaku

i x   C V x  x   ix  x  (4.2)
t
Q Q
Ingat bahwa : C   Q  CV  i 
V t

Untuk x kecil, dengan ekspansi Taylor diperoleh bahwa


V
V x  x   V x   x (4.3)
x
Sehingga persamaan (4.2) dapat ditulis

i x   C V x   ix  x  (4.4)
t

Dengan ekspansi Taylor, arus pada x  x dapat dituliskan


i
ix  x   ix   x (4.5)
x
Sulihkan persamaan (4.3) dan (4.5) ke persamaan (4.1) dan (4.4), maka diperoleh
ix  V
V x   L  V x   x
t x
Sehingga
V i
 x L (4.6)
x t
V x  i
dan i x   C  ix   x
t x
sehingga
i V
 x C (4.7)
x t

Fenomena Gelombang 117


Jika persamaan (4.6) didefferensialkan terhadap x dan persamaan (4.7) didefferensialkan
terhadap t, maka

 2V  2i
 x L (4.8)
x 2 xt

 2i  2V
 x C 2 (4.9)
tx  t

 2i  2i
Karena  , maka
tx xt

 2V

x2  2V
(4.10)
t 2 LC x 2
dan untuk arusnya

 2i

x2  2i
(4.11)
t 2 LC x 2
Persamaan (4.10) dan (4.11) adalah bentuk persamaan differensial gelombang, dengan cepat
rambat gelombang
x
cw 
LC

1
atau cw  (4.12)
L C
x x
dengan L dan C adalah induktansi dan kapasitansi persatuan panjang. Jadi cepat
x x
rambat gelombang tegangan dan gelombang arus dalam rangkaian transmisi LC ditentukan
oleh besarnya induktansi dan kapasitansi per satuan panjang (satuan : henry/m dan farad/m).
2
Kita lihat dimensi dari permitivitas vakum,  0  8,85  10 12 C dimana
m2  N

dapat dinyatakan sebagai farad/m. Jadi permitivitas vakum  0 adalah


2
besaran C
m2  N
kapasitansi vakum tiap satuan panjang.

118 Gelombang Elektromagnetik


Selanjutnya kita lihat dimensi permeabilitas vakum,  0  4 10 7 N dengan
A2

besaran N dapat dinyatakan sebagai henry/m. Jadi permeabilitas vakum  0 adalah


A2
induktansi vakum tiap satuan panjang. Dengan demikian dapat dituliskan :
C  farad 
0   m 
x 
L  henry 
9   m 
x 
1
sehingga cepat rambat gelombang EM dalam vakum adalah c  3,0 10 8 m
 0 0 s

 V 
Persamaan (4.4) dapat dipenuhi jika x   V . Dalam persamaan
 x 
gelombang sinusoidal untuk tegangan:

V x, t   Vo sin kx   t  dengan  c w , diperoleh
k
V
 kVo cos kx   t 
x
2
 Vo cos kx   t .

 V  2
Oleh karena x   V memenuhi x  1
 x  
Atau secara umum dikatakan Δx harus lebih kecil dari λ. Ini merupakan batasan
model rangkaian transmisi secara umum, walaupun demikian, Δx dapat dipilih sekecil
mungkin sesuai dengan keinginan.
Telah kita lihat bahwa rangkaian LC sederhana dapat merupakan model dari
medium untuk gelombang EM, yaitu medium yang mampu menyimpan energi listrik dan
energi magnetik. Pada medium yang mempunyai sifat seperti itulah gelombang EM dapat
merambat.
Besarnya energi dalam kapasitor dan induktor adalah ½ CV2 dan ½ Li2 , dengan C
dan L adalah kapasitansi dan induktansi, maka dapat kita nyatakan bahwa medium yang
memiliki kapasitansi dan induktansi dapat merambatkan gelombang EM.

Fenomena Gelombang 119


Untuk logam yang sangat konduktif seperti copper, medan elektrostatis tidak
dapat menembusnya, dengan kata lain medium tidak dapat menyimpan energi listrik. Jadi
gelombang EM tidak dapat berada dalam logam dengan konduktivitas listrik tinggi, dan
gelombang EM yang datang pada logam tersebut akan dipantulkan sempurna.

Contoh lain dari rangkaian transmisi adalah pada kabel koaksial yang akan
dipelajari selanjutnya. Biasanya kabel koaksial diisi dengan bahan dielektrik agar
memperoleh kekuatan secara mekanik. Bahan dielektrik akan meningkatkan kapasitansi per
satuan panjang. Sebagai konsekuensinya cepat rambat sinyal elektromagnetik dalam kabel
koasial akan lebih kecil jika dibandingkan diisi dengan udara atau vakum.

Contoh 4.1

Carilah kecepatan gelombang EM dalam kabel koaksial yang berisi teflon dengan
permitivitas   2   0 dan permeabilitas    0

Penyelesaian

Cepat rambat gelombang dalam teflon adalah


1 1
` c =
 2  0 0

1
c = 2,1 . 108 m/s
12 7
2  8,85 10 F  4 10 H
m m
4.2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik meliputi cahaya, gelombang radio, sinar gamma, sinar
x, gelombang mikro dan lain-lain. Semua jenis gelombang elektromagnetik mempunyai
kecepatan yang sama, masing-masing hanya berbeda dalam panjang gelombang dan
frekuensinya, yang dihubungkan dengan persamaan
c
 

Tabel 4.1 menggambarkan spektrum elektromagnetik dan nama-nama yang
biasanya berhubungan dengan interval frekuensi dan panjang gelombang. Interval ini sering
tidak terdefinisi secara tepat dan kadang-kadang juga tumpang tindih. Misal gelombang

120 Gelombang Elektromagnetik


elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang sekitar 0,1 nm disebut sinar x, tetapi
jika gelombang ini berasal dari radioaktivitas nuklir, disebut sinar gamma.
Mata manusia peka terhadap radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
sekitar 400 sampai 700 nm, suatu jangka yang disebut cahaya tampak. Panjang gelombang
terpendek dalam spektrum tampak bersesuaian dengan cahaya violet (ungu), dan yang
terpanjang bersesuaian dengan cahaya merah. Gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang sedikit lebih pendek dari gelombang cahaya tampak disebut sinar
ultraviolet, dan gelombang dengan panjang gelombang sedikit lebih besar dari pada
gelombang cahaya tampak disebut gelombang inframerah.
Perbedaan panjang gelombang berbagai jenis gelombang elektromagnetik ini
sangat penting, sebab perilaku gelombang sangat bergantung pada ukuran relatif panjang
gelombang dan benda-benda fisis atau lubang-bukaan perintang gelombang tersebut.
Panjang gelombang dan frekuensi juga penting dalam menentukan jenis interaksi antara
gelombang dengan materi. Misal sinar x yang memiliki panjang gelombang yang sangat
pendek dan frekuensi tinggi, dengan mudah menembus bahan-bahan yang taktertembus oleh
gelombang cahaya dengan frekuensi lebih rendah, yang diserap oleh bahan tersebut.
Gelombang mikro mempunyai panjang gelombang yang berorde beberapa centimeter dan
frekuensi yang mendekati frekuensi resonansi alami molekul air dalam zat padat dan cairan.
Dengan demikian gelombang mikro dapat dengan mudah diserap oleh molekul air dalam
makanan. Hal inilah yang merupakan mekanisme pemanasan dalam pemanggang
gelombang mikro.
Gelombang elektromagnetik dihasilkan jika ada muatan listrik yang berosilasi.
Apabila muatan listrik berosilasi, muatan ini akan meradiasikan gelombang elektromagnetik
yang frekuensinya sama dengan frekuensi osilasinya. Panjang gelombang dari gelombang
yang dipancarkan ditentukan oleh frekuensi osilasi muatannya.

Fenomena Gelombang 121


Tabel 4.1. Spektrum Elektromagnetik

Frekuensi (Hz) panjang gelombang

1023 -
1022 -
1021 - ______ sinar gamma
20
10 -
1019 -
18
10 - Sinar x
17
10 - 1 nm
1016 Sinar ultraviolet
-

1015 - CAHAYA TAMPAK

10 14
- 1 m
Sinar inframerah
1013 -
12
10 -
1011 -
Gelombang
10
10 - mikro 1 cm
Radio gel pendek
109 - 1m
108 - TV dan radio
10 7
- FM
Radio AM
106 -
105 - 1 km
4
10 -
Radio gel panjang
103 -
102 -
10 -

122 Gelombang Elektromagnetik


4.3. Kabel Koaksial
Kabel koaksial merupakan kabel yang terdiri atas dua konduktor dengan sumbu
pusat yang sama (koaksial) silindris, dan biasanya digunakan untuk mentransmisikan sinyal
elektromagnetik dari satu perangkat ke perangkat yang lain.
Berbeda dengan kabel transmisisi yang telah kita pelajari, kabel koaksial bertipe
tertutup, sehingga pada frekuensi tinggi resiko kehilangan energi karena radiasi dapat
diminimalkan. Hal ini dapat dianalogikan dengan kasus bahwa gelombang bunyi dalam pipa
dapat merambat lebih jauh dibanding merambat di ruang terbuka

Di luar kabel, E = 0 dan B = 0

2a Permukaan Gauss

R b r emf ~

Konduktor kabel koaksial


2a
Diisi dengan b
bahan dielektrik

Gambar 4.3. Struktur kabel koaksial untuk gelombang EM pada frekuensi tinggi.
Tidak ada medan di luar kabel.

Pada Gambar 4.3, sebuah kabel koaksial dengan jari-jari dalam a, dan jari-jari luar b,
dihubungkan dengan sumber tegangan V sehingga mengalir arus i. Dengan menggunakan
hukum Gauss untuk permukaan silinder dengan jari-jari r, diperoleh
l
2 r E r  untuk a  r  b
o

dengan l adalah rapat muatan linier. Medan magnet di dalam kabel adalah

Fenomena Gelombang 123


0i 0 l
B   c
2r 2r
Dengan demikian
Er 1

B  0  0 c
Beda potensial antara konduktor dalam dan konduktor luar diberikan dengan
pesamaan
b l b 1 l b
V   E r dr   dr  ln
a 2  o a r 2  o a
(4.13)
i
dengan  l  .
c
Selanjutnya impedansi Z dapat dituliskan menjadi

ln  
V 1 b
Z  (4.14)
I 2  0 c a

Karena ln (b/a) lidak berdimensi, maka dimensi (0/0) adalah dimensi resistansi. Dengan
demikian kita dapat menuliskan impedansi karakteristiknya dengan :

induktansi per satuan panjang


Z (4.15)
kapasitans i per satuan panjang

Suatu alasan mengapa Z disebut impedansi karakteristik dan bukan resistansi


karena pada kabel koaksial tidak mendisipasikan energi. Kabel koaksial sendiri merupakan
medium reaktif yang terdiri atas kapasitansi dan induktansi. Adapun energi yang bekerja
pada kabel koaksial dapat dijelaskan sebagai berikut; Karena medan listrik dan medan
magnet merupakan fungsi r, maka dapat diturunkan persamaan rapat energi dari kedua
medan tersebut. Rapat energi magnetik sebesar

1  0  l2 c 2  J 
B2   3,
2 o 8 2 r 2  m 
sedang rapat energi listrik sebesar

 2
 o E r2  2 l 2  J 3  .
1
2 8  o r  m 

124 Gelombang Elektromagnetik


Karena c2 = 1/(0.0), maka rapat energi magnetik adalah
1
 0  l2
 o o  l2
 .
8 2 r 2 8 2  o r 2
Dari sini dapat disimpulkan bahwa besar rapat energi listrik dan besar rapat energi
magnetik adalah sebanding. Hal ini sama halnya yang terjadi pada gelombang mekanik
bahwa besar energi kinetik dan energi potensial adalah sebanding.
Total rapat energi adalah

 l2  l2  J 
W 2  (4.16)
4 2 0 r 2  m 
3
8  0 r
2 2

Energi tiap satuan panjang dari kabel koaksial


b  l2 b
 W 2 r dr  ln   J (4.17)
a 20  a  m

Daya yang dimiliki oleh kabel koaksial adalah

 l2 b V
2
Pc ln     i2Z watt (4.18)
20  a  Z

Contoh 4.2
Tentukan rasio antara jari-jari konduktor dalam dan luar yang masing-masing
berharga a dan b pada kabel koaksialyang diisi teflon (ε = 2 ε0). Impedansi kabel
koaksial 50 Ω.

Penyelesaian

Fenomena Gelombang 125


0 1 b
Z ln   
 2  a 
b 
ln    2 Z
a 0
2 0
 2 Z
0
0
 2 2 Z
0
8,85 x 10 12
 2 2 50  1,178
4 x 10 7
b
 3,25
a

4.4. Vektor Pointing

Telah diketahui bahwa rapat energi dalam kabel koaksial adalah

 l2 J 
W 3  , serta rapat daya (energi yang mengalir tiap satuan waktu tiap satuan
4  0 r
2 
 2m 

luas) adalah :

 l2 c W 
cW   2
4  0 r
2  2m 
l  c 1
 x 0 l
20 r 2 r  0 (4.19)
B
 Er x
0
 Er x H Intensitas medan elektro magnet 

   B 
Besaran E x H  E x disebut vektor pointing dan diberi simbol S .
0

126 Gelombang Elektromagnetik



Secara fisis vektor pointing dapat diartikan sebagai rapat daya. Karena S adalah
besaran vektor, maka akan menunjukkan kepada kita kemana arah aliran energi
elektromagnetik.

E S (aliran energi)

B
R S V
(penyerap energi) E

Tidak ada medan di luar

Gambar 4.4. Medan listrik, medan magnet, dan vektor pointing pada kabel koaksial.
Vektor pointing mengalir dari emf (V) ke R.

   
Arah medan E adalah radial keluar, sedang B pada arah azimut, sehingga E x B

akan mengalir ke arah S . Dari argumen tersebut dapat disimpulkan bahwa energi tidak
dialirkan di dalam konduktor (pada masing-masing bahan), melainkan dialirkan melalui
ruang diantara kedua bahan konduktor.
Vektor pointing pada sebuah resistor dengan resistansi R, yang dihubungkan pada
V
sumber tegangan V = i R, dan mempunyai medan listrik E  serta medan magnet
l
0i
B , adalah
2 a

EB V i W 
S     (4.20)
0 l 2 a  m2 

Total daya yang mengalir adalah


P = S x 2 π a l = Vi watt.

Fenomena Gelombang 127



E
  i
i a S j i
 a2

B
l
V = E.l

Gambar 4.5. Vektor pointing S di sekitar resistor berjari-jari a. Arah S adalah radial
ke dalam resistor.

Dari Gambar 4.5 tampak bahwa arah S adalah menuju ke pusat resistor. Tampak
pula bahwa energi tidak mengalir dalam bahan, melainkan melalui ruang antar konduktor
dan resistor.
Berikut adalah vektor pointing pada kapasitor plat paralel yang diberi muatan. Dari

hubungan it  
dQ dV
, q  CV , maka i  C .
dt dt
Energi yang dimiliki oleh kapasitor adalah
dV d 1 2
P = Vi = V C =  CV  watt. (4.21)
dt dt  2 
Jadi, medan magnet kapasitor adalah
0i dV
B C (4.22)
2 a dt

V
medan listrik kapasitor E  , dengan demikian vektor pointing adalah
l
EB V 1 dV
S   C (W/m2) (4.23)
0 l 2 a dt
Dari persamaan (4.21) maka persamaan (4.23) dapat dituliskan
S l 2 π a = ½ (CV2) (4.24)
Persamaan (4.24) ini hanya berlaku jika aliran muatannya lambat. Jika aliran
muatan cepat, E tidak lagi sama dengan V/l. Namun teorema pointing masih dapat dipakai.

128 Gelombang Elektromagnetik


Dari contoh-contoh pada resistor dan kapasitor dapat disimpulkan bahwa transfer energi EM
dapat diperoleh dalam bentuk vektor pointing. Medan listrik atau medan magnet secara
sendiri-sendiri tidak dapat mengalirkan energi EM, melainkan harus bersama-sama.

Vektor Pointing di Dalam Vakum

Sudah diketahui bahwa signal TV dan radio dapat ditransmisikan melalui udara
atau vakum, demikian juga energi matahari ditransmisikan dari matahari ke bumi melalui
vakum dalam bentuk radiasi dengan berbagai frekuensi dan panjang gelombang.

Dalam sub Bab 4.1. sudah kita pelajari tentang gelombang elektromanet dalam
ruang bebas, dengan kecepatan yang dinyatakan dengan

x 1
c   3,0 10 8 m
LC  0 0 s

Rapat energi listrik dinyatakan dengan

1
 0 E 2 (J/m3)
2

Dan rapat energi magnetik dinyatakan dengan

1
B2 (J/m3)
2 0

Jika dianggap gelombang harmonis mempunyai persamaan

Ex, t   E 0 sin kx  t 


Bx, t   B0 sin kx  t 

E B
Mengingat   ,
x t

Maka  kE0 cos kx  t   B0 cos kx  t 

Sehingga kE0  B0

Fenomena Gelombang 129


Karena   c , maka E x, t   cBx, t  rapat energi listrik dapat dituliskan
k

1 1 1
 0 E 2   0c 2 B 2  B2
2 2 2 0

Dengan demikian rapat energi listrik dan rapat energi magnetik adalah sama. Kemudian
perhatikan persamaan vektor pointing

  B EB
S  E , besarnya S adalah
0 0

Sulihkan E  E 0 sin kx  t  dan B  B 0 sin kx  t  , maka

E 0 B0
S sin 2 kx  t 
0

 c 0 E 0 sin 2 kx  t  (W/m2)


2

Harga akar purata kuadrat dari S adalah

1
S rm s  c 0 E 0
2
2

0 2
 c 0 E rms
2
 E rms
0

2
1 1 Brms
S rm s merupakan jumlah dari c 0 E rm
2
s dan c , atau menyatakan gabungan antara
2 2 0
energi medan listrik dan medan magnet.

Impedansi karakteristik dari gelombang elektromagnetik dalam vakum


didefinisikan sebagai

induktansi per satuan panjang 0


Z   377
kapasitans i per satuan panjang 0

130 Gelombang Elektromagnetik


Contoh 4.3

Sebuah sumber cahaya monokromatis terpancar dengan daya rata-rata 30 watt secara
isotropis. (a). Berapakan besar medan listrik rata-rata dari suatu tempat yang berjarak
5 meter dari sumber tersebut ?. (b). Berapa besar rata-rata medan megnetik pada jarak
yang sama dalam soal (a)?. (c). Tentukan gaya pancar yang dikeluarkan oleh kaca
seluas 10 x10 cm2 yang diletakkan berhadapan terhadap sumber cahaya ?

Penyelesaian

a. Besar vektor pointing adalah Srms = P/4π r2 = 30/4 π (5)2 = 0,0955 W/m2

Besar ini sebanding dengan E2/Z , dimana Z = (μ0/ε0)1/2 = 377 Ω, sehingga


besar E = (Srms Z)1/2 = (0.0955 x 377)1/2 = 6.0 V/m

b. Besar medan magnet rata-rata dapat dihitung dari Brms = Erms/c = 6.0:3x108 T

c. Tekanan pancaran yang dikeluarkan oleh pemantul adalah 2ε0E2rms , maka


besar gayanya adalah :

F = 2ε0E2rms A = 2 x 8.85 x -12 x 62 x 0.01 = 6.4 x 10-12 N.

Vektor Pointing dan Kekekalan Energi

Gelombang EM membawa energi, seperti gelombang lainnya. Kehidupan di bumi


tetap eksis hanya karena energi radiasi matahari dapat dikonversi atau diubah oleh
tumbuhan hijau, melalui photosintesis dengan mengkonversi energi cahaya menjadi energi
kimia. Energi medan elektromagnetik merupakan jumlah dari energi medan listrik dan
energi medan magnet. Untuk gelombang EM dalam vakum, rapat energi medan magnet
sudah kita peroleh, yaitu :
1
uB  B2
2 o
Dan rapat energi medan listrik sudah kita pelajari dari Fisika Dasar, yaitu :

Fenomena Gelombang 131


1
uE  oE2
2
Sehingga rapat energi medan elektromagnetik dapat kita tuliskan dengan
u  uB  uE

1 1
u B2  oE2
2 o 2
Perubahan rapat energi terhadap waktu, atau laju perubahan rapat energi, adalah :
du 1 B E
 B oE
dt  o t t

du 1 1
 B(xE)   E (xB)
dt  o o
Dengan mengingat vektor identitas .(ExB)=B.(xE)-E.(xB), maka persamaan di atas
dapat kita tuliskan menjadi :
du 1
   ( ExB)
dt  o

du
 S  0
dt
1
dengan : S ( ExB)
o
disebut vektor Poynting, yang mengungkapkan besarnya energi persatuan waktu per satuan
luas yang dibawa oleh medan elektromagnetik.
du
Persamaan    S  0 merupakan ungkapan kekekalan energi. Coba kita
dt
bandingkan dengan persamaan kontinuitas :

 J  0
dt
Tampak adanya kesetaraan antara kedua persamaan tersebut. Rapat muatan  digantikan
dengan rapat energi, rapat arus J digantikan dengan vektor Pointing S. Jelas bahwa vektor
Pointing mengungkapkan aliran energi, analog dengan rapat arus yang mengungkapkan
aliran muatan.

132 Gelombang Elektromagnetik


Intensitas

Rapat energi adalah berapa jumlah energi yang disimpan dalam medan listrik dan
medan magnet dari gelombang per satuan volum; atau energi yang dibawa gelombang
dengan kecepatan c dalam penjalaran gelombang itu. Andaikan cahaya jatuh pada
permukaan normal ( misal pada film fotografi) dan kita ingin mengetahui berapa jumlah
energi yang menumbuk permukaan. Ukuran yang paling efektif untuk mengetahui jumlah
energi yang menumbuk permukaan per satuan waktu per satuan luas atau daya rerata per
satuan luas adalah sebagai berikut; Jika cahaya menumbuk permukaan seluas A dalam arah

P
normal, nilai intensitas (I) adalah I  dengan P adalah daya rerata. Satuan intensitas
A
energi J W
dalam Sistem Internasional (SI) adalah =  2 .
waktu .luas sm 2
m
Gelombang EM bergerak sepanjang c t , sehingga seluruh energi dalam volume Ac t

menumbuk permukaan selama waktu t (Gambar 4.6). Energi dalam volume V adalah rerata
energi per unit volume ( u ) dikalikan volume. Oleh karena itu,
uV u A c t
I    u c ( gelombang menjalar)
A t A t

Gambar 4.6. Geometri untuk menentukan hubungan antara rapat energi dan
intensitas

Fenomena Gelombang 133


Contoh 4.4

Medan EM dari lampu pijar


Pada jarak 4.00 m dari sebuah lampu pijar 100.0 W, berapa intensitas dan nilai rms
medan listrik dan medan magnet? Andaikan bahwa seluruh daya listrik digunakan
untuk radiasi EM dan radiasi bersifat isotropik.

Penyelesaian

Seluruh energi radiasi oleh lampu pijar melalui permukaan bola dengan jari-jari 4.0
m. Oleh karena itu, intensitas pada jarak itu adalah radiasi daya dibagi dengan luas
permukaan bola,
P P 100.0 W
I     0.497 W / m 2
A 4r 2
4 16.0 m 2
Kemudian,
I
u    o E rms
2
c

I 0.497 W / m 2
E rms    13.7 V / m
o c 8.85 10 12 C
2
N
1
m  2  3.0 10
8
m/s

Demikian juga,

7
o I 4 10 T m / A  0.497 W / m 2
Brms   = 4.56  10-8 T
c 3.0  10 8 m / s

4.5. Persamaan Maxwell

Jika hukum Newton merupakan landasan hukum dalam mekanika klasik, maka
persamaan Maxwell merupakan perumusan hukum alam yang melandasi semua fenomena
elektromagnetik. Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan listrik E dan medan
magnet B. Seluruh persamaan Maxwell terdiri atas empat persamaan medan, yang masing-
masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber, baik sumber
muatan ataupun sumber arus dan untuk ruang vakum tanpa sumber muatan (   0 ) .

134 Gelombang Elektromagnetik


Persamaan Maxwell dapat diturunkan dari persamaan Hukum Faraday dalam bentuk medan
vektor, dirumuskan sebagai berikut:

1.  E =
o
2.   B =0
B
3.  E   (4.25)
t
4.   B  o J

Perasamaan pertama merupakan ungkapan dari hukum Gauss, yang menyatakan


bahwa : Jumlah garis gaya medan litrik yang menembus suatu permukaan tertentu,
sebanding dengan jumlah muatan yang dilingkupi permukaan tersebut. Dalam hal ini gaya
yang bekerja pada muatan adalah F  q( E  v  B ) .
Secara matematis hukum Gauss ini dituliskan dengan :
q
 E  nˆ dA   (4.26)
o

1
 E  nˆdA   dq (4.27)
o

1
 E  nˆdA   dV (4.28)
o
Melalui teorema divergensi, ruas kiri persamaan (4.28) dapat kita tuliskan
1
menjadi :    E dV   dV (4.29)
o
Atau

 E  (4.30)
o
Untuk ruang vakum, karena tidak ada sumber maka  = 0, sehingga :
.E = 0 (4.31)

Fenomena Gelombang 135


Persamaan Maxwell kedua merupakan hukum Gauss magnetik, yang
menyatakan fluks medan magnet yang menembus suatu permukaan tertutup sama dengan
nol, tidak adanya sumber medan berupa muatan magnetik. Atau dengan kata lain garis gaya
medan magnet selalu tertutup, serta tidak ada muatan magnet monopole. Melalui teorema
Gauss, persamaan Maxwell kedua ini dapat kita tuliskan dalam bentuk integrasi sebagai
berikut :
 B   B.nˆ dA  0

 B  nˆ dA  0 (4.32)
Dengan menggunakan teorema divergensi, maka persamaan di atas dapat kita tuliskan
menjadi :
B 0 (4.33)
Persamaan Maxwell ketiga, mengungkapkan pengaruh medan magnet yang
berubah dengan waktu yang tidak lain merupakan hukum Faraday-Lenz, yang dinyatakan
sebagai berikut :

 (4.34)
t

   B.nˆdA (4.35)
t
Dari Fisika dasar kita sudah peroleh bahwa  = -E.dl, sehingga persamaan (4.35) tersebut
dapat kita tuliskan menjadi :

 E.dl   B.nˆdA (4.36)
t
Kemudian melalui teorema Stokes, ruas kanan dapat kita tuliskan menjadi :

 xE.nˆdA    B.nˆdA (4.37)
t
B
xE   (4.38)
t
Persamaan Maxwell keempat merupakan hukum Ampere. Seperti yang sudah kita
pelajari pada Fisika Dasar, hukum Ampere ini dirumuskan :

 B.dl   o i (4.39)

136 Gelombang Elektromagnetik


Melalui penerapan teorema Stokes pada ruas kiri, dan dengan mengingat hubungan
i   J .nˆ dA , maka persamaan di atas dapat kita tuliskan menjadi bentuk :

 xB.nˆ dA   o  J .nˆ dA (4.40)

xB   o J (4.41)

E
sedangkan rapat arus J   o , sehingga persamaan (4.41) menjadi :
t
E
xB   o  o (4.42)
t
Dari persamaan Maxwell 3 kita dapat menarik kesimpulan bahwa medan listrik
timbul karena perubahan medan magnet, dan dari persamaan Maxwell 4 mengungkapkan
medan magnet timbul karena perubahan medan listrik. Interaksi antara kedua medan ini
akan menghasilkan gelombang elektromagnetik, baik di ruang vakum maupun dalam suatu
bahan.

Persamaan Gelombang Elektromagnet

Persamaan gelombang elektromagnet dapat diturunkan dari persamaan Maxwell.


Dari persamaan Maxwell 3 :
B
xE  
t
Kemudian ruas kiri dan ruas kanan kita differensialkan dengan operasi rotasi, akan diperoleh

: x(xE)   (xB) (4.43)
t
Dengan mengingat vektor identitas  x ( x E) = (.E)- 2 E, maka persamaan (4.43)
dapat kita tuliskan menjadi :

(.E )   2 E   (xB) (4.44)
t
Kemudian persamaan Maxwell 1 dan persamaan Maxell 4, kita substitusikan ke dalam
persamaan (4.44), akan diperoleh :

Fenomena Gelombang 137


2E
  2 E   o  o (4.45.a)
t 2
atau

1 2E
2 E  0 (4.45.b)
c 2 t 2
1
dengan c  , kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang vakum.
 o o
Melalui cara yang sama, untuk medan magnet B, dapat kita turunkan dari
persamaan Maxwell 4, dan akan diperoleh :

1 2B
2 B  =0 (4.46)
c 2 t 2
Persamaan (4.45) dan (4.46) ini adalah persamaan gelombang elektromagnetik dalam
bentuk differensial. Masing-masing mengandung tiga persamaan differensial yang
terpisahkan sebagai berikut :
Untuk medan listrik :

 2 1  2 
 
 x 2 c 2 t 2  E x  0
(4.47.a)
 

 2 1  2 
  Ey  0 (4.47.b)
 y 2
c 2 t 2 

 2 1  2 
 
 z 2 c 2 t 2  E z  0 (4.47.c)
 
Untuk medan magnet :

 2 1  2 
 
 x 2 c 2 t 2  B x  0 (4.48.a)
 

 2 1  2 

 y 2 c 2 t 2  B y  0
 (4.48.b)
 

 2 1  2 
  Bz  0 (4.48.c)
 z 2
c 2 t 2 

138 Gelombang Elektromagnetik


Solusi yang paling sederhana dari persamaan (4.47.c) dan (4.48.c) tersebut adalah :
E(z,t) = Eo cos(kz - t) (4.49)
B(z,t) = Bo cos(kz - t) (4.50)
Bentuk solusi ini merupakan contoh eksplisit dari bentuk umum f(kz-t), yang dikenal
sebagai gelombang datar (plane wave), yang merambat dengan kecepatan v = /k, dengan
sifat-sifat sebagai berikut :
- Mempunyai arah jalar tertentu (dalam persamaan tadi, arah z).
- Tidak mempunyai komponen pada arah rambat.
- Tidak ada komponen E dan B yang bergantung pada koordinat transversal (pada
contoh ini koordinat transversalnya dalah x dan y).
Sehingga dengan mengacu pada sifat tersebut, solusi persamaan gelombang menjadi :

E  iˆE x ( z , t )  ˆjE y ( z , t )  kˆE z ( z , t ) (4.51)

B  iˆB x ( z , t )  ˆjB y ( z , t )  kˆE z ( z , t ) (4.52)

Sebutan datar berkaitan dengan bentuk muka gelombang ini dinyatakan dengan :

kˆ.z  konstan (4.53)


dan ditunjukkan seperti pada Gambar 4.7. berikut

Gambar 4.7. Ilustrasi muka gelombang dari gelombang datar

Fenomena Gelombang 139


Contoh 4.5

Diberikan persamaan intensitas medan listrik menjalar ke arah sumbu z, sebagai


E  Em sin ( t  kz ) a y dalam ruang bebas. Tentukan nilai-nilai D, B, dan H.

Penyelesaian
D =  o E   o Em sin ( t  kz ) a y

B
E   k Em cos ( t  kz ) a x
t
Kemudian diintegralkan menjadi,
k Em
B sin ( t  kz ) a x

Nilai kuat medan magnet ditentukan dengan,
k Em
H  sin ( t  kz) a x
 o
Dalam hal ini arah intensitas medan listrik saling tegak lurus dengan kuat medan
magnet.

Contoh 4.6

Antena dipol listrik pada pusatnya memiliki panjang 84 cm. Antena tersebut
digunakan untuk penerimaan penjalaran gelombang elektromagnetik dalam arah +Z.
Medan listrik Gelombang selalu dalam arah  y dan bervariasi secara simultan
terhadap waktu. Medan listrik yang terletak pada antena adalah
E y (t )  E m cos t ; E x  E z  0

dengan amplitudo maksimum medan listrik adalah E m = 3.2 V/m.


(a) Bagaimana seharusnya antena diarahkan agar penerimaan paling bagus?
(b) Berapa nilai emf medan listrik dalam antena dalam orientasi/keadaan normal?

140 Gelombang Elektromagnetik


Penyelesaian

(a) Kita inginkan medan listrik gelombang menekan elektron bebas sepanjang antena
dengan arah gaya searah panjang antena. Medan listrik selalu dalam arah  y,
sehingga antena seharusnya diarahkan pada sumbu y.
(b) Kerja yang dilakukan medan listrik E , dimana menggerakkan muatan q
sepanjang antena adalah
W  Fy y  qEL

Nilai emf adalah kerja per satuan muatan:


W
E  EL
q

Nilai emf bervariasi terhadap waktu karena medan listrik berosilasi. Nilai emf
sebagai fungsi waktu adalah,
E (t )  EL  E m L cos t

Oleh karena itu, fungsi medan listrik berbentuk sinusoida dengan frekuensi sama.
Amplitudo emf adalah,
E emf  E m L  3.2 V / m  0.84 m  2.7 V

4.6. Tansversalitas Gelombang Elektromagnetik

Sifat lain dari gelombang datar adalah transversalitasnya. Untuk memperlihatkan


hal ini, kita substitusikan persamaan (4.51) ke dalam persamaan I Maxwell, diperoleh :
E X ( z, t ) E y ( z, t ) E z ( z, t )
  0 (4.54)
x y z
Suku pertama dan kedua ruas kiri dari persamaan (4.54) sama dengan nol, sehingga
E z ( z, t )
0 (4.55)
z
Dari persamaan (4.55) ini, berarti bahwa Ez tidak bergantung pada Z
Kemudian dengan mensubstitusikan persamaan (4.52) dan (4.53) kedalam persamaan
Maxwell 4, kita akan peroleh :

Fenomena Gelombang 141


B y Bx E
   o o (4.56)
y y t
Ruas kiri sama dengan nol, sehingga :
E z ( z, t )
0 (4.57)
at
Hal ini berarti bahwa Ez tidak bergantung pada t.
Dari persamaan (4.55) dan (4,57), dapat ditarik kesimpulan bahwa Ez(x,t) =
konstan = 0. Dengan kata lain arah getar dari gelombang medam listik adalah tegak lurus
pada arah rambatnya, karena medan listrik E hanya mempunyai komponen-komponen pada
arah yang tegak lurus pada arah rambat.
Cara yang sama dapat kita turunkan untuk gelombang medan magnetnya, dan akan
diperoleh kesimpulan bahwa arah getar gelombang medan magnetpun tegak lurus terhadap
arah rambatnya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa gelombang elektromagnetik
merupakan gelombang transversal.
Gelombang EM yang menjalar pada sumbu Z, dapat kita tuliskan :
Untuk medan listrik :
Ex = E = Ey, Ez = 0
dengan :
E = Eo cos(k.z-t) (4.58)
Dan untuk medan magnet :
Bx = B = By, Bz = 0
dengan :
B = Bo cos(k.z-t) (4.59)
Persamaan (4.58) kita substitusikan ke dalam persamaan Maxwell 3, akan diperoleh,
  
 iˆ
 x
 ˆj


z 
 
 kˆ  x iˆEo cos(kz  t )  
t

 ˆ
j.Bo cos(kz  t ) 
 y 
k x Eo = Bo

Eo  Bo
k
mengingat  = k c, maka

142 Gelombang Elektromagnetik


kˆxE  cB (4.60.a)
atau Eo = c B o (4.60.b)
Persamaan (4.60.a) dan (4.60.b) dapat pula kita peroleh dengan cara mensubtitusikan
persamaan (4.59) ke dalam persamaan Maxwell 4.
Dari pembahasan di atas, maka hubungan antara vektor progagasi k, medan listrik
E, dan medang magnet B, dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 4.8.

E B

k k

B E

(a) (b)

Gambar 4.8. Hubungan antara arah rambat, E dan B.(a) arah rambat ke kanan, (b)
arah rambah ke kiri

Contoh 4.7

Komponen-komponen medan listrik pada sumbu x, y, dan z gelombang EM dalam vakum


adalah

V
E y ( x, y, z )   60.0  cos [( 4.0 m 1 ) x  t ] ; E x  E z  0
m
(a) Kearah mana gelombang menjalar ?, (b) Tentukan nilai  ! dan (c) Tuliskan
pernyataan untuk komponen medan magnet gelombang!

Fenomena Gelombang 143


Penyelesaian

(a) Jika medan listrik bergantung pada arah sumbu x, tetapi tidak bergantung pada
arah sumbu y atau z, gelombang bergerak paralel dengan sumbu x. Titik puncak

gelombang terjadi pada, cos[(4.0 m 1 ) x  t ]  1

Kemudian, (4.0 m-1 ) x  t  2n dengan n adalah bilangan bulat. Dalam


waktu singkat kemudian , t akan lebih sedikit lebih besar, karena x harus sedikit
lebih kecil maka ( 4.0 m-1 ) x  t harus masih sama dengan 2n . Bila
koordinat x merupakan puncak yang diperoleh dalam waktu berjalan, gelombang
bergerak pada arah sumbu x.
(b) Pengalian tetapan x, dengan 4.0 m-1 , dikaitkan dengan panjang gelombang. Bila
gelombang berulang dalan jarak satu satuan dan fungsi kosinus berulang dengan
2  radian, k ( x   ) harus 2  radian lebih besar daripada kx ,
k ( x   ) = kx  2

atau
2
k 

Oleh karena itu, kecepatan gelombang adalah c, maka periode penjalaran
gelombang sejauh satu panjang gelombang dalam waktu T,

T 
c
2 2c
   kc  4.0 m-1  3.00  108 m/s = 12  109 rad/s.
T 
(c) Bila gelombang menjalar dalam arah sumbu x, dan medan listrik dalam arah
 y , medan magnet harus dalam arah  z untuk membentuk tiga arah saling
tegak lurus. Bila medan magnet sefase dengan medan listrik, dengan panjang
gelombang dan frekuensi yang sama, dapat ditulis dalam bentuk:

B z ( x, y, z , t )   Bm cos [ ( 4.0 m 1 ) x  (1.2  10 9 s 1 ) t ] ; B x  B y = 0.

Amplitudo gelombang proporsional dengan,

144 Gelombang Elektromagnetik


Em 60.0 V / m
Bm    2.00  10 7 T
c 3.00 10 m / s
8

 
Pada saat x = t = 0, arah medan listrik dalam arah sumbu y negatif. E  B harus

dalam arah sumbu x negatif ( arah penjalaran gelombang). Karena itu,



(- y)  (arah B ) = ( - x)
Dua arah yakni medan magnet dan penjalaran gelombang ditunjukkan dengan

aturan tangan kanan (gambar di bawah). Diperoleh bahwa B dalam arah + z
pada x = t = 0. Oleh karena itu,
1 1
B z ( x, y, z, t )  (2.00  10 7 T ) cos [(4.0 m ) x  (1.2 10 9 s ) t]
Bx  B y  0


Gambar 4.9. Penggunaan aturan tangan kanan untuk menentukan arah B .

Persamaan Gelombang Datar EM

Diasumsikan tidak ada muatan bebas dan arus dalam ruang, karena itu
f  0 ; J  0 (untuk induksi magnetik). Persamaan Maxwell dalam bentuk umum,
f'

menjadi
 E = 0

Fenomena Gelombang 145


  B =0
B
 E   (4.61)
t
E
  B  o  E  o  o
t

4.7. Gelombang Elektromagnetik Dalam Medium

Ketika kita mempelajari persamaan Maxwell, diasumsikan bahwa rapat muatan  =


0, dan rapat arus J = 0, hal ini berlaku untuk vakum dan medium dielektrik. Di dalam
medium konduktif rapat arus J tidak sama dengan nol, besarnya sebanding dengan medan
listrik E, yang secara matematis diungkapkan dengan hukum Ohm: J = E, dengan 
adalah konduktivitas medium.
Di dalam medium, dengan hanya memperhatikan muatan bebas dan arus bebas
saja, persamaan Maxwell menjadi :

1.  D   f

2.  B  0

B
3.  E   (4.62)
t
D
4.  H  J f 
t
Pergeseran listrik bergantung juga pada polarisasi permanen, sedangkan kuat medan magnet
juga dipengaruhi oleh magnetisasi permanen. Keterkaitan pasangan medan vektor materi
dalam bentuk hubungan kerapatan volum momen dipol adalah,
D  o E  P

B
H  M (4.63)
o
Dengan mengkaitkan besaran polarisasi (P) permanen dan magnetisasi permanen (M),
persamaan Maxwell dapat dinyatakan dalam bentuk E dan B, yaitu

146 Gelombang Elektromagnetik


1
E (  f   P) (4.64.a)
o
B
E  (4.64.b)
t
B0 (4.64.c)

 E P 
  B  o  J f    M   o   (4.64.d)
 t t 
Bentuk dalam kurung pada persamaan (4.64.a) merupakan kerapatan muatan total
sebagai jumlah dari kerapatan muatan bebas dan kerapatan muatan terikat, yang telah
E
diperoleh terdahulu. Pada persamaan (4.64.d), bentuk  o disebut pergeseran arus
t
P
vakum, sedangkan bentuk menyatakan kerapatan arus polarisasi, berkaitan dengan
t
gerak dan muatan terikat.

4.8. Gelombang Elektromagnetik Pada Medium Konduktif

Di dalam medium konduktif yang bebas sumber, dengan mengingat hubungan B


= H dan D = E, persamaan Maxwell 4 berubah bentuk menjadi :
E
xB  J   (4.65)
t
Untuk mencari bentuk persamaan gelombangnya, dapat kita turunkan seperti yang sudah
dibicarakan pada bagian B.1, dan akan kita peroleh :

2E J
 2 E    0 (4.66)
t t 2
Kemudian dengan mengingat hukum Ohm :
J = E (4.67)
Maka persamaan (4.66) dapat kita tuliskan menjadi :

2E E
 2 E     0 (4.68)
t 2 t

Fenomena Gelombang 147


Solusi dari persamaan ini adalah gelombang bidang dengan persamaan :
E(z,t) = E,cos (kz-t)
Atau dalam bentuk kompleks :
i (kz  t )
E ( z, t )  Eo e (4.69)

Subtitusi persamaan (4.69) ke dalam persamaan (4.68), akan menghasilkan persamaan :


K2 - 2 + i = 0
Atau :
K2 = 2 - i (4.70)
Dari persamaan (4.70) jelas bahwa bilangan gelombang K berupa bilangan komplek.
Bilangan gelombang K ini dapat kita tentukan dengan memisahkan K = a + I b. Kemudian
kita kalikan dengan konyugetnya, maka akan diperoleh :
 2
 2    
a2  1 1   (4.71)
2     
 

 2
2  2    
b  1 1   (4.72)
2     
 

Dan besarnya bilangan gelombang  adalah :

 2
 2    
  1 1   (4.73)
2     
 

Persamaan (4.73) ini menyatakan bahwa  merupakan fungsi dari . Karena 


berkaitan dengan cepat rambat, maka pada medium konduktif, cepat rambat gelombang
bergantung pada frekuensi. Medium yang demikian sudah kita kenal dan disebut dengan
medium dispersif, seperti sudah dijelaskan pada Bab 2.
Untuk medium yang berkonduktifitas tinggi, maka  besar. Jika  jauh lebih
besar dari  maka dari permasamaan (4.71) dan persamaan (4.72) diperoleh :


a  b 
2

148 Gelombang Elektromagnetik


1
a  b  (4.74)

dengan

2
 (4.75)

Besaran  ini disebut dengan tebal kulit (skin depth).
Untuk medium yang konduktivitasnya rendah (konduktor buruk),  jauh lebih
kecil dari . Pada medium ini, skin depth menjadi :

2 
 (4.76)
 
yang tidak lagi bergantung pada frekuensi.
Bilangan gelombang  untuk medium dengan konduktifitas tinggi, pada frekuensi
rendah, adalah :
1 i
 (4.77)

Dari pembahasan ini, maka solusi persamaan gelombang pada medium konduktif dapat kita
tuliskan menjadi :
i (a  ib ) z  t )
E ( z, t )  Eo e (4.78.a)

i (az  t )
E ( z , t )  Eo e bz e (4.78.b)

atau
z z
i(  t )
E ( z, t )  Eo e  e  (4.78.c)

Dari persamaan (4.78.c) ini, dapat kita tafsirkan bahwa setelah menempuh jarak sebesar ,

1
maka amplitudo gelombang akan berkurang menjadi dari amplitudo semula.
e
Kita lihat kembali persamaan (4.71) :

Fenomena Gelombang 149


 2
 2    
a2  1 1  
2     
 

 2
k2    
a2  1 1  
2     
 

1/ 2
2  2
k    
a2  1 1   (4.79)
2    
 
Coba kita perhatikan persamaan (4.79) ini, jelas bahwa nilai a > k, hal ini berarti
bahwa kecepataan fase gelombang pada medium konduktif lebih kecil dari pada kecepatan
fase gelombang pada medium non konduktif. Kemudian dengan mengingat hubungan :

B E (4.80)

maka dengan mensubstitusikan persamaan (4.80) ke dalam persamaan (4.78) kita peroleh
persamaan gelombang medan magnetnya sebagai berikut :
a  ib
B( z , t )  Eo e  bz cos(az  t ) (4.81)

Dengan memperhatikan persamaan (4.71) di atas, tampak bahwa medan listrik E dan medan
magnet B tidak lagi mempunyai fase yang sama seperti pada medium non konduktif.
Kitapun dapat menentukan besarnya vektor Pointing untuk medium konduktif ini
sebagai berikut :
 2
S E

2z
a  ib
S E e  cos 2 (az  t )
2 (4.82)
 o
Persamaan (4.82) ini mengungkapkan bahwa faktor redaman dalam perambatan energi
2z
adalah e 

150 Gelombang Elektromagnetik


4.9. Elektron Bebas dalam Konduktor dan Plasma

Elektron bebas di dalam konduktor tidak terikat pada atom atau molekul,
sehingga model pembahasan seperti di depan dapat kita gunakan.
Dari persamaan Maxwell 3 :

B
xE  
t
2E J
  2 E   o o  o
t 2 t

2E J
 2 E   o o  o 0 (4.83)
t 2 t

Gerakan elektron dapat kita ungkapkan dengan persamaan :


dv
m  qe E (4.84)
dt
dengan v menyatakan kecepatan elektron.
Kemudian ruas kiri dan ruas kanan dari persamaan (4.84) ini kita kalikan dengan Nqe,
dengan N : rapat jumlah elektron, diperoleh :
 (vqe N )
m  N (qe ) 2 E (4.85)
t
sedangkan J = vqeN, maka persamaan (4.85) menjadi.
J
m  N (qe ) 2 E (4.86)
t
Persamaan (4.86) kita substitusikan ke dalam persamaan (4.83), sehingga kita peroleh :

2E N (qe ) 2
 2 E   o o  o E0 (4.87)
t 2 m

Misalkan solusi persamaan gelombang E(z,t) = Eo cos (kz-t), dan bila kita substitusikan ke
dalam persamaan (4.87), akan diperoleh :

N (qe ) 2
 k 2   o  o 2   o 0 (4.88.a)
m

Fenomena Gelombang 151


N (qe ) 2
k 2   o  o 2   o (4.88.a)
m
1 1
( E  E2 )  E (4.88.c)
v2 1 v2 3

1 ke 1
karena c 2  dan 
 o o  2 v2
maka persamaan (4.88.c) dapat kita tuliskan menjadi :

c2 N (qe ) 2
 1 (4.89)
v2 m o 2

Berdasarkan definisi indeks bias n = c/v, maka dari persamaan (4.89) tersebut dapat
ditentukan indeks bias plasma.

2
P
N  1 (4.90)
2
dengan :

2 N (qe ) 2
p  (4.91)
m o

Besaran p ini disebut dengan frekuensi plasma.


Coba kita perhatikan kembali persamaan (4.90) dan persamaan (4.91) di atas. Bila
 < p, maka nilai indeks bias n berupa bilangan imajiner, ini berarti bahwa gelombang di
dalam plasma tersebut akan diredam. Dan bila   p, maka nilai indeks bias n berupa
bilangan nyata (real), sehingga gelombang akan diteruskan. Persamaan di atas dapat ditulis
dalam bentuk lain,

c 1 
Electromagnetic waves: (k)  k  n
n  o


 1  p2K()
o

152 Gelombang Elektromagnetik


1 1
Impedance: Z 
v  nc o

SOAL-SOAL

4.1. An LC transmission line has the following parameters :

 1.0 x 10  4 H / m,  20 x 10  12 F / m . Find the velocity of electromagnetic


L C
x x
waves on the transmission line. What is the impedance?
4.2. Dalam suatu kabel koaksial kecepatan gelombang elektromagnetik adalah setengah kali
kecepatan cahaya dalam ruang vakum, bahan dielektrik apakah yang digunakan dalam
kabel koaksial tersebut? (Diketahui μ = μ0).

4.3. Sebuah pulsa laser raksasa mempunyai kerapatan daya 1020 W/m2. Hitung nilai medan
magnet rata-rata dari pulsa laser tersebut!

4.4. Sebuah stasiun radio memancarkan gelombang radio dengan daya 50 kW secara sferis.
Tentukan besar medan listrik daerah yang berjarak 1 mil dari stasiun tersebut.

4.5. Tunjukkan bahwa rapat energi gelombang elektromagnetik datar dalam plasma dengan
ampiltudo medan listrik E0 diberikan oleh :

 2 2 2 
1  E 2 1  P  P  1 2
4 0 0    2  0 E0 rms
 2  2 
 
Persamaan tersebut mengindikasikan partisi energi yang terdiri dari energi medan
listrik, energi kinetik elektron, dan energi medan magnet.

4.7. Tunjukkan bahwa radiasi daya sesaat yang dipancarkan oleh sebuah muatan q dengan

1 2q 2 a 2
percepatan a adalah P  W!
40 3c 3

4.8. Sebuah lilitan selenoid diberi muatan medan magnet. Diskusikan mekanisme aliran
energi dalam bentuk vektor pointing.

Fenomena Gelombang 153


 2 E  0 E
4.9. Dengan menggunakan persamaan difusi untuk medium resistif  ,
x 2  t
estimasikan waktu yang dibutuhkan oleh medan listrik dc untuk menembus permukaan
copper setebal 2 cm. Hambatan copper adalah 1,7 x 10 -8 Ω m.

154 Gelombang Elektromagnetik


Fenomena Gelombang 155

Anda mungkin juga menyukai