Anda di halaman 1dari 15

Diktat Kuliah Fisika Modern

BAB 4
DUALISME SIFAT GELOMBANG DAN PARTIKEL

4.1. Pendahuluan
Setelah Max Planck dan Albert Einstein pada awal abad ke-20
sukses dalam mempelopori teori kuantum yang menjelaskan tentang
sifat-sifat partikel dari gelombang, pada tahun 1924 muncul gagasan dari
Louis de Broglie yang mengajukan hipotesis sebaliknya, yaitu materi
mempunyai sifat-sifat gelombang selain sifat partikel. Hipotesisnya
cukup revolusioner karena tanpa didasarkan pada eksperimental yang
kuat, tidak seperti teori kuantum cahaya yang memang didukung oleh
fakta-fakta empiris. Keberadaan gelombang de Broglie ditunjukkan
orang sekitar tiga tahun kemudian dan prinsip dualisme partikel dan
gelombang de Broglie ini digunakan sebagai proses awal perkembangan
mekanika kuantum oleh Schrodinger.

4.2. Gelombang de Broglie


Untuk memahami pengertian gelombang de Broglie, maka terlebih
dahulu kembali diingat beberapa persamaan penting yang dijelaskan
pada Bab 3, seperti ditulis di bawah ini. Sebuah foton dengan frekuensi
mempunyai momentum
h atau p h (4.1)
p
c
Berdasarkan persamaan di atas, jika p = mv, maka panjang gelombang
foton dapat dinyatakan dengan persamaan
h h
atau (4.2)
p mv
Panjang gelombang di atas sering disebut sebagai panjang gelombang de
Broglie. Dari persamaan (4.2), bahwa semakin besar momentum benda
yang bergerak, maka semakin pendek panjang gelombang yang
dihasilkan. Massa benda m pada persamaan tersebut merupakan massa
relativistik yang dapat dituliskan sebagai berikut

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 43


Diktat Kuliah Fisika Modern

m0
m
1 v 2 /c 2

Secara umum, aspek gelombang dan partikel dari sebuah benda


yang bergerak tidak dapat diamati secara bersamaan. Mungkin pada
saat tertentu aspek gelombang yang terlihat, tetapi pada saat yang lain
justru aspek partikel yang terlihat. Kondisi semacam ini tergantung dari
perbandingan antara panjang gelombang de Broglie dengan dimensi
benda yang bergerak. Contohnya bola voli dengan massa 2 kg dan
bergerak dengan kecepatan 20 m/s, mempunyai panjang gelombang de
Broglie sekitar 1,66 x 10-35 m. Panjang gelombang bola voli ini
sedemikian kecil dibandingkan dengan dimensi bendanya sehingga aspek
gelombangnya tidak teramati dari gerak bola voli tersebut. Tetapi sebuah
elektron dengan massa 9,1 x 10-31 kg dan kecepatan 107 m/s mempunyai
panjang gelombang de Broglie sebesar 7,3 x 10-34 m. Nilai ini sebanding
dengan dimensi atom, sehingga sifat gelombang dari elektron yang
bergerak dapat teramati melalui suatu pengamatan di laboratorium.

4.3. Persamaan Gelombang


Secara umum gelombang bergerak dengan kecepatan tertentu,
misalnya v. Sekarang diandaikan gelombang de Broglie juga menjalar
dengan kecepatan tertentu, misalnya w yang dapat dirumuskan
w (4.3)

Kuantitas dapat diambil dengan menyamakan energi foton dengan


energi total relativistik, sehingga dapat diperoleh

mc 2
h m c atau
2
(4.4)
h
Jika persamaan (4.2) dan (4.4) disubstitusikan ke persamaan (4.3), maka
kecepatan gelombang de Broglie dapat dinyatakan dengan persamaan
mc 2 h c 2
w (4.5)
h mv v
Karena v selalu lebih kecil dari c, maka berdasarkan persamaan (4.5), w
tentu selalu lebih besar dari c, sebuah hasil yang perlu dianalisis lebih
lanjut.

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 44


Diktat Kuliah Fisika Modern

Secara umum persamaan gelombang yang sedang bergerak untuk


setiap saat (t) dan tempat (x) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut
x
y A cos 2 t (4.6)
w
Contoh gelombang yang merambat pada tali dapat dilihat pada Gambar
4.1. Tali mulai digetarkan pada x = 0 saat t = 0, sehingga gelombang
menjalar ke arah +x dengan kelajuan w. Dalam waktu t, gelombang ini
telah menempuh jarak x = wt, sehingga selang waktu penjalaran dari x =
0 hingga x = x adalah t = x/w. Dengan demikian, pergeseran y di x = x
pada waktu t sama dengan pergeseran y di x = 0 pada waktu sebelumnya
yaitu t x/w.

y
t=0
tali

y t=t

tali
x

wt

Gambar 4.1. Perambatan gelombang pada tali.

Apabila digunakan hubungan w = , maka persamaan (4.6) dapat


dituliskan menjadi persamaan
x x
y A cos 2 t atau y A cos 2 t (4.7)
w

Dari persamaan (4.7), didefinisikan beberapa parameter gelombang


seperti frekuensi anguler dan bilangan gelombang
2 (frekuensi anguler) (4.8)

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 45


Diktat Kuliah Fisika Modern

2
k (bilangan gelombang) (4.9)
w
Persamaan (4.7) dapat dinyatakan dalam variabel dan k, sehingga dapat
ditulis menjadi
y A cos ( t k x) (4.10)

4.4. Kecepatan Fase dan Kecepatan Group


Gelombang de Broglie tidak dapat dinyatakan dengan formulasi
sebagaimana persamaan (4.10), yang menggambarkan deretan gelombang
dengan nilai amplitudo sama dan jumlahnya tidak tentu. Hal ini dapat
kita pahami, karena amplitudo dari gelombang de Broglie yang terkait
dengan benda yang bergerak mencerminkan peluang benda itu untuk
diperoleh pada suatu tempat dan saat tertentu. Untuk mempermudah
memahami gelombang de Broglie, diperlihatkan sebuah group gelombang
seperti pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Sebuah group gelombang.

Group gelombang merupakan superposisi dari gelombang individu


dengan panjang gelombang yang berbeda-beda, sehingga interferensinya
memiliki pola amplitudo yang bervariasi, seperti terlihat pada Gambar
4.2. Jika kecepatan gelombang individu sama, maka kecepatan tersebut
merupakan kecepatan penjalaran dari group gelombang. Tetapi jika
kecepatan gelombang berubah terhadap panjang gelombangnya, maka
gelombang individu yang berbeda tidak menjalar bersama, dan kecepatan
group gelombang berbeda dengan kecepatan gelombang individunya.
Misalnya ada dua gelombang dengan amplitudo sama A, selisih
frekuensi sudutnya d dan selisih bilangan gelombangnya dk. Kedua
gelombang ini dapat dinyatakan dengan persamaan

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 46


Diktat Kuliah Fisika Modern

y1 A cos ( t k x)

y2 A cos t k k x

Superposisi dua gelombang merupakan resultan y pada saat t dan pada


posisi x yang dapat dinyatakan dengan persamaan
y y1 y 2
1
y 2 A cos 2 d t (2k dk) x cos 1 d t dk x
2 2
Karena d << dan dk << k, maka persamaan di atas dapat dituliskan
menjadi
d dk (4.11)
y 2A cos ( t k x) cos t x
2 2

Persamaan (4.11) merupakan gelombang dengan frekuensi sudut dan


bilangan gelombang k yang termodulasi dengan frekuensi sudut d
dan bilangan gelombang dk.
Berdasarkan persamaan (4.11), kecepatan fase dari gelombang de
Broglie dapat dituliskan

w (4.12)
k

gelombang individu
+

gelombang individu
=

group gelombang

Gambar 4.3. Penjumlahan dua gelombang membentuk sebuah group


gelombang yang termodulasi.

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 47


Diktat Kuliah Fisika Modern

Sedangkan kecepatan groupnya dapat dirumuskan dengan persamaan


d (4.13)
u
dk
Frekuensi sudut dan bilangan gelombang de Broglie yang terkait dengan
benda yang bermassa diam m0 dan bergerak dengan kecepatan v adalah
2 mc2 2 m0 c 2
2 (4.14)
h h 1 v 2 /c 2

dan 2 2 mv 2 m0 v (4.15)
k
h h 1 v 2 /c 2

Jika persamaan (4.14) dan (4.15) disubstitusikan ke persamaan (4.12),


maka kecepatan fase gelombang de Broglie dapat dituliskan dengan hasil
yang sama seperti persamaan (4.5)
c2
w (4.16)
k v
Sedangkan kecepatan group gelombang de Broglie (u) yang terkait dengan
benda yang bergerak dapat dirumuskan
d 2 m0 v
atau u h (1 v /c )
2 2 3/2
d = dv (4.17)
u v
dk dk 2 m0
dv h (1 v 2 /c 2 ) 3/2

Jadi group gelombang de Broglie terkait dengan benda yang bergerak,


menjalar dengan kecepatan sama dengan kecepatan benda tersebut.

4.5. Difraksi Partikel


Pada tahun 1927 Davisson dan Germer di Amerika Serikat dan
G.P. Thomson di Inggris secara terpisah membuktikan hipotesis de
Broglie dengan menunjukkan berkas elektron terdifraksi jika berkas itu
terhambur dengan kisi atom kristal yang teratur. Gambar 4.4 di bawah,
menunjukkan skema peralatan eksperimen Davisson-Germer, dimana
energi elektron dalam berkas primer, sudut jatuhnya pada target dan
posisi detektor dapat diatur. Pada eksperimen tersebut target dibuat dari
nikel yang dipanaskan pada temperatur yang tinggi.

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 48


Diktat Kuliah Fisika Modern

senapan elektron

detektor elektron
berkas
datang

berkas
hambur

Gambar 4.4. Skema eksperimen Davisson-Germer.

Hasil yang diperoleh dari eksperimen Davisson-Germer adalah


kurva berkas hambur elektron dengan pola maksimum minimum yang
jelas teramati yang posisinya tergantung dari energi berkas elektron,
seperti Gambar 4.5. Pola maksimum minimum seperti kurva di bawah,
ditafsirkan sebagai hasil dari peristiwa difraksi gelombang elektron oleh
target, seperti halnya difraksi sinar-X oleh bidang-bidang atom dalam
kristal. Pada saat energi berkas elektron 54 eV yang ditembakkan tegak
lurus pada target nikel, maka terjadi pola maksimum pada sudut 50o
yang paling tajam dalam distribusi elektron.

Berkas
elektron

500

40 eV 44 eV 48 eV 54 eV 60 eV

Gambar 4.5. Hasil eksperimen Davisson-Germer.

Contoh 3.1.
Pada peristiwa difraksi elektron, sudut datang dan sudut hambur relatif
terhadap keluarga bidang Bragg adalah 65o (definisi bidang Bragg dapat
dibaca di buku-buku Fisika Modern). Jika jarak antar bidang, setelah

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 49


Diktat Kuliah Fisika Modern

diukur menggunakan difraksi sinar-X adalah 0,91 oA, hitunglah panjang


gelombang elektron dengan rumus difraksi dan rumus de Broglie ?

Penyelesaian
Untuk menghitung panjang gelombang de Broglie dari elektron yang
terdifraksi dapat digunakan persamaan difraksi
n = 2 d sin .
Jika n = 1, maka = 2 d sin = 2 x 0,91 oA x sin 65o = 1,65 oA
Jika digunakan persamaan gelombang de Broglie, maka diperoleh
h h

mv 2 m EK

6,63 x 10 34 Js
= 1,66 x 10 10 m
31 19
2 x (9,1 x 10 kg ) x (54 eV ) x (1,6 x 10 J/eV )

= 1,66 oA
Dengan demikian nilai yang dihasilkan mendekati sama.

4.6. Partikel Dalam Kotak


Sifat gelombang dari partikel yang bergerak akan terlihat jelas,
jika partikel itu dibatasi pada suatu daerah tertentu, misalnya di dalam
kotak seperti Gambar 4.6. Menurut teori gelombang, sebuah partikel
yang terperangkap di dalam kotak identik dengan gelombang berdiri pada
tali yang terbentang antara dinding-dindingnya. Pergeseran transversal
tali dan fungsi gelombang partikel sama dengan nol pada dinding,
karena gelombang terhenti di sini.
Panjang gelombang de Broglie dari partikel dalam kotak tergantung
dari lebar kotak L. Dari Gambar 4.7, panjang gelombang terbesar adalah
= 2L, kemudian = L dan = 2/3 L. Berdasarkan hal ini, persamaan
gelombang de Broglie yang diijinkan adalah
2L
n n = 1, 2, 3, (4.18)
n
Karena = h/mv, maka pembatasan panjang gelombang de Broglie yang
datang terhadap lebar kotak setara dengan pembatasan momentum

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 50


Diktat Kuliah Fisika Modern

partikel atau energi kinetiknya. Energi kinetik partikel (non relativistik)


dengan momentum mv adalah
1 (m v) 2
EK mv 2
2 2m

Gambar 4.6. Partikel terperangkap di dalam kotak berdinding tegar.

Dengan memasukkan nilai mv = h/, maka diperoleh


h2
EK (4.19)
2m 2
Selanjutnya persamaan (4.18) disubstitusikan ke dalam persamaan
(4.19). Jika tidak terdapat energi potensial pada model ini, maka energi
yang dapat dimiliki partikel tersebut adalah

n2 h2
En n = 1, 2, 3, (4.20)
8 m L2

Setiap energi yang diijinkan disebut sebagai tingkat energi dan bilangan
bulat n disebut sebagai bilangan kuantum.

= 2/3 L =L = 2L

L L L

Gambar 4.7 Fungsi gelombang partikel yang terperangkap di dalam kotak


dengan lebar L.

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 51


Diktat Kuliah Fisika Modern

Aspek penting dari persamaan (4.20) adalah, bahwa partikel yang ada
dalam kotak tidak boleh memiliki energi nol. Jika E = 0, maka = 0
di setiap titik dalam kotak, sehingga kerapatan peluang 2 = 0, artinya
partikel tidak terdapat dalam kotak.
Sebuah partikel dalam kotak berdinding tegar hanya suatu model
saja, namun demikian kuantisasi energi yang diperoleh berlaku secara
umum. Artinya bahwa sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu
ruang (meski ruang itu tidak memiliki batas yang terdefinisikan secara
baik) hanya dapat memiliki energi tertentu saja. Kuantisasi energi dapat
muncul untuk elektron dalam atom, molekul dan zat padat serta untuk
proton dan neutron dalam inti atomik.

Contoh 3.2
Carilah tingkat energi sebuah elektron yang terperangkap di dalam kotak
yang lebarnya 0,1 nm ?

Penyelesaian
Diketahui massa elektron = 9,1 x 10-31 kg dan L = 0,1 nm = 10-10 m,
sehingga energi elektron yang diijinkan adalah
n 2 x (6,63 x 10 34 Js )2
En 31 10 2
6,0 x 10 18 n 2 J 38 n 2 eV
8 x (9,1 x 10 kg ) x (10 m)
Karena En = 38 n2 eV, maka tingkat energinya adalah E1 = 38 eV, E2 = 152
eV, E3 = 342 eV, E4 = 608 eV dan seterusnya.

4.7. Prinsip Ketidakpastian


Seperti yang telah dijelaskan bahwa sebuah partikel yang bergerak
dapat dipandang sebagai group gelombang de Broglie. Semakin lebar
suatu group gelombang, semakin banyak pula jumlah gelombang yang
dikandungnya serta lebih mudah mendapatkan panjang gelombang dan
momentum partikel tersebut. Sebaliknya, jika lebar group gelombang
sempit, posisi partikel lebih mudah ditentukan, tetapi momentumnya
sukar. Sehingga terdapat hubungan timbal balik antara ketidakpastian
posisi partikel (x) dan ketidakpastian momentumnya (p).

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 52


Diktat Kuliah Fisika Modern

=?

x x
p besar p kecil

Gambar 4.8. Hubungan timbal balik antara ketidakpastian posisi partikel x


dan ketidakpastian momentum p dari suatu group
gelombang de Broglie terbatas.

Sebuah group gelombang (x) dapat dinyatakan dengan persamaan


integral fourier, sebagai berikut

(x) g(k) cos k x dk (4.21)
0

dimana fungsi g(k) menyatakan amplitudo gelombang yang berkontribusi


pada (x) dan nilainya berubah terhadap bilangan gelombang k. Sebuah
grafik group gelombang dan model transformasi fouriernya ditunjukkan
dalam Gambar 4.9.
Berdasarkan Gambar 4.9, semakin sempit group gelombang, maka
semakin lebar selang bilangan gelombangnya, begitu juga sebaliknya.
Hubungan antara jarak x dan pelebaran bilangan gelombang k
tergantung dari bentuk group gelombang dan cara bagaimana x dan k
didefinisikan. Perkalian x dan k minimum, jika group gelombang
berbentuk gaussian (dalam hal ini tranformasi fourier juga berbentuk
gaussian). Selanjutnya jika x dan k diambil dari deviasi standart fungsi
(x) dan g(k), maka nilai minimum x k = . Tetapi karena umumnya
group gelombang tidak memiliki bentuk gaussian, maka lebih baik jika
hubungan x dan k dapat dirumuskan
x k (4.22)
Sementara itu panjang gelombang de Broglie untuk sebuah partikel
yang dengan momentum p adalah = h/p dan bilangan gelombang yang
bersesuaian dengannya adalah
2 2 p
k
h

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 53


Diktat Kuliah Fisika Modern

x x x

g g g

k k k

Gambar 4.9. Fungsi gelombang dan transform fourier untuk pulsa, group
gelombang dan gelombang yang melebar tak terhingga.

Hubungan antara k dan p dapat diturunkan dari persamaan di atas,


sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi
h k
p
2

Seperti kita ketahui x k , sehingga k 1/(2 x), dan selanjutnya


h
x p (4.23)
4

Persamaan di atas merupakan salah satu prinsip ketidakpastian yang


diperoleh oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927. Kuantitas h/2
merupakan satuan dasar dari momentum sudut, sehingga kuantitas ini

sering dituliskan dengan . Nilai = 1,054 x 10-34 J.s, dan persamaan

(4.23) dapat ditulis menjadi

x p /2 (4.24)

Untuk mengamati posisi dan mometum sebuah elektron yang


sedang bergerak, digunakan cahaya dengan panjang gelombang . Pada
peristiwa ini foton cahaya menumbuk elektron sehingga terpantul ke arah
lain. Setiap foton yang bermomentum h/ dan jika bertumbukan dengan
elektron, maka momentum elektron semula p berubah. Perubahan yang
tepat cukup sulit untuk diperkirakan, tetapi perubahannya berorde besar
sama dengan momentum foton cahaya h/. Dengan demikian, jika

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 54


Diktat Kuliah Fisika Modern

panjang gelombang cahaya yang digunakan besar, maka ketidakpastian


momentumnya lebih kecil.
h
p (4.25)

Karena cahaya bersifat gelombang, maka kita tidak menentukan
posisi elektron dengan ketepatan tak berhingga, tetapi kita kemungkinan
masih dapat mempertahankan ketidakpastian tak tereduksi x dari
posisinya, sepanjang panjang gelombang cahaya yang dipakai, sehingga
x (4.26)
Dengan demikian, semakin kecil panjang gelombangnya, maka semakin
kecil pula ketidakpastian dari posisi elektron itu.
Dari persamaan (4.25) dan (4.26), bahwa jika digunakan cahaya
dengan panjang gelombang kecil agar penentuan kedudukan elektron
lebih tepat, maka akan timbul reduksi yang sesuai dengan ketepatan
penentuan momentum. Sedangkan jika digunakan cahaya dengan
panjang gelombang besar, maka hasil penentuan momentumnya
mungkin tepat, tetapi kedudukannya tidak tepat. Jika persamaan (4.26)
disubstitusikan ke persamaan (4.25), maka diperoleh
x p h (4.27)
yang sebenarnya masih sesuai dengan persamaan (4.24).

Contoh 3.3
Atom hidrogen berjari-jari 5,3 x 10-11 m. Gunakan prinsip ketidakpastian
untuk memperkirakan energi elektron yang dapat dimiliki dalam sebuah
atom hidrogen tersebut ?

Penyelesaian
Diketahui x = 5,3 x 10-11 m. Kita gunakan persamaan (4.24), sehingga

p p 9,9 x 10-25 kg m/s
2 x
Elektron dengan momentum besar ini berkelakuan sebagai partikel klasik
dan energi kinetiknya adalah

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 55


Diktat Kuliah Fisika Modern

p 2 (9,9 x 10 25 kg m/s)2
EK 31
5,4 x 10 19 J
2m 2 x (9,1 x 10 kg )
Nilai energinya sedemikian adalah setara dengan 3,4 eV.

4.8. Penerapan Prinsip Ketidakpastian


Tetapan Planck h bernilai sangat kecil, sehingga pembatasan yang
dihasilkan dari prinsip ketidakpastian hanya sesuai dalam dimensi atom.
Dalam hal ini penerapan prinsip ketidakpastian dapat digunakan untuk
menafsirkan berbagai gejala. Perlu anda ketahui bahwa batas bawah /2
untuk x p jarang tercapai, umumya x p atau x p h, seperti
persamaan (4.27).
Model lain dari prinsip ketidakpastian kadang-kadang diperlukan,
misalnya untuk mengukur energi E yang dipancarkan pada suatu waktu
selama selang waktu t dalam proses atomik. Jika energi ini berbentuk
gelombang elektromagnetik, maka batas waktu yang tersedia membatasi
untuk menentukan frekuensi dari gelombang itu. Asumsikan group
gelombang itu sebagai satu gelombang, karena frekuensi gelombang yang
sedang dipelajari sama dengan bilangan yang dihitung dan dibagi dengan
selang waktu. Oleh karena itu ketidakpastian frekuensi adalah
1
(4.28)
t
Ketidakpastian energi yang sesuai
E = h (4.29)
sehingga diperoleh hubungan
h
E atau E t h (4.30)
t
Persamaan di atas dapat diubah secara lebih teliti, menurut sifat group
gelombang, sehingga menjadi

E t (4.31)
2
Persamaan (4.31) disebut sebagai persamaan ketidakpastian energi dan
waktu dan secara umum kasusnya tidak dibatasi hanya untuk kasus
gelombang elektromagnetik.

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 56


Diktat Kuliah Fisika Modern

Contoh 3.4.
Sebuah atom tereksitasi memancarkan energi dalam bentuk foton yang
memiliki frekuensi tertentu. Periode rata-rata antara saat eksitasi hingga
memancarkan foton adalah 10-8 s. Cari batas ketidakpastian energi dan
frekuensi foton itu ?

Penyelesaian
Ketidakpastian energi foton
1,054 x10 34 Js
E E 5,3 x 10-27 J
2 t 2 x10 8 s
Ketidakpastian frekuensi foton
E
8 x10 6 Hz
h

4.9. Soal Soal Latihan


1. Buktikan bahwa panjang gelombang de Broglie sebuah partikel
bergerak yang memiliki massa diam m0 dan energi kinetik EK adalah
hc
?

E K E K 2 m0 c 2
2. Carilah bentuk tingkat energi (dalam MeV) dari sebuah neutron dalam
kotak 1 dimensi yang lebarnya 10-14 m. Hitung energi minimumnya ?
(Diameter inti atomik berorde besar dan diasumsikan sama dengan
lebar tersebut).
3. Suatu inti atom mempunyai jari-jari sekitar 5 x 10-15 m. Gunakan
prinsip ketidakpastian untuk mendapatkan batas bawah energi
elektron yang harus dimilikinya, agar bisa menjadi partikel penyusun
inti atom tersebut ?
4. Suatu atom Hidrogen berjari-jari 5,3 x 10-11 m. Gunakan prinsip
ketidak-pastian untuk memperkirakan energi elektron yang dapat
dimilikinya dalam atom tersebut ?
5. Buktikan bahwa ketidakpastian terkecil posisi partikel dapat ditulis
dalam persamaan C = (1 v2/c2)1/2/4, dengan C menyatakan
panjang gelombang Compton dan v adalah kecepatannya ?

Dualisme Sifat Gelombang dan Partikel 57

Anda mungkin juga menyukai