BAB 4
DUALISME SIFAT GELOMBANG DAN PARTIKEL
4.1. Pendahuluan
Setelah Max Planck dan Albert Einstein pada awal abad ke-20
sukses dalam mempelopori teori kuantum yang menjelaskan tentang
sifat-sifat partikel dari gelombang, pada tahun 1924 muncul gagasan dari
Louis de Broglie yang mengajukan hipotesis sebaliknya, yaitu materi
mempunyai sifat-sifat gelombang selain sifat partikel. Hipotesisnya
cukup revolusioner karena tanpa didasarkan pada eksperimental yang
kuat, tidak seperti teori kuantum cahaya yang memang didukung oleh
fakta-fakta empiris. Keberadaan gelombang de Broglie ditunjukkan
orang sekitar tiga tahun kemudian dan prinsip dualisme partikel dan
gelombang de Broglie ini digunakan sebagai proses awal perkembangan
mekanika kuantum oleh Schrodinger.
m0
m
1 v 2 /c 2
mc 2
h m c atau
2
(4.4)
h
Jika persamaan (4.2) dan (4.4) disubstitusikan ke persamaan (4.3), maka
kecepatan gelombang de Broglie dapat dinyatakan dengan persamaan
mc 2 h c 2
w (4.5)
h mv v
Karena v selalu lebih kecil dari c, maka berdasarkan persamaan (4.5), w
tentu selalu lebih besar dari c, sebuah hasil yang perlu dianalisis lebih
lanjut.
y
t=0
tali
y t=t
tali
x
wt
2
k (bilangan gelombang) (4.9)
w
Persamaan (4.7) dapat dinyatakan dalam variabel dan k, sehingga dapat
ditulis menjadi
y A cos ( t k x) (4.10)
y1 A cos ( t k x)
y2 A cos t k k x
gelombang individu
+
gelombang individu
=
group gelombang
dan 2 2 mv 2 m0 v (4.15)
k
h h 1 v 2 /c 2
senapan elektron
detektor elektron
berkas
datang
berkas
hambur
Berkas
elektron
500
40 eV 44 eV 48 eV 54 eV 60 eV
Contoh 3.1.
Pada peristiwa difraksi elektron, sudut datang dan sudut hambur relatif
terhadap keluarga bidang Bragg adalah 65o (definisi bidang Bragg dapat
dibaca di buku-buku Fisika Modern). Jika jarak antar bidang, setelah
Penyelesaian
Untuk menghitung panjang gelombang de Broglie dari elektron yang
terdifraksi dapat digunakan persamaan difraksi
n = 2 d sin .
Jika n = 1, maka = 2 d sin = 2 x 0,91 oA x sin 65o = 1,65 oA
Jika digunakan persamaan gelombang de Broglie, maka diperoleh
h h
mv 2 m EK
6,63 x 10 34 Js
= 1,66 x 10 10 m
31 19
2 x (9,1 x 10 kg ) x (54 eV ) x (1,6 x 10 J/eV )
= 1,66 oA
Dengan demikian nilai yang dihasilkan mendekati sama.
n2 h2
En n = 1, 2, 3, (4.20)
8 m L2
Setiap energi yang diijinkan disebut sebagai tingkat energi dan bilangan
bulat n disebut sebagai bilangan kuantum.
= 2/3 L =L = 2L
L L L
Aspek penting dari persamaan (4.20) adalah, bahwa partikel yang ada
dalam kotak tidak boleh memiliki energi nol. Jika E = 0, maka = 0
di setiap titik dalam kotak, sehingga kerapatan peluang 2 = 0, artinya
partikel tidak terdapat dalam kotak.
Sebuah partikel dalam kotak berdinding tegar hanya suatu model
saja, namun demikian kuantisasi energi yang diperoleh berlaku secara
umum. Artinya bahwa sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu
ruang (meski ruang itu tidak memiliki batas yang terdefinisikan secara
baik) hanya dapat memiliki energi tertentu saja. Kuantisasi energi dapat
muncul untuk elektron dalam atom, molekul dan zat padat serta untuk
proton dan neutron dalam inti atomik.
Contoh 3.2
Carilah tingkat energi sebuah elektron yang terperangkap di dalam kotak
yang lebarnya 0,1 nm ?
Penyelesaian
Diketahui massa elektron = 9,1 x 10-31 kg dan L = 0,1 nm = 10-10 m,
sehingga energi elektron yang diijinkan adalah
n 2 x (6,63 x 10 34 Js )2
En 31 10 2
6,0 x 10 18 n 2 J 38 n 2 eV
8 x (9,1 x 10 kg ) x (10 m)
Karena En = 38 n2 eV, maka tingkat energinya adalah E1 = 38 eV, E2 = 152
eV, E3 = 342 eV, E4 = 608 eV dan seterusnya.
=?
x x
p besar p kecil
x x x
g g g
k k k
Gambar 4.9. Fungsi gelombang dan transform fourier untuk pulsa, group
gelombang dan gelombang yang melebar tak terhingga.
x p /2 (4.24)
Contoh 3.3
Atom hidrogen berjari-jari 5,3 x 10-11 m. Gunakan prinsip ketidakpastian
untuk memperkirakan energi elektron yang dapat dimiliki dalam sebuah
atom hidrogen tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui x = 5,3 x 10-11 m. Kita gunakan persamaan (4.24), sehingga
p p 9,9 x 10-25 kg m/s
2 x
Elektron dengan momentum besar ini berkelakuan sebagai partikel klasik
dan energi kinetiknya adalah
p 2 (9,9 x 10 25 kg m/s)2
EK 31
5,4 x 10 19 J
2m 2 x (9,1 x 10 kg )
Nilai energinya sedemikian adalah setara dengan 3,4 eV.
Contoh 3.4.
Sebuah atom tereksitasi memancarkan energi dalam bentuk foton yang
memiliki frekuensi tertentu. Periode rata-rata antara saat eksitasi hingga
memancarkan foton adalah 10-8 s. Cari batas ketidakpastian energi dan
frekuensi foton itu ?
Penyelesaian
Ketidakpastian energi foton
1,054 x10 34 Js
E E 5,3 x 10-27 J
2 t 2 x10 8 s
Ketidakpastian frekuensi foton
E
8 x10 6 Hz
h