SIFAT GELOMBANG
DARI PARTIKEL
DRA. SUSILAWATI, M.SI.PH.D
SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL
A. Gelombang De Broglie
B. Fungsi Gelombang
C. Kecepatan Gelombang De Broglie
D. Kecepatan Fase dan Kecepatan Grup
E. Difraksi Partikel
F. Prinsip Ketaktentuan
G. Penerapan Prinsip Ketaktentuan
A. Gelombang De Broglie
w
Untuk menentukan harga w, panjang gelombang merupakan panjang
gelombang de broglie
h
m
Dan untuk mendapatkan frekuensinya kita menyamakan pernyataan
kuantum E h dengan rumus relatifitas untuk energi total E mc 2 untuk
mendapatkan
2
hv mc2
mc
v
h
Sehingga kecepatan gelombang de broglie menjadi :
2 2
mc h c
w v x
h m
v
Kecepatan partikel harus lebih besar dari pada kecepatan cahaya c,maka
kecepatan de broglie w selalu lebih besar dari pada c.
3.4.KECEPATAN FASE DAN KECEPATAN GROUP
y1 A cos(t kx)
y2 Acos[( d )t (k dk ) x]
y y1 y 2
2 d 2
dk 2k
y 2 A cos 12 [(2 d )t (2k dk ) x] cos 12 (dt dkx)
y 2 A cos(t kx ) cos( d2 t dk2 x)
Kecepatan fase besarnya
w
k
u d
dk
frekuensi sudut dan bilangan gelombang dari gelombang
de Broglie yang berpautan dengan sebuah benda yang
massa diamnya m0 yang bergerak dengan kecepatan v
ialah
2mc 2
2v h
2m0 c 2
2
h 1 v 2
c
k 2
2mv
h
2m0 v
k v2
h 1 2
c
Keduanya dan k merupakan fungsi dari kecepatan v. kecepatan fase w
besarnya melebihi kecepatan benda v dan kecepatan cahaya c.
c2
w
k v
2m0
dk
dv 2
h (1 v 2 )3 / 2
c
Sehingga kecepatan groupnya menjadi u = v
3.5. DIFRAKSI PARTIKEL
2nL
energi kinetik sebuah partikel bermomentum ialah
2 ( mv ) 2
K mv
1
2 2m
Karena גh/mv, mv=h/ג
h2
K 2 m2
Jika group gelombang itu sempit,kedudukan partikel itu terdifinisikan lebih baik, tetapi
panjang gelombangnya sukar ditentukan. Karena terdapat hubungan timbal balik antara
ketaktentuan (ketakpatian) kedudukan yang inheren Δx dari partikel itu dan
ketaktentuan momentumnya yang inheren Δp : bertambah kecilnya Δx, maka harus
bertambah besar dan sebaliknya.Analisis yang formal mendukung kesimpulan tersebut
dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara kuantitatif. Contoh yang paling
sederhana dari pembentukan group gelombang diberikan pada gambar 3.4, disitu dua
gelombang berjalan dengan frekuensi sudut ώ yang sedikit berbeda dan bilangan
gelombang k disuperposisikan menghasilkan sederet group gelombang seperti dalam
gambar 3.4.Sebuah benda bergerak yang bersesuaian dengan suatu group gelombang
tunggal, (bukan barisan dari group gelombang), tetapi group gelombang tunggal dapat
juga dipikirkan sebagai superposisi dari gelombang harmonik
Pada suatu waktu tertentu (t),group gelombang ψ(x) dapat dinyatakan dengan integral
fourier.
Ψ(x) =
0
g ( k ) cos .kx.dk
Dengan fungsi g ( k ) menggambarkan amplitudo gelombang yang memberi sumbangan ( kontribusi )
pada ψ ( x );g
(x) berubah terhadap bilangan gelombang k fungsi ini disebut transform fourier dari ψ ( x ) dan
memberi spesipikasi pada group gelombang sama lengkapnya seperti yang diberi oleh ψ ( x ).
Bilangan gelombang yang diperlukan untuk menyatakan suatu group dari k = 0 hingga k = ∞ , tetapi
untuk group yang panjangnya berhingga , gelombang yang amplitudo g ( k ) nya besar; memiliki
bilangan gelombang yang terletak dalam selang yang berhingga k.
Hubungan antara jarak Δx dan pelebaran bilangan gelombang bergantung dari bentuk group
gelombang dan bergantung dari cara Δx dan Δk didefinisikan. Harga perkalian Δx dikali k yang
minimum terjadi jika
1
group gelombang berbentuk fungsi gaussian. Dalam hal ini, ternyata
transform fouriernya juga merupakan fungsi gaussian. Jika Δx dan Δk diambil deviasi standar dari
2
fungsi ψ (x) dan g(k)
harga minimum Δx Δk = hubungan antara Δx dan Δk dinyatakan sebagai berikut:
1
2
Panjang gelombang de broglie untuk sebuah partikel bermomentum p ialah :
h
p
Oleh karena itu ketidakpastian Δk dalam jumlah gelombang pada gelombang-gelombang broglie
berhubungan dengan hasil-hasil partikel dalam suatu ketidakpastin Δp dalam momentum partikel
menururt rumus beikut :
hx
1 p
2
h 2
Karena Δx Δk x p
,maka Δx 4 dan 1
2x
Persamaan merupakan salah satu bentuk prinsip ketaktentuan (ketakpastian) yang
diperoleh Werner Heisenberg pada tahun 1927. Persamaan ini menyatakan perkalian
ketaktentuan kedudukan benda Δx pada suatu saat dan ketaktentuan komponen
momentum dalam arah Δx yaitu Δp pada saat yang sama lebih besar atau sama
dengan h/4π
Kuantitas h/2π sering muncul pada fisika modern, karena kuantitas ini merupakan dasar
dari momentum sudut dan disingkat h/2π dengan lambang ħ :
xp
h
2
h
1,054 10 34
2
Misalnya kita bisa memeriksa elektron dengan pertolongan cahaya panjang gelombang
λ, seperti pada gambar 3-13. Dalam proses ini proton cahaya menumbuk elektron
dan terpantul kearah lain. Setiap foton memiliki momentum h/λ. Apabila foton itu
bertumbukan dengan elektron,maka momentum semula (p) akan mengalami
perubahan. Perubahan yang tepat tidak bisa diramalkan,akan tetapi perubahan
tersebut mempunyai orde yang besarnya sama dengan momentum foton h/λ. Jadi
pengukuran telah menimbulkan ketaktentuan pada momentum elektron.
h
p
Cahaya memiliki sifat gelombang,kita tidak dapat menentukan kedudukan elektron
dengan ketepatan tak berhingga dalam segala keadaan, tetapi kita dapat
mengharapkan secara nalar untuk mempertahankan ketaktentuan tak tereduksi Δx
dari keudukannya. Panjang gelombang dari cahaya yang dipakai seperti :
Δx ≈ λ
Apabila panjang gelombang lebih kecil maka, ketaktentuan dari kedudukan elektron itu
juga mempunyai nilai yang lebih kecil.
λ = Δx disubsitusikan kedalam persamaan Δp =h/λ menjadi
Δx Δp ≈ h
PEMAKAIAN PRINSIP KETAKTENTUAN
34
Tetapan Planck h berharga sangat kecil yaitu 6,63 10 j.s sehingga pembatas yang
ditimbulkan prinsip ketaktentuan hanya penting dalam dunia atom. Perlu diingat
bahwa batas bawah ħ/2 untuk Δx Δp sangat jarang dicapai sehingga, Δx Δp ≈ ħ atau
Δx Δp ≈ h.
Bentuk lain dari prinsip ketaktentuan. Apabila kita ingin mengukur energi E yang
dipancarkan dari suatu waktu dalam suatu proses atomik. Karena frekuensi
gelombang sama dengan bilangan yang kita hitung dibagi dengan selang waktu,
ketaktentuan frekuensi (Δv) seperti :
1
v
t
Ketaktentuan energi yang bersesuaian ialah :
ΔE = h Δv
Sehingga ; h
t
Atau
t h
Perhitungan yang lebih teliti berdasarkan sifat group gelombang merubah
hasil tersebut menjadi :
t
2
Sehingga, perkalian ketaktentuan pengukuran energi ΔE dan ketaktentuan
waktu Δt selama pengukuran itu dilakukan harus sama atau lebih besar
dari ħ/2.
11
34
ħ= 1,054 10 j.s
Dit : Δp…….?
Jawab
p
2 x
34
1,054 10
p
25,3 10 11
9,9 10 25 kg.m / s
Elektron yang momentumnya sebesar itu bertindak sebagai partikel klasik dan energi
kinetiknya adalah :
2 25 2
p 9,9 10 kg.m / s
K
2m 29,110 kg
31
5,4 10 19 j
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA