Anda di halaman 1dari 26

BAB III

SIFAT GELOMBANG
DARI PARTIKEL
DRA. SUSILAWATI, M.SI.PH.D
SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL

A. Gelombang De Broglie
B. Fungsi Gelombang
C. Kecepatan Gelombang De Broglie
D. Kecepatan Fase dan Kecepatan Grup
E. Difraksi Partikel
F. Prinsip Ketaktentuan
G. Penerapan Prinsip Ketaktentuan
A. Gelombang De Broglie

 Sebuah foton dengan energi hv (frekuensi v dan panjang


gelombang λ) memiliki momentum linear searah dengan arah
pergerakannya dan dengan besarannya p yang dinyatakan
sebagai berikut
h h
p 
c 
 Karena   c ;maka panjang gelombang foton ditentukan oleh
momentumnya menurut hubungan:

h ……………………… panjang gelombang foton


 
p
 Rumus ini berlaku umum yang bisa dipakai untuk partikel suatu
materi atau foton. Momentum suatu partikel bermassa m dan
kecepatan v ialah p=mv, dan panjang gelombang de Broglienya
ialah
h
 ……………………… Panjang gelombang de broglie
m
 Makin besar momentum partikel itu makin pendek panjang
gelombangnya.
B. Fungsi Gelombang
 Kuantitas variabel yang memberi karakteristik gelombang de broglie di sebut
fungsi gelombang yang di beri lambang Ψ (huruf yunani psi). Harga fungsi
gelombang yang berikatan dengan sebuah benda bergerak pada suatu
titik tertentu x, y,z dalam ruang pada saat t bertautan dengan peluang
untuk mendapatkan benda tersebut di tempat tersebut pada saat t.namun
Ψ sendiri tidak mempunyai arti fisis lansung.
 Untuk |Ψ|2, kuadrat dari harga mutlak fungsi gelombang yang dikenal sebagai
kerapatan peluang. Peluang untuk secara eksperimental mendapatkan
benda yang diberikan oleh fungsi gelombang Ψ pada titik x, y, z, pada saat
t berbanding lurus dengan harga |Ψ|2 di tempat itu pada saat T.Harga |Ψ|2
yang besar menyatakan pelusng yang besar untuk mendapatkan benda
itu,sedangkan harga |Ψ|2 yang kecil menyatakan peluang yang kecil untuk
mendapatkan benda itu. Selama |Ψ|2 tidak nol, maka masih terdapat
kesempatan untuk mendapatkan benda tersebut di situ.
C. Kecepatan Gelombang De
Broglie
 Bila di ibaratkan lambang kecepatan gelombang de broglie adalah w,maka
rumusnya:

w  
 Untuk menentukan harga w, panjang gelombang  merupakan panjang
gelombang de broglie
h

m
 Dan untuk mendapatkan frekuensinya kita menyamakan pernyataan
kuantum E  h dengan rumus relatifitas untuk energi total E  mc 2 untuk
mendapatkan
2
hv  mc2
mc
v
h
 Sehingga kecepatan gelombang de broglie menjadi :

2 2
mc h c
w  v  x 
h m 
v
 Kecepatan partikel harus lebih besar dari pada kecepatan cahaya c,maka
kecepatan de broglie w selalu lebih besar dari pada c.
3.4.KECEPATAN FASE DAN KECEPATAN GROUP

Group gelombang ialah dengan menyatakannya sebagai


superposisi dari gelombang individual yang mempunyai
panjang gelombang berbeda-beda yang interferensinya
menghasilkan variasi amplitude yang mendefinisikan
bentuk group gelombang.
Gambar gelombang group
Untuk menghitung kecepatan group gelombang anggaplah group
gelombang timbul dari kombinasi dua gelombang yang beramplitude sama
A,tetapi frekuensi sudutnya berbeda d dan dk

y1  A cos(t  kx)
y2  Acos[(  d )t  (k  dk ) x]
y  y1  y 2
2  d  2
  dk  2k
y  2 A cos 12 [(2  d )t  (2k  dk ) x] cos 12 (dt  dkx)
y  2 A cos(t  kx ) cos( d2 t  dk2 x)
Kecepatan fase besarnya

w 
k

Kecepatan group gelombang

u d
dk
frekuensi sudut dan bilangan gelombang dari gelombang
de Broglie yang berpautan dengan sebuah benda yang
massa diamnya m0 yang bergerak dengan kecepatan v
ialah

2mc 2
  2v  h
2m0 c 2
 2
h 1 v 2
c

k 2
  2mv
h
2m0 v
k v2
h 1 2
c
Keduanya  dan k merupakan fungsi dari kecepatan v. kecepatan fase w
besarnya melebihi kecepatan benda v dan kecepatan cahaya c.

c2
w 
k  v

kecepatan group u dari gelombang de Broglie yang


berkaitan dengan benda itu adalah
u d
dk  d / dv
dk / dv
2m0 v
d
dv  2
h (1 v 2 ) 3 / 2
c

2m0
dk
dv  2
h (1 v 2 )3 / 2
c
Sehingga kecepatan groupnya menjadi u = v
3.5. DIFRAKSI PARTIKEL

 Pada tahun 1927 Davisson dan Germer di AS dan G.P.Thomson di


Inggris secara bebas meyakinkan hipotesis de Broglie dengan
menunjukkan berkas elektron terdifraksi bila berkas itu dihamburkan
oleh kisi atom yang teratur dari suatu kristal.
 Hipotesis de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron
didifraksikan oleh target sama seperti sinar-x didifraksian oleh
bidang-bidang atom dalm kristal.
 Pada suatu percobaan tertentu berkas elektron 54eV diarahkan
tegak lurus pada target nikel, dan maksimum yang tajam dalam
distribusi elektron terjadi pada suhu 500 dari berkas semula. Sudut
datang dan sudut hambur relatif terhadap suatu keluarga bidang
Bragg keduanya bersudut 650. jarak antara bidang dalam keluarga
itu yang bisa melalui difraksi sinar x ialah 0,91 Å.
Persamaan Bragg untuk maksimum dalam pola difraksi ialah n2=‫ג‬dsinø

Dimana d = 0,91 Å dan ø = 650 ; dengan menganggap n = 1, panjang


gelombang de Broglie ‫ ג‬dari elektron yang terdifraksi ialah
2 = ‫ג‬d sin ø = 2 x 0,91 Å x sin 650 = 1,65 Å
Sekarang dengan menggunakan rumus de Broglie
 h
mv
Energi kinetik 54eV kecil dibandingkan dengan energi diam m0c2 yaitu
sebesar 5,1 x 105 eV sehingga kita dapat mengabaikan efek
2
relativistik. Karena k  12 mv
Maka momentum elektron itu mv ialah
mv  2mK
 2 x(9,1x1031 kg ) x54eVx(1,6 x1019 J / eV
 4 x10 24 kg.m / s
Jadi panjang gelombang elektron itu ialah
6 , 63 x1034 J . s
 h
mv  Å
4 x10 24 kg . m / s
 1,66 x10 10 m  1,66 A

 Jadi,eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bukti


langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat benda bergerak.
3.6.PARTIKEL DALAM KOTAK

Sifat gelombang partikel bergerak mengarah pada konsekuensi yang


jelas jika partikel out dibatasi pada suatu daerah tertentu dalam
ruang yang dapat bergerak bebas. Kasus yang tersederhana ialah
suatu partikel yang terpantul bolak-balik antara dinding kotak. Kita
akan menganggap dinding kotak itu keras sekali, sehingga
partikelnya tidak kehilangan energi setiap kali partikel itu menumbuk
dinding dan kecepatannya cukup kecil sehingga kita dapat
mengabaikan konsiderasi reletivistik.
Panjang gelombang de Broglie yang mungkin dari pertikel dalam kotak
ditentukan oleh lebar kotak L.
Panjang gelombang yg terbesar ditentuka olh 2=‫ג‬L, berikutnya olh ‫=ג‬L,
kemudian 2=‫ג‬L/3,dan seterusnya.
n=1,2,3,….

  2nL
energi kinetik sebuah partikel bermomentum ialah
2 ( mv ) 2
K  mv 
1
2 2m
Karena ‫ג‬h/mv, mv=h/‫ג‬
h2
K 2 m2

Panjang gelombang yang diijinkan ialah ‫ג‬n=2L/n,dan


karena partikel itu tidak memiliki energi potensial dalam
model ini,maka energi yang bisa dimilikinya ialah
n2h2
En  8mL2 n=1,2,3,……….
SOAL: carilah tingkat energi sebuah elektron dalam kotak yang lebarnya 1 Å.

Pemecahan: m = 9,1 x 10-31 kg dan L = 1 Å = 10-10 m,sehingga energi


elektron yang diijinkan ialah
n 2 x ( 6 , 626 x10 34 J . s ) 2
En  8 x (9,1x1031 kg ) x (1010 m ) 2  6 x1018 n 2 J
2
 38n eV
Energi minimum yang dimiliki elektron ialah 38 eV, yang bersesuaian
dengan harga n = 1. deretan tingkat energi diteruskan dengan E2 =
152 eV, E 3 = 342 eV, E 4 = 608 eV, dsb.
PRINSIP KETAKTENTUAN
Apabila sebuah partikel bergerak, maka partikel tersebut akan dipandang sebagai group
gelombang de broglie. Pada suatu kuantitas yang terlokalisasi menimbulkan batas dasar
pada ketepatan pengukuran sifat partikel. Partikel yang dapat kita ukur misalnya :
kedudukan momentum.

Jika group gelombang itu sempit,kedudukan partikel itu terdifinisikan lebih baik, tetapi
panjang gelombangnya sukar ditentukan. Karena terdapat hubungan timbal balik antara
ketaktentuan (ketakpatian) kedudukan yang inheren Δx dari partikel itu dan
ketaktentuan momentumnya yang inheren Δp : bertambah kecilnya Δx, maka harus
bertambah besar dan sebaliknya.Analisis yang formal mendukung kesimpulan tersebut
dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara kuantitatif. Contoh yang paling
sederhana dari pembentukan group gelombang diberikan pada gambar 3.4, disitu dua
gelombang berjalan dengan frekuensi sudut ώ yang sedikit berbeda dan bilangan
gelombang k disuperposisikan menghasilkan sederet group gelombang seperti dalam
gambar 3.4.Sebuah benda bergerak yang bersesuaian dengan suatu group gelombang
tunggal, (bukan barisan dari group gelombang), tetapi group gelombang tunggal dapat
juga dipikirkan sebagai superposisi dari gelombang harmonik

 Pada suatu waktu tertentu (t),group gelombang ψ(x) dapat dinyatakan dengan integral
fourier.

Ψ(x) =

0
g ( k ) cos .kx.dk
Dengan fungsi g ( k ) menggambarkan amplitudo gelombang yang memberi sumbangan ( kontribusi )
pada ψ ( x );g
(x) berubah terhadap bilangan gelombang k fungsi ini disebut transform fourier dari ψ ( x ) dan
memberi spesipikasi pada group gelombang sama lengkapnya seperti yang diberi oleh ψ ( x ).
Bilangan gelombang yang diperlukan untuk menyatakan suatu group dari k = 0 hingga k = ∞ , tetapi
untuk group yang panjangnya berhingga , gelombang yang amplitudo g ( k ) nya besar; memiliki
bilangan gelombang yang terletak dalam selang yang berhingga k.
Hubungan antara jarak Δx dan pelebaran bilangan gelombang bergantung dari bentuk group
gelombang dan bergantung dari cara Δx dan Δk didefinisikan. Harga perkalian Δx dikali k yang
minimum terjadi jika
1
group gelombang berbentuk fungsi gaussian. Dalam hal ini, ternyata
transform fouriernya juga merupakan fungsi gaussian. Jika Δx dan Δk diambil deviasi standar dari
2
fungsi ψ (x) dan g(k)
harga minimum Δx Δk = hubungan antara Δx dan Δk dinyatakan sebagai berikut:
1
 
2
 Panjang gelombang de broglie untuk sebuah partikel bermomentum p ialah :
h
 
p
 Oleh karena itu ketidakpastian Δk dalam jumlah gelombang pada gelombang-gelombang broglie
berhubungan dengan hasil-hasil partikel dalam suatu ketidakpastin Δp dalam momentum partikel
menururt rumus beikut :
hx
1 p 
 2
h 2
 Karena Δx Δk x p 
,maka Δx 4 dan 1

2x
Persamaan merupakan salah satu bentuk prinsip ketaktentuan (ketakpastian) yang
diperoleh Werner Heisenberg pada tahun 1927. Persamaan ini menyatakan perkalian
ketaktentuan kedudukan benda Δx pada suatu saat dan ketaktentuan komponen
momentum dalam arah Δx yaitu Δp pada saat yang sama lebih besar atau sama
dengan h/4π
Kuantitas h/2π sering muncul pada fisika modern, karena kuantitas ini merupakan dasar
dari momentum sudut dan disingkat h/2π dengan lambang ħ :

xp 
h
2

ħ sebagai pengganti dari h/2π. Dinyatakan dalam ħ prinsip ketaktentuan menjadi :

h
  1,054  10 34
2
Misalnya kita bisa memeriksa elektron dengan pertolongan cahaya panjang gelombang
λ, seperti pada gambar 3-13. Dalam proses ini proton cahaya menumbuk elektron
dan terpantul kearah lain. Setiap foton memiliki momentum h/λ. Apabila foton itu
bertumbukan dengan elektron,maka momentum semula (p) akan mengalami
perubahan. Perubahan yang tepat tidak bisa diramalkan,akan tetapi perubahan
tersebut mempunyai orde yang besarnya sama dengan momentum foton h/λ. Jadi
pengukuran telah menimbulkan ketaktentuan pada momentum elektron.
h
p 

Cahaya memiliki sifat gelombang,kita tidak dapat menentukan kedudukan elektron
dengan ketepatan tak berhingga dalam segala keadaan, tetapi kita dapat
mengharapkan secara nalar untuk mempertahankan ketaktentuan tak tereduksi Δx
dari keudukannya. Panjang gelombang dari cahaya yang dipakai seperti :

Δx ≈ λ
Apabila panjang gelombang lebih kecil maka, ketaktentuan dari kedudukan elektron itu
juga mempunyai nilai yang lebih kecil.
λ = Δx disubsitusikan kedalam persamaan Δp =h/λ menjadi
Δx Δp ≈ h
PEMAKAIAN PRINSIP KETAKTENTUAN
34
Tetapan Planck h berharga sangat kecil yaitu 6,63  10 j.s sehingga pembatas yang
ditimbulkan prinsip ketaktentuan hanya penting dalam dunia atom. Perlu diingat
bahwa batas bawah ħ/2 untuk Δx Δp sangat jarang dicapai sehingga, Δx Δp ≈ ħ atau

Δx Δp ≈ h.
Bentuk lain dari prinsip ketaktentuan. Apabila kita ingin mengukur energi E yang
dipancarkan dari suatu waktu dalam suatu proses atomik. Karena frekuensi
gelombang sama dengan bilangan yang kita hitung dibagi dengan selang waktu,
ketaktentuan frekuensi (Δv) seperti :
1
v 
t
 Ketaktentuan energi yang bersesuaian ialah :

ΔE = h Δv
Sehingga ; h
 
t
Atau
t  h
 Perhitungan yang lebih teliti berdasarkan sifat group gelombang merubah
hasil tersebut menjadi :

t 
2
Sehingga, perkalian ketaktentuan pengukuran energi ΔE dan ketaktentuan
waktu Δt selama pengukuran itu dilakukan harus sama atau lebih besar
dari ħ/2.
11

Soal :Atom hidrogen berjejari 5,3  10 m menggunakan prinsip ketaktentuan


untuk memperkirakan energi elektron yang dimilikinya dalam atom itu.
Penyelesaian :
Dik :Δx = 5,3  10 m
11

34
ħ= 1,054  10 j.s

Dit : Δp…….?
Jawab

p 
2 x
34
1,054  10
p 
25,3  10 11 
 9,9  10 25 kg.m / s
 Elektron yang momentumnya sebesar itu bertindak sebagai partikel klasik dan energi
kinetiknya adalah :

2  25 2
p  9,9 10 kg.m / s 
K   
2m  29,110 kg  
31

 5,4  10 19 j
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai