Anda di halaman 1dari 67

Fonon 1 :

CRYSTAL
VIBRATION
OUTLINE
Concept of phonons
Vibrations of crystals with monatomic basis
Two atoms per primitive basis
Quantization of the elastic waves
Phonon Momentum
Inelastic scattering by phonons
Concept of phonons
• Sampai sejauh ini, kita telah membahas rambatan gelombang elastik pada bahan
padat.
• Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang
mekanik (bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang termal (inframerah).
• Kedua gelombang tersebut dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya,
paket-paket energi getaran kisi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai
“kuasi partikel” seperti halnya foton pada gelombang cahaya/elektromagnet.
Melalui konsep yang mirip “dualisme partikel gelombang” ini, rambatan getaran
kisi dalam zat padat dapat dianggap sebagai aliran fonon.
• Fonon adalah versi mekanika kuantum dari tipe khusus gerak getaran, yang
dikenal sebagai mode normal dalam mekanika klasik , di mana setiap bagian kisi
berosilasi dengan frekuensi yang sama.
Beberapa konsep dualisme gelombang-pertikel
Beberapa konsep dualisme gelombang-pertikel
Vibrations of crystals with monatomic basis

Dengan mempertimbangkan getaran elastis kristal dengan satu


atom di dalam sel primitif.
Hal tersebut dijelaskan dengan perpindahan koordinat tunggal 𝑢𝑠
dari bidang s pada posisi setimbang
Tiga mode untuk setiap vektor gelombang, salah satu mode
adalah polarisasi longitudinal dan dua mode lainnya adalah
polarisasi transversal.
Displacement of Planes of Atoms in a Longitudinal Wave
Displacement of Planes of Atoms in a Transverse Wave
Gelombang Elastis

Zat padat secara mikroskopik tersusun atas atom-atom yang diskrit.


Kediskritan ini digunakan dalam pembahasan vibrasi kisi
x x+dx

dx
Bila gelombang yang merambat adalah gelombang longitudinal dan perpindahan secara
elastis pada titik x adalah u(x), maka sesuai dengan hukum Newton II pada segmen dx berlaku
hubungan
 u ( x)
2
dx = S ( x + dx ) − S ( x) A
t 2

dimana  = rapat massa ; A = luas penampang ; S = stress yang didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas, sesuai dengan hukum Hooke
S = Ye
Dengan Y = modulus Young (atau modulus elastis du
“bulk” K), e = strain yang didefinisikan sebagai e =
dx
Vibrasi Pada Kisi Monoatomik

Gelombang elastik dari vibrasi pada kisi disebut sebagai fonon, yang mana
merupakan vibrasi kolektif suatu bahan. Model kisi dengan basis monoatomik
dalam satu bidang s dengan konstanta kisi a sebagai berikut .

Us-1 Us Us+1 Us+2 Us+3 Us+4


K

Model kisi monotomik: Bidang atom berpindah pada gelombang


longitudinal
Koordinat U menggambarkan perpindahan bidang s dari posisi
kesetimbangannya.
Us-2 Us-1 Us Us+1 Us+2

Model kisi monotomik: Bidang atom berpindah pada gelombang


transversal.
Koordinat U menggambarkan perpindahan bidang s dari posisi
kesetimbangannya.
Bila terdapat gaya yang bekerja pada bidang s sehingga mengakibatkan
perpindahan atom-atom pada bidang s ke s+p, dimana gaya tersebut
sebanding dengan perbedaan perpindahan kedua bidang, (Us+p – Us).
Selanjutnya jika hanya memperhatikan interaksi antara bidang terdekat saja,
yaitu p = ± 1 saja, maka gaya total pada s yang datang dari bidang s ± 1

Fs =  (U s +1 − U s ) +  (U s −1 − U s )
= −  (2U s − U s +1 − U s −1 )
dengan  adalah konstanta gaya. Ini adalah ungkapan dari hukum Hooke dengan
perpindahan linier
Pada zat padat yang homogen transmisi suatu gelombang bidang dalam arah
tertentu, arah x dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan perpindahan,

U=A exp.[i(kx–t)] (1)

A = amplitudo, k = bilangan gelombang,  = frekwensi sudut, t = waktu


Lebih khusus analog dengan pers.(1), perpindahan bidang ke s,

Us= A exp.[i(k.s.a – t)] (2)

s.a = posisi kesetimbangan bidang ke s ; a = jarak antar bidang. Turunan dua kali
pers.(2) terhadap waktu t, diperoleh
d 2U s
2
= −  2
A exp − i (ksa −  t ) = −  2
Us
dt
Sesuai dengan hukum Newton kedua, gaya pemulih pada bidang s adalah :
d 2U s
Fs = m 2
= − m  2
Us
dt
− m  2 U s = −  (2 U s + U s +1 − U s −1 )
  U U 
2 =  2 − s +1 − s −1 
m  Us Us 

= (2 − exp . i ka − exp . − i ka)
m

2 = (2 − 2 Cos ka )
m
2
= (1 − Cos ka )
m
4  ka 
= Sin 2  
m  2 

Relasi dispersi gelombang dalam kisi monotomik adalah :

  ka 
=2 Sin  
m  2 
m = 2
 ka  m
=   m Sin  
 2

. Tanda + dan - menunjukkan perambatan gelombang ke kanan atau ke kiri.


kemiringan (slope) kurva dari  sebagai fungsi k adalah nol pada batas zona
Brillouin
d 2 a
= 2 Sin (ka ) = 0
dk m

karena pada k = ±/a, sin(k.a) = sin(±) = 0. Plot  terhadap k sbb :



1,2

1,0

 0,8


2
m 0,6   ka 
= Sin  
4  2
0,4 m

0,2

0
k
Daerah | k | < /a adalah zona Brillouin pertama
Daerah k yang kecil merupakan daerah spektrum dari gelombang
yang panjang.

Bagi k.a <<1, maka


sin (k.a/2)  (k.a/2)

dan relasi frekwensi sudut terhadap bilangan gelombang adalah

 ka
= 2
m 2
= v0 k


v0 = a
m
First Brillouin Zone

K max =  → us ( K + 2 K max ) = u0 ei K a s e i 2 s = u0 ei K a s = us ( K )
a
Only K  1st BZ is physically significant.

us ( K max ) = ( − ) u0
s
K at zone boundary gives standing wave.
Group Velocity
Group velocity: v g =  K

d Ca 2 1 4C 1
1-D: vG = = cos Ka = sin Ka
dK M 2 M 2

vG = 0 at zone boundaries
Group velocity

Does the velocity of


sound depend on its
frequency?
Kecepatan Fase dan Kecepatan Group

Besaran v0=/k adalah kecepatan fasa untuk panjang gelombang yang


panjang dalam medium elastis.
Besaran m/a adalah kerapatan (massa persatuan panjang)

 adalah modulus “bulk” dalam satu dimensi.


Dalam tiga dimensi zat padat berbentuk kubus, rapat masa  = m/a3 dan
modulus bulk B = /a. Dengan besaran besaran ini harga koefisien kekakuan
(stiffness) antar atomik dapat diungkapkan sebagai
2
 v0 
 m 
a
Kecepatan transmisi suatu paket gelombang disebut dengan kecepatan group,
yang didefinisikan sebagai

d
g =
dk
 g = grad k  k ()
27
m a  ka   ka 
g = Cos   = v0 Cos  
2  2  2

Ini adalah kecepatan rambat energi di dalam medium. Sedangkan kecepatan fasanya adalah :

 ka   ka 
Sin   Sin  
= m  2  = 2v 2
0
k ka
Harga  adalah maksimum pada | sin (ka/2) | = 1. Ini dapat diperoleh pada
k= ± (2n+1)/a, dengan n = 0,1,2,3, ….
Kecepatan fasa gelombang misalnya pada n = 0, atau k = ±/a adalah
2v0 a 2v0
= . = sedangkan kecepatan groupnya adalah nol
a    ka 
Sin  
=
2 v0  2 = v
untuk k mendekati 0, di mana sin(ka/2)  ka/2 kecepatan fasenya adalah 2  ka 
0

 
 2
28
Pada daerah k<</a atau 2a<< (panjang gelombang jauh lebih besar dari pada jarak
antar atom) kecepatan fasa dan kecepatan group adalah sama, di mana 2a <<
dinamakan batas gelombang panjang.
Panjang gelombang terpendek bagi gelombang dalam kristal linier yang masih
mempunyai makna fisis adalah pada =2a, dengan a adalah jarak antara atom terdekat
di dalam kristal pada kedudukan kesetimbangnya.
=2a adalah sesuai dengan harga k=/a.
Daerah antara -/a  k  /a dinamakan daerah Brillouin pertama.
Daerah ini merepresentasikan semua gelombang yang masih bermakna fisis di dalam
kristal.
Kasus dimana k=/a disebut juga sebagai kondisi refleksi Bragg. Pada kasus ini atom yang
bertetangga bergetar dengan fase yang berlawanan, sebagaimana dengan gelombang tegak.
Untuk k=0 yang mana sesuai dengan  = ~, menunjukkan bahwa semua atom-atom secara
bersamaan bergerak ke satu arah tertentu atau bertranslasi sebagai satu kesatuan.

29
Derivation of Force Constants from Experiment
If planes up to the pth n.n. interact,

Fs =  Cq ( us + q − us ) + Cq ( us −q − us )
p

Force on sth plane =


q =1

− M  2 =  Cq ( ei q K a + e−i q K a − 2 )
q

2
2 =
M
 C (1 − cos qKa )
q
q

If ωK is known, Cq can be obtained as follows:

 /a
2
 /a
2
 dK  2
K cos rKa =
M
C  q dK  2
K (1 − cos qKa ) cos rKa =−
Ma
Cr
− / a q − /a

 /a
Ma
Cq = −   2
dK cos qKa Prob 4.4
2 − / a
K
Two atoms per primitive basis
Kristal Linier Diatomik
a a

(2r-2) (2r-1) 2r (2r+1) (2r+2)


Andaikan terdapat dua jenis atom yang bermasa M yang terletak dalam satu
bidang dan atom yang bermasa m pada bidang yang lain. Kedua atom
tersebut dapat dipandang sebagai satu rantai linier dimana jarak antara dua
atom terdekat pada saat keadaan kesetimbangannya adalah a.
Diasumsikan bahwa interaksi hanya terjadi di antara atom terdekat saja dan
konstanta gaya adalah identik .
Persamaan gaya bagi perpindahan U2r dan U2r + 1 adalah
d 2U 2 r
M 2
= − m  2
U 2 r =  (U 2 r +1 + U 2 r −1 − 2U 2 r )
dt
d 2U 2 r +1
m 2
= − m 2
U 2 r +1 =  (U 2 r + 2 + 2U 2 r − 2U 2 r +1 )
dt 39
Persamaan ini mempunyai solusi yang berbentuk :
U2r = A ei[ka (2r) – t
U2r+1= B e i[ka (2r+1) – t]

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan gerak di atas diperoleh persamaan linier
simultan.

M2 B =  A [eika + e-ika] – 2 B


m2 A =  B [eika + e-ika] – 2 A
Atau
M2 B =  A [2 Cos (ka)] – 2 B
m2 A =  B [2 Cos (ka)] – 2 A

Persamaan ini memiliki solusi yang tidak trivial hanya jika determinan koefisien A dan B
sama dengan nol, yaitu
(2  - M2 ) - 2  Cos (ka)
=0
- 2 Cos (ka) (2 - m2)

40
2
1 1   1 1  4 Sin (ka)
2
2 =   +    +  −
m M  m M  mM
Dengan demikian dapat diperoleh dua solusi, yaitu
2
1 1   1 1  4 Sin (ka)
2
12 =   + −   +  −
m M  m M  mM
2
1 1   1 1  4 Sin (ka)
2
2 2
=  + +   +  −
m M  m M  mM

Dengan 12 = 0 untuk k = 0 dan 12 = 2/M untuk ka = /2


22 = 2  (1/m + 1/M) untuk k = 0 dan 22 = 2/m untuk ka = /a

Spektrum yang dihasilkan dari hubungan  sebagai fungsi k seperti


diperlihatkan pada Gambar berikut
1 1
3 = 2 + Modus Optik
m M

Frekuensi Sudut ω

12 = 2/M
22 = 2/m
Modus Akustik

(-/2a) 0 (-/2a)
Gelombang vector k
Cabang bagian bawah adalah bagian negatifnya. Cabang ini disebut dengan cabang akustik.

Cabang bagian atas adalah bagian positifnya . Cabang ini disebut dengan cabang optik
Analisis gambar : Perpindahan sekarang dapat diungkapkan dalam bentuk vektor gelombang
dengan besar absolut tidak lebih besar dari /2a sedangkan batas daerah Brillouin pada
rantai linier monoatomik adalah ± /a

Dari cabang akustiknya 2


1. Frekwensi sudut maksimum ragam vibrasi akustik adalah : 1 =
M
Tampak bahwa frekuensi sudut maksimum tidak tergantung pada massa atom yang lain di
dalam rantai. Frekuensi sudut berkisar antara 0 sampai 1

2. Perbandingan amplitudo kedua atom sebagai fungsi frekwensi


Amplitudo dari masa M B 2 − m 2 2 Cos (ka )
= = =
Amplitudo dari masa m A 2 Cos (ka ) 2 − M 2
Tampak perbandingan amplitudo tersebut mendekati satu (seluruh atom bergerak
dengan cara yang sama, pada gelombang yang panjang, amplitudonya sefasa, vektor
gelombang | k | << /2a
8a 2 8
Kecepatan v 0 = ; frekuensi sudut  = kv 0 
M +m M
3. Pada | k | = /2a

2
Frekuensi sudut 1 =
M

 8a 2
Kecepatan fasa = ;
k  M
2

d
Kecepatan group =0
dk
Dari cabang optiknya, daerah vibrasi adalah
2
dari  =
m
1 1 
sampai dengan  = 2  + 
m M 
Panjang-gelombang yang panjang pada modus optic memenuhi kondisi
1. * Pada k → 0 ;
Kecepatan fasa /k → ~
Kecepatan group d/dk → 0
1 1 
Frekuensi sudut  = 3 = 2  + 
m M 
* Pada k → /2a
Kecepatan group d/dk → 0

 8 a 2
Kecepatan fasa =
k  2M
2. Pada k = 0 perbandingan amplitudo B/A adalah negatif :
B m
=−
A M
Artinya, getaran atom bermasa m berlawanan fasa dengan getaran
atom bermasa M ;
MB + mA=0 menyatakan bahwa titik pusat masa atom tidak berubah
Two Atoms per Primitive Basis

d 2us
M 1 2 = C ( vs + vs −1 − 2us )
dt
d 2 vs
M 2 2 = C ( us +1 + us − 2vs )
dt

us = uei s K a −i t − M 1 2u = Cv (1 + e −i K a ) − 2Cu



vs = vei s K a −i t − M 2 2 v = Cu (1 + ei K a ) − 2Cv

2C − M1 2 −C (1 + e−i K a )
= 0 = M1M 2 4 − 2C ( M1 + M 2 )  2 + 2C 2 (1 − cos Ka )
−C (1 + ei K a ) 2C − M 2 2
M1M 2 4 − 2C ( M1 + M 2 )  2 + 2C 2 (1 − cos Ka ) = 0

  1 1 
 2 C  +  optical
  1
M M 2 
Ka → 0: 2 
 C
K 2a2 acoustical Gap
 2 ( M1 + M 2 )

Ka → π: 
 2C / M 2 optical
(M1 >M2 )  2

 acoustical
 2C / M 1

 2C − M1 2 −C (1 + e−i K a )   u 
   = 0
 −C (1 + e ) 2C − M 2   v 
i K a 2
 
Transverse case:
u M
TO branch, Ka → 0: =− 2
v M1
u
TA branch, Ka → 0: =1
v
p atoms in primitive cell → d p branches of dispersion.
d = 3 → 3 acoustical : 1 LA + 2 TA
(3p –3) optical: (p–1) LO + 2(p–1) TO

E.g., Ge or KBr: p = 2 → 1 LA + 2 TA + 1 LO + 2 TO branches

Ge KBr

Number of allowed K in 1st BZ = N


Quantization of the elastic waves
Gelombang elastis dalam kristal dibangun oleh apa yang disebut dengan fonon. Energi kuantum
fonon adalah analog dengan foton gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu energi vibrasi kisi
(fonon) adalan terkuantisasi, dapat diungkapkan sebagai

1 
n =  + n   
2 

n = bilangan kuantum utama ;  = frekwensi sudut. Suku ½ adalah energi titik nol dari ragam
(modus) vibrasi. Persamaan di atas dapat diperoleh dari model fonon dalam kristal sebagai kuantum
osilator harmonik.
Telah diperlihatkan dalam bab terdahulu hukum Bragg dapat ditulis dengan cara yang berbeda,

k = Ghkl

dengan k = k’- k adalah vektor hamburan, Ghkl adalah vektor dalam kisi balik.

Hubungan tersebut kemudian dapat dituliskan menjadi


k = k’+ Ghkl
Ini dapat diinterpretasikan sebagai :
k adalah momentum linier foton datang,
k’ adalah momentum linier foton terhambur.
Ghkl diinterpretasikan sebagai momentum linier seluruh
kristal
Dengan demikian persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai kekekalan momentum linier dalam proses
tumbukan
Energi kinetik yang berkaitan dengan momentum linier kristal tersebut adalah

EK =
(Ghkl )
2

2M

dengan M adalah masa kristal. Masa kristal adalah sangat besar dibandingkan dengan energi
foton yang terlibat, sehingga energi kinetik di atas hampir mendekati nol.
Bila suatu kristal riil ditembaki dengan berkas netron monokromatik sehingga terjadi interaksi
antara netron dengan inti atom yang dalam keadaan bergetar yang diinterpretasikan sebagai fonon.
Hukum kekekalam momentum linier dinyatakan sebagai,
k = k’+ Ghkl+ K (3-37)
dengan k adalah momentum linier netron datang, k’ adalah momentum linier netron terhambur,
Ghkl adalah momentum kristal, K adalah momentum linier fonon. Dalam hal ini K dapat berharga
+ atau – (: dapat dihasilkan fonon (phonon creation) atau fonon sirna (phonon annihilation)),
tergantung keadaan dalam proses). Hubungan di atas adalah hamburan tak-elastis.

Kekekalan energi dalam proses tersebut dinyatakan sebagai

 2 k 2  2 k '2 (Ghkl )
2
= +   K
2m 2m 2M
m= masa netron ; M=masa seluruh kristal; K adalah frekuensi fonon.
Telah disebutkan di atas bahwa energi kinetik kristal adalah mendekati
nol, sehingga

 2 k 2  2 k '2
=   K
2m 2m

Dengan demikian dapat disimpulkan


1. Fonon adalah kuantisasi dari getaran kisi kristal.
2. Dalam interaksinya dengan partikel, fonon berprilaku sebagai partikel
dengan momentum tertentu.
3. Hubungan antara frekunsi fonon dengan momentumnya tidak perlu
linier, tergantung pada bentuk persamaan dispersi  = (K)
Quantization of Elastic Waves
 1
Quantization of harmonic oscillator of angular frequency ω → n =  n +  
 2 

Classical standing wave: u ( x, t ) = u0 sin k x cos t kL =  n


2
1  u  1
K .E.density =    =  2 u02 sin 2 k x sin 2  t
2  t  2
2 / 
L
 1
K .E. = L  dx
2
 dt K .E.density =  2 u02 V V = L3
0
2 0
8

Virial theorem: For a power-law potential V ~ xp 2 K .E. = p P.E.

1 1
For a harmonic oscillator, p = 2, K .E. = P.E. =  n =  2 u02 V
2 8

4  1
u02 = +
V   
n
2
Phonon Momentum
Phonon Momentum
Phonon DOFs involve relative coordinates
Proof:
→ phonons do not carry physical linear momenta ( except for K = G modes ) See 7th ed.
Reminder: K = G → K = 0 when restricted to 1st BZ .

Scattering of a phonon with other particles behaves as if it has momentum K

E.g., elastic scattering of X-ray: k = k + G G = reciprocal lattice vector

( whole crystal recoil with momentum G / Bragg reflection)

Inelastic scattering with a phonon created: k + K = k + G


Normal Process: G = 0.
Umklapp Process: G  0.
Inelastic scattering with a phonon absorbed: k = k + G + K
Inelastic scattering by phonons
Inelastic Scattering by Phonons
Neutron scattering:

Conservation of momentum:
k  K = k + G

Conservation of energy:
2
k2 k
2 2
=  
2M n 2M n

Anda mungkin juga menyukai