Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ULPIANA

NIM : A202221005

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA

MATA KULIAH : FISIKA MODERN

TUGAS RESUME MATERI

1. KINEMATIKA RELATIVISTIK
a. Transformasi Koordinat Lorentz
Transformasi Lorentz mempunyai ciri-ciri suatu persaman yaitu sebagai berikut:
1. Agar kedua kerangka inersial (x,y,z,t) dan (x’,y’,z’,t’) sama, maka persamaan
transformasi harus simetris, kecuali tanda kecepatan relative antara dua sistem,
akan positif di suatu sistem dan negatif di sistem lain.
2. Jika semua kuantitas (x,y,z,t) berhingga, maka kuantitas (x’,y’,z’,t’) yang
diperoleh dari transformasi harus juga berhingga.
3. Ketika kecepatan relative kedua kerangka nol, maka hubungan transformasi harus
memberikan nilai-nilai koordinat dan waktu yang sama untuk kedua sistem yaitu
x=x’, y=y’, z=z’, t=t’.
4. Hukum penjumlahan kecepatan yang diperoleh dengan menggunakan hubungan
transformasi harus mengunakan kecepatan cahaya sama (invariant) di dalam
semua kerangka inersial.
Transformasi Lorentz di dasarkan dua hal yaitu waktu pada kerangka inersia berbeda
dan kecepatan cahaya menurut pengamat di kedua kerangka. Persamaan transformasi
koordinat Lorentz, pada kerangka acuan yang bergerak searah x dengan kecepatan
tetap v terhadap kerangka lain yaitu:

b. Tranformasi Kecepatan Lorentz


Persamaaan transformasi kecepatan Lorentz untuk kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan tetap v searah sumbu x terhadap kerangka acuan lain yaitu:
Pada contoh ada dua orang pengamat yaitu A dan B, pengamat A berada di luar
gerbong kereta, pengamat B berada di dalam gerbong kereta. Pengamat A diam di
pinggir rel kereta. Kereta bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap pengamat A,
sedangkan pengamat B berjalan di dalam gerbong dengan kecepatan u relatif
terhadap kereta dan searah gerak kereta. Bagaimana kecepatan relatif pengamat B
menurut pengamat A? Bagaimana kecepatan relatif pengamat A menurut pengamat
B?

Berdasarkan transformasi kecepatan Lorentz:


• Kecepatan relative pengamat B menurut pengamat A

• Kecepatan relative pengamat A menurut pengamat B


Dalam kerangka S, 2 elektron mendekat dalam arah sumbu x satu sama lain, masing-
masing mempunyai laju v = 0,5 c. berapakah laju relative kedua elektron tersebut?
Jawab.
Laju relatif 2 elektron adalah laju salah satu elektron dalam kerangka dimana
elektronnya diam. Misal kerangka S’ sebagai pengamat bergerak dengan laju 0,5 c
arah sumbu-x (negative). Elektron lain bergerak dengan laju 0,

Dimana ux = gerak elektron (ke arah sumbu x +) dan v = gerak kerangka S’(ke arah
sumbu x -)
c. Kontraksi Panjang
Persamaan Kontraksi Panjang yaitu sebagai berikut:


2
v
L=L0 1− 2
c

Dimana L mengalami kontraksi panjang

Sebuah batang kayu panjang 2 m di luar angkasa, kemudian melintas pesawat ruang
angkasa di dekat dan sejajar batang kayu dengan kecepatan 0,6 c relatif terhadap batang
kayu tersebut. Tentukan panjang batang kayu menurut penumpang pesawat ruang
angkasa.

Jawab.
d. Dilatasi Waktu
Adapun persamaan dilatasi waktu yaitu sebagai berikut:

Dua orang anak kembar, yaitu A (Pria) dan B (Wanita), berpisah pada umur 20 tahun
karena kembar A pergi melaksanakan suatu misi angkasa luar ke suatu bintang yang
berjarak 20 tahun cahaya dengan menumpang pada sebuah roket yang bergerak
dengan kecepatan 0,8 c. pada saat A kembali, B sedang merayakan ulang tahunnya.
Menurut A, umur mereka saat itu adalah 70 tahun ulang tahun keberapakah yang
sedang dirayakan kembar B?
Jawab


2
v
t=t ' 1− 2
c


2
(0,8 c )
t=50 1− 2
c
t=50 √ 1−0,64 t=50 √ 0 ,36=30 tahun
Jadi saat itu kembar B baru merayakan umurnya yang (20+30)= 50tahun.
e. Relativitas Massa
Persamaan relativitas massa sebagai berikut:

Dengan mengalami relativitas massa.


Adapun contohnya sebagai berikut, Sebuah benda mempunyai massa diamnya 10 kg.
bila benda tersebut bergerak dengan kecepatan 0,6 c maka massa benda tersebut
menjadi?
Jawab.
m0 10
m= m=

√ √
2
v
2
(0,6 c )
1− 2 1− 2
c c
10
m=
√ 1−0,36
10
m=
√ 0,86
10
m= =12,5 kg
0,8
Jadi massa benda tersebut menjadi 12,5 kg.

2. DINAMIKA RELATIVISTIK
a. Kesetaraan Massa dan Energi
Hubungan yang paling terkenal yang di peroleh Einstein dari postulat relativitas
khusus adalah mengenai massa dan energi, yaitu:
E = m . c2
dimana:
E = energi (J)
m = massa (kg)
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
 Massa Relativistik
“benda yang bergerak relative terhadap pengamat akan memiliki massa yang lebih
besar daripada keadaan diamnya” m>m0.
m= γ m0
m0
m=
√ v2
1− 2

dimana
c

• Energi Relativistik
E= γ E0
m0 c 2


E= v
2
1−
2
c
Untuk benda yang bermassa m bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya, energi kinetiknya adalah
E = Ek + E 0 E = mc 2=¿ energi total
Ek =E−E 0 Ek =¿ m0 c 2=¿ energi diam
Ek =mc2−m0 c 2 Ek =¿ energi kinetik
Sehingga dapat juga dituliskan kesetaraan massa dan energi (Ek):
Sehingga dapat juga dituliskan kesetaraan massa dan energi (Ek):
Adapun contoh soalya sebagai berikut, Sebuah benda mempunyai massa diam 4 kg.
jika benda tersebut bergerak dengan kecepatan 0,6 c ( c= 3 x 10 8 m/s) maka
temtukanlah
1) Energi diam benda
2) Energi relativistic
3) Energi kinetika benda
Jawab:

b. Momentum Relativistik
Momentum suatu benda bermassa m yang sedang bergerak dengan kelajuan v
diberikan sebagai p = m.v. untuk benda yang bergerak dengan kecepatan relativistik
maka momentumnya disebut momentum relativistic

Maka persamaan relativistik adalah:


Contoh soal
Sebuah partikel bermassa 5 gr bergerak dengan kecepatan 0,8c terhadap pengamat di
laboratorium. Hitunglah momentum partikel tersebut!
Jawab:

c. Hubungan Antara Momentum dan Energi


Dari persamaan E = m . c2 , enstein berhasil menemukan hubungan antara massa dan
energi. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa massa adalah salah satu dari jenis
energi.
Persamaan energi relativistic

Persamaan momentum relativistic


Dari kedua persamaan tersebut maka ditemukan persamaan hubungan antara
momentum dan energi:

Contoh soal:
Muon yang terbentuk pada ketinggian 8000 m diatas permukaan laut bergerak ke
permukaan laut dengan kecepatan mendekati kecepatan cahay hingga energi totalnya
mencapai √ 17 kali energi diamnya. Bila cepat rambat cahaya dalam fakum = c dan
massa diam muon = m, maka momentum muon tersebut sebesar?
Jawab:

d. Partikel tak Bermassa


Dalam Kusminarto (2011:22), “partikel tak bermassa dapat mempunyai energi dan
momentum hanya jika mempunyai laju sama dengan laju cahaya”.
Partikel tak bermassa adalah sebuah partikel dasar yang memiliki massa sama dengan
nolSifat partikel tak bermassa dapat dibuktikan dengan teori relativitas einstein, yang
berarti bahwa partikel-partikel tersebut harus bergerak dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan cahaya yaitu 300.000.00 m/s.
Menurut rumusan itu, bila ada partikel dengan m0=0 dan v<c maka E=p=0, dan jika
m0=0, v=c, E=p=0/0 maka hasil tak hingga, harga E dan p bisa berapa saja. maka
hubungan antara energi dan momentumnya harus diberikan dengan Partikel tak
Bersama
jika E=0 maka E=pc

3. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL


a. Hipotesa De Broglie
Pada tahun 1924, Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam
suasana tertentu yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel
pada suatu waktu sehingga untuk menghitung panjang gelombang satu partikel
diperoleh:

b. Percobaan Davisson-Garmer
Pada percobaan Davisson-Garmer Mereka ingin menyelidiki bagaimana distribusi
elektron yang dipantulkan pada berbagai sudut pantulan setelah menumbuk
permukaan nikel. Karena ukuran elektron sangat kecil dan jarak antara atom nikel
jauh lebih besar daripada ukuran elektron, mereka menduga bahwa hampir semua
elektron akan menembus ke dalam kristal nikel.
Adapun contoh percobaan Davisson-Garmer sebagai berikut:
Mereka mengukur energi berkas elektron yang digunakan dan diperoleh energi
kinetik 54 eV. Setelah mengukur sudur hamburan elektron dengan intensitas tertinggi,
dan menggunakan persamaan difraksi sinar-X mereka menghitung bahwa elektron
yang dihambur tersebut seolah-olah sebagai gelombang sinar-X dengan panjang
gelombang λ=0,165 nm.
Dengan menggunakan persamaan
1
EK= mv2
2
maka elektron dengan energi kinetik 54 eV  memiliki momentum p=3,97×10−24 kg
m/s. Kalau kita menggunakan persamaan de Broglie maka panjang gelombang yang
dimiliki elektron tersebut adalah
λ=hp=6,625×10−343,97×10−24
=1,67×10−10 m = 0,167 nm.

c. Partikel dalam Kotak


Dari pandangan gelombang, sebuah partikel yang terperangkap dalam kotak adalah
analog dengan gelombang berdiri pada tali yang dipentang antara dinding kotak itu.
Dalam kedua kasus itu variabel gelombang (pergeseran transevesal dari tali, fungsi
gelombang 'P dari partikel bergerak) harus not pada dinding, karena gelombangnya
berhentidi tempat itu. Panjang gelombang de Broglie yang mungkin dari pertikel
dalam kotak ditentukan oleh lebar kotak L, seperti dalam gambar dibawah ini.
d. Prinsip Ketidakpastian Haisenberg
Werner Heisenberg berhasil merumuskan sebuah “prinsip ketidakpastian” pada 1927
dari teori yang dibuatnya. Prinsip ini secara umum dianggap sebagai salah satu
prinsip paling mendasar dari ilmu pengetahuan modern. Prinsip ketidakpastian
memberikan batasan teoretis tertentu dalam membuat pengukuran-pengukuran ilmah.
Prinsip ketidakpastian menetapkan bahwa ilmu fisika hanya sanggup membuat
prediksi-prediksi statistik.
Misal, seorang ilmuwan dapat memprediksi satu dari ratusan atom radium dapat
memancarkan sinar gamma, tetapi ia tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah ada
atom radium yang benar-benar akan melakukan hal itu.

e.

Namun prinsip tersebut tidak selamanya dapat menjadi dasar dalam perhitungan-
perhitungan seorang ilmuwan. Terkadang sebuah sistem yang melibatkan metode statistik
dapat memberikan dasar yang baik ketika proses pengambilan tindakan. Prinsip
ketidakpastian menjadi sebuah perubahan paling mendasar dalam filosofi dasar ilmu
pengetahuan. Sejumlah penerapan-penerapan praktis dari teori mekanika kuantum adalah
dibuatnya peralatan-peralatan modern, seperti mikroskop electron, laser, dan transistor.

4. MODEL-MODEL ATOM
a. Model Atom Thomson
Menurut Thomson sebuah atom mempunyai muatan-muatan listrik positif yang
tersebar merata di seluruh bagian atom. Muatan listrik positif ini dinetralkan oleh
elektron-elektron yang tersebar di antara muatan-muatan listrik positif. Model atom.
ini disebut model kue (plum-pudding) karena menyerupai kue yang berkismis, seperti
pada Gambar di bawah ini.
b. Model Atom Rutherford
Menurut Rutherford, muatan listrik positif dan sebagian besar massa sebuah atom
akan berkumpul pada satu titik di tengah-tengah atom yang disebut inti atom. Di luar
inti pada jarak yang relatif jauh dari inti atom, elektron-elektron beredar mengelilingi
inti dalam lintasan sama seperti planet-planet yang beredar mengelilingi matahari
dalam tata surya. Model atom Rutherford, seperti pada Gambar dibawah ini.

c. Model Atom Bohr


model Bohr adalah model atom yang diperkenalkan oleh Niels Bohr pada 1913.
Model ini menggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan positif yang
dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit sirkuler mengelilingi inti — mirip
sistem tata surya, tetapi peran gaya gravitasi digantikan oleh gaya elektrostatik.
d. Spektrum Atom Hidrogen
Spektrum Hidrogen adalah susunan pancaran dari atom hidrogen saat elektronnya
melompat atau bertransisi dari tingkat energi tinggi ke rendah.

Spektrum ini terdiri dari sederetan garis-garis seperti pada gambar 1. Tiap garis diberi
nama Hα (garis merah), Hβ (biru-hijau), Hγ (biru), dan Hδ (ungu dan ultraungu)
Penemuan Paschen ini disusul berturut-turut oleh Lyman, Brackett, dan Pfund.
Lyman menemukan deretnya di daerah ultraviolet untuk n f = 1, sedangkan Brackett
dan Pfund menemukan deretnya di daerah inframerah untuk nf = 4 dan nf = 5.
Tabel 1 menunjukkan lima deret garis-garis dalam spektrum atom hydrogen

e. Percobaan Franck-Hertz

Pada percobaannya, James Franck dan Gustav Heinrich Hertz menembaki uap
merkuri (Hg) dengan elektron yang energinya diketahui. Skema percobaan yang
dilakukan oleh franck dan hertz dapat dilihat pada gambar ini. Beda tegangan Vo
dipasang diantara kisi G1 dan G2 sehingga tiap elektron yang mempunyai energi
lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi pada arus Ia. Dalam
tabung,  tekanan udara relatif lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara
pada laboratorium sehingga elektron didalam tabung dapat menumbuk atom Hg tanpa
kehilangan energi. Dengan kata lain, tumbukan pada tabung bersifat elastik
sempurna. Satu – satunya mekanisme agar elektron kehilangan  energinya setelah
tumbukan ialah besar energi penumbuk telah mencapai harga tertentu menyebabkan
atom Hg melakukan transisi keluar dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi.
Sehingga berdasarkan percobaan Franck – Hertz lakukan, saat energi elektron telah
mencapai hingga melampaui harga A eV, elektron akan menumbuk Hg secara
inelastik sehingga energinya diserap oleh atom Hg (yang kini telah berada didalam
keadaan tereksitasi) tersebut dengan besar energi yang sama, dan elektron penumbuk
yang terpantul dengan energi yang sangat kecil

Anda mungkin juga menyukai