Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

FISIKA MODERN

OLEH:

SESILIA Y NUSSY (202243022)

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2024
TEORI RELATIVITAS

Teori relativitas khusus dikemukakan oleh Alberth Einstein setelah percobaan Michelson dan
Morley dapat membuktikan bahwa hipotesa tentang eter tidak ada sama sekali.

Postulat……?

Semua gerak adalaj Relatif,kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama bagi semua pengamat

Gerak hanya berate terhadap kerangka acuan tertentu

Teori Relativitas Khusus vs Umum

Transformasi Galilei (klasik)

• Besaran penting fisika: Ruang dan Waktu

• Dalam Fisika klasik pengukuran 1 dan 2 dihubungkan

oleh Transformasi Galilei.

• Ditentukan oleh pengamat diam O, dan pengamat

bergerak O’.

 Transformasi Koordinat
 Transformasi Kecepatan Galilei
 Sifat Invarian Hukum Fisika: Persamaan akan memiliki

bentuk yang sama apabila ditentukan oleh dua pengamat.

Gerak relatif klasik adalah gerak yang diamati oleh pengamat yang
tergantung pada lokasi (kerangka acuan) pengamsat. Transformasi Galileo atau transformasi
klasik adalah transformasi dari koordinat dalam kerangka acuan ke sistem koordinat kerangka
acuan lain yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap kerangka acuan yang awal.
Pada tahun 1887, Albert A. Michelson dan Edward Morley melakukan eksperimen
menggunakan interferometer untuk mengukur gerak bumi terhadap eter sebagai kerangka acuan
mutlak. Untuk menentukan gerak bumi melalui eter, Michelson dan Morley menggunakan
sepasang berkas cahaya paralel dari satu sumber cahaya yang dipisahkan menggunakan cermin
separuh perak.

ilustrasi eksperimen yang dilakukan oleh Michelson-Morley.

Eksperimen Michelson-Morley membuktikan bahwa kecepatan cahaya tidak dipengaruhi oleh


kecepatan kerangka acuan sebagaimana pada transformasi Galileo. Untuk menjawab
permasalahan yang dihasilkan dalam eksperimen MichelsonMorley, pada tahun 1905, Albert
Einstein membangun dua postulat.

 Postulat I Postulat pertama menyatakan, “Hukum-hukum fisika adalah sama dalam


semua kerangka acuan inersia.” Postulat ini merupakan perluasan prinsip relativitas
Newton untuk mencakup semua jenis pengukuran fisis.
 Postulat II Postulat kedua berbunyi, “Kelajuan cahaya adalah sama dalam semua
kerangka inersia.”
. Prinsip Relativitas Semua Pengamat yang tidak mengalami percepatan harus diperlakukan
setara dalam semua hal, walaupun bergerak (dengan kecepatan tetap) relatif terhadap lainnya.
Dapat dirumuskan:

1. Hukum fisika adalah invarian untuk semua pengamat inersial (tidak mengalami percepatan)

2. Dalam ruang hampa, laju cahaya diukur semua pengamat inersial adalah sama c. Tidak
tergantung pada gerak sumbernya.

 Dilatasi Waktu

Salah satu konsekuensi dari teori relativitas khusus adalah dilatasi waktu, yakni dua pengamat
yang bergerak relatif terhadap satu sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat lain berdetak
lebih lambat daripada jamnya. Jika seorang pengamat yang berada di pesawat melihat dua
peristiwa dengan interval waktu , maka seorang pengamat yang ada di bumi akan melihat
interval waktu peristiwa tersebut lebih lama sebesar t. Nilai yang menunjukkan nilai sebenarnya
dan berada pada kerangka acuan yang sama dengan pengamat disebut dengan waktu sejati .
Sementara itu, waktu pengamat yang ada di bumi akan melihat dua peristiwa tersebut dengan
waktu yang lebih lama dibandingkan waktu sejati.

contoh dua jam dinding, yang satu berada di laboratorium di bumi dan satunya berada di
dalam pesawat yang bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap bumi. Seorang pengamat di
laboratorium melihat kedua jam tersebut, maka menurut pengamat tersebut apakah rata-rata
kedua jam tersebut adalah sama?

Benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya memiliki relativitas waktu lebih lama
(Dilatasi waktu)
 Kontraksi Panjang
Selain dilatasi waktu, efek lain dari postulat Einstein adalah kontraksi panjang.
Pengukuran panjang dan interval waktu dipengaruhi oleh gerak relatif. Panjang L pada
objek yang bergerak relatif terhadap pengamat selalu tampak lebih pendek dibandingkan
panjang sejati Lo dari objek tersebut. Misalnya, sebuah penggaris yang berada di pesawat
mempunyai selisih panjang x2 ’- x1 ’ diukur menurut pengamat yang berada di pesawat
yang sama, yang bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap bumi. Sedangkan panjang
penggaris menurut pengamat yang dibumi adalah x2 - x1 , maka dengan menggunakan
persamaan transformasi Lorentz balik, diperoleh:
' '
x B−x A=¿ ¿

Jika x2 ’- x1 ’ adalah panjang sejati Lo dan x2 - x1 adalah anjang menurut pengamat yang ada di
bumi L pada waktu yang sama, sehingga tB-tA = 0, maka dari persamaan tersebut diperoleh:

Lo

karena ,Maka diperoleh L < sehingga panjang


penggaris yang ada di pesawat menurut pengamat di bumi akan mengerut.Fenomena di sebut
kontraksi panjang/pengerutan panjang.

 Massa Relativistik
Salah satu pengembangan dari konsep teori relativitas khusus adalah massa benda akan
bervariasi dengan kecepatannya. Misalnya, sebuah eksperimen balistik dengan seorang pengamat
O’ menembakkan sebuah peluru arah sumbu ke sebuah balok yang diam terhadap pengamat.
Maka, momentum peluru didefinisikan sebagai dengan m’ adalah massa peluru menurut
pengamat O’. Dari eksperimen yang sama, seorang pengamat O melihat pengamat O’ sedang
bergerak dengan kecepatan v ke arah sumbu positif x. Karena kecepatan O’ dan arah gerak
peluru mempunyai arah yang berbeda, maka sesuai dengan transformasi Lorentz, momentum
peluru ke arah sumbu y menurut pengamat O mempunyai nilai yang sama dengan pengamat O’.
Menurut pengamat O, momentum peluru adalah py = m.vy dengan m adalah massa peluru
menurut pengamat O. Dari persamaan transformasi kecepatan Lorentz, hubungan antara vx
dengan vx ’ sebagai berikut:

Dari persamaan di atas diketahui py ’ = m’v’ y , jika kedua pengamat menganggap bahwa massa
peluru adalah sama m’ = m, maka diperoleh nilai momentum bahwa py ’ = py , kontradiktif
dengan yang diharapkan. Menurut Einstein, massa objek akan bervariasi tergantung pada
kecepatannya ketika benda tersebut bergerak dengan kecepatan v dengan persamaan:

Dengan m0 adalah massa diam, yaitu massa objek yang diukur ketika
dalam keadaan diam terhadap pengamat. Hubungan antara massa dan kecepatan menurut
Einstein dalam menyelesaikan soal balistik di atas adalah sebagai berikut, sebagaimana
ditentukan oleh kerangka O’, jika v’x = 0, maka massa peluru menjadi:

Sementara,massa peluru yang di ukur


dengan kerangka o adalah,saat vx=v,

Jika menerapkan transformasi Lorentz ke


kuantitas di dalam akar kuadrat terakhir :
maka,

 Massa dan Energi

Massa benda yang termati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda,berbeda dengan
massa yang teramati oleh oengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap benda.
m0
m=


2
v
1− 2
c

m= massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap tanah

m o = massa yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda.

1
energy benda yang kecepatan nya v dan massa nya m (dalam keadaan diam),bukan m. v 2
2

(√ )
1
c2
,melainkan: E k=¿ ¿m v2
1−
c2

Besaran energy kinetic menunjukkan dua besaran ,yaitu:


2
mc


2
v dan m c
2
1− 2
c
2
mc
Einstein menginterpretasikan bahwa
√ v ,sebagai energy total benda yang bermassa m dan
2
1−2
c
2
mc
kecepatan v sedangkan mc 2,energy total ketika diam.

v = m c + Ek
2 2
1− 2
c

Akibat interpretasi ini,benda yang bermassa m memiliki energy sebesar E= m c 2 Dengan


perkataan lain masa setara dengan energy.
 Partikel Tak Bermassa

Partikel tak bermassa dengan kelajuan cahaya tidak dapat memiliki energy dan
momentum.

Anda mungkin juga menyukai