Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

RELATIVITAS KHUSUS
1. Pengantar

Gelombang cahaya dan bentuk bentuk lain dari radiasi elektromagnetik merambat melalui
ruang hampa dengan kelajuan C = 3. 108 m/s . Kecepatan cahaya tersebut merupakan batas
tertinggi dari kecepatan partikel partikel dan gelombang mekanik. Mekanika Newton yang
mendeskripsikan gerak benda telah berhasil dalam mendeskripsikan berbagai fenomena.
Ternyata mekanika Newton hanya berfungsi dengan baik untuk benda benda yang bergerak
dengan kecepatan rendah ,namun menjadi salah (dalam arti antara prediksi teori dan fakta
eksperimen tidak bersesuaian) apabila diterapkan pada kasus gerak benda (partikel) yang
kecepatannya mendekati kecepatan cahaya.
Pada Tahun 1905 (pada usia 26 tahun ) A. Einstein mempublikasikan teori relativitas
khusus, yang merupakan kontribusi penting bagi sains . Teori relativitas khusus ini
merepresentasikan satu dari Greatest Intellectual achievement pada abad ke 20. Dengan
teori tersebut dapat dikoreksi prediksi eksperimental dan observasi meliputi seluruh rentang
kelajuan dari kecepatan nol hingga kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Mekanika
Newton yang telah diterima dan digunakan selama 200 tahun ternyata merupakan kasus
khusus dari teori relativitas khusus.

Gb 1.1Albert Einstein
1879-1955

2. Postulat Relativitas Khusus


Dua postulat dasar dari teori relativitas khusus adalah sebagai berikut :
- Hukum hukum fisika haruslah mempunyai bentuk yang sama untuk seluruh pengamat
(kerangka referensi ) yang bergerak dengan kecepatan konstan terhadap kerangka
referensi lainnya.
- Kecepatan cahaya haruslah sama untuk seluruh pengamat inersial ,tidak bergantung
pada gerak relative masing masing.
3. Prinsip Relativitas
Hukum hukum Newton valid dalam seluruh kerangka referensi inersial. Kerangka referensi
inersial atau sistem inersial adalah suatu sistim dimana benda bebas tidak mengalami
percepatan. Setiap sistem yang bergerak dengan kecepatan konstan terhadap suatu sistem
inersial adalah merupakan sistim inersial juga.Menurut principle of Newtonian Relativity
bahwa hukum hukum mekanika haruslah sama di seluruh kerangka referensi inersial. Lokasi
dan waktu dari suatu kejadian dapat dinyatakan oleh koordinat (x,y,z,t ). Kita dapat
mentransformasi koordinat ruang dan waktu suatu kejadian dari suatu sistim inersial ke
sistem lain yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap sistim inersial pertama.
Misalkan dua sistim inersial S dan S’ ,sistim inersial S dinyatan oleh koordinat (x,y,z,t) dan
sistim inersial S’ dinyatakan oleh koordinat (x’.y’,z’,t’), dimana pada keadaan awal kedua
sistim kerangka referensi berimpit , selanjutnya sistim inersial S’ bergerak kekanan searah
sumbu x dengan kecepatan konstan v relatif terhadap kerangka S

y y’
S S’
v
vt x’

x x x’

z z’
Gb.1.2. Kerangka referensi inersial
Maka kedua sistim koordinat dihubungkan oleh persamaan
x’ = x – vt
y’ = y
z’ = z
t’ = t
persamaan tersebut dikenal sebagai transformasi koordinat Galilean. Catatan bahwa koordinat
keempat yaitu waktu diasumsikan sama dikedua sistim inersial,

konsekuensinya ialah interval waktu antara dua kejadian yang berurutan haruslah sama
diamati oleh kedua pengamat di kerangka S dan S’.
Gb.1.3.Galileo Galilei
1564 -1642

Misalkan dua kejadian diamati oleh pengamat di S jaraknya ialah dx dan interval waktunya
dt ,sedangkan menurut pengamat di kerangka S’ perpindahannya ialah dx’ = dx – vdt, karena
dt = dt’maka
dx ' dx
 v atau
dt ' dt

U’x = Ux – v
Dimana Ux ialah kecepatan benda relatif terhadap kerangka S, U’x ialah kecepatan benda
relatif terhadap kerangka S’. Persamaan tersebut dinamakan Hukum penjumlahan kecepatan
Galilean atau transformasi kecepatan Galilean.
Apakah hukum penjumlahan kecepatan Galilean tersebut berlaku untuk seluruh rentang
kecepatan benda ?. Misalkan dua orang pengamat jane dan jun sama sama mengamati cepat
rambat cahaya

Jane Jun

Gb.1.4. Dua orang pengamat mengamati kecepatan cahaya

Jun berada gerbong kereta api, dimana kereta api bergerak dengan kecepatan konstan v relatif
terhadap jane yang ada di pinggir rel kereta api. Jun menyalakan senter dengan arah rambat
cahaya searah dengan arah gerak kereta. Menurut jun cepat rambat cahaya tersebut ialah C .
Berdasarkan hukum penjumlahan kecepatan Galilean berapakah cepat rambat cahaya
menurut jane ?. Cepat rambat cahaya menurut jane ialah
Ux =U’x + v = C + v
Hal itu berarti Ux > C , dan ini bertentangan dengan fakta bahwa cepat rambat cahaya
diruang hampa adalah kecepatan objek terbesar, dan ini menunjukan bahwa hukum
penjumlahan kecepatan Galilean memiliki keterbatasan keberlakuan yaitu hanya berlaku
untuk gerak benda yang kecepatannya jauh lebih kecil dari cepat rambat cahaya, dan menjadi
salah bila diterapkan pada kasus gerak benda yang kecepatannya mendekati cepat rambat
cahaya

Eksperimen Michelson-Morley
Para fisikawan pada hingga tahun 1800 berpendapat bahwa gelombang cahaya seperti halnya
gelombang bunyi dan gelombang air, memerlukan medium untuk merambatnya. Medium
sebagai tempat merambatnya gelombang cahaya seperti sinar matahari merambat kebumi
dihipotesiskan berupa medium yang disebut ether.

Gb 1.5. Medium Ether


Kecepatan cahaya sebesar c itu adalah kondisi khusus yaitu ketika kerangka absolutnya
berada dalam keadaan diam terhadap ether. Jika diasumsikan matahari relatif diam terhadap
ether, bumi bergerak mengitari matahari dengan kelajuan relatif v, maka menurut pengamat
dibumi angin ether bergerak relatif terhadap bumi dengan kecepatan v. Berdasarkan
transformasi kecepatan Galilean maka kelajuan cahaya maksimum ialah c+v (arah rambat
cahaya searah dengan arah kecepatan ether),hal ini bertentangan dengan fakta bahwa
kecepatan benda terbesar ialah cepat rambat cahaya dalam vakum yaitu c. Kelajuan cahaya
minimum ialah c-v (arah kecepatan cahaya dan kecepatan ether berlawanan). Apabila arah
rambat cahaya tegak lurus terhadap arah kecepatan ether maka kelajuan cahaya menjadi

c 2
 v2 
1/ 2
. Ada perubahan kecil dari harga kecepatan cahaya di dalam medium ether.
Permasalahannya ialah bagaimana kita dapat mengukur perubahan kecil dari harga c
tersebut ?. Pada tahun 1887 dua orang ilmuwan Amerika yaitu Alberth A Michelson dan
Edward W Morley merancang eksperimen untuk mengukur perubahan kecil dari harga cepat
rambat cahaya atau secara langsung membuktikan kebenaran dari hipotesis ether. Alat yang
digunakannya dikenal dengan nama interferometer Michelson, diagram percobaannya
sebagai berikut

C1
Angin ether
v
L

C2
Sumber BS
cahaya L

teleskop

Gb.1.6. Skema diagram Eksperimen Michelson-Morley

Gb.1.7. Set eksperimen Michelson-Morley dan pola


interferensi sinar dari cermin satu dan cermin dua

Cahaya yang merambat dalam arah horizontal yaitu dari beam spliter (BS) ke C2 dan dari C2
ke BS memerlukan waktu sebesar
1
L L 2 Lc 2L  c 2 
t2     1  
c  v c  v c2  v2 c  v 2 
Ketika cahaya merambat dalam arah vertikal yaitu arah rambat cahaya tegak lurus dengan
arah kecepatan ether,maka waktu yang diperlukan cahaya untuk merambat dari BS ke C1 dan
kembali lagi ke BS ialah
1 / 2
2L 2L  v 2 
t1   1  
c 2
 v2 
1/ 2
c  c 2 

Perbedaan waktu antara berkas cahaya yang merambat horizontal dan yang merambat
vertikal ialah

2 L  v 2   v2  
1 1 / 2

t  t 2  t1  1    1  2  
c  c 2   c  

Karena v 2 / c 2 1 maka yang berada dalam tanda kurung diubah kedalam ekspansi binomial
maka
Lv 2
t 
c3
Jadi secara teoritis ada perbedaan waktu antara berkas cahaya yang merambat sejajar dengan
ether dan berkas cahaya yang merambat tegak lurus terhadap ether,meskipun jarak yang
ditempuhnya (perpindahannya) sama. Namun fakta hasil pengukuran menunjukan bahwa
bahwa kedua berkas cahaya selalu tiba dalam waktu yang sama atau tidak ada perbedaan
waktu. Percobaan diulang ulang dan dilakukan oleh orang yang berbeda dan tempat yang
berbeda beda hasilnya selalu sama yaitu tidak ada perbedaan waktu tempuh dari kedua berkas
cahaya tersebut. Berdasarkan fakta eksperimen tersebut berarti bahwa medium hipotetis ether
itu tidak ada, yang artinya bahwa cahaya (gelombang elektromagnetik) tidak memerlukan
medium untuk merambatnya. Konsekuensi dari fakta tersebut ialah tidak ada kerangka acuan
universal, yang berarti semua gerak benda bersifat relatif. Sebagai contoh dua orang
pengamat sama sama mengamati gerak sebuah bola. Bola tersebut dibawa oleh penumpang
pesawat, dimana pesawat bergerak dengan kecepatan v konstan relatif terhadap bumi. Bola
dilemparkan oleh penumpang pesawat dan dia mengamati bahwa gerak bola tersebut
merupakan gerak vertikal.
menurut Pengamat di pesawat bola bergerak
secara vertikal

Menurut pengamat di bumi bola itu


bergerak dengan lintasan parabola

Gb 1.8. Dua orang pengamat masing masing mengamati gerak bola

Menurut pengamatan orang yang ada dibumi, gerak bola tersebut tidak vertikal tetapi
merupakan gerak parabola. Pengamatan siapa yang benar ?.Berdasarkan prinsip gerak
relatif,kedua hasil pengamatan itu benar sebab masing masing mengacu pada kerangka acuan
yang digunakannya. Penumpang pesawat kerangka acuan yang dipakainya ialah lantai
pesawat, sedangkan pengamat di bumi kerangka acuan yang digunakannya ialah bumi.

Transformasi Lorenzt
Apabila persamaan transformasi koordinat Galilean diterapkan pada kasus kecepatan besar
yaitu mendekati kecepatan cahaya maka hasilnya menjadi salah (tidak sesuai dengan fakta
eksperimen). Bagaimanakah persamaan transformasi yang berlaku untuk gerak benda dengan
rentang kecepatan 0  v  c ?.
Untuk kasus kecepatan benda mendekati kecepatan cahaya tersebut maka Transformasinya
dikenal dengan nama Transformasi Lorentz, yang dikembangkan oleh Hendrik A Lorentz
pada tahun 1890. Transformasi Lorentz berupa suatu set persamaan yang menghubungkan
koordinat ruang dan waktu dari dua kerangka referensi inersial S dan S’yang bergerak dengan
kecepatan relatif v konstan terhadap S. Kerangka referensi S dinyatakan oleh koordinat
(x,y,z,t) sedangkan kerangka referensi S’ dinyatakan oleh koordinat (x’,y’,z’,t’).
Pada keadaan awal t = t’ = 0, kedua kerangka referensi berimpit. Kemudian kerangka
referensi S’ bergerak searah sumbu x x’ dengan kecepatan konstan v relatif terhadap S.
Pengamat di kedua kerangka referensi sama sama mengamati suatu kejadian misalnya kilatan
dari suatu lampu di titik p di ruang waktu tersebut. Perkiraan yang rasional tentang hubungan
x’ dengan x dan t ialah

x’= G(x – vt)


dengan G ialah faktor tak berdimensi yang tidak bergantung pada x dan t tapi merupakan
fungsi dari v/c. Seandainya rumusan tersebut benar maka persamaan invers nya ialah

x = G(x’ + vt’)

Menurut postulat relativitas khusus Einstein ke 2 ,laju cahaya haruslah sama c menurut ke
dua pengamat dikerangka S dan S’. Jarak ke titik P pada front gelombang diukur oleh
pengamat dikerangka S ialah r = ct , sedangkan menurut pengamat di kerangka S’ ialah r’ =
c t’. Karena kerangka S’ bergerak sepanjang sumbu xx’ maka x = ct dan x’ = c t’. Maka
persamaan menjadi

ct’ = G(ct – vt)


ct = G(ct’ + vt’)
eleminir t’ dari kedua persamaan tersebut maka akan diperoleh

𝐺2
𝑐𝑡 = (𝑐 + 𝑣)(𝑐 − 𝑣)𝑡
𝑐

Atau

1
𝐺≡𝛾= 2
√1−(𝑣2)
𝑐

Sifat dari faktor gama ditunjukkan pada gambar berikut


Gb.1.9. grafik hubungan γ dengan ratio v terhadap c
Dengan demikian

x’ =  (x – vt ) dan inversnya
x =  (x’ + vt’)

bila dari kedua persamaan tersebut kita eliminir x’nya maka kita peroleh

𝑥 1
x = [(x-vt) + vt’] atau 𝑡 ′ = [𝑡 + 𝑣 ( 𝛾2 − 1)]

1/2 – 1 = - v2/c2 maka

𝑣𝑥
𝑡 ′ = 𝛾(𝑡 − )
𝑐2

y y’ v p
’y

r’

O x O’ x’
o
Gb. 1.10.Dua pengamat di kerangka S dan S’sama sama mengamati berkas cahaya di P

Maka persamaan transformasi Lorenznya menjadi


x’ = γ (x – vt )
y’ = y
z’ = z
t’ = γ ( t – vx/c2 )
Transformasi Lorentz kebalikannya (invers) atau transformasi Lorentz dari S’ ke S ialah
x = γ (x’ + vt’ )
y = y’
z = z’
t = γ ( t’ + vx’/c2 )
dengan
1
γ=
1  (v 2 / c 2 )

Pada persamaan transformasi Lorentz ini t tidak sama dengan t’ atau waktu tempuh sinar dari
titik p ke masing masing pengamat di kerangka S dan S’ tidak sama, hal ini bersesuaian
dengan postulat relativitas khusus Einstein ke 2. Pada transformasi Lorentz ini, t bergantung
pada kedua t’ dan x’ dan sebaliknya t’ bergantung pada kedua t dan x. Hal itu berbeda dengan
transformasi Galilean dimana t = t’.
Apabila kecepatan benda v << c, maka persamaan transformasi Lorentz akan berubah
menjadi transformasi Galilean. Hal itu dapat diperiksa dengan mengambil kasus ketika v
kecil misal cepat rambat bunyi diudara ,maka γ = 1, sehingga persamaan menjadi
x’= x – vt y’= y z’ = z dan t’ = t

Transformasi kecepatan Lorentz


Misal suatu objek di kerangka acuan S’ berpindah sejauh dx’ dalam selang waktu dt’,maka
pengamat dikerangka S’ mengukur kelajuan objek itu ialah
dx '
u x' 
dt '
Dengan menggunakan persamaan sebelumnya kita peroleh
dx '   dx  vdt
 vdx 
dt '    dt  2 
 c 

Maka
dx ' dx  vdt (dx / dt )  v
u x'   
dt '
dt  vdt / c 2
1  (v / c 2 )( dx / dt )
atau

ux  v
U’x =
1  (u x v / c 2 )
Transformasi kecepatan Lorentz kebalikannya (inversnya) ialah

u x'  v
Ux =
1  (u x' v / c 2 )

Apakah benar persamaan transformasi ini berlaku untuk dari kecepatan sangat kecil hingga
kecepatan benda mendekati cepat rambat cahaya c ?. Mari kita gunakan persamaan ini untuk
menentukan cepat rambat cahaya dari lampu senter menurut jane seperti soal sebelumnya.
Dengan menggunakan persamaan transformasi kecepatan Lorentz,maka cepat rambat cahaya
menurut jane ialah

u x'  v cv cv c (c  v )


Ux =    c
1  (u x v / c ) 1  (cv / c ) 1  v / c
' 2 2
cv

Jadi berdasarkan persamaan transformasi kecepatan Lorentz, cepat rambat cahaya ialah sama
c baik yang diamati oleh pengamat di kereta jun , maupun yang diamati oleh pengamat di
pinggir rel kereta jane.

Contoh 1
Pengendara sepeda motor jet bergerak dengan kelajuan 0,8 C relatif terhadap seorang
pengamat yang berdiri di pinggir jalan. Sambil mengendarai sepeda motornya dia
menembakan senapan dimana peluru yang keluar dari senapan bergerak searah dengan
arah majunya motor dengan kecepatan 0,4 C relatif terhadap pengendara motor.
Berapakah kelajuan peluru menurut orang yang berada di pinggir jalan ?
Jawab
Dalam menjawab persoalan ini perhatikan mana kerangka S , mana kerangka S’ dan mana
objek yang diamati oleh kedua pengamat. Pada soal ini kerangka S ialah orang yang
berdiri di pinggir jalan , kerangka S’ ialah pengendara sepeda motor ,dan objek yang
diamati ialah roket.

u x'  v 0,4.C  0,8.C 1,2.C


Ux = =   0,909.C
1  (u x v / c )
' 2
1
0,4Cx0,8C 1,32
C2
Contoh 2
Dua buah roket A dan B bergerak berlawanan arah di angkasa, roket A bergerak kekanan
dan roket B bergerak ke kiri, masing masing kecepatannya 0,7 C dan 0,6C relatif terhadap
pengamat yang ada di bumi . Berapakah kecepatan roket A menurut pengamat di roket B
Jawab
Pada soal ini kerangka S ialah bumi , kerangka S’ ialah pengamat di roket B ,dan objek
yang diamati ialah roket A

ux  v 0,7.C  (0,6.C ) 1,3.C


U’x =    0,9155.C
1  (u x v / c ) 1  (0,7.C ) x(0,6.C ) 1,42
2

C2
Latihan
1. Elektron bergerak kekanan dengan kelajuan 0,9c relative terhadap kerangka
laboratorium. Proton bergerak kekanan dengan kelajuan 0,7c relative terhadap
electron. Tentukanlah kelajuan proton relative terhadap kerangka laboratorium.
2. Dua pesawat ruang angkasa menurut pengamat di bumi bergerak saling mendekati
dengan lintasan saling tegak lurus. Pesawat A bergerak dengan lintasan horizontal
sedangkan pesawat B bergerak dengan lintasan vertical . Menurut pengukuran
pengamat dibumi kelajuan pesawat Ux = 0,6c dan kelajuan pesawat B ialah Uy =
0,6c. Tentukanlah kelajuan pesawat A menurut pilot di pesawat B.

Jika suatu objek pada sistim kerangka acuan S memiliki kecepatan (Ux , Uy,Uz ) , kecepatan
objek menurut pengamat di kerangka S’ yang bergerak dengan kecepatan konstan v relatif
terhadap kerangka S ialah

𝑈𝑥 − 𝑣
𝑈𝑥′ =
𝑣𝑈
1 − 2𝑥
𝑐

𝑈𝑦
𝑈𝑦′ =
𝑣𝑈
ϒ(1 − 2𝑥 )
𝑐
𝑈𝑧
𝑈𝑧′ =
𝑣𝑈
ϒ(1 − 2𝑥 )
𝑐

Contoh
Pada kerangka referensi S sebuah elektron memiliki kecepatan c/2 searah sumbu –x, dan
sebuah foton memiliki kecepatan c yang bergerak searah sumbu-y . Berapakah kelajuan
relatif dari elektron dan foton menurut pengamat di kerangka S’ yang bergerak relatif
terhadap kerangka S dengan kecepatan konstan c/2 searah sumbu xx’?

Jawab

Kecepatan elektron menurut pengamat di kerangka S’. Menurut pengamat di kerangka S’


elektron berada dalam keadaan diam. Komponen kecepatan foton pada kerangka S’ ialah

𝑐
𝑈𝑥 − 𝑣 0−2 −𝑐
𝑈𝑥′ = = =
𝑣𝑈 𝑐. 0 2
1 − 2𝑥 1 − 2
𝑐 2𝑐

Dan
𝑈𝑦 𝑐 √3
𝑈𝑦′ = = = 𝑐
𝑣𝑈𝑥 4 𝑐. 0 2
𝛾(1 − 2 ) √ (1 −
𝑐 3 2𝑐 2

Kecepatan foton kearah sumbu z ialah nol. Maka kelajuan foton ialah

𝑐 2 3𝑐 2
√(𝑈𝑥′ )2 + (𝑈𝑦′ )2 + (𝑈𝑧′ )2 = √ + +0=𝑐
4 4

4. Konsekuensi Postulat Relativitas Khusus Einstein


Beberapa konsekuensi dari teori relativitas khusus adalah sebagai berikut :
- Jam yang bergerak relative terhadap seorang pengamat menjadi diperlambat dengan
factor γ , hal itu dinamakan dilatasi waktu
T = T’γ
- Panjang benda dalam keadaan bergerak akan mengalami pemendekan dalam arah yang
searah dengan gerak benda dengan factor 1/γ . Hal tersebut dinamakan kontraksi
panjang.
L = L’/ γ
- Massa benda yang dalam keadaan bergerak relatif terhadap seorang pengamat akan
membesar dengan factor γ, yaitu m = m’γ.
Time dilation (pemuluran waktu)
Dua orang pengamat O’ dan O masing masing mengamati waktu tempuh berkas sinar laser

Kerangka referensi Kerangka Referensi dari pengamat


dari pengamat O’ di O di tanah
kereta

Gb.1.11. Kecepatan cahaya menurut pengamat di kerangka inersial

Sinar laser dipancarkan menuju cermin, dipantulkan oleh cermin dan berkas sinar laser
kembali lagi pada sumber laser. Berapakah waktu tempuh sinar laser menurut pengamat O’
(dikereta yang bergerak dengan kecepatan konstan v relative terhadap pengamat O di pinggir
rel kereta) dan menurut pengamat O ?.

Menurut pengamat O’ interval waktu sinar laser dari mulai dipancarkan hingga tiba lagi di
sumber laser ialah
2d
T '
c
Waktu yang diukur oleh O’ ialah waktu sebenarnya (propert time)
Menurut pengamat O interval waktu sinar laser ialah

Gb.1.12. Kecepatan cahaya menurut pengamat di kerangka O


 cT   vT 
2 2

    d
2

 2   2 

T 2 (c 2  v 2 )  (2d ) 2

2d 1
T   T '
c v2
1 2
c

Karena γ > 1 maka berarti T  T ' inilah yang disebut time dilation.

Gb.1.13. Dilatasi waktu


Apakah fenomena pemuluran waktu itu benar benar bisa terjadi ?. Time dilation merupakan
fenomena nyata dan telah dibuktikan melalui berbagai eksperimen. Sebagai contoh adalah
pengukuran waktu hidup partikel muon. Muon adalah partikel elementer yang tidak stabil,
muatannya sama dengan muatan elektron dan massanya 207 kali massa elektron. Muon ini
dapat dihasilkan melalui tumbukan radiasi kosmik dengan atom atom diatmosfir. Waktu
hidup muon 2,2 μs bila diukur dikerangka yang diam terhadap muon. Bila diasumsikan 2,2 μs
adalah rata rata waktu hidup muon dan kelajuan muon hampir sama dengan c,maka partikel
ini dapat menenpuh jarak 650 m sebelum partikel ini meluruh menjadi partikel lain. Bila
partikel ini masuk ke bumi maka tidak akan sampai dibumi. Namun pengamatan eksperimen
membuktikan bahwa banyak partikel muon yang sampai dibumi. Fenomena tersebut dapat
dijelaskan dengan time dilation sebagai berikut: relatif terhadap pengamat di bumi muon
memiliki waktu hidup γT dengan T = 2,2 μs
Adalah waktu hidup dikerangka referensi yang bergerak bersama muon. Misalkan kecepatan
muon ialah 0,99c maka γ = 7,1 dan γT=16 μs. Jarak tempuh rata rata muon diukur oleh
pengamat dibumi ialah 0,99x 3. 108 x16 x10 6  4700m . Jadi dengan demikian muon yang
bergerak dengan kelajuan mendekati kecepatan cahaya memiliki waktu hidup lebih panjang
dari pada muon yang diam.

Gb.1.14. Pengukuran waktu hidup partikel muon ketika diam dan ketika bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya

Bagaimana bila fenomena itu diterapkan pada organisme, misalnya orang pergi keluar
angkasa dengan pesawat yang kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, apakah ketika ia
balik lagi kebumi usianya menjadi lebih muda dari teman seangkatannya di bumi ?.
Fenomena tersebut disering disebut paradok anak kembar

Dua teman sebaya dina dan doni, dina pergi keluar


angkasa dengan pesawat luar angkasa. Doni tinggal di
bumi. Ketika dina pulang lagi ke bumi doni melihat
bahwa dina menjadi lebih muda dibandingkan dirinya.
Apakah fenomena ini sungguh bisa terjadi ?.
sayangnya belum bisa dibuktikan, karena umat
manusia belum mampu membuat pesawat yang
kecepatannya bisa mendekati kecepatan cahaya,
namun tidak mustahil.

Gb.1.15. Paradoks anak kembar

Contoh
Seorang astronot ketika diam dibumi rata rata detak jantungnya diukur dan diperoleh sebesar
70 denyut/menit.Berapakah rata rata detak jantung astronot tersebut ketika dia terbang
menggunakan pesawat ruang angkasa dengan kelajuan 0,9c relatif terhadap bumi,menurut a)
temannya yang ada dipesawat, b) menurut pengamat yang diam di bumi
Jawab
a. Temannya yang ada dipesawat relatif diam terhadap si astronot sehingga rata rata
detak jantung si astronot sama dengan ketika diam dibumi yaitu 70 denyut/menit.

v2 (0,9c) 2
b. T = T’γ = T ' / 1   70 / 1  159,1denyut / menit
c2 c2

Bagaimana bila rata rata denyut jantung seorang pengamat dibumi yang menurut
pengukurannya 1 detik diukur oleh seorang astronot yang bergerak meninggalkan bumi
dengan kecepatan konstan 0,95 c. Untuk itu akan kita bandingkan hasil pengukuran waktu di
dua kerangka referensi berbeda yang satu sama lain bergerak dengan kecepatan konstan.
Misalkan Seorang awak pesawat ruang angkasa bergerak meninggalkan temannya di bumi
menuju suatu bintang yang jaraknya 4,3 tahun cahaya dengan kecepatan konstan 0,95 c.
Menurut pengamat dibumi

Gb.1.16. gerak pesawt menurut pengamat di bumi

Menurut pengamat di pesawat bukan dia yang bergerak tetapi temannya dibumi yang pergi
meninggalkannya
Gb. 1.17.Gerak pesawat menurut pengamat di pesawat

Bila si astronot mengukur detak jantungnya sendiri dengan jam yang dia bawa dan dia
mendapatkan bahwa detak jantungnya normal yaitu 1 detik selang dua denyutan. Waktu yang
diukur oleh siastronot ialah propert time. Menurut pengamat dibumi denyut jantung si
astronot ialah 3,2 detik. Pengamat di bumi mengamati bahwa detak jantung si astronot tidak
normal demikian juga jam yang dibawa si astronot putarannya lambat. Pengamat di bumi
akan mengamati bahwa si astronot menjadi lebih muda dibandingkan dengan dirinya.
Relativitas khusus memprediksi bahwa si astronot akan tidak setuju dikatakan menjadi lebih
muda dibandingkan dengan temannya dibumi. Mengapa demikian ?. Bila pengamat di bumi
mengukur detak jantungnya dengan menggunakan jamnya dan mendapatkan bahwa rata rata
detak jantungnya 1 detik ,maka waktu yang diukurnya itu
adalah proper time ,dan bila denyut jantung pengamat dibumi diukur oleh si astronot ,ternyata
denyut jantung si pengamat dibumi lambat yaitu 3,2 detik demikian juga jam sipengamat
dibumi putarannya lambat menurut si astronot.

Supaya tidak membingungkan perihal pemuluran waktu tersebut maka ada resolusi sebagai
berikut :
• Relativitas khusus diaplikasikan hanya terhadap kerangka referensi yang bergerak
dengan kelajuan konstan.
• Untuk berputar dan kembali lagi, astronot harus mempercepat pesawat dalam waktu
singkat.
• Penentuan interval waktu menggunakan relativitas khusus adalah benar hanya
menurut pengamat bumi.
Konstraksi Panjang
Bagaimana dengan waktu tempuh si astronot hingga tiba di bintang menurut pengamat di
bumi. Menurut pengamat dibumi jarak bumi bintang ialah 4,3 tahun cahaya dan pesawat
bergerak dengan kecepatan konstan 0,95 c, maka waktu tempuh astronot tiba di bintang ialah
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 4,3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎
𝑡𝑏𝑢𝑚𝑖 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 4,5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
0,95 𝑐

Sedangkan waktu tempuh menurut siastronot ialah


𝑡𝑎𝑠𝑡𝑟𝑜𝑛𝑜𝑡=𝑡𝑏𝑢𝑚𝑖 = 4,5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 1,4 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝛾 3,2

Mengapa hasil pengukuran mereka terhadap waktu tempuh mendapatkan hasil yang berbeda
(4,5 tahun dan 1,4 tahun), padahal kedua pengamat setuju bahwa kecepatan pesawat ialah
konstan 0,95 c ?. Menurut pengamat di bumi, pesawat yang bergerak meninggalkannya dan
jarak bumi bintang tetap. Pengamat di pesawat berpendapat bahwa dia diam tapi bumi dan
bintanglah yang bergerak meninggalkannya. Bila keduanya sepakat bahwa kelajuan pesawat
ialah 0,95 c ,bagaimana mungkin kedua pengamat mengukur waktu tempuh yang berbeda.
Hal itu menyimpulkan bahwa jarak bumi bintang yang diukur oleh pengamat di bumi berbeda
dengan yang diukur oleh astronot. Jarak bumi bintang yang diukur oleh astronot lebih pendek
dari yang diukur oleh pengamat di bumi, itulah konsekuensi relativitas khusus yang disebut
konstraksi panjang.
L = L’/
Dengan L adalah panjang benda yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif terhadap
benda dengan kelajuan konstan, L’ adalah panjang benda yang diukur oleh pengamat yang
diam terhadap benda (propert length)

Gb.1.18. Konstraksi Panjang


Contoh
Pesawat ruang angkasa,ketika diam dibumi diukur panjangnya 100 m. Kemudian pesawat
pergi meninggalkan bumi dengan kelajuan 0,99C relatif terhadap bumi. A).Berapakah
panjang pesawat menurut pengamat di bumi .B) bila pesawat itu bergerak meninggalkan
bumi dengan kelajuan 0,01 C, berapakah panjang pesawat menurut pengamat di bumi?
Jawab
a. L = L’(1- V2 /C2)1/2 = 100 m {1 – (0,99C)2/c2}1/2 = 14 m
b. L = L’(1- V2 /C2)1/2 = 100 m {1 – (0,01C)2/c2}1/2 = 99,99 m

Latihan
1. Waktu hidup rata rata partikel pi meson pada kerangka acuannya ialah 26 ns. Jika
partikel itu bergerak dengan kelajuan 0,95C, berapakah a. waktu hidup rata rata
partikel pi meson menurut pengamat dibumi, b. jarak yang ditempuh partikel menurut
pengamat dibumi sebelum partikel meluruh jadi partikel lain.
2. Berapakah kecepatan batang meteran relative terhadap bumi, bila pengamat dibumi
mengukur bahwa panjang batang meteran itu 0,5 m.
3. Pesawat ruang angkasa bergerak dengan kelajuan 0,9 C relative terhadap bumi. Awak
pesawat mengukur bahwa panjang pesawat tersebut ialah L, berapakah panjang
pesawat menurut pengamat di bumi ?
4. Propert time dari partikel tau lepton ialah 0,3 ps. Berapakah kelajuan partikel tersebut
supaya dapat menempuh jarak 1 mm sesaat sebelum meluruh jadi partikel lain ?
5. Pion bermuatan memiliki propert lifetime 26 ns, jika pion bergerak dengan kelajuan
0,99 c ,tentukanlah jarak rata rata yang ditempuh sebelum pion meluruh jadi partikel
lain ?
6. Di kerangka laboratorium sebuah partikel bergerak dengan kelajuan 0,99c dan
menempuh jarak 1mm sebelum meluruh menjadi partikel lain. Berapakah waktu
hidup propert dari partikel tersebut.
7. Tau lepton memiliki waktu hidup propert 0,3 ps. Berapakah kelajuan yang harus
dimiliki tau lepton supaya dapat menempuh jarak 1mm sebelum meluruh.
8. A. Partikel muon memiliki proper lifetime 2 µs , jika bergerak dengan kelajuan v=
0,99 c, berapakah jarak rata rata yang ditempuh sebelum meluruh menjadi partikel
lain
B. Partikel pion memiliki proper lifetime 26 ns, jika partikel pion itu bergerak dengan
kelajuan 0,99c , berapakah jarak rata rata yang ditempuh partikel itu sebelum meluruh
menjadi partikel lain.

Cara Mengamati Relativitas Dalam Kehidupan Sehari hari

Relativitas adalah salah satu teori paling sukses yang pernah dijumpai Albert Einstein. Ini
mengguncang dunia dengan mengubah cara kita memikirkan ruang dan waktu. Mungkin
mengejutkan Anda untuk mendengar, bahwa relativitas itu adalah sesuatu yang kita alami
setiap hari. Ini ditemukan di tempat yang paling teknis, dan beberapa tempat yang mungkin
bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Anda sebagai orang awam. Sejak 100 tahun ketika
Einstein mempublikasikan makalahnya tentang relativitas umum, sepertinya kesempatan
yang tepat untuk mengetahui bagaimana relativitas mempengaruhi kita sehari-hari.

a. GPS

Gb.1.19. efek dilatasi waktu pada GPS

Agar navigasi GPS mobil Anda berfungsi semaksimal mungkin, satelit harus memperhatikan
efek relativistik. Hal ini karena meski satelit tidak bergerak mendekati kecepatan cahaya,
mereka tetap berjalan cukup cepat. Satelit juga mengirimkan sinyal ke stasiun bumi di Bumi.
Stasiun ini (dan unit GPS di mobil Anda) semuanya mengalami akselerasi yang lebih tinggi
karena gravitasi daripada satelit di orbit. Untuk mendapatkan akurasi yang tepat, satelit
menggunakan jam yang akurat sampai beberapa miliar detik (nanodetik)

Hampir semua orang yang memiliki smartphone memiliki akses ke sistem penentuan posisi
global atau GPS. Setiap kali Anda mencoba merencanakan rute dari "lokasi saya saat ini",
telepon Anda perlu terhubung ke satelit untuk mencari tahu dengan tepat di mana "lokasi
Anda saat ini" berada. Satelit mengelilingi bumi dengan kecepatan yang cukup cepat: sekitar
10.000 kilometer per jam (kira-kira 6213 mil per jam). Ini mungkin terdengar cepat, tapi
hanya sekitar seperseribu kecepatan cahaya, jadi Anda mungkin tidak berpikir bahwa cukup
cepat untuk terjadinya efek relativistik. Tapi, meski dengan kecepatan yang jauh lebih lambat
daripada kecepatan cahaya, satelit masih mengalami dilatasi waktu: Satelit kedapatan "lebih
tua" sekitar 4 mikrodetik setiap hari. Satelit tersebut mengalami perjalanan waktu lebih cepat
daripada orang-orang di Bumi. Selain itu efek gravitasi (yang juga menyebabkan dilatasi
waktu) dan angka ini mendekati sekitar 7 mikrodetik. Anda bahkan hampir tidak bisa
berkedip dalam 7 mikrodetik (0.000007 detik) namun jika efek ini tidak diketahui maka GPS
Anda akan membuat Anda tersesat dengan sangat cepat. Dalam waktu hanya sehari, lokasi
Anda sesuai GPS bisa menyimpang sampai 8 kilometer (sekitar 5 mil) dari lokasi Anda yang
sebenarnya. Untungnya, satelit diprogram untuk mempertimbangkan efek ini saat
merencanakan rute Anda.

b. Warna kemilau dari logam Emas

Gb.1.20. Kemilau emas sebagai efek kecepatan elektron dalam atom

Emas memiliki karakteristik, mellow, warna kuning. Kemilau indahnya tampak lebih
eksotis saat Anda mengetahui bahwa itu sebenarnya karena efek relativistik. Jika Anda
menghitung frekuensi (warna) cahaya yang dipancarkan emas tanpa mempertimbangkan
relativitas, Anda akan memperkirakannya memiliki kemilau perak. Namun, warna emas
sebenarnya mengarah lebih jauh ke ujung spektrum merah. Perbedaan ini dapat dijelaskan
saat memeriksa bagaimana elektron di atom emas bergerak di dalam orbitnya. Ada total 79
elektron yang meluncur di sekitar inti atom emas, dan 79 proton di nukleus. Dalam orbital
yang paling dekat dengan nukleus (atau dikenal sebagai orbital 1s), elektron harus bergerak
dengan kecepatan yang sangat cepat. Mereka bergerak kira-kira setengah kecepatan cahaya
untuk menghindari gaya tarikan ke dalam nukleus oleh muatan positif yang kuat dari proton
di nukleus, dan itu menyebabkan banyak efek relativistik.
Karena elektron bergerak begitu cepat, orbital-orbital elektron terpisah tampak lebih
dekat dari sebenarnya. Bagi elektron untuk beralih ke tingkat energi yang lebih tinggi, ia
perlu menyerap panjang gelombang cahaya tertentu. Di atom emas, panjang gelombang yang
bisa diserap biasanya berada pada kisaran ultraviolet (tidak tampak oleh mata). Namun,
ketika kita memperhitungkan efek relativistik yang tampaknya meremas orbital lebih dekat,
kita menemukan bahwa emas benar-benar mulai menyerap cahaya dengan frekuensi yang
lebih kecil..Cahaya biru diserap dan hanya warna merah yang tercermin di mata kita.
Karenanya, emas memiliki kemilau glamor dan kekuningan. Sebagian besar logam
mengkilap karena elektron di atom melompat dari tingkat energi yang berbeda, atau "orbital".
Beberapa foton yang terkena logam bisa diserap dan dipancarkan ulang, meski pada panjang
gelombang yang lebih panjang. Cahaya yang paling terlihat , hanya yang dipantulkan. Emas
adalah atom yang berat, sehingga elektron dalam bergerak cukup cepat sehingga peningkatan
massa relativistik signifikan, begitu pula kontraksi yang panjang. Akibatnya, elektron
berputar di sekitar nukleus di jalur yang lebih pendek, dengan lebih banyak momentum.
Elektron dalam orbital dalam membawa energi yang mendekati energi elektron terluar, dan
panjang gelombang yang terserap dan terpantulkan lebih panjang.
Panjang gelombang cahaya yang lebih panjang berarti bahwa beberapa cahaya tampak
yang biasanya hanya dipantulkan akan diserap, dan cahaya itu berada di ujung spektrum yang
biru. Cahaya putih adalah campuran semua warna pelangi, namun dalam kasus emas, saat
cahaya diserap dan dipancarkan kembali, panjang gelombang biasanya lebih panjang. Itu
berarti perpaduan antara gelombang cahaya yang kita lihat cenderung kurang biru dan ungu
di dalamnya. Hal ini membuat emas tampak berwarna kekuningan karena kuning, oranye dan
merah merupakan panjang gelombang yang lebih panjang dari pada warna biru. Efek
relativistik pada elektron emas juga merupakan salah satu alasan mengapa logam tidak
menimbulkan korosi atau bereaksi dengan hal lain dengan mudah. Emas hanya memiliki satu
elektron di kulit terluarnya, namun tetap tidak reaktif seperti kalsium atau lithium.
Sebaliknya, elektron dalam emas, yang "lebih berat" dari pada seharusnya, semuanya
dipegang dekat dengan inti atom. Ini berarti bahwa elektron terluar tidak mungkin berada di
tempat di mana ia dapat bereaksi sama sekali - sama seperti berada di antara elektronnya
yang dekat dengan nukleus.

c. Tabung Sinar katoda Pada TV

Televisi lama, dipasang instrumen yang disebut tabung sinar katoda atau Cathode rays Tube
(CRT). Perangkat ini mempercepat elektron dan diarahkan ke layar. Pada bagian belakang
layar dilapisi oleh lapisan yang akan mengeluarkan cahaya saat dilanda elektron. Hasilnya
adalah Anda bisa duduk dan menikmati siaran televisi. Namun, tidak sesederhana
menembakkan beberapa elektron di layar. Elektron bermuatan negatif diarahkan ke titik yang
benar di layar menggunakan medan magnet sehingga pemirsa bisa menonton gambar yang
sempurna. Elektron ini bergerak pada kira-kira sepertiga dari kecepatan cahaya. Ini berarti
bahwa para insinyur harus memperhitungkan kontraksi panjang saat merancang magnet yang
mengarahkan elektron untuk membentuk gambar di layar. Tanpa memperhitungkan efek ini,
berkas elektron mungkin tidak sampai di layar atau sampai dilayar tapi di posisi yang salah
sehingga akan menciptakan gambar yang tidak dapat dipahami.

5. Momentum dan Energi Relativistik.


Pernyataan relativistic untuk momentum dari partikel yang bergerak dengan kecepatan v adalah
P = γm0 v
1
Dengan γ =
1  (v 2 / c 2 )
m0 adalah massa benda atau partikel dalam keadaan diam
Gb.1.21. Grafik hubungan ratio v/c terhadap momentum relativistik

Besar momentum klasik dan momentum relativistik sebagai fungsi kecepatan digambarkan
pada Gb. Harga momentum klasik akan semakin membesar terus sebanding dengan
kecepatan bendanya seperti dinyatakan oleh kurva berwarna hitam, namun momentum
relativistik harganya mula mula meningkat dan ketika kecepatannya mendekati cepat rambat
cahaya maka harga momentumnya hampir konstan tidak membesar lagi.

Massa Relativistik
Berdasarkan persamaan momentum relativistik kuantitas m0 adalah merupakan massa
relativistik atau
m = m0
massa partikel menjadi sangat masiv ketika partikel bergerak dengan kecepatan mendekati
cepat rambat cahaya. Berikut ini digambarkan grafik hubungan antara rasio massa relativistik
terhadap massa diam sebagai fungsi dari kecepatannya. Massa relatistik menjadi beberapa
kali dari massa diam ketika kecepatan benda semakin besar mendekati cepat rambat cahaya.
Gb.1.22. grafik hubungan rasio massa relativistik dengan massa diam terhadap rasio
kelajuan terhadap kecepatan cahaya

6. Energi Kinetik Relativistik


Sebelumnya telah kita pelajari bahwa momentum dan hukum hukum gerak memerlukan
pendefinisian ulang ketika kelajuan benda mendekati cepat rambat cahaya, demikian juga
formulasi energi kinetik perlu dimodifikasi. Kita dapat menggunakan teorema usaha-energi
untuk memperoleh bentuk relativistik energi kinetik. Berdasarkan definisi usaha yang
dikerjakan oleh suatu gaya
𝑥2 𝑥2
𝑑𝑃
𝑊 = ∫ 𝐹𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1 𝑑𝑡
Pada persamaan tersebut diasumsikan bahwa gaya dan gerak benda searah sumbu x. P adalah
momentum relativistik, maka
𝑑𝑣
𝑑𝑃 𝑑 𝑚𝑣 𝑚( )
= 𝑑𝑡 = [1−(𝑣 2/𝑐𝑑𝑡2 )]3/2
𝑑𝑡 √1−(𝑣 2/𝑐 2)

Sehingga pernyataan untuk usaha dengan asumsi bahwa partikel dipercepat dari keadaan
diam hingga kecepatan v , menjadi

𝑑𝑣
𝑥 𝑚( )𝑣𝑑𝑡 𝑣 𝑣 𝑑𝑣
𝑊 = ∫𝑥 2 [1−(𝑣𝑑𝑡
2/𝑐 2)]3/2 = 𝑚 ∫0 [1−(𝑣 2/𝑐 2 )]3/2
1

Atau
𝑚𝑐 2
𝑊= 2
− 𝑚𝑐 2
√1−(𝑣2)
𝑣

Teorema usaha energi menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
benda adalah sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut. Karena energi kinetik
awal sama dengan nol maka kita simpulkan bahwa usaha W equivalen dengan energi kinetik
relativistik K

𝑚𝑐 2
𝐾= 2
− 𝑚𝑐 2
√1−(𝑣2)
𝑣

atau
K = γmo c2 – mo c2
Dimana mo c2 adalah energi partikel dalam keadaan diam Eo(kesetaraan massa –energi dari
Einstein) sedangkan γmc2 adalah energi total partikel E atau E = γEo ,dengan demikian
pernyataan untuk energi kinetik relativistik dapat dituliskan sebagai berikut
K = (γ-1)Eo

4
2
(KINETIC ENERGY) / m c
o

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
SPEED / SPEED OF LIGHT
Gb.1.23. grafik hubungan antara energi kinetik terhadap rasio v/c

Energi kinetik klasik dan energi kinetik relativistik sebagai fungsi dari kelajuan digambarkan
pada gambar diatas. Energi kinetik klasik akan semakin membesar terus seiring dengan
pertambahan kecepatan benda seperti dinyatakan oleh kurva biru, sedangkan energi kinetik
relativistik mula mula harganya membesar namun ketika kelajuan benda mendekati cepat
rambat cahaya harganya hampir konstan (tidak bertambah lagi).
Bagaimana bila persamaan energi kinetik relativistik tersebut diaplikasikan pada gerak
benda yang kecepatannya rendah atau jauh lebih kecil dari cepat rambat cahaya ?. Ketika
kecepatan partikel kecil maka (v/c) << 1 ,maka kuantitas  harus diekspansikan kedalam deret
binomial

1 𝑣2 1 𝑣2
= (1 − 𝑐 2 )−1/2 = 1 + 2 𝑐 2 + ⋯
√1−𝑣 2/𝑐 2
Maka
1 𝑣2
K = mc2(1 + 2 𝑐 2 + ⋯) – mc2 = (1/2)mv2

Jadi ketika kecepatan partikel jauh lebih kecil dari cepat rambat cahaya maka persamaan
energi kinetiknya sama dengan persamaan energi kinetik klasik

7. Massa Sebagai Ukuran Energi


Persamaan energi total suatu partikel E = mc2 ,apabila diterapkan pada partikel yang sedang
dalam keadaan diam (=1) ternyata partikel masih memiliki sejumlah energi yaitu E = mc 2 ,
energi tersebut muncul sebagai konversi massa menjadi energi. Partikel yang massa diamnya
m dapat diubah seluruhnya menjadi energi sebesar E = mc2 atau equivalensi massa – energi.
Secara eksperimen dapat ditunjukkan bahwa equivalensi massa energi terjadi di dalam inti
atom dan pada interaksi interaksi partikel elementer.

8. Hubungan antara Energi Total dan Momentum Relativistik


Berdasarkan persamaan energi total suatu partikel dan persamaan momentum relativistik
Masing masing persamaan dikuadratkan lalu dikurangkan maka dapat ditentukan relasi
antara momentum relativistic dengan energi total dari suatu partikel

2 2 2 2( 2 4 2 2 2)
𝑣2
𝐸 −𝑃 𝑐 =𝛾 𝑚 𝑐 −𝑚 𝑣 𝑐 = 𝛾 𝑚 𝑐 (1 − 2 ) = 𝑚2 𝑐 4
2 2 4
𝑐
Yang dinyatakan oleh persamaan

E2 = p2c2 + (mc2)2

Ketika partikel dalam keadaan diam maka p = 0 dan energi total partikel menjadi sama
dengan energi diamnya E = mc2. Untuk kasus partikel tak bermassa seperti foton m = 0 maka
persamaan menjadi
E = pc
Persamaan tersebut merupakan pernyataan eksak yang menghubungkan energi dan
momentum untuk partikel tak bermassa seperti foton dan neutrino yang selalu bergerak
dengan kecepatan sama dengan cepat rambat cahaya.

Contoh
Elektron bergerak kekanan dengan kelajuan 0,75C relatif terhadap kerangka laboratorium.
Tentukanlah:
a. kelajuan proton yang energi kinetiknya sama dengan energi kinetik elektron.
b. kelajuan proton yang memiliki momentum yang sama dengan elektron
c. massa proton dan massa elektron ketika bergerak (dari soal a)
d. bila proton pada soal b bergerak kekanan relatif terhadap kerangka
laboratorium,berapakan kelajuan proton relatif terhadap elektron.
Jawab
a) Kecepatan proton
Energi kinetik elektron
 
 
 1 
K e  (  1)me c  
2
 1 x9,1.10 31 kg.(3.10 8 m / s ) 2
2
 1  (0,75c ) 
 
 
2
c
 1 
   1.81,9 x10 15 joule  41,92 x10 15 joule
 1  0,5626 

Energi kinetik proton = Energi kinetik Elektron


( p  1)m p c 2  41,92 x10 15 joule
41,92 x10 15 joule
p   1  1,0002798
1,67.10  27 kg.(3.10 8 m / s ) 2
1
 1,0002798
v 2p
1 2
c
v p  0,0236.c  7,08.10 6 m / s

b) Kecepatan proton yang memiliki momentum yang sama dengan momentum elektron
Momentum elektron
1 1
Pe  me v  me v  .9,1.10 31 kg.0,75 x3.10 8 m / s
2
ve (0,75c)
1 1
c2 c2
 30,9553x10 23 kgm / s

Momentum proton = momentum elektron


m p v p  30,9553 x10 23 kg.m / s
30,9553 x10  23 kg.m / s
v p   18,536 x10 4 m / s
1,67 x10  27 kg
vp
 18,536 x10 4.m / s
2
v
1
p

c2
v 2p
v  (1 
2
p )(18,536 x10 4 m / s ) 2
c2
v p  2,9 x10 4 m / s

c) Masa elektron dan massa proton dalam keadaan bergerak


Massa elektron
9,1x10 31 kg
m  me 
'
e  13,7579 x10 31 kg
2
(0,75.c)
1
c2

Massa proton
1,67 x10 27 kg
m 'p  m p   1,6704678x10 27 kg
2
(0,0236.c)
1
c2

d) Kelajuan proton relatif terhadap elektron


Ux  v 2,9.10 4  0,75.x3.108  2,24971x108
U x'     0,7504.C
U xv 2,9.10 4 x0,75 x3.108 0.9993475
1 2 1
c (3.108 ) 2

Latihan
1. Proton dalam alat pemercepat partikel bergerak dengan kecepatan 300 Km/detik,
tentukanlah (a).energi diam proton, (b).Energi total proton, (c).Energi kinetik proton.
2. Dalam alat pemercepat partikel elektron dipercepat hingga energi kinetiknya 2.MeV,
tentukanlah, (a).Kelajuan elektron, (b).Energi total elektron
3. Sebuah proton memiliki energi total 3 GeV. Tentukanlah (a) momentum proton,
(b).Kelajuan proton
4. Hitunglah momentum suatu foton yang energinya 1 eV
5. Suatu elektron dipercepat melalui beda potensial 0,01 MV. Hitunglah momentum dari
elektron tersebut.
6. Tentukanlah momentum dari suatu elektron yang kelajuannya 0,5 c.
7. Tentukanlah energi total dari suatu elektron yang bergerak dengan kelajuan 0,8 c
8. Suatu elektron memiliki momentum 1 MeV/c, hitunglah : a)energi total, b)kelajuan,
c)energi kinetik, dan d)faktor gama
9. Neutrino memiliki energi total E, hitunglah kelajuan dari partikel tersebut
10. Kelajuan dari suatu partikel ialah c , tentukanlah massa partikel tersebut.
11. Tentukanlah momentum dan kelajuan proton yang memiliki energi kinetik 1 GeV
12. Sebuah elektron memiliki energi kinetik sama dengan energi diamnya, tentukanlah energi
foton yang momentumnya sama dengan momentum elektron
13. Elektron yang energi kinetiknya 1 MeV ,masuk ke daerah medan magnet 1T dengan arah
kecepatan tegak lurus pada arah medan magnet. Tentukanlah jari jari kelengkungan
lintasan elektron dalam daerah medan magnet tersebut.
14. Elektron dan proton masing masing masuk kedaerah medan magnet uniform, ternyata jari
jari kelengkungan lintasan elektron dan proton sama besar. Apabila kelajuan elektron dua
kali kelajuan proton ,berapakah momentum masing masing partikel tersebut
15. Hitunglah jari jari lintasan dari elektron 10 GeV yang berada dalam medan magnetik 1T.

Referensi
Beiser, A, Konsep Fisika Modern
Crane Modern Physics
James, W,R (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and Sons,Onc
Serway,R.A ; Moses, C.J. and Moyer, C.A (1997) Modern Physics, Sunders College
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai