Theory of Relativity
1
Great Idea:
Semua pengamat, tidak peduli apa kerangka referensinya,
mengamati hukum alam yang sama
Outline
2
1. Pendahuluan
2. Teori Relativitas Khusus
3. Teori Relativitas Umum
1. Pendahuluan
3
Relativitas Dalam Ruang?
4
𝑀1 𝑀2
𝐹=𝐺 2
𝑟
𝐺 = 6,67 × 10−11 𝑁 ∙ 𝑚2 /𝑘𝑔2
Massa M1 Massa M2
Jarak r
Listrik Dan Magnet
10
Hukum Coulomb:
𝑞1 𝑞2
𝐹=𝑘 2
𝑟
𝑘 = 8,9875517873681764 × 109 𝑁 ∙ 𝑚2 /𝐶 2
Muatan q1 Muatan q2
Jarak r
Persamaan Maxwell
11
Albert Einstein memikirkan hal ini, dan menyadari bahwa ada tiga
kemungkinan solusinya:
1. Hukum alam tidak sama dalam semua kerangka referensi (ide
yang tidak bisa diterima Einstein atas dasar filosofi); atau,
2. Persamaan Maxwell bisa saja salah, dan kecepatan cahaya
bergantung pada kecepatan sumber cahaya (meskipun ada
begitu banyak eksperimen yang mendukung persamaan-
persamaan tersebut); atau,
3. Intuisi kita tentang penjumlahan kecepatan bisa jadi salah.
18
Teori Relativitas Khusus 1905
19
Cermin A
Pengamat di roket mengukur pantulan cahaya
Δt0 dalam waktu Δt0
Relativitas Waktu (Dilasi Waktu)
22
B B B
L
D
A A A
vt
Δt
Pengamat di Bumi mengukur pantulan cahaya
dalam waktu Δt
Relativitas Waktu (Dilasi Waktu)
23
Muon
Waktu Paruh Muon
26
1 1
𝛾= = = 28,87
𝑣 2 1 − 0,9994 2
1−
𝑐
Sehingga
Δ𝑡 = 𝛾Δ𝑡0 = 28,87 2,2 × 10−6 𝑠
= 63,51 × 10−6 𝑠
Jadi waktu paruh muon dari sinar kosmis
menjadi lebih besar dibandingkan dengan di
laboratorium. Dengan kata lain, waktu relatif t
bergerak lebih lambat dibanding waktu wajar t0
Waktu Paruh Muon
27
Akibat lain:
Peristiwa atau kejadian yang diamati serentak
pada suatu kerangka acuan, bisa menjadi tidak
serentak jika diamati oleh kerangka acuan yang
lain
Relativitas Ruang (Kontraksi Lorentz)
28
Orang di Bumi:
Jarak Bumi – Neptunus = L0
Jika kecepatan v, waktu tempuh:
𝐿0
Δ𝑡 = ⇒ 𝐿0 = 𝑣 Δ𝑡
𝑣
v
L0
Bumi Neptunus
Relativitas Ruang (Kontraksi Lorentz)
29
Orang di roket:
Jarak Bumi – Neptunus = L
Waktu tempuh:
𝐿
Δ𝑡𝑜 = ⇒ 𝐿 = 𝑣 Δ𝑡0
𝑣
sehingga
𝐿0 𝑣Δ𝑡 Δ𝑡
= = =𝛾
𝐿 𝑣Δ𝑡0 Δ𝑡0
𝑣 2
𝐿0 = 𝛾𝐿 atau 𝐿 = 1− 𝐿0 < 𝐿0
𝑐
Apa Konsekuensinya?
30
Newton:
Ruang relatif
Waktu mutlak
Jarak (secara umum):
2 2 2 2
Δ𝑠 = Δ𝑥 + Δ𝑦 + Δ𝑧
Δ𝑡 2 =0
Einstein:
Ruang relatif
Waktu relatif
Jarak (secara umum):
Δ𝑠 2 = 𝑐Δ𝑡 2
− Δ𝑥 2
− Δ𝑦 2
− Δ𝑧 2
Ruang Dalam Teori Relativistik
32
Ruang x (Space-like)
(s)2 < 0
V>c
Waktu ct
Diambil koordinat y=z=0
Twin Paradox
33
Kerangka acuan Fikri dan Dino tidak simetris. Dino bergerak dari
satu kerangka acuan (inersial) ke kerangka acuan (inersial) yang lain,
sedangkan Fikri tetap pada kerangka acuan yang sama.
Dino TIDAK berada dalam kerangka acuan inersial yang sama,
berubah-ubah sedangkan Fikri SELALU berada dalam kerangka
acuan inersial yang sama.
Akibatnya, Fikri dapat menggunakan dilasi waktu, tetapi Dino tidak.
Jadi tidak ada paradoks pada twin paradoxs!
Fikri Dino
Bumi
Diagram Ruang Waktu Untuk Twin Paradox
35
Fikri:
Δ𝜏 𝐴𝐵𝐶 = Δ𝑡 = 40 𝑡𝑎𝑢𝑛
C
Dino:
1
Δ𝜏 𝐴𝐷𝐶 = 𝑐Δ𝑡 2 − Δ𝑥 2
𝑐 B D
1
= 𝑐Δ𝑡 2 − 𝑣Δ𝑡 2
𝑐
A
𝑣 2
= Δ𝑡 1 − < Δ𝑡
𝑐
= 40 1 − 0,5 2 = 34,6 𝑡𝑎𝑢𝑛
Diagram Ruang Waktu Untuk Twin Paradox
36
Inti Uranium:
236
92𝑈 →
90
37𝑅𝑏 + 145
55𝐶𝑠 + 3 1
0𝑛
diam bergerak
Δ𝑀 = 𝑀𝑢 − 𝑀𝑅𝑏 + 𝑀𝐶𝑠 + 𝑀𝑛
= 2,95 × 10−28 𝑘𝑔
Reaksi Fisi Nuklir
40
Bom Nuklir
Reaksi Fusi Nuklir
41
42
Teori Relativitas Umum (1915)
43
Hukum 2 Newton:
𝐹 = 𝑚𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑎
Hukum Gravitasi Newton:
𝑚𝑔𝑟𝑎𝑣 𝑀 𝐺𝑀
𝐹𝑔𝑟𝑎𝑣 = 𝐺 2
= 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑣 2
= 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑣 𝑔
𝑟 𝑟
Prinsip Ekivalensi
46
Daun
Bola
g
Bumi
Bola dan daun jatuh dengan percepatan yang
sama, a = g
𝑚𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑣
Prinsip Ekivalensi
Prinsip Ekivalensi
47
a
Cahaya
“melengkung”
Prinsip ekivalensi mInersial = mgrav.
Massa bergerak (cahaya), bukan massa diam, mdiam= 0
= foton (cahaya)
Cahaya “jatuh” atau “melengkung”
atau “ditarik” oleh bumi
Bumi
Defleksi Cahaya
48
Matahari
Lengkungan lintasan cahaya =
Distribusi massa matahari
Bumi
Pada saat gerhana matahari di Afrika (1919), diamati deflection angle Δ = 1,75
menit busur
Cahaya melengkung disekitar benda bermassa atau cahaya mengikuti lintasan
lengkung
Disekitar benda bermassa terjadi lengkungan ruang waktu
(Persamaan Medan Einstein)
Gerhana Matahari Total 1919
49
Bintang-bintang yang
digunakan Eddington
untuk menguji Relativitas
Umum, lewat defleksi
cahaya.
Mengukur Foton (Cahaya) “Jatuh”
50
H = 50 m
Energi di A:
𝐸𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 + 𝐸𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑓𝐴 + 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑣 𝑔
= 𝑓𝐴 + 𝑚𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑔 𝐻
𝑓𝐴
= 𝑓𝐴 + 2
𝑔𝐻
𝑐
Energi di B:
𝐸𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 + 𝐸𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑓𝑏
Hukum Kekekalan Energi
52
Energi di A = Energi di B
𝑓𝐴
𝑓𝐵 = 𝑓𝐴 + 2
𝑔𝐻
𝑐
𝑓𝐵 − 𝑓𝐴 Δ𝑓 𝑔 𝐻 9,8 𝑚 𝑠 2 50 𝑚
= = 2 =
𝑓𝐴 𝑓𝐴 𝑐 3 × 108 𝑚 𝑠 −1 2
= 5,4 × 10−15
Diukur oleh R.V. Pond C. A. Rebka, Phys. Rev. Lett. 4:337 (1960)
Presesi Perihelion Merkurius
53
Jika diambil:
𝑅𝑠𝑎𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡 ≈ 2,7 × 104 𝑘𝑚 ≈ 4,2𝑅𝐵𝑢𝑚𝑖
𝑣𝑠𝑎𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡 ≈ 3,9𝑘𝑚/𝑠 dan 𝑣𝑠𝑎𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡 𝑐 ≈ 1,3 × 10−5
maka koreksi di atas menjadi
1 𝑣𝑠𝑎𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡 2
2
≈ 0,84 𝑛𝑎𝑛𝑜
𝑐
𝐺𝑀𝐵𝑢𝑚𝑖
≈ 1,6 𝑛𝑎𝑛𝑜
𝑅𝑠𝑎𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡 𝑐 2
Koreksi ini nampak kecil. Tetapi untuk aplikasi GPS, yang sinyalnya
bergerak dengan kecepatan sejauh 30 cm setiap nanodetik, sangatlah
signifikan. Ini berarti dalam 6 nanodetik, melesetnya posisi akibat teori
relativitas sejauh 2 meter.
Terima Kasih
57