tentang
Teori Relativitas Khusus
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Rizki Damai Yanti (17110008)
FISIKA/2017A
Dosen Pembimbing
Silvi Trisna, M.Pd
Contoh Soal
1. Berapakah kelajuan roket yang loncengnya 1 s terlambat dalam 1 jam relatif terhadap
lonceng dibumi ?.
Penyelesaian :
Dalam hal ini, selang waktu menurut lonceng di bumi adalah t = 3600 s dan selang
waktu menurut lonceng yang bergerak (di roket) adalah t’ = 3601 s. Kelajuan roket apat
diselesaikan dengan menggunakan pers.(14.5) sebagai berikut:
, t 2 2 t u2 t 2
c 2 1 t ,
2
t 1 u 2 c 2 1 u c t ,
Didapatkan
B. Kontraksi Panjang
Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi
oleh gerak relatif. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya
lebih pendek dari panjang L0 bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat.
Gejala ini dikenal sebagai pengerutan Lorentz Fitz Gerald. Panjang L0 suatu benda
dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang proper. Fenomena dapat dilihat
pada Gambar 4 sebagai berikut.
Muon akan meluruh menjadi elektron atau positron setelah umur rata-ratanya 2
ms. Muon dalam sinar kosmik berkelajuan 0,998 c dan mencapai permukaan laut
dalam jumlah besar. Muon menembus tiap cm persegi permukaan bumi rata-rata
lebih dari 1 kali tiap menit. Dalam umur rata-rata muon tersebut jarak yang dapat
ditempuh sebelum meluruh adalah:
h0 vt0 (2,994.10.8 m / s)(210.6 s) 600m
t 0 2.106 s 31,6.10. 6 s
t 31,6s
v
2
0,998c 2
1 2 1
c c2
Hal ini berarti bahwa muon yang bergerak memiliki umur 16 kali lebih panjang
dari pada dalam keadaan diam. Dalam selang waktu t= 31,6s sebuah muon yang
berkelajuan 0,998 c dapat menempuh jarak:
h vt (2,99410.8 m / s)(31,610.6 s) 9.500m
Walaupun umur muon hanya t0 = 2s terhadap kerangka acuannya, namun muon
dapat mencapai tanah dari ketinggian 9.500 m karena dalam kerangka acuan
pengamat di bumi umur muon adalah 31,6s.
Apakah yang terjadi jika ada pengamat yang ikut dengan muon turun dengan
kelajuan v = 0,998 c, sehingga terhadap pengamat muon dalam keadaan diam.
Pengamat dan muon berada dalam kerangka acuan yang sama, dalam kerangka ini
umur muon 2 s. Terhadap pengamat ini muon hanya dapat menempuh jarak 600 m
sebelum meluruh. Satu-satunya cara untuk menerangkan pencapaian tanah oleh muon
ialah dengan menyatakan bahwa jarak yang ditempuhnya diamati oleh pengamat
dalam kerangka bergerak menjadi lebih pendek karena pergerakan itu. Prinsip
relativitas menyatakan bahwa besarnya pengerutan
v2
sebanding dengan 1 c2 .
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketinggian h0 yang kita ukur harus menjadi lebih
kecil dalam kerangka acuan muon h yang memenuhi persamaan (2).
2
h h 1 v ………………………… (2)
2
0 c
Dalam kerangka acuan kita muon menempuh jarak h0 =9.500 m karena
pemuaian waktu. Dalam kerangka acuan muon yang tidak menglami pemuaian
waktu, jaraknya mengerut menjadi
h 9.500m 1
0,998c2 600m
c2
C. Massa Relativitas
Menurut teori relativitas khusus bahwa massa relativistik m dari sebuah partikel
yang bergerak dengan laju v terhadap pengamat
dinyatakan:
𝑚𝑜
𝑚=
2
√1 − 𝑣 2
𝑐
Dimana
Mo = massa diam
M = massa dalam keaadaan gerak relative
V = kelajuan gerak relative
C = kelajuan cahaya
Dengan m 0 adalah massa diam, yaitu massa yang diukur bila partikel tersebut
berada dalam keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m disebut
massa relativistik partikel.
D. Efek Doffler
Radiasi tegak arah gerak
Persamaannya :
𝑡𝑜
𝑡= − 𝑡𝑜 𝛾
2
√1 − 𝑣2
𝑐
Untuk sumber dan pengamat saling jauh
1 − 𝑣/𝑐
𝑣 (𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑢ℎ) = 𝑣𝑜 √
1 + 𝑣/𝑐
1 + 𝑣/𝑐
𝑣 (𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖) = 𝑣𝑜 √
1 − 𝑣/𝑐
E. Momentum dan Energi Relativistik
Momentum suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian massa dan
kecepatannya. Berdasarkan hukum kekekalan momentum linier dalam relativitas
umum, maka didefinisikan kembali momentum sebuah partikel yang massa diamnya
mo dan lajunya v adalah:
𝑚𝑜. 𝑣
𝑝 = 𝑚. 𝑣 =
2
√1 − 𝑣2
𝑐
Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana
dalam mekanika klasik, kita akan mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang
dilakukan oleh gaya dalam mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Jadi,
𝑣 𝑣
𝑑𝑝
𝐸𝑘 = ∫ ∑ 𝑑𝑠 = ∫ 𝑑𝑠
𝑣 0 𝑑𝑡
𝑣 𝑣
𝑚𝑜. 𝑣
= ∫ 𝑣. 𝑑𝑝 = ∫ 𝑣. 𝑑
2
𝑣 0
√1 − 𝑣2
( 𝑐 )
dengan v = ds/dt, jadi:
𝑚𝑜. 𝑣 𝑣2 −3/2
𝑑 = 𝑚𝑜 (1 − ) 𝑑𝑣
𝑣2 𝑐2
√
( 1 − 𝑐2 )
𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑜
𝑚𝑜. 𝑐 2
= − 𝑚𝑜. 𝑐 2 + 𝑚𝑜. 𝑐 2
√ 𝑣2
( 1 − 𝑐2 )
𝑚𝑜. 𝑐 2
𝐸=
2
√1 − 𝑣 2
𝑐
Konsekuensi lain yang dapat dilihat adalah adanya hubungan kesetaraan antara
massa dan energi. Hal ini dapat kita lihat sebagai berikut:
Jika m0 adalah massa diam sebuah benda, maka energi total benda tersebut adalah dan
𝑚𝑜𝑐 2
𝑘= − 𝑚𝑜𝑐 2
√1 − 𝑣2
𝑐2
2
Jadi sebuah benda bermassa m0 setara dengan energi sebesar m0 c .