Anda di halaman 1dari 37

Fisika Modern

Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

BAB I TEORI RELATIVITAS KHUSUS


Pokok Bahasan :
1. Percobaan Michelson-Morley
2. Teori Relativitas Khusus Einstein
3. Transformasi Lorentz
4. Relativitas Penjumlahan Kecepatan
5. Dilatasi Waktu
6. Kontraksi Panjang
7. Paradoks Kembar
8. Efek Doppler Relativitas

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menerapkan transformasi Lorentz untuk menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan peristiwa relativistik.
2. Menyimpulkan hasil percobaan Michelson-Morley terhadap keberadaan
ruang mutlak dan eter.
3. Menyebutkan dua postulat teori relativitas khusus Einstein.
4. Menerapkan transformasi Lorentz untuk menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan peristiwa relativistik.
5. Menerapkan konsep dilatasi waktu untuk menyelesaikan soal.
6. Menerapkan konsep kontraksi panjang untuk menyelesaikan soal.
7. Menerapkan konsep paradoks kembar untuk menyelesaikan soal.
8. Menerapkan konsep dinamika relativistik berhubungan dengan massa,
momentum, dan energi relativistik suatu benda untuk menyelesaikan soal.
9. Menerapkan kosep efek Doppler benda untuk menyelesaikan soal.

Teori Relativitas Khusus 1


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1.1 Percobaan Michelson-Morley


Gelombang tali, gelombang bunyi, gelombang permukaan air dan
gelombang mekanik lainnya merambat memerlukan medium. Cahaya atau
gelombang elektromagnetik lainnya dapat merambat melalui ruang hampa.
Pada abad XIX, digunakan suatu hipotesa tentang eter sebagai medium
perambatan gelombang elektromagnetik, disebut teori Huygens.
Hipotesanya sebagai berikut : Alam semesta di jagad raya ini banyak
dipenuhi eter yang tidak mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan
perambatan gelombang. Teori gelombang Huygens telah membuat masalah
yang harus memperoleh penyelesaian, yakni tentang medium yang
merambatkan cahaya yang disebut eter. Sampai dengan akhir abad sembilan
belas, para ilmuwan masih percaya adanya eter yang merupakan zat perantara
bagi cahaya dan gelombang elektromagnetik lainnya. Oleh karena
keberadaan eter belum pernah teramati, maka dipostulatkan bahwa eter
merupakan zat yang tidak bermassa dan tidak tampak, tetapi mengisi seluruh
ruangan dan berfungsi hanya untuk merambatkan gelombang
elektromagnetik. Laju cahaya dan gelombang elektromagnetik lainnya
diukur terhadap eter tersebut. Dengan demikian, seorang pengamat yang
bergerak dengan kecepatan u melalui eter akan mengukur kecepatan cahaya c'
dan menurut transformasi Galileo
c. = c - u. Hubungan inilah yang akan diuji secara eksperimen oleh beberapa
ilmuwan.
Pada tahun 1887, Albert A. Michelson (1852 — 1931) dan Edward W.
Morley (1838-1932) mencoba mengukur kecepatan aliran eter dengan
meggunakan interferometer optis yang sangat peka yang dikenal dengan
interferometer Michelson, bila memang eter tersebut benar-benar ada. Gambar
1.1 menunjukkan skema percobaan yang dilakukan oleh Albert A. Michelson
dan Edward W. Morley.

2 Teori Relativitas Khusus


9

Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Gambar 1.1 Skema percobaan Albert A. Michelson dan Edward W. Morley


Seberkas cahaya yang dipancarkan cumber cahaya S dipisahkan
menjadi dua berkas di titik A. Berkas yang satu dipantulkan oleh cermin B,
sedangkan berkas yang lainnya dipantulkan di cermin C. Kedua berkas tersebut
kemudian diperpadukan kembali untuk diamati interferensinya di D.
Untuk membahas percobaan ini, misalkan dalam suatu kerangka acuan S yang
dipilih laju cahaya ke segala arah adalah sama yaitu c. dan bumi bergerak
dengan kecepatan V ke arah x positif terhadap kerangka acuan S. Dengan
demikian menurut seorang pengamat di bumi besarnya kecepatan cahaya
adalah c — V. Waktu yang diperlukan oleh cahaya untuk menempuh jarak
dari pemecah berkas (beam splitter) A ke cermin datar B dengan kecepatan
c — V dan kembali ke A dengan kecepatan c + V setelah mengalami
pemantulan oleh cermin datar B dengan l1 adalah jarak A B.
l1 l1 2l 1 c
t 1= + = 2 2 (1.1)
c−v c+ v c −v

Dalam perjalanannya dari A ke cermin datar C dan kembali ke A


dengan setelah mengalami pemantulan oleh cermin datar C, karena kecepatan
cahaya c tegak lurus V, maka sehingga kecepatan menurut pengamat yang ada
di bumi adalah:
C=√ c 2−v 2 (1.2)

Waktu yang diperlukan oleh cahaya untuk menempuh jarak dari


pemecah berkas (beam splitter) A ke cermin datar C dan kembali ke A
(dengan kecepatan c) setelah mengalami pemantulan oleh cermin datar C:
2l
t 2= 2 2 2 (1.3)
√ c −v
Perbedaan waktu tempuhnya adalah:
2 l1 c 2l 1
∆ t=t 1−t 2= 2 2
− (1.4)
c −v √ c 2−v 2
Peralatan tersebut kemudian diputar sebesar 90 °, sehingga peranan 1 1 dan 12,
serta t1dan t 2 saling dipertukarkan (menjadi t 1 dan t 2 ). Dengan demikian
perbedaan waktu tempuhnya menjadi:
2l 2l c
∆ t=t 1−t 2= 2 1 2 − 2 1 2 (1.5)
√ c −v c −v
Teori Relativitas Khusus 3
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Dengan pemutaran alat sebesar 90 ° diharapkan terjadi pergeseran pola


interferensi yang teramati oleh detektor D sebesar :
(∆ t−∆ t) (l +l ) 1 1
δ=
λ
=2 1 2
λ
[√ −
v 2 1− v
1− 2
c c
2

2 ] (1.6)

Michelson dan Morley melakukan percobaan dengan menggunakan ukuran


¿) = 22 mλ = 5,9 x 10 7 m, sedangkan laju v sesuai dengan laju gerak bumi
mengitari matahari yaitu sekitar 30 km/s. Untuk nilai-nilai tersebut
diharapkan nilai δ ≈0,37 yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil
pengamatan ternyata tidak terjadi pergeseran pola interferensi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kecepatan cahaya tetap besarnya tidak
tergantung pada kerangka pengamatannya. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
eter yang berfungsi untuk merambatkan cahaya dan gelombang
elektromagnetik lainnya tidak ada. Sebab seandainya ada maka harus
mempunyai kecepatan relatifv terhadap matahari dan bintang lainnya
sebesar 30 km/s sehingga pergeseran pola interferensi akan teramati pada
detektor D. Hasil percobaan Michelson dan Morley mencakup dua hal yang
penting.
1. Hipotesa tentang medium eter tidak dapat diterima sebagai teori yang
benar, sebab medium eter tidak lulus dari ujian pengamatan.
2. Kecepatan cahaya adalah sama dalam segala arah, tidak bergantung
kepada gerak bumi.

1.2 Teori Relativitas Khusus Einstein


1.2.1 Postulat Einstein
Menurut transformasi Galileo yang menyatakan bahwa kecepatan
(termasuk kecepatan cahaya) yang teramati oleh pengamat yang berada
pada dua kerangka acuan yang berbeda yang saling bergerak relatif satu
sama lain tergantung pada kecepatan relatif kerangka acuan tersebut.
Sedangkan percobaan Michelson-Morley yang dilakukan pada
tahun 1887 telah membuktikan bahwa kecepatan cahaya tidak dipengaruhi
oleh kecepatan kerangka acuan.

4 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam percobaan


Michelson-Morley, Einstein pada tahun 1905 mengajukan dua postulat
sebagai berikut:
1. Asas relativitas: hukum-hukum fisika mempunyai bentuk yang sama di
dalam setiap kerangka acuan inersial.
2. Ketidakubahan laju cahaya : laju cahaya mempunyai nilai yang sama di
semua kerangka inersial, tidak bergantung dari gerak sumber maupun
pengamatnya
Postulat tersebut yang kemudian dikenal dengan Teori Relativitas
Khusus. Teori relativitas khusus ini sesuai dengan eksperimen dan
belum pernah ditemukan keberatan secara eksperimen terhadap teori ini.

1.2.2 Penjelasan Postulat Einstein


Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan Teori Relativitas Khusus
dengan dua postulat yang menjadi dasar pengembangan Teori Relativitas
Umum. Dua postulat tersebut adalah bahwa sifat semesta (universe)
pengamat tidak berubah jika kondisi inersia pengamat berubah serta
kecepatan cahaya dalam vakum adalah sama di semua pengamat.
Contoh eksperimen pemikiran dari Teori Relativitas Khusus adalah
Paradoks Kembar, jika A dan B yang kembar, A diam di bumi dan B keluar
dari bumi dengan kecepatan mendekati cahaya maka saat B kembali ke bumi
akan berumur lebih muda daripada A.
Dalam kasus di lapangan prediksi pemikiran ini terjadi pada jam
pesawat supersonik yang menjadi tidak sinkron dengan jam di bumi setelah
melakukan perjalanan.

(a) (b)
Gambar 1.2. (a) cahaya dari sumbernya (1) menuju cermin dan dipantulkan kembali
ke penerima/receiver (2). Jarum jam mencatat perjalanan pulang pergi cahaya ini sebagai to.
(b) Bila cermin bergerak dengan kecepatan v , cahaya akan menempuh lintasan yang lebih
jauh untuk dapat dipantulkan cermin dan ditangkap receiver, tetapi kecepatan tetap sama
yaitu c. Seharusnya selang waktu antara cahaya meninggalkan sumber (1) dan sampai ke

Teori Relativitas Khusus 5


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

receiver (2) juga lebih lama sebagai t. Pemahaman inilah yang selanjutnya dikenal sebagai
dilatasi waktu/ pemuaian waktu.

Telah dibahas bahwa kecepatan cahaya ke segala arah adalah sama,


tidak bergantung pada gerak bumi. Tetapi bumi bukanlah satu-satunya planet
yang ada dalam jagad raya ini. Kalau begitu bagaimana kecepatan cahaya itu
ditinjau dari planet lain yang geraknya berbeda dengan gerakan bumi. Pada
tahun 1905, Einstein mengusulkan bahwa kecepatan cahaya yang besarnya
sama ke segala arah itu berlaku ditempat-tempat lain dalam alam semesta ini.
Tegasnya kecepatan cahaya adalah sama, tidak bergantung kepada gerak
sumber cahaya maupun pengamatnya. Teori Einstein membawa akibat-akibat
yang sangat luas dan dirasakan agak menyimpang dari pengalaman-
pengalaman yang kita peroleh sehari-hari.

1.3 Transformasi Lorentz


Untuk melukiskan gerak dengan cara lebih cepat, digunakan
sistem salib sumbu sebagai kerangka acuan. Kedudukan benda atau titik
materi dari pengamat pertama dinyatakan dengan koordinat terhadap
kerangka acuan pertama, yaitu (x, y, z). Pengamat kedua akan menggunakan
koordinat terhadap kerangka acuan kedua dalam menyatakan kedudukan
benda atau titik materi yang sama, yaitu (x’, y’, z’). Hubungan antara (x, y, z)
dan ( x’, y’, z’) dinamakan hubungan transformasi koordinat.
Pada Gambar 1.3 dilukisakan dua kerangka acuan S dan S’ bergerak
dengan kecepatan tetap u. Pada saat t=0, kedua kerangka acuan dalam
keadaan berimpit. Sebuah titik P berada pada sumbu x, letaknya dinyatakan
dengan koordinat-koordinat x dan x’ yang memiliki hubungan transformasi:
x=x ' + l

Gambar 1.3. Dua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap.

6 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Jika l adalah jarak antara kedua kerangka acuan maka l=u . t, sehingga
hubungan transformasi koordinat menjadi
x=x ’+ut
Apa akibatnya jika titik P bergerak dengan kecepatan v terhadap
kerangka acuan S’ ? pada saat t 1, hubungan antara x dan x’ adalah
x 1=x ' 1+ ut 1
Pada saat t 2, hubungan antara x dan x’ adalah
x 2=x ' 2+ ut 2
Jadi, selama selang waktu t 2−t 1 titik P dengan kecepatan
x 2−x 1 x ' 2−x ' 1
Vs= = +u
t 2−t 1 t 2−t 1
x ' 2 −x '1
adalah kecepatan gerak titik P menurut pengamat yang berada
t 2 −t 1
pada kerangka acuan S’, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan :
v s=v+ u
Perumusan itu tidak sesuai dengan rumus relativistik penjumlahan
kecepatan dari Einstein.
Kesalahan dari perumusan di atas menurut Einstein adalah mengenai
pengertian tentang waktu. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa selang
waktu yang digunakan dalam kerangka acuan S’. Suatu anggapan yang
belum pernah dibuktikan.
Apabila t adalah selang waktu yang digunakan pengamat yang berada
dalam kerangka acuan S dan t’ selang waktu yang digunakan pengamat yang
berada dalam kerangka acuan S’ maka hubungan transformasi itu
dirumuskan.
x=[ x ' + ut ' ] k
u−x '
[
t= t '− 2 k
c ] (1.7)

Jika yang bergerak adalah kerangka acuan S terhadap kerangka acuan


S’ maka hubungan transformasinya adalah
x ' =[ x−ut ] k
u−x '
[
t '= t '− 2 k
c ] (1.8)

Karena pengamatan melukisakan peristiwa yang sama maka persamaan


(1.7) harus identik dengan persamaan (1.8) sehingga :

Teori Relativitas Khusus 7


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

u−x ' u2
[ (
x ' = k ( x ' +u t ' )−uk t ' −
c2 )] [
k=k 2
1−
c2
x'
]
Jadi,
1
k=
u2 (1.9)
1− 2
c √
Jika persamaan (1.4) disubstitusikan pada persamaan (1.2) atau
persamaan (1.3), maka diperoleh rumus transformasi lorentz, sebagai berikut:
x ' +ut '
x=
u2 (1.10)

ux '
1− 2
c √
t=
t' − 2
c ( )
u2
1− 2
c√ y = y’
z = z’

Andaikan sebuah objek yang diamati bergerak dengan kecepatan v =


(vx, vy, vz). Untuk mencari kecepatan v’ = (v’x, v’y, v’z). Maka kita perlu
menggunakan transformasi kecepatan lorentz sebagai berikut :
v x −u
v ' x=
1−v x u /c 2
v y √ 1−u2 /c 2
v ' x=
1−v x u/c 2
v z √ 1−u2 /c 2
v ' z=
1−v x u/c 2
Ketiga hubungan ini merupakan akibat langsung dari persamaan
transformasi Lorentz di depan. Sebagai contoh, berikut akan diturunkan
pernyataan transformasi bagi v’y, sedangkan penurunan v’x dan v’z akan
dibahas pada contoh di bawah.

Contoh Soal:
Dua buah roket saling mendekat sepanjang suatu garis lurus.
Masing-masing roket bergerak dengan laju 0,5c relatif terhadap seorang
8 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

pengamat bebas di tengah keduanya. Dengan kecepatan berapakah


pengamat roket yang satu mengamati roket yang lain mendekatinya?

Penyelesaian:
Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya.
Maka “peristiwa” yang sedang mereka amati adalah mendekatnya roket
kedua, seperti dalam diagram berikut.

Pengamat O melihat roket 2 bergerak dengan kecepatan Vx = -0,5c.


Pengamat O’ (roket 1) sedang bergerak relatif terhadap O dengan kecepatan
u = 0,5c. Maka dengan menggunakan persamaan transformasi bagi vx.
v x −u (−0,5 c )−( 0,5 c )
v' x= 2
=
1−v x u /c 1−(−0,5 c )¿ ¿

Perhatikan bahwa hasil ini ternyata lebih kecil daripada kecepatan


relatif -0,5c – 0,5c = -c yang diramailkan transformasi Galileo. Karena teori
relativitas khusus mensyaratkan bahwa nilai c adalah laju batas tertinggi bagi
semua gerak relatif, maka kedua roket itu tidak pernah akan bergerak dengan
laju yang lebih besar daripada c, dam persyaratan ini dijamin oleh bentuk
transformasi kecepatan Lorentz. Sebagai contoh, jika sebagian gantinya 0,5c,
laju masing-masing roket adalah 0,999c, maka kita akan memperoleh.
−0,999 c−0,999 c
v ' x= 2
1−(−0,999 c)(0,999c )/c
Ketimbang -1,998c menurut transformasi galileo.

1.4 Relativitas Penjumlahan Kecepatan

Bila v1 adalah laju kereta api (benda ke 1) terhadap tanah/bumi, dan v 2


adalah laju orang (benda ke 2) terhadap kereta api, maka laju orang terhadap
tanah/bumi:

Teori Relativitas Khusus 9


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

v1 + v2
v=
v1 v 2 ¿1.11)
1+ 2
c
Keterangan:
v1 = laju benda ke 1 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
c = kecepatan cahaya
Kesimpulan:
1. Kecepatan cahaya (c) dalam segala arah adalah sama tidak tergantung
pada gerak pengamat sumber cahaya
2. Dalam penyelesaian soal, arah kecepatan benda (v) adalah positif jika
benda bergerak mendekati pengamat, begitu juga sebaliknya.

1.5 Dilatasi Waktu

Pengertian dilatasi waktu ialah selang waktu yang dipengaruhi oleh


gerak relatif kerangka (v). selang waktu yang diamati oleh pengamat yang
diam (to) dengan selang waktu yang diamati oleh pengamat yang bergerak
dengan kecepatan v adalah berbeda.
Hubungannya dimana t adalah waktu yang tercatat menurut
pengamatan pengamat yang bergerak dengan kecepatan v.
∆ t0
∆ t=
v2 (1.12)

Keterangan:
1− 2
c √
to = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari
kerangka bergerak)
t = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
Kesimpulan:
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu
yang dialami benda tersebut.

Contoh Soal:

10 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Dua orang A dan B adalah anak kembar. Pada umur 20 tahun A pergi ke
ruang angkasa dengan pesawat yang lajunya 0,8 c dan kembali ke bumi pada
saat B berumur 30 tahun. Berapakah umur B menurut A yang baru kembali?

Penyelesaian :
A bergerak bersama pesawat dengan v = 0,8 c sehingga A sebagai kerangka
yang diam, maka pertambahan umur yang ingin dihitung A adalah to .
Menurut B sebagai kerangka yang bergerak terhadap pesawat, selang waktu
t = 30  20 = 10 tahun.
Δt o
v2
t = √ 1-
c2
Δt o
(0,8 . c)2
10 = √ 1-

Δt o
c2

10 = √ 1 - 0,64
Δt o
10 = √ 0,36
Δt o
10 = 0,6
to = 6 tahun
Jadi menurut A, umur B seharusnya bertambah 6 tahun (to), bukan 10 tahun
(t) dan menurut A umurnya baru 20 + 6 = 26 tahun.

Dilatasi waktu
Transformasi relativistik
x'
t '=
x=γ ( x '+vt ' ) dan x=ct x'=ct ' c maka
x'
(
ct=γ ct '+v
c )
Transformasi invers
x'=γ ( x−vt ) dan x'=ct ' x=ct maka
Teori Relativitas Khusus 11
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

ct '=γ ( ct−vt )
( ct−vt )
t '=γ
c
vt x
( )
t '=γ t−
c
t=
c
vx
t '=γ (t− )
cc

( vxc )
t '=γ t− 2

Akibat penting postulat Einstein dan transformasi lorentz dalah selang waktu
antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian
yang sama yang diukur dalam kerangka acuan yang lain yang kejadiannya
terjadi pada tempat yang berbeda.

vx vx
(
t 1 '=γ t 1 −
c2 ) dan
(
t 2 ' =γ t 2 −
c2 )
Selang waktu
vx vx
t 2 ' −t 1 ' =γ t 2−
c 2 (
−γ t 1− 2
c ) ( )
vx vx
(
Δt '=γ t 2 − 2 −t 1 + 2
c c )
Δt '=γ ( t 2 −t 1 )
Δt '=γ ( Δt )
1
γ=
v2
√ 1−
c2

1
Δt '= ( Δt )
v2
√ 1− 2
c

12 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Δt
Δt '=
v2
√ 1− 2
c

1.6 Kontraksi Panjang


Benda yang panjangnya Lo, oleh pengamat yang bergerak sejajar
dengan panjang benda dan dengan kecepatan v, panjangnya akan teramati
sebagai L.
v2

Keterangan:
L=L0 1−
√ c2
(1.13)

L = panjang benda pada kerangka bergerak


Lo = panjang benda pada kerangka diam
Kesimpulan :
Benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya akan
tampak lebih pendek (berkontraksi) bila diukur dari kerangka diam.

Gambar 4. Pada saat pesawat masih diam diameter benda angkasa masih sama sehingga
benda angkasa tersebut berbentuk bola (gambar atas). Namun bila pesawat bergerak dengan
kecepatan v, atau benda angkasa yang bergerak dengan kecepatan v, maka diukur oleh
kerangka yang diam, diameter yang sejajar v mengalami pemendekan sehingga benda
angkasa tampak seperti oval dan tidak bulat lagi (gambar tengah dan atas)
Kontraksi panjang
Transformasi lorentz

x'=γ ( x−vt )
Jika dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka yang sama
maka

x 1 '=γ ( x 1 −vt 1 ) x 2 '=γ ( x 2 −vt 2 )


dan

Pada saat
t 1 =t 2 =t maka
Teori Relativitas Khusus 13
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

x 2 '−x 1 ' =γ ( x 2−vt 2 )−γ ( x 1 −vt 1 )

x 2 '−x 1 ' =γ ( x 2−vt )−γ ( x 1 −vt )

Δx ' =γ ( x2 −vt−x1 +vt )

Δx ' =γ ( x2 −x 1 )

Δx '=γ ( Δx )
1
Δx= Δx'
γ
1
γ=
v2
√ 1− 2
c
1
Δx= Δx '
1
v2
√ 1− 2
c

v2
Δx=Δx ' 1− 2
c √
1.7 Massa dan Energi Relativistik

Massa benda yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak


terhadap benda, berbeda dengan massa yang teramati oleh pengamat yang
bergerak dengan kecepatan v terhadap benda.
m0
m=
v2 (1.14)

Keterangan:
1− 2
c √
mo = massa diam atau massa yang teramati oleh pengamat yang tidak
bergerak terhadap benda.
m = massa relativistik = massa benda dalam kerangka bergerak atau massa
yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v
terhadap tanah

14 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Kesimpulan :
Massa (sifat kelembaman) suatu benda akan bertambah besar dengan makin
besarnya kecepatan. Perhatikan kurva berikut ini.

Gambar 4. Kecepatan cahaya c adalah batas kelajuan universal yang dapat dimiliki benda

Didalam mekanika yang disempurnakan, lazimnya disebut mekanika


relativistik, energi benda yang kecepatannya v dan massanya mo (dalam
1
keadaan diam), bukan 2 mo.v2, melainkan :
1

Ek = moc2
(√ )
1-
v2

c2
-1

mo c2
v2
Ek = √ 1-
c 2  mo c2
Besaran energi kinetik menunjukkan dua besaran, yaitu :
mo c2
v2
√ 1- 2
c dan mo c2

Teori Relativitas Khusus 15


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

2
mo c
v2
Einstein menginterpretasikan bahwa
1- 2
c √
sebagai energi total (E)
benda yang bermassa m dengan kecepatan v, sedangkan m o c2 energi total
ketika diam (Eo).
2
mc
v2
Jadi : √ 1-
c 2 = m c2 + Ek
Atau E = Eo + Ek
Ek = E  Eo
Ek = m c2  mo c2
Ek = (m - mo) c²
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
Akibat interpretasi ini, benda yang bermassa m memiliki energi sebesar :
E = mc2. Dengan perkataan lain massa setara dengan energi.

Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar energi total (E)
yang dimiliki benda, karena massa relativistiknya bertambah besar.
Catatan:
Pada pembahasan relativitas tidak berlaku hukum kekekalan massa karena
massa benda yang bergerak > massa benda diam, tapi hukum kekekalan
energi tetap berlaku
Contoh Soal:
Sebuah elektron yang mempunyai massa diam mo bergerak dengan kecepatan
0,6 c. Hitunglah energi kinetik elektron tersebut ?

Penyelesaian:
Karena elektron bergerak dengan v = 0,6 c maka massa relativistiknya
adalah:
m0
v2
m= √ 1-
c2

16 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Energi kinetik elektron:


Ek = (m - mo) c²
m0
v2
=[ √ 1-

1
c2 - mo] c²

v2
=[ √ 1- 2
c - 1] mo c²
1
(0,6 . c)2
=[
1
√ 1-
c2 - 1] mo c²

= 0,8 mo c²
= 0,25 mo c²
= 0,25 Eo
Jadi energi kinetik elektron yang bergerak = 0,25 kali energi diamnya.

1.8 Paradoks Kembar

”Hidup yang lebih panjang, tetapi tampaknya tidak demikian”


Paradoks ini berkaitan dengan dua lonceng identik, yang satu
ditinggal di bumi, sedangkan yang lain dibawa ikut dalam perjalanan ke
ruamg amgkasa dengan kecepatan v, kemudian dikembalikan ke bumi.
Biasanya loncengnya diganti dengan sepasang orang kembali A (pria) dan B
(wanita); suatu penggantian yang boleh dilakukan , karena proses kehidupan-
detak jantung, respirasi dan sebagainya-merupakan lonceng biologis yang
keteraturannya baik.
“Si kembar yang mengembara lebih muda daripada yang ditinggal”
Si kembar A pergi ketika berumur 20 tahun dan mengembara dengan
kelajuan v = 0,8 c ke suatu bintang berjarak 20 tahun cahaya, kemudian ia
kembali ke bumi (satu tahun cahaya sama dengan jarak yang ditempuh
cahaya dalam satu tahun dalam ruang hampa. Jarak itu sama dengan 9,46 x
1015 m). terhadap saudara wanitanya B yang berada di bumi, A kelihatabbya
hidup lebih lambat selama perjalanan itu, kelajuannya hanya

Teori Relativitas Khusus 17


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

√ 1−v 2 /c 2= √1−(0,8 c )2 /c 2=0 ,60=60 persen dari B. untuk setiap


2
1
tarikan napas yang diambil A,B mengambil 3 kali; untuk setiap suap A
2 2
1 1
makan, B makan 3 nya; untuk setiap hal A berpikir, B berpikir 3 nya.
Akhirnya , setelah 50 tahun berlalu menurut perhitungan B (to = 2Lo/v
= 50 tahun). A kembali dari perjalanan yang mengambil waktu 60 persennya,
sehingga A telah meninggalkan bumi 30 tahun lamanya dan ia kini berumur
50 tahun, sedangkan B berumur 70 tahun.

1.9 Efek Doppler Relativistik


Efek Doppler cahaya merupakan alat penting dalam astronomi.
Bintang – bintang memancarkan cahaya dengan frekuensi karakteristik
tertentu dan gerak bintang mendekati atau menjauhi bumi terlihat sebagai
pergeseran Doppler dalam daerah frekuensi itu. Garis spektral galaksi yang
jauh semuanya tergeser ke arah frekuensi rendah sehingga biasanya disebut
pergeseran merah (red shift). Pergeseran semacam itu menunjukkan bahwa
galaksi – galaksi menjauhi kita dan saling menjauhi satu sama lain.
Kelajuannya menjauhi teramati berbanding lurus dengan jarak hal ini
menimbulkan dugaan bahwa seluruh alam semesta mengembang.
Dalam kerangka S dimana x=0;t=0 dan t¿ T
Pada kerangka S’ kecepatan v, x=x 0t¿ t ' =0
x 1=c t 1=x 0 + v . t 1
x 2=c ( t 2 −T ) =x 0+ vt 0
dan juga
x 0=c t 1 −vt 1 c=( t 2−T ) −vt 2
t 1 ( c−v )=t 2 ( c−v ) −cT
cT
t 2−t 1=
c−v
Dan
x 2−x 1=v ( t 2−t 1 )
v . cT
x 2−x 1=
c−v

18 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

vx
Dalam kerangka S’ digunakan Transformasi lorentz untuk t =γ t−
'
( ) c2
kita

mendapatkan:
c
[
T ' =t '2 −t '1=γ t 2−t 1−
c2
( x 2−x 1) ]
cT v vcT
T ' =γ
[ − 2
c−v c c −v ]
γcT v2
T '=
c−v ( )
1− 2
c
γT
T '= ( 1−β 2 )=γT ( 1+ β )
1−β
T ( 1+ β ) T ( 1+ β )
T '= =
√( 1− β2 ) ( 1−β ) 12 ( 1+ β ) 12
(1+ β ) 12
T '= T (1.15)
( 1−β )
1
Dengan memasukkan T = maka
f
1
1−β 2
f '= ( )
1+ β
f

Pada kerangka S’
1−β 12
T '= ( )
1+ β
T

1+ β 12
f '= ( )
1−β
f

Kita juga dapat mengalisa efek Doppler cahaya dengan memandang sumber

cahaya sebagai lonceng berdetik 0 f


kali per sekon dan memancarkan
cahaya pada setiap tik. Ada beberapa persamaan efek doppler untuk cahaya
yaitu:
1 v2
f=
t , dengan
frekuensi yang teramati adalah :

t =t o / 1−
c2 dalam kerangka acuan pengamat. Jadi

Teori Relativitas Khusus 19


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1 to
f= =
t v2
√ 1−

v2
c2

= √
f o 1−
c2 (1.16)

Pengamat Menjauhi Sumber Cahaya.


Pengamat menempuh jarak vt menjauhi sumber antara dua tik. Hal ini berarti
cahaya dari suatu tik tertentu mengambil waktu vt/c lebih panjang untuk
sampai kepadanya dibandingkan sebelumnya. Jadi total waktu antara
kedatangan gelombang yang berurutan adalah
vt 1+v /c
T =t+ =t o
c √ 1−v 2 /c 2
1+v/c √1+v/c
to √
= √1+v/c √ 1−v/c
1+v/c
T=t o
√ 1−v/c , sehingga frekuensi yang teramati
1 1 1−v /c
f= =
T t o 1+v /c √
f =fo
√1−v /c
√1+v /c
(1.17)

Pengamat Mendekati Sumber Cahaya


Dengan cara yang sama pada langkah 2 adalah

vt 1−v /c
T =t− =t o
c √1+v 2 /c 2
1−v/c √1−v/c
to √
= √1−v/c √1+v/c

20 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1−v/c
T=t o
√ 1+v/c , sehingga f rekuensi yang teramati
1 1 1+v /c
f= =
T t o 1−v /c√
f =fo
√1+v /c
√1−v /c
(1.18)

Contoh soal :
Sebuah pesawat angkasa yang menjauhi bumi pada kelajuan 0,97c
memancarkan data dengan laju 104 pulsa/s. Pada laju berapa data itu
diterima?

Penyelesaian: Pesawat menjauhi bumi/pengamat, berarti


√1−v /c 1−0 , 97 c /c
f =fo 104 √
√1+ v /c = √1+0 , 97c /c
3
= 1,23.10 pulsa/s

Soal dan Penyelesaian


1. Seorang astronot ketika diam di bumi rata-rata detak jantungnya diukur
dan diperoleh sebesar 70 denyut/menit. Berapakah rata-rata detak
jantung astronot tersebut ketika dia terbang menggunakan pesawat ruang
angkasa dengan kelajuan 0,9 c relative terhadap bumi, menurut :
a. Temannya yang ada di pesawat
b. Pengamat yang diam di bumi

Penyelesaian
Diketahui : d’ = 70 denyut/menit
v = 0,9 c
Ditanya : d = ...?
Jawab :
a. Teman yang ada di pesawat ( v = 0 c)
d '=dγ

Teori Relativitas Khusus 21


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

d'
d=
1
d' v2
d=
γ
v2
√ 1− 2
c

d=d ' 1−
√ c2
( 0 c )2
d=70 denyut /menit 1− 2

d=70 denyut /menit 1


c √√
d=70 denyut /menit

b. Pengamat yang diam di bumi ( v = 0,9 c)


d '=dγ
d'
d=
γ
d'
d=
1
v2
√ v2
1−
c2

d=d ' 1− 2
c √ ( 0,9 c )2

d=70 denyut /menit 1−
c
2

0 , 81 c 2

d=70 denyut /menit 1−
c2
d=70denyut /menit 1−0,81

d=70denyut /menit √0,19
d=70 x 0,436 denyut /menit
d=30 , 52 denyut /menit

22 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

2. Elektron bergerak ke kanan dengan kelajuan 0,75 c relative terhadap


kerangka laboratorium. Tentukan :
a. Kelajuan proton yang energi kinetiknya sama dengan energi kinetik
electron
b. Kelajuan proton yang memiliki momentum yang sama dengan
electron
c. Massa proton dan elektron ketika bergerak (dari soal a)
d. Bila proton pada soal b bergerak kekanan relative terhadap kerangka
laboratorium, berapakah kelajuan proton relative terhadap electron?

Penyelesaian
Diketahui : ve = 0,75 c
Ditanya : a. vp jika Ekp = Eke ……….?
b. vp jika Pp = Pe ……….?
c. mp dan me ………… ?
d. vep ……………….?
Jawab :
a. vp jika Ekp = Eke
Ek e=( γ −1 ) me c 2

1
−1 me c 2
Ek e=
(√ ) v2
1− 2
c
1 2
−1 ( 9,1 x10−31 kg )( 3 x 108 m/s )
Ek e=
(√ ) ( 0,75c )2
1− 2
c
1
−1 ( 9,1 x10−31 kg )( 9x 1016 m2 /s 2)
Ek e=
(√ ) 1−
0,5625c 2
c2
1
Ek e= ( √1−0,5625 )
−1 ( 81,9x 10−15 kgm2 /s 2 )

Teori Relativitas Khusus 23


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1
Ek e= ( √0, 4375 )
−1 ( 81,9 x10−15 kgm2 /s 2 )

Ek e=( 1 , 512859304−1 ) ( 81 , 9 x 10−15 kgm2 /s 2 )


Ek e=( 0 , 512859304 ) ( 81 , 9 x 10−15 kgm 2 / s 2 )
Ek e=41 ,92 x 10−15 kgm 2 / s2

Ek p =Ek e
2 −15 2 2
( γ p−1 ) m p c =41, 92 x10 kgm /s
−15 2 2
41 , 92 x 10 kgm /s
( γ p−1 ) =
( 1, 67 x 10−27 kg )( 3 x 108 m/s ) 2
41 , 92 x 10−15 kgm/s
( γ p−1 ) =
( 1, 67 x 10−27 kg )( 9 x 1016 m/s )
−15 2 2
41 , 92 x 10 kgm /s
( γ p−1 ) =
15 , 03 x 10−11 kgm2 / s2
−4
( γ p−1 )=2 ,789 x10
( γ p −1 ) =0 , 0002789
γ p =0 , 0002789+1
γ p =1 ,0002789
1
=1 , 0002789
v

√ 1−

v
c
p
2
2

√ 1−
c
v
p
2
2
=
1
1, 0002789

√ 1−

v
c
p2
p
2
2
=0 , 99972

1− 2
=( 0 , 99972 )2
c
v 2
p
1− 2
=0 ,999442
c
24 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

v
p2
2
=1−0 ,999442
c
v
p2
2
=0 , 0005575667
c
2
v 2 =0 , 0005575667 c
p

v p = √0, 0005575667 c 2
v p =0 ,0236 c
b. vp jika Pp = Pe
Pe=γme v
1
P e= me v
v

Pe=
√ 1−
c
1
e
2
2

( 9,1 x 10−31 kg )( 0 , 75 x 3 x 108 m/s )


2

√ 1−
( 0 ,75 c )

1
c2
P e= ( 9,1 x 10−31 kg )( 2 , 25 x 108 m/s )
2
0 , 5625 c
√ 1−

1
c2

Pe= ( 20 , 475x 10−23 kgm/s )


√ 1−0 , 5625
1
P e= ( 20 ,475x 10−23 kgm/s )
√ 0, 4375
Pe= (1 , 51186 ) ( 20 , 475 x 10−23 kgm/ s )
Pe=30 , 9553 x 10−23 kgm/ s

P p =Pe
γ p m p v p =30,9553x 10−23 kgm/s
−23
30 , 9553 x 10 kgm/s
γ p v p=
1 ,67 x 10−27 kg
1
v p =18 , 56 x 104 m/s
v

√ 1−
c
p
2
2

Teori Relativitas Khusus 25


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

vp
=18 , 56 x 10 4 m/s
v

√ 1−
c
p2
2

v
v p =18 , 56 x 10 4 m/s 1−
√ c
p
2
2

v
v 2 =( 18 , 56 x 104 m/ s ) 1−
p
2
( ) p2
2
c
v
v 2 =344 , 4736 x 10 8 m2 / s2 1−
p ( ) c
p2
2

v
p
8 2 2
(
v 2 =344 , 4736 x 10 8 m2 / s2 − 344 , 4736 x 10 8 m2 / s 2
c
p2
2 )
v 2 =344 , 4736 x 10 m / s −( 38 ,275 v 2 )
p p
8 2 2
v 2 +38 , 275 v 2 =344 , 4736 x 10 m / s
p p

39 ,275 v 2 =344 , 4736 x 108 m2 /s 2


p
8 2 2
344 , 4736 x10 m / s
v 2=
p 39 ,275
v 2 =8 , 77 m2 / s 2
p

v p = √8, 77 m2 / s2
v p=2 , 96m/s

c. mp dan me
Massa proton
m p '=γm p
1
m p '= mp
v

m p '=
√ 1−
c
p
2

1
2

1 , 67 x 10−27 kg
2

√ 1−
( 0 , 0236 c )
c2

26 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1 , 67 x 10−27 kg
m p '=
( 0 , 0236 c )2
√ 1−
c2
1 , 67 x 10−27 kg
m p '=
0 , 00055696 c 2
√ 1−
c2
1 ,67 x 10−27 kg
m p '=
√1−0 ,00055696
1,67 x10−27 kg
m p '=
√0,99944
m p '=1,6704678 x10−27 kg
Massa elektron
me '=γme
1
me '= me
v

m e '=
√ 1−
c
1
e
2
2

9,1 x 10−31 kg
2


1−
( 0 ,75 c )
c2
9,1 x 10−31 kg
me '=
0 ,5625 c 2
√ 1−

9,1 x10−31 kg
c2

me '=
√1−0,5625
9,1 x10−31 kg
me '=
√ 0,4375
me '=13 , 7579 x 10−31 kg

d. vep

Teori Relativitas Khusus 27


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

v p −v e
ve =
p v v
1− p 2 e
c
( 2, 96 m/ s )−( 0 ,75 x 3 x 108 m/s )
ve =
p ( 2 , 96 m/s ) ( 0 ,75 x 3 x 108 m/s )
1−
( 3 x 10 8 m/s )2
( 2, 96 m/ s )− ( 2 ,25 x 10 8 m/s )
ve =
p ( 2 , 96 m/s ) ( 2 , 25 x 108 m/s )
1−
( 9 x 1016 m/s )
( 2 , 96 m/s−2 , 25 x 108 m/ s )
ve =
p 6 , 66 x 10 8 m/s
1−
( 9 x 1016 m/ s )
( 2 , 96 m/s−2 , 25 x 108 m/ s )
ve =
p 1−0 , 74 x 10−8
8
2 , 249 x 10 m/ s
ve =
p 0 , 999999992
v e =2, 25125 x 108 m/ s
p
v e =0 ,7504 c
p

3. Sebuah kereta api bergerak dengan kelajuan 70 km/jam. Seorang


penumpang melempar benda dengan kelajuan 15 km/jam. Tentukan
kelajuan benda terhadap orang yang diam di tepi rel kereta jika arah
lemparan :
a. Searah gerak kereta
b. Berlawanan arah gerak kereta

Penyelesain
Diketahui : vk = 70 km/jam
vb = 15 km/jam
Ditanya : vb’ jika a. searah
b. berlawanan

Jawab :
28 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

a. Searah
v b '=v b +v k
v b '=15 km/ jam+70 km/ jam
v b '=85 km/ jam

b. Berlawanan
v b '=−v b +v k
v b '=−15 km/ jam+70 km/ jam
v b '=55 km/ jam

4. Tentukan kecepatan sebuah partikel dalam c atau laju cahaya dalam


ruang hampa agar :
a. Rumus momentum P=mv dapat digunakan dengan kesalahan
−6
10
b. Rumus Ek=1/2 mv 2 dapat digunakan dengan kesalahan yang sama

Penyelesaian
Diketahui : P=mv
Ek=1/2 mv 2
Ditanya : v ……………… ?
Jawab :
a. Rumus momentum
P=mv
1
P=mv
v2

1− 2
c
−1 /2
P=mv ( 1−β 2 )

Menggunakan deret binomial


P=mv ( 1+1/2 β 2 +3 /8 β 4 +. .. .. . .. .. )

Ambil deret pertama


1/2β 2 ≤10−6

Teori Relativitas Khusus 29


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Diperoleh
v≤1, 41x10−3 c
v≤4 ,23 x10 5 m/s

b. Rumus energi kinetik


Ek=mc 2 {( 1−β 2 ) −1 }
−1/2

Diuraikan menjadi deret binomial


Ek=1/2 mv 2 ( 1=3 /4 β 2 +. . .. .. . .. .. . )

Ambil deret pertama


3/4 β2 ≤10−6

Diperoleh
v≤1,15 x10−3 c
v≤3,45 x105 m/ s
5. Berapa kecepatan pesawat angkasa bergerak relative terhadap bumu
supaya sehari dalam pesawat sama dengan 2 hari di bumi.
Jawab:
to
t= v2

1− 2
c
T = 2 hari , to = 1 hari
1
2 v2 1
2= v 1- =

v 3

1− 2
c
3
c2 4

6.
c
=

4
v=
4 √
c=¿0,86c
Pesawat angkasa Apollo 11 yang turun ke bulan pada tahun 1969
4
bergerak dengan kelajuan 1,08 x 10 m/ s relative terhadap bumi.
Terhadap pengamat di bumi berapa lama kelebihan waktu sehari dalam
pesawat itu dibandingkan dengan sehari di bumi?
Jawab: Kelebihan waktu sehari dalam pesawat dibandingkan dengan
sehari di bumi

30 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

4
v = 1,08 x 10 m/ s=0.000036c
1haridibumi = 24jam
to
t=
√1−v 2 /c2
t0
24 jam=
( 0 , 000036 c )2
√ 1−
c2
129 x 10−11 c2
t o =24 jam 1−
√√ c2
t o =24 jam 1−129 x 10−11
t o =23 , 99 jam

7. Garis spektrum yang panjang gelombangnya di laboratorium adalah


4000 Angstrom didapatkan bergeser sejauh 6000 angstrom pada
spectrum suatu galaksi yang jauh. Berapakah kelajuan menjauhi galaksi
itu?.
Jawab: Dalam laboratorium λo = 4000 Ǻ, dari galaksi λ= 6000 Ǻ. Jika
kecepatan galaksi itu v,maka
v


1−
V = vO c atau karena v = c , maka
v λ
1+
c
v


1 1 1−
= c
λ λo v
1+
c
v
1−
40002 c
2 =
6000 1+ v
c
4 v vv 5 9
( 1+ ) = 1- = × ,maka v =0,38c
9 c cc 9 13
8. Seorang Astronot yang tingginya tepat 6 ft di bumi, berbaring sejajar
dengan sumbu pesawat angkasa yang bergerak dengan kelajuan 0,9c
relative terhadap bumi. Berapakah tinggi astronot jiaka diukur oleh
pengamat dalam pesawat tersebut?. Pertanyaan yang sama tetapi diukur
oleh pengamat di bumi?
Teori Relativitas Khusus 31
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Jawab: Tinggi astronaut di bumi = Lo = 6 ft


Kelajuan relatif terhadap bumi = 0,9c
a.) Tinggi astronaut jika diukur oleh pengamat dalam pesawat adalah
tetap 6 ft
b.) Tinggi pengamat jika diukur oleh pengamat di bumi adalah = . . . . . ?
L=Lo √1−v 2 /c2
( 0,9 c )2
L=6 ft 1−
√ c2 = 2,6 ft
9. Batang meteran kelihatan hanay mempunyai panjang 50 cm terhadap
seorang pengamat. Berapakah kelajuan relatifnya? Berapa waktu yang
diperlukan untuk melewati pengamat itu?
Jawab: Panjang batang meteran = 50 cm = L’
Panjang batang meteran = 1 meter = Lo
Kelajuan relatif = . . . . . ?
L' =Lo √ 1−v 2 /c2
50 cm=100 cm √1−v 2 /c2
v2
50 cm=100 cm 1−

v=2,6 x108 m/s


√ ( 3 . 108 ) 2

10. Seorang pria bermassa 100 kg di bumi. Ketika ia berada dalam roket
yang meluncur, massanya menjadi 101 kg dihitung terhadap pengamat di
bumi. Berapakah kelajuan roket itu?
Jawab: Massa diamnya m0 = 100 kg
Massa dalam roket m = 101 kg
Kelajuan roket v dapat dicari dari persamaan
mo
m= v2
√ c2
1−

v 2 100 v
2
1002
√1− 2 =
c
V = 0,1c
101 c 2
= 1-
1012

11. Berapakah kelajuan sebuah partikel yang memiliki energi kinetik 0,25
kali dari energi diamnya.

32 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

1
Jawab: Dik : EK = E
4 o

EK = ( γ −1 ) Eo

1
E = ( γ −1 ) Eo
4 o

1 4
+ =γ
4 4

5
γ=
4

1
γ= v2
√ 1−
c2

5 1
=
4 v2
√ 1− 2
c

5 v2
4 √
. 1−¿ 2 ¿ =1
c

v2 4
√ 1−¿
c 2
¿=
5

v2 16
1− =
c 2 25

9 v2
=
25 c 2

3 v
=
5 c

3
V= c = 0,60c
5

Teori Relativitas Khusus 33


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

12. Tunjukkan bentuk relativistic hokum kedua Newton adalah F = mO


dv v2
(1− 2 )-3\2
dt c
Jawab: Bentuk hukum 2 newton relativistik
d
F = (mv)
dt

mo
d
F= ( 2
)
dt 1− v 2
c √
Atau dengan

d -1\2
F = mO¿-1\2+ v ¿)
dt

dv v 2 -3\2 v2 v 2
F = mO (1− ) (1− + ),maka
dt c2 c2 c2

dv v 2 -3\2
F = mO (1− ) (terbukti)
dt c2

13. Apakah keberatan yang dapat dikemukakan jika kita definisikan


momentum linear p = mov sebagai pengganti dari bentuk yang lebih
mo v
p=
rumit √ 1−v 2 /c 2 ?

Jawab:
Jika p = mov, kejadian dengan momentum kekal, dalam suatu
kerangka inersial, jika momentumnya tidak kekal dipandang dari
kerangka inersial lain yang relatif bergerak terhadapnya, sehingga
momentum bukan merupakan kuantitas yang berguna dalam fisika.

Rangkuman Materi
Alam semesta di jagad raya ini banyak dipenuhi eter yang tidak
mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan perambatan gelombang.
Albert A. Michelson (1852 — 1931) dan Edward W. Morley (1838-1932)
mencoba mengukur kecepatan aliran eter dengan meggunakan
interferometer optis yang sangat peka yang dikenal dengan interferometer

34 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

Michelson. Hasil percobaan Michelson dan Morley mencakup dua hal yang
penting.
1. Hipotesa tentang medium eter tidak dapat diterima sebagai teori yang
benar, sebab medium eter tidak lulus dari ujian pengamatan.
2. Kecepatan cahaya adalah sama dalam segala arah, tidak bergantung
kepada gerak bumi.
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam percobaan
Michelson-Morley, Einstein pada tahun 1905 mengajukan dua postulat
sebagai berikut:
1. Asas relativitas : hukum-hukum fisika mempunyai bentuk yang sama
di dalam setiap kerangka acuan inersial.
2. Ketidakubahan laju cahaya : laju cahaya mempunyai nilai yang sama di
semua kerangka inersial, tidak bergantung dari gerak sumber maupun
pengamatnya
Postulat tersebut yang kemudian dikenal dengan Teori Relativitas Khusus.
Andaikan sebuah objek yang diamati bergerak dengan kecepatan v =
(vx, vy, vz). Untuk mencari kecepatan v’ = (v’x, v’y, v’z). Maka kita perlu
menggunakan transformasi kecepatan lorentz sebagai berikut :
v x −u
v ' x=
1−v x u / c 2
v y √ 1−u2 /c 2
v ' x=
1−v x u/c 2
v z √ 1−u2 /c 2
v ' z=
1−v x u/c 2
Berdasarkan kerangka acuan yang digunakan terdapat macam-macam
relativitas
1. Relativitas penjumlahan kecepatan
v +v
v= 1 2
v1 v 2
1+ 2
c
2. Dilatasi waktu
∆ t0
∆ t=
v2

3. Kontraksi panjang
1− 2

c

Teori Relativitas Khusus 35


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

v2

4. Massa dan energi relativistik



L=L0 1−
c2

m0
m=
v2

5. Paradoks kembar
√ 1−
c2

Efek Doppler cahaya merupakan alat penting dalam astronomi. Bintang


– bintang memancarkan cahaya dengan frekuensi karakteristik tertentu dan
gerak bintang mendekati atau menjauhi bumi terlihat sebagai pergeseran
Doppler dalam daerah frekuensi itu.Mengalisa efek Doppler cahaya dengan
memandang sumber cahaya sebagai lonceng berdetik 0 kali per sekon
f
dan memancarkan cahaya pada setiap detik. Ada beberapa persamaan efek
doppler untuk cahaya yaitu:
1 v2
f=
t , dengan
t =t o / 1−
√ c2 dalam kerangka acuan pengamat.

Latihan Soal
1. Dua pembalap dayung yang sama-
sama berpacu satu sama lain seperti
yang ditunjukkan pada Gambar.
Setiap pendayung mendayung
dengan kecepatan c pada air; arus di
sungai bergerak dengan kecepatan v.
Perahu 1 pergi dari A ke B dengan
jarak L, dan kembali. Perahu 2 pergi dari A ke C dengan jarak L juga,
dan kembali. A, B, dan C adalah tanda di tepi sungai. Hitunglah dan
tentukan perahu mana yang memenangkan perlombaan, atau apakah itu
seri? (Asumsikan c >V)

36 Teori Relativitas Khusus


Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,

2. Sebuah pesawat tempur yang bergerak dengan kecepatan 0,8c relatif


terhadap bumi menembakkan roket dengan kecepatan 0,6c. Berapakah
kecepatan roket tersebut menurut pengamat yang diam di bumi?
3. Sebuah kapal antariksa bergerak relatif terhadap bumi. Seorang observer
di bumi menemukan bahwa diantara pukul 13.00 dan 14.00 menurut
waktu pengamat, 3601 detik berlalu dalam waktu kapal antariksa.
Berapakah kecepatan relatif kapal antariksa terhadap bumi?
4. Seorang pengemudi menerobos lampu merah. Si pengemudi mengatakan
kepada hakim bahwa warna yang dilihatnya berwarna hijau (
14
v=5,60 ×1014 Hz) dan bukan merah (v 0=4,80 ×10 Hz) karena efek
doppler. Hakim menerima penjelasan ini dan sebagai gantinya
pengemudi terkena denda karena menerobos sebesar $ 1 untuk setiap
km/jam dia melebihi batas kecepatan 80 km / jam. Berapakah denda
yang di bayarkan pengemudi?
5. Massa matahari 2 X 1030 kg dan jejarinya 7 X 108 m. Cari pergeseran
merah gravitasi aproksimasi pada panjang gelombang cahaya 5.000 Å
yang dipancarkan oleh matahari.

Jawaban Soal
1. Pendayung perahu 1 memenangkan balapan
2. 0,946c
3. 7,1 ×106 m/s
4. $ 164.999.920
5. 0,01 Å

Teori Relativitas Khusus 37

Anda mungkin juga menyukai