Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menerapkan transformasi Lorentz untuk menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan peristiwa relativistik.
2. Menyimpulkan hasil percobaan Michelson-Morley terhadap keberadaan
ruang mutlak dan eter.
3. Menyebutkan dua postulat teori relativitas khusus Einstein.
4. Menerapkan transformasi Lorentz untuk menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan peristiwa relativistik.
5. Menerapkan konsep dilatasi waktu untuk menyelesaikan soal.
6. Menerapkan konsep kontraksi panjang untuk menyelesaikan soal.
7. Menerapkan konsep paradoks kembar untuk menyelesaikan soal.
8. Menerapkan konsep dinamika relativistik berhubungan dengan massa,
momentum, dan energi relativistik suatu benda untuk menyelesaikan soal.
9. Menerapkan kosep efek Doppler benda untuk menyelesaikan soal.
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
2 ] (1.6)
(a) (b)
Gambar 1.2. (a) cahaya dari sumbernya (1) menuju cermin dan dipantulkan kembali
ke penerima/receiver (2). Jarum jam mencatat perjalanan pulang pergi cahaya ini sebagai to.
(b) Bila cermin bergerak dengan kecepatan v , cahaya akan menempuh lintasan yang lebih
jauh untuk dapat dipantulkan cermin dan ditangkap receiver, tetapi kecepatan tetap sama
yaitu c. Seharusnya selang waktu antara cahaya meninggalkan sumber (1) dan sampai ke
receiver (2) juga lebih lama sebagai t. Pemahaman inilah yang selanjutnya dikenal sebagai
dilatasi waktu/ pemuaian waktu.
Gambar 1.3. Dua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap.
Jika l adalah jarak antara kedua kerangka acuan maka l=u . t, sehingga
hubungan transformasi koordinat menjadi
x=x ’+ut
Apa akibatnya jika titik P bergerak dengan kecepatan v terhadap
kerangka acuan S’ ? pada saat t 1, hubungan antara x dan x’ adalah
x 1=x ' 1+ ut 1
Pada saat t 2, hubungan antara x dan x’ adalah
x 2=x ' 2+ ut 2
Jadi, selama selang waktu t 2−t 1 titik P dengan kecepatan
x 2−x 1 x ' 2−x ' 1
Vs= = +u
t 2−t 1 t 2−t 1
x ' 2 −x '1
adalah kecepatan gerak titik P menurut pengamat yang berada
t 2 −t 1
pada kerangka acuan S’, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan :
v s=v+ u
Perumusan itu tidak sesuai dengan rumus relativistik penjumlahan
kecepatan dari Einstein.
Kesalahan dari perumusan di atas menurut Einstein adalah mengenai
pengertian tentang waktu. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa selang
waktu yang digunakan dalam kerangka acuan S’. Suatu anggapan yang
belum pernah dibuktikan.
Apabila t adalah selang waktu yang digunakan pengamat yang berada
dalam kerangka acuan S dan t’ selang waktu yang digunakan pengamat yang
berada dalam kerangka acuan S’ maka hubungan transformasi itu
dirumuskan.
x=[ x ' + ut ' ] k
u−x '
[
t= t '− 2 k
c ] (1.7)
u−x ' u2
[ (
x ' = k ( x ' +u t ' )−uk t ' −
c2 )] [
k=k 2
1−
c2
x'
]
Jadi,
1
k=
u2 (1.9)
1− 2
c √
Jika persamaan (1.4) disubstitusikan pada persamaan (1.2) atau
persamaan (1.3), maka diperoleh rumus transformasi lorentz, sebagai berikut:
x ' +ut '
x=
u2 (1.10)
ux '
1− 2
c √
t=
t' − 2
c ( )
u2
1− 2
c√ y = y’
z = z’
Contoh Soal:
Dua buah roket saling mendekat sepanjang suatu garis lurus.
Masing-masing roket bergerak dengan laju 0,5c relatif terhadap seorang
8 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
Penyelesaian:
Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya.
Maka “peristiwa” yang sedang mereka amati adalah mendekatnya roket
kedua, seperti dalam diagram berikut.
v1 + v2
v=
v1 v 2 ¿1.11)
1+ 2
c
Keterangan:
v1 = laju benda ke 1 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
c = kecepatan cahaya
Kesimpulan:
1. Kecepatan cahaya (c) dalam segala arah adalah sama tidak tergantung
pada gerak pengamat sumber cahaya
2. Dalam penyelesaian soal, arah kecepatan benda (v) adalah positif jika
benda bergerak mendekati pengamat, begitu juga sebaliknya.
Keterangan:
1− 2
c √
to = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari
kerangka bergerak)
t = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
Kesimpulan:
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu
yang dialami benda tersebut.
Contoh Soal:
Dua orang A dan B adalah anak kembar. Pada umur 20 tahun A pergi ke
ruang angkasa dengan pesawat yang lajunya 0,8 c dan kembali ke bumi pada
saat B berumur 30 tahun. Berapakah umur B menurut A yang baru kembali?
Penyelesaian :
A bergerak bersama pesawat dengan v = 0,8 c sehingga A sebagai kerangka
yang diam, maka pertambahan umur yang ingin dihitung A adalah to .
Menurut B sebagai kerangka yang bergerak terhadap pesawat, selang waktu
t = 30 20 = 10 tahun.
Δt o
v2
t = √ 1-
c2
Δt o
(0,8 . c)2
10 = √ 1-
Δt o
c2
10 = √ 1 - 0,64
Δt o
10 = √ 0,36
Δt o
10 = 0,6
to = 6 tahun
Jadi menurut A, umur B seharusnya bertambah 6 tahun (to), bukan 10 tahun
(t) dan menurut A umurnya baru 20 + 6 = 26 tahun.
Dilatasi waktu
Transformasi relativistik
x'
t '=
x=γ ( x '+vt ' ) dan x=ct x'=ct ' c maka
x'
(
ct=γ ct '+v
c )
Transformasi invers
x'=γ ( x−vt ) dan x'=ct ' x=ct maka
Teori Relativitas Khusus 11
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
ct '=γ ( ct−vt )
( ct−vt )
t '=γ
c
vt x
( )
t '=γ t−
c
t=
c
vx
t '=γ (t− )
cc
( vxc )
t '=γ t− 2
Akibat penting postulat Einstein dan transformasi lorentz dalah selang waktu
antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian
yang sama yang diukur dalam kerangka acuan yang lain yang kejadiannya
terjadi pada tempat yang berbeda.
vx vx
(
t 1 '=γ t 1 −
c2 ) dan
(
t 2 ' =γ t 2 −
c2 )
Selang waktu
vx vx
t 2 ' −t 1 ' =γ t 2−
c 2 (
−γ t 1− 2
c ) ( )
vx vx
(
Δt '=γ t 2 − 2 −t 1 + 2
c c )
Δt '=γ ( t 2 −t 1 )
Δt '=γ ( Δt )
1
γ=
v2
√ 1−
c2
1
Δt '= ( Δt )
v2
√ 1− 2
c
Δt
Δt '=
v2
√ 1− 2
c
Keterangan:
L=L0 1−
√ c2
(1.13)
Gambar 4. Pada saat pesawat masih diam diameter benda angkasa masih sama sehingga
benda angkasa tersebut berbentuk bola (gambar atas). Namun bila pesawat bergerak dengan
kecepatan v, atau benda angkasa yang bergerak dengan kecepatan v, maka diukur oleh
kerangka yang diam, diameter yang sejajar v mengalami pemendekan sehingga benda
angkasa tampak seperti oval dan tidak bulat lagi (gambar tengah dan atas)
Kontraksi panjang
Transformasi lorentz
x'=γ ( x−vt )
Jika dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka yang sama
maka
Pada saat
t 1 =t 2 =t maka
Teori Relativitas Khusus 13
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
Δx ' =γ ( x2 −x 1 )
Δx '=γ ( Δx )
1
Δx= Δx'
γ
1
γ=
v2
√ 1− 2
c
1
Δx= Δx '
1
v2
√ 1− 2
c
v2
Δx=Δx ' 1− 2
c √
1.7 Massa dan Energi Relativistik
Keterangan:
1− 2
c √
mo = massa diam atau massa yang teramati oleh pengamat yang tidak
bergerak terhadap benda.
m = massa relativistik = massa benda dalam kerangka bergerak atau massa
yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v
terhadap tanah
Kesimpulan :
Massa (sifat kelembaman) suatu benda akan bertambah besar dengan makin
besarnya kecepatan. Perhatikan kurva berikut ini.
Gambar 4. Kecepatan cahaya c adalah batas kelajuan universal yang dapat dimiliki benda
Ek = moc2
(√ )
1-
v2
c2
-1
mo c2
v2
Ek = √ 1-
c 2 mo c2
Besaran energi kinetik menunjukkan dua besaran, yaitu :
mo c2
v2
√ 1- 2
c dan mo c2
2
mo c
v2
Einstein menginterpretasikan bahwa
1- 2
c √
sebagai energi total (E)
benda yang bermassa m dengan kecepatan v, sedangkan m o c2 energi total
ketika diam (Eo).
2
mc
v2
Jadi : √ 1-
c 2 = m c2 + Ek
Atau E = Eo + Ek
Ek = E Eo
Ek = m c2 mo c2
Ek = (m - mo) c²
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
Akibat interpretasi ini, benda yang bermassa m memiliki energi sebesar :
E = mc2. Dengan perkataan lain massa setara dengan energi.
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar energi total (E)
yang dimiliki benda, karena massa relativistiknya bertambah besar.
Catatan:
Pada pembahasan relativitas tidak berlaku hukum kekekalan massa karena
massa benda yang bergerak > massa benda diam, tapi hukum kekekalan
energi tetap berlaku
Contoh Soal:
Sebuah elektron yang mempunyai massa diam mo bergerak dengan kecepatan
0,6 c. Hitunglah energi kinetik elektron tersebut ?
Penyelesaian:
Karena elektron bergerak dengan v = 0,6 c maka massa relativistiknya
adalah:
m0
v2
m= √ 1-
c2
1
c2 - mo] c²
v2
=[ √ 1- 2
c - 1] mo c²
1
(0,6 . c)2
=[
1
√ 1-
c2 - 1] mo c²
= 0,8 mo c²
= 0,25 mo c²
= 0,25 Eo
Jadi energi kinetik elektron yang bergerak = 0,25 kali energi diamnya.
vx
Dalam kerangka S’ digunakan Transformasi lorentz untuk t =γ t−
'
( ) c2
kita
mendapatkan:
c
[
T ' =t '2 −t '1=γ t 2−t 1−
c2
( x 2−x 1) ]
cT v vcT
T ' =γ
[ − 2
c−v c c −v ]
γcT v2
T '=
c−v ( )
1− 2
c
γT
T '= ( 1−β 2 )=γT ( 1+ β )
1−β
T ( 1+ β ) T ( 1+ β )
T '= =
√( 1− β2 ) ( 1−β ) 12 ( 1+ β ) 12
(1+ β ) 12
T '= T (1.15)
( 1−β )
1
Dengan memasukkan T = maka
f
1
1−β 2
f '= ( )
1+ β
f
Pada kerangka S’
1−β 12
T '= ( )
1+ β
T
1+ β 12
f '= ( )
1−β
f
Kita juga dapat mengalisa efek Doppler cahaya dengan memandang sumber
1 to
f= =
t v2
√ 1−
v2
c2
= √
f o 1−
c2 (1.16)
vt 1−v /c
T =t− =t o
c √1+v 2 /c 2
1−v/c √1−v/c
to √
= √1−v/c √1+v/c
1−v/c
T=t o
√ 1+v/c , sehingga f rekuensi yang teramati
1 1 1+v /c
f= =
T t o 1−v /c√
f =fo
√1+v /c
√1−v /c
(1.18)
Contoh soal :
Sebuah pesawat angkasa yang menjauhi bumi pada kelajuan 0,97c
memancarkan data dengan laju 104 pulsa/s. Pada laju berapa data itu
diterima?
Penyelesaian
Diketahui : d’ = 70 denyut/menit
v = 0,9 c
Ditanya : d = ...?
Jawab :
a. Teman yang ada di pesawat ( v = 0 c)
d '=dγ
d'
d=
1
d' v2
d=
γ
v2
√ 1− 2
c
d=d ' 1−
√ c2
( 0 c )2
d=70 denyut /menit 1− 2
d=d ' 1− 2
c √ ( 0,9 c )2
√
d=70 denyut /menit 1−
c
2
0 , 81 c 2
√
d=70 denyut /menit 1−
c2
d=70denyut /menit 1−0,81
√
d=70denyut /menit √0,19
d=70 x 0,436 denyut /menit
d=30 , 52 denyut /menit
Penyelesaian
Diketahui : ve = 0,75 c
Ditanya : a. vp jika Ekp = Eke ……….?
b. vp jika Pp = Pe ……….?
c. mp dan me ………… ?
d. vep ……………….?
Jawab :
a. vp jika Ekp = Eke
Ek e=( γ −1 ) me c 2
1
−1 me c 2
Ek e=
(√ ) v2
1− 2
c
1 2
−1 ( 9,1 x10−31 kg )( 3 x 108 m/s )
Ek e=
(√ ) ( 0,75c )2
1− 2
c
1
−1 ( 9,1 x10−31 kg )( 9x 1016 m2 /s 2)
Ek e=
(√ ) 1−
0,5625c 2
c2
1
Ek e= ( √1−0,5625 )
−1 ( 81,9x 10−15 kgm2 /s 2 )
1
Ek e= ( √0, 4375 )
−1 ( 81,9 x10−15 kgm2 /s 2 )
Ek p =Ek e
2 −15 2 2
( γ p−1 ) m p c =41, 92 x10 kgm /s
−15 2 2
41 , 92 x 10 kgm /s
( γ p−1 ) =
( 1, 67 x 10−27 kg )( 3 x 108 m/s ) 2
41 , 92 x 10−15 kgm/s
( γ p−1 ) =
( 1, 67 x 10−27 kg )( 9 x 1016 m/s )
−15 2 2
41 , 92 x 10 kgm /s
( γ p−1 ) =
15 , 03 x 10−11 kgm2 / s2
−4
( γ p−1 )=2 ,789 x10
( γ p −1 ) =0 , 0002789
γ p =0 , 0002789+1
γ p =1 ,0002789
1
=1 , 0002789
v
√ 1−
v
c
p
2
2
√ 1−
c
v
p
2
2
=
1
1, 0002789
√ 1−
v
c
p2
p
2
2
=0 , 99972
1− 2
=( 0 , 99972 )2
c
v 2
p
1− 2
=0 ,999442
c
24 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
v
p2
2
=1−0 ,999442
c
v
p2
2
=0 , 0005575667
c
2
v 2 =0 , 0005575667 c
p
v p = √0, 0005575667 c 2
v p =0 ,0236 c
b. vp jika Pp = Pe
Pe=γme v
1
P e= me v
v
Pe=
√ 1−
c
1
e
2
2
√ 1−
( 0 ,75 c )
1
c2
P e= ( 9,1 x 10−31 kg )( 2 , 25 x 108 m/s )
2
0 , 5625 c
√ 1−
1
c2
P p =Pe
γ p m p v p =30,9553x 10−23 kgm/s
−23
30 , 9553 x 10 kgm/s
γ p v p=
1 ,67 x 10−27 kg
1
v p =18 , 56 x 104 m/s
v
√ 1−
c
p
2
2
vp
=18 , 56 x 10 4 m/s
v
√ 1−
c
p2
2
v
v p =18 , 56 x 10 4 m/s 1−
√ c
p
2
2
v
v 2 =( 18 , 56 x 104 m/ s ) 1−
p
2
( ) p2
2
c
v
v 2 =344 , 4736 x 10 8 m2 / s2 1−
p ( ) c
p2
2
v
p
8 2 2
(
v 2 =344 , 4736 x 10 8 m2 / s2 − 344 , 4736 x 10 8 m2 / s 2
c
p2
2 )
v 2 =344 , 4736 x 10 m / s −( 38 ,275 v 2 )
p p
8 2 2
v 2 +38 , 275 v 2 =344 , 4736 x 10 m / s
p p
v p = √8, 77 m2 / s2
v p=2 , 96m/s
c. mp dan me
Massa proton
m p '=γm p
1
m p '= mp
v
m p '=
√ 1−
c
p
2
1
2
1 , 67 x 10−27 kg
2
√ 1−
( 0 , 0236 c )
c2
1 , 67 x 10−27 kg
m p '=
( 0 , 0236 c )2
√ 1−
c2
1 , 67 x 10−27 kg
m p '=
0 , 00055696 c 2
√ 1−
c2
1 ,67 x 10−27 kg
m p '=
√1−0 ,00055696
1,67 x10−27 kg
m p '=
√0,99944
m p '=1,6704678 x10−27 kg
Massa elektron
me '=γme
1
me '= me
v
m e '=
√ 1−
c
1
e
2
2
9,1 x 10−31 kg
2
√
1−
( 0 ,75 c )
c2
9,1 x 10−31 kg
me '=
0 ,5625 c 2
√ 1−
9,1 x10−31 kg
c2
me '=
√1−0,5625
9,1 x10−31 kg
me '=
√ 0,4375
me '=13 , 7579 x 10−31 kg
d. vep
v p −v e
ve =
p v v
1− p 2 e
c
( 2, 96 m/ s )−( 0 ,75 x 3 x 108 m/s )
ve =
p ( 2 , 96 m/s ) ( 0 ,75 x 3 x 108 m/s )
1−
( 3 x 10 8 m/s )2
( 2, 96 m/ s )− ( 2 ,25 x 10 8 m/s )
ve =
p ( 2 , 96 m/s ) ( 2 , 25 x 108 m/s )
1−
( 9 x 1016 m/s )
( 2 , 96 m/s−2 , 25 x 108 m/ s )
ve =
p 6 , 66 x 10 8 m/s
1−
( 9 x 1016 m/ s )
( 2 , 96 m/s−2 , 25 x 108 m/ s )
ve =
p 1−0 , 74 x 10−8
8
2 , 249 x 10 m/ s
ve =
p 0 , 999999992
v e =2, 25125 x 108 m/ s
p
v e =0 ,7504 c
p
Penyelesain
Diketahui : vk = 70 km/jam
vb = 15 km/jam
Ditanya : vb’ jika a. searah
b. berlawanan
Jawab :
28 Teori Relativitas Khusus
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
a. Searah
v b '=v b +v k
v b '=15 km/ jam+70 km/ jam
v b '=85 km/ jam
b. Berlawanan
v b '=−v b +v k
v b '=−15 km/ jam+70 km/ jam
v b '=55 km/ jam
Penyelesaian
Diketahui : P=mv
Ek=1/2 mv 2
Ditanya : v ……………… ?
Jawab :
a. Rumus momentum
P=mv
1
P=mv
v2
√
1− 2
c
−1 /2
P=mv ( 1−β 2 )
Diperoleh
v≤1, 41x10−3 c
v≤4 ,23 x10 5 m/s
Diperoleh
v≤1,15 x10−3 c
v≤3,45 x105 m/ s
5. Berapa kecepatan pesawat angkasa bergerak relative terhadap bumu
supaya sehari dalam pesawat sama dengan 2 hari di bumi.
Jawab:
to
t= v2
√
1− 2
c
T = 2 hari , to = 1 hari
1
2 v2 1
2= v 1- =
v 3
√
1− 2
c
3
c2 4
6.
c
=
√
4
v=
4 √
c=¿0,86c
Pesawat angkasa Apollo 11 yang turun ke bulan pada tahun 1969
4
bergerak dengan kelajuan 1,08 x 10 m/ s relative terhadap bumi.
Terhadap pengamat di bumi berapa lama kelebihan waktu sehari dalam
pesawat itu dibandingkan dengan sehari di bumi?
Jawab: Kelebihan waktu sehari dalam pesawat dibandingkan dengan
sehari di bumi
4
v = 1,08 x 10 m/ s=0.000036c
1haridibumi = 24jam
to
t=
√1−v 2 /c2
t0
24 jam=
( 0 , 000036 c )2
√ 1−
c2
129 x 10−11 c2
t o =24 jam 1−
√√ c2
t o =24 jam 1−129 x 10−11
t o =23 , 99 jam
√
1−
V = vO c atau karena v = c , maka
v λ
1+
c
v
√
1 1 1−
= c
λ λo v
1+
c
v
1−
40002 c
2 =
6000 1+ v
c
4 v vv 5 9
( 1+ ) = 1- = × ,maka v =0,38c
9 c cc 9 13
8. Seorang Astronot yang tingginya tepat 6 ft di bumi, berbaring sejajar
dengan sumbu pesawat angkasa yang bergerak dengan kelajuan 0,9c
relative terhadap bumi. Berapakah tinggi astronot jiaka diukur oleh
pengamat dalam pesawat tersebut?. Pertanyaan yang sama tetapi diukur
oleh pengamat di bumi?
Teori Relativitas Khusus 31
Fisika Modern
Dra. Susilawati, M.Si., Ph.D.,
10. Seorang pria bermassa 100 kg di bumi. Ketika ia berada dalam roket
yang meluncur, massanya menjadi 101 kg dihitung terhadap pengamat di
bumi. Berapakah kelajuan roket itu?
Jawab: Massa diamnya m0 = 100 kg
Massa dalam roket m = 101 kg
Kelajuan roket v dapat dicari dari persamaan
mo
m= v2
√ c2
1−
v 2 100 v
2
1002
√1− 2 =
c
V = 0,1c
101 c 2
= 1-
1012
11. Berapakah kelajuan sebuah partikel yang memiliki energi kinetik 0,25
kali dari energi diamnya.
1
Jawab: Dik : EK = E
4 o
EK = ( γ −1 ) Eo
1
E = ( γ −1 ) Eo
4 o
1 4
+ =γ
4 4
5
γ=
4
1
γ= v2
√ 1−
c2
5 1
=
4 v2
√ 1− 2
c
5 v2
4 √
. 1−¿ 2 ¿ =1
c
v2 4
√ 1−¿
c 2
¿=
5
v2 16
1− =
c 2 25
9 v2
=
25 c 2
3 v
=
5 c
3
V= c = 0,60c
5
mo
d
F= ( 2
)
dt 1− v 2
c √
Atau dengan
d -1\2
F = mO¿-1\2+ v ¿)
dt
dv v 2 -3\2 v2 v 2
F = mO (1− ) (1− + ),maka
dt c2 c2 c2
dv v 2 -3\2
F = mO (1− ) (terbukti)
dt c2
Jawab:
Jika p = mov, kejadian dengan momentum kekal, dalam suatu
kerangka inersial, jika momentumnya tidak kekal dipandang dari
kerangka inersial lain yang relatif bergerak terhadapnya, sehingga
momentum bukan merupakan kuantitas yang berguna dalam fisika.
Rangkuman Materi
Alam semesta di jagad raya ini banyak dipenuhi eter yang tidak
mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan perambatan gelombang.
Albert A. Michelson (1852 — 1931) dan Edward W. Morley (1838-1932)
mencoba mengukur kecepatan aliran eter dengan meggunakan
interferometer optis yang sangat peka yang dikenal dengan interferometer
Michelson. Hasil percobaan Michelson dan Morley mencakup dua hal yang
penting.
1. Hipotesa tentang medium eter tidak dapat diterima sebagai teori yang
benar, sebab medium eter tidak lulus dari ujian pengamatan.
2. Kecepatan cahaya adalah sama dalam segala arah, tidak bergantung
kepada gerak bumi.
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam percobaan
Michelson-Morley, Einstein pada tahun 1905 mengajukan dua postulat
sebagai berikut:
1. Asas relativitas : hukum-hukum fisika mempunyai bentuk yang sama
di dalam setiap kerangka acuan inersial.
2. Ketidakubahan laju cahaya : laju cahaya mempunyai nilai yang sama di
semua kerangka inersial, tidak bergantung dari gerak sumber maupun
pengamatnya
Postulat tersebut yang kemudian dikenal dengan Teori Relativitas Khusus.
Andaikan sebuah objek yang diamati bergerak dengan kecepatan v =
(vx, vy, vz). Untuk mencari kecepatan v’ = (v’x, v’y, v’z). Maka kita perlu
menggunakan transformasi kecepatan lorentz sebagai berikut :
v x −u
v ' x=
1−v x u / c 2
v y √ 1−u2 /c 2
v ' x=
1−v x u/c 2
v z √ 1−u2 /c 2
v ' z=
1−v x u/c 2
Berdasarkan kerangka acuan yang digunakan terdapat macam-macam
relativitas
1. Relativitas penjumlahan kecepatan
v +v
v= 1 2
v1 v 2
1+ 2
c
2. Dilatasi waktu
∆ t0
∆ t=
v2
3. Kontraksi panjang
1− 2
√
c
v2
m0
m=
v2
5. Paradoks kembar
√ 1−
c2
Latihan Soal
1. Dua pembalap dayung yang sama-
sama berpacu satu sama lain seperti
yang ditunjukkan pada Gambar.
Setiap pendayung mendayung
dengan kecepatan c pada air; arus di
sungai bergerak dengan kecepatan v.
Perahu 1 pergi dari A ke B dengan
jarak L, dan kembali. Perahu 2 pergi dari A ke C dengan jarak L juga,
dan kembali. A, B, dan C adalah tanda di tepi sungai. Hitunglah dan
tentukan perahu mana yang memenangkan perlombaan, atau apakah itu
seri? (Asumsikan c >V)
Jawaban Soal
1. Pendayung perahu 1 memenangkan balapan
2. 0,946c
3. 7,1 ×106 m/s
4. $ 164.999.920
5. 0,01 Å