Anda di halaman 1dari 5

NAMA: NORA IRMAYANTI

NIM: E1M019060

KELAS: KIMIA 4C

Cobalt

1. Sumber dan Kelimpahan di Alam

Di alam Cobalt terdapat dalam lapisan kerak bumi yaitu sekitar 0,004% (Heslop, 1961)
dari berat kerak bumi atau sekitar 30 ppm (Lee, 1991) dari kerak bumi. Terdapat banyak bijih
logam yang mengandung Cobalt (mineral Cobalt) yang dikomersilkan yaitu Cobalttit
(CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linnaeite (Co3S4). Persenyawaan Cobalt yang ada di alam
selalu ditemukan dengan bijih logam nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga
serta bijih timbal. Cobalt memiliki 22 isotop yang umur paruhnya diketahui, dengan jumlah
massa 50 sampai 72. Kobalt alami terdiri dari satu isotop stabil, 59Co.

2. Sifat fisik
Golongan :Golongan VIII B atau logam transisi
Warna :Putih ke biruan
Massa Atom :58,9332
Bentuk :Padat
Titik Leleh :1495 oC, 1768 K
Titik Didih :2930 oC, 3203 K
Elektron :27
Proton :27
Neutrons :32
Kulit Elektron :2,8,15,2
Konfigurasi Elektron: [Ar] 3d7 4s26
Massa jenis 20oC: 8.90 g/cm3

3. Ektraksi
Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium
(NaOCl). Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk
oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal.
Berikut reaksinya:
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
a. Pemulihan dari konsentrat tembaga-kobalt sulfida
b. Pemulihan dari konsentrat nikel-kobalt sulfida (proses Sherritt)
c. Pemurnian elektro
4. Sifat kimia
a. Mudah larut dalam asam-asam mineral encer
b. Kurang reaktif
c. Dapat membentuk senyawa kompleks
d. Dalam larutan air terdapat sebagai ino Co2+ yang berwarna merah
e. Senyawa-senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwarna biru
f. Ion Co3+ tidak stabil, tapi kompleks-kompleksnya stabil baik dalam bentuk
larutan maupun padatan.
5. Kegunaan bagi kehidupan
Kobalt digunakan dalam berbagai paduan logam, pada media perekaman magnetik,
sebagai katalis untuk minyak bumi dan industri kimia, serta sebagai agen pengering
untuk cat dan tinta. Kobalt biru merupakan bagian penting dari berbagai barang kerajinan
seperti porselen, tembikar, kaca patri, ubin, dan perhiasan enamel.
Isotop radioaktif kobalt-60 digunakan dalam perawatan medis dan juga untuk meradiasi
makanan sebagai proses pengawetan.

6. Senyawa penting
1. Oksida
Cobalt (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui
pemanasan logam, cobalt karbonat, atau nitrat pada suhu 11000C. Cobalt (II) oksida
mempunyai struktur NaCl. Pada pemanasan (400 – 500)0C dalam udara dihasilkan
senyawa Co3O4. Beberapa oksida lain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan
oksocobalttat (II) merah Na10[Co4O9].
2. Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan
untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor
berwarna biru terang. Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada
cobalt halida pada temperatur (300 – 400)0C menghasilkan cobalt (III) flourida
yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap yang umumnya digunakan sebagai
zat flourinasi. Cobalt (III) flourida dapat direduksi oleh air.

3. Sulfida

Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan
CoS berwarna hitam.

4. Garam

Bentuk garam cobalt (II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat.
Semua garam hidrat cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang
merupakan ion terkoordinasi oktahedral. Penambahan ion hidroksida pada larutan
Co2+ menghasilkan cobalt (II) hidroksida yang berwarna pink atau biru tergantung
kondisinya. Hanya yang berwarna pink yang merupakan bentuk paling stabil.
Cobalt (II) hidroksida bersifat amfoter bila dilarutkan dalam hidroksida pekat
membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk
garam cobalt (III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O
dan hidrat sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O dapat dipisahkan pada oksidasi
elektrofilik dari Co2+ dalam larutan 40% HF dan H2SO4 8M.

5. Kompleks-Kompleks dari Cobalt(II) dan Cobaltt (III)


Kompleks {Co(H2O)6} merupakan kompleks cobalt (II) paling sederhana.
Struktur dari komplekcobalt (II) yang paling umum adalah oktahedral atau
tetrahedral. Hanya terdapat sedikit perbedaan kestabilan dari kedua jenis ligan yang
sama, mungkin berbeda dalam kesetimbangan. Penambahan Cl- terlebih pada
larutan pink ion akuo akan menghasilkan senyawaan tetrahedral yang berwarna
biru. Tanpa adanya ligan lain, oksidasi dari ion {Co(H2O)6}2+ sangat tidak disukai
dan ion Co3+ dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian oksidasi elektrolitik atau
oksidasi O3 dalam larutan asam dingin dengan Co(ClO4)2 menghasilkan ion
akuo[Co(H2O)6]3+ yang berada dalam kesetimbangan dengan
[Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya ligan lain seperti NH3 dapat memperbaiki
stabilitas ion Co(III). Dengan adanya ion OH-, Cobalt(II) hidroksida mudah
teroksidasi oleh udara menjadi hidrat oksida berwarna hitam. Ion cobalt(III)
memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH3, en, EDTA, NCS
dan sebagainya dapat membentuk senyawa kompleks yang beragam. Semua
kompleks cobalt (III) yang dikenal berstruktur oktahedral. Kompleks cobalt(III)
dapat dibuat melalui oksidasi Co2+ dengan adanya ligan, oksigen atau hidrogen
peroksida dan katalis karbon. Kedua isomer cis dan trans dari [Coen2Cl2]+ bila
dipanaskan dalam air akan mengalami reaksi akuasi. Senyawa [Coen2Cl2]+ bila
direaksikan dengan ligan lain akan terjadi pertukaran ligan.
DAPTAR PUSTAKA

https://ssl.gstatic.com/images/branding/product/1x/translate_32dp.png

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kobalt

https://www.amazine.co/28257/kobalt-co-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/

Anda mungkin juga menyukai