Anda di halaman 1dari 8

A.

Dilatasi Waktu
Dua buah jam yang identik jika sebelumnya sudah dicocokkan dan diletakkan
diam bersebelahan akan selalu menunjukkan waktu yang sama. Akan tetapi jika salah
satu jam memiliki kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka jam tersebut akan
berjalan lebih lambat. Dapat disimpulkan bahwa waktu yang diukur oleh sebuah jam
dalam kerangka bergerak menjadi mulur bila diamati dari kerangka diam, peristiwa
ini disebut dilatasi waktu atau pemuaian waktu
Berdasarkan penjelasan tersebut terbukti bahwa waktu juga bersifat relatif.
Untuk mengukur selang waktu relatif dapat digunakan rumus :
t 0
t  t 0  sekon (2)
2
v
1
c2
Keterangan :
∆t = selang waktu relativistik ( sekon )
∆t0 = selang waktu sejati ( sekon )
1
  > 1 = tetapan transformasi
v2
1 2
c

Contoh Soal
1. Berapakah kelajuan roket yang loncengnya 1 s terlambat dalam 1 jam relatif terhadap
lonceng dibumi ?.
Penyelesaian :
Dalam hal ini, selang waktu menurut lonceng di bumi adalah t = 3600 s dan selang waktu
menurut lonceng yang bergerak (di roket) adalah t’ = 3601 s. Kelajuan roket apat
diselesaikan dengan menggunakan pers.(14.5) sebagai berikut:
, t 2 2 t u2 t 2
 c 2  1 t , 
2
t  1  u 2 c 2  1  u c  t ,
Didapatkan

t 2 3600 s2


u  c 1   3 108 m/s  1   7,1x106 m/s .
t 2
, 3601 s2
Jadi kelajuan roket tersebut adalah u = 7,1x106 m/s.

B. Kontraksi Panjang
Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga
dipengaruhi oleh gerak relatif. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat
kelihatannya lebih pendek dari panjang L0 bila diukur dalam keadaan diam terhadap
pengamat. Gejala ini dikenal sebagai pengerutan Lorentz Fitz Gerald. Panjang L0
suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang proper. Fenomena
dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut.

Gambar 4. Ukuran Objek Akan Mengalami Kontraksi Panjang Pada


Bagian yang Searah dengan Gerakan Objek

Contoh gejala fisis yang memenuhi pengerutan panjang ini adalah


terbentuknya muon. Muon adalah partikel tak stabil yang tercipta pada tempat tinggi
oleh zarah cepat dalam sinar kosmik yang datang dari angkasa luar sewaktu terjadi
tumbukan dengan inti atom dalam atmosfer bumi. Muon memiliki ciri-ciri fisis
seperti terungkap pada Tabel 1.

Tabel 1. Ciri-ciri Fisis Muon


Massa 207 massa elektron
Muatan -e atau +e

Kecepatan 0,998 c = 2,994 X 108 m/s

Muon akan meluruh menjadi elektron atau positron setelah umur rata-ratanya
2 ms. Muon dalam sinar kosmik berkelajuan 0,998 c dan mencapai permukaan laut
dalam jumlah besar. Muon menembus tiap cm persegi permukaan bumi rata-rata
lebih dari 1 kali tiap menit. Dalam umur rata-rata muon tersebut jarak yang dapat
ditempuh sebelum meluruh adalah:
h0  vt0  (2,994.10.8 m / s)(210.6 s)  600m

Sedangkan muon tercipta pada ketinggian 6000 m atau lebih. Untuk


memecahkan paradoks ini maka tinjau bahwa umur muon 2s didapat oleh pengamat
yang dalam keadaan diam terhadap muon. Karena muon bergerak ke arah kita yang
berada di bumi maka umurnya akan memanjang terhadap kerangka acuan kita dengan
pemuaian waktu, sehingga umur muon menjadi:

t 0 2.106 s  31,6.10. 6 s 
t   31,6s
v
2
0,998c 2
1  2 1 
c c2

Hal ini berarti bahwa muon yang bergerak memiliki umur 16 kali lebih
panjang dari pada dalam keadaan diam. Dalam selang waktu t= 31,6 s sebuah muon
yang berkelajuan 0,998 c dapat menempuh jarak:
h  vt  (2,99410.8 m / s)(31,610.6 s)  9.500m
Walaupun umur muon hanya t0 = 2s terhadap kerangka acuannya, namun
muon dapat mencapai tanah dari ketinggian 9.500 m karena dalam kerangka acuan
pengamat di bumi umur muon adalah 31,6s.
Apakah yang terjadi jika ada pengamat yang ikut dengan muon turun dengan
kelajuan v = 0,998 c, sehingga terhadap pengamat muon dalam keadaan diam.
Pengamat dan muon berada dalam kerangka acuan yang sama, dalam kerangka ini
umur muon 2 s. Terhadap pengamat ini muon hanya dapat menempuh jarak 600 m
sebelum meluruh. Satu-satunya cara untuk menerangkan pencapaian tanah oleh muon
ialah dengan menyatakan bahwa jarak yang ditempuhnya diamati oleh pengamat
dalam kerangka bergerak menjadi lebih pendek karena pergerakan itu. Prinsip
relativitas menyatakan bahwa besarnya pengerutan

v2
sebanding dengan 1  c2 .

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketinggian h0 yang kita ukur harus menjadi
lebih kecil dalam kerangka acuan muon h yang memenuhi persamaan (2).

2
h  h 1  v ………………………… (2)
2
0 c
Dalam kerangka acuan kita muon menempuh jarak h0 =9.500 m karena
pemuaian waktu. Dalam kerangka acuan muon yang tidak menglami pemuaian
waktu, jaraknya mengerut menjadi

h  9.500m 1 
0,998c2  600m
c2
C. Massa Relativitas
Menurut teori relativitas khusus bahwa massa relativistik m dari sebuah partikel
yang bergerak dengan laju v terhadap pengamat
dinyatakan:

𝑚𝑜
𝑚=
2
√1 − 𝑣 2
𝑐
Dimana
Mo = massa diam
M = massa dalam keaadaan gerak relative
V = kelajuan gerak relative
C = kelajuan cahaya
Dengan m 0 adalah massa diam, yaitu massa yang diukur bila partikel tersebut
berada dalam keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m disebut
massa relativistik partikel.
D. Efek Doffler
Radiasi tegak arah gerak
Persamaannya :
𝑡𝑜
𝑡= − 𝑡𝑜 𝛾
2
√1 − 𝑣2
𝑐
Untuk sumber dan pengamat saling jauh

1 − 𝑣/𝑐
𝑣 (𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑢ℎ) = 𝑣𝑜 √
1 + 𝑣/𝑐

Untuk sumber dan pengamat saling mendekat

1 + 𝑣/𝑐
𝑣 (𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖) = 𝑣𝑜 √
1 − 𝑣/𝑐
E. Momentum dan Energi Relativistik
Momentum suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian massa dan
kecepatannya. Berdasarkan hukum kekekalan momentum linier dalam relativitas
umum, maka didefinisikan kembali momentum sebuah partikel yang massa diamnya
mo dan lajunya v adalah:
𝑚𝑜. 𝑣
𝑝 = 𝑚. 𝑣 =
2
√1 − 𝑣2
𝑐

Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana
dalam mekanika klasik, kita akan mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang
dilakukan oleh gaya dalam mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Jadi,

dengan v = ds/dt, jadi:

Kemudian, persamaan tersebut disubstitusikan ke persamaan (2), maka diperoleh:


Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi diam
partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2
E0 = m0 . c2 ....................................................... (4)
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :

𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑜

𝑚𝑜. 𝑐 2
= − 𝑚𝑜. 𝑐 2 + 𝑚𝑜. 𝑐 2
√ 𝑣2
( 1 − 𝑐2 )
𝑚𝑜. 𝑐 2
𝐸=
2
√1 − 𝑣 2
𝑐

F. Kesetaraan Massa dan Energi

Konsekuensi lain yang dapat dilihat adalah adanya hubungan kesetaraan antara
massa dan energi. Hal ini dapat kita lihat sebagai berikut:
Jika m0 adalah massa diam sebuah benda, maka energi total benda tersebut adalah dan

energi kinetiknya adalah dimana v adalah kecepatan benda tersebut.


𝑚𝑜𝑐 2
𝐸=
2
√1 − 𝑣2
𝑐
dan energi kinetiknya adalah

𝑚𝑜𝑐 2
𝑘= − 𝑚𝑜𝑐 2
√1 − 𝑣2
𝑐2

dimana v adalah kecepatan benda tersebut.


Jika v = 0 maka K=0, tetapi E  0. Inilah yang kita sebut sebagai energi diam
benda/partikel:
𝐸𝑜 = 𝑚𝑜𝑐 2

2
Jadi sebuah benda bermassa m0 setara dengan energi sebesar m0 c .

Anda mungkin juga menyukai

  • NNBJB
    NNBJB
    Dokumen16 halaman
    NNBJB
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Qjedhu
    Qjedhu
    Dokumen19 halaman
    Qjedhu
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • RTGHH
    RTGHH
    Dokumen9 halaman
    RTGHH
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    leni war
    Belum ada peringkat
  • Qjedhu
    Qjedhu
    Dokumen19 halaman
    Qjedhu
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Dokumen12 halaman
    Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fismod
    Fismod
    Dokumen8 halaman
    Fismod
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Kontraksi Lorentz
    Kontraksi Lorentz
    Dokumen4 halaman
    Kontraksi Lorentz
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fismod
    Fismod
    Dokumen8 halaman
    Fismod
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Ring Kasan
    Ring Kasan
    Dokumen1 halaman
    Ring Kasan
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen5 halaman
    Bab I1
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Dokumen9 halaman
    Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Media Tradisional
    Media Tradisional
    Dokumen6 halaman
    Media Tradisional
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat