Anda di halaman 1dari 31

Cindi Theresita Siahaan

 Meisy Fania Cantika Ketaren


 M.Maulana Atha
 Ni Made Ayu
 Ziqry Fahrezi Alfin
1. Relativitas Newton
Relativitas newton adalah yang berhubungan dengan kejadian-
kejadian yang diamati dari kerangka acuan inersial, yaitu
kerangka acuan dimana hukum 1(inersia) berlaku.
Hukum 1 newton menyatakan bahwa jika pada suatu benda
tidak bekerja gaya resultannya, maka benda akan selamanya
diam atau selamnya bergerak dengan kecepatan pada garis
lurus.
Kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang berada
dalam keadaan diam atau bergerak terhadap kerangka acuan
lainnya dengan kecepatan konstan pada suatu garis lurus.
Contohnya saat pengendara motor sedang bergerak terhadap
orang yang duduk, tetapi diam terhadap sepeda motor.
Jadi,keadaan diam atau bergerak adalah relatif.
2.Transformasi Galileo
 * transformasi galileo untuk kopordinat dan waktu dapat
dirumuskan:
 x’ = x-vt x = x’+vt
 y’ = y kebalikan y = y’
 z’ = z z = z’
 t’ = t t = t’
 * transformasi galileo untuk kecepatan dengan
menurunkannya terhadap waktu:
 Ux’ = Ux – V Ux = UX’ + V
 Uy’ = Uy kebalikan Uy = Uy’
 Uz’ = Uz Uz = Uz’
 keterangan :
 Ux’ = komponen kecepatan benda sejajar
sumbu x’ pada kerangka acuan S’
Uy’ = komponen kecepatan benda sejajar sumbu y’ pada
kerangka acuan S’
Uz’ = komponen kecepatan benda sejajar sumbu z’ pada
kerangka acuan S’

• Transformasi Galilelo untuk percepatan dengan


menurunkan kecepatan terhadap waktu :
ax’ = ax
ay’ = ay
az’ = az
2. Teori Relativitas Einstein

1. Kecepatan benda2 yang bergerak hanya dapat


diberikan secara relatif terhadap benda lain.
2. Hukum penjumlahan kecepatan tidak berlaku untuk
cahaya. Kecepatan cahaya dalam segala arah
adalah sama, tidak tergantung gerak sumber
cahaya maupun gerak pengamat.
Relativitas umum
 Relativitas umum juga dikenal sebagai teori relativitas
umum adalah sebuah teori geometri mengenai gravitasi
 yang diperkenalkan oleh Albert Einstein pada 1915. Teori
ini merupakan penjelasan gravitasi termutakhir
dalam fisika modern. Ia menyatukan teori Einstein
sebelumnya, relativitas khusus, dengan hukum
gravitasi Newton. Hal ini dilakukan dengan melihat
gravitasi bukan sebagai gaya, tetapi lebih sebagai
manifestasi dari kelengkungan ruang dan waktu.
 Contoh gambar relativitas umum :
Penjumlahan kecepatan relatif
Jika dua kecepatan v1 dan v2 dijumlahkan, hasil yang
diperoleh adalah
v v v1 = laju benda I terhadap tanah
v 1 2
v2 = laju benda II terhadap benda I
v1.v2
1 2 v = laju benda II terhadap tanah
c
c = kecepatan cahaya

Contoh 1 :
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan cahaya c.
Seorang pengamat bergerak dengan kecepatan v2
relatif terhadap tanah. Tentukan kecepatan orang tsb
menurut pengamat lain yang berada di tanah !
* Kontraksi Panjang
Sebuah benda panjangnya l bergerak dengan kecepatan v
terhadap seorang pengamat yang diam, maka panjang
benda yang diamati pengamat tsb adalah :

l’ = panjang benda yg diamati oleh


2
v pengamat yg bergerak
l '  l. 1  2 l = panjang benda yg diamati oleh
c pengamat yg diam
v = kecepatan pengamat yg bergerak
c = kecepatan cahaya
Contoh 2 :
Jika kita melihat 1 m tongkat yang bergerak sejajar
dengan tongkat lain yang bergerak dengan kecepatan 60
% dari kecepatan cahaya. Berapa panjang tongkat tsb
menurut pengamat ?
* Dilatasi Waktu
Misalnya pengamat yg bergerak dengan kecepatan v
terhadap pengamat yang diam , mengamati 2 kejadian di
suatu titik P. Maka hubungan kedua kejadian itu
menurut pengamat yg diam dan pengamat yg bergerak
dapat dirumuskan :

∆t’ = selang waktu kejadian menurut


t pengamat yg bergerak
t ' 
v2 ∆t = selang waktu kejadian menurut
1 2 pengamat yg diam
c
v = kecepatan pengamat yg bergerak
c = kecepatan cahaya
15.4 Massa Relativitas
Jika suatu benda bergerak dengan laju v mendekati
kecepatan cahaya c, maka massanya selalu lebih besar
dari massa diamnya.

m = massa benda yg bergerak dengan


m0 laju v
m
v2 m0 = massa benda dalam keadaan
1 2
diam c v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya
Contoh 3 :
Dengan kecepatan berapakah sebuah benda bergerak,
sehingga massanya menjadi 2 kali massa diamnya ?
15.5 Kesetaraan Massa dan Energi
Jika suatu benda yg bermassa m berubah seluruhnya
menjadi energi, maka besarnya energi tsb adalah :
2 E = energi (Joule)
E  mc m = massa benda (kg)
c = kecepatan cahaya

Untuk benda bergerak dg kecepatan mendekati


kecepatan cahaya, energi kinetiknya adalah
Ek  mc 2  m0 c 2
  mc2 = energi total
  m0c2 = energi diam
 1 
Ek    1m0 c 2 Ek = energi kinetik
2
 1  v 
2
 c 
Einstein mengemukakan suatu interpretasi :

Etotal  Ediam  Ek
m0 c 2
 m0 c 2  Ek
v2
1 2
c

Contoh 4 :
Suatu partikel tertentu mempunyai energi kinetik sama
dengan energi diamnya. Berapa kecepatan partikel ini ?
 Rumus Energi Kinetik Benda Bermassa mo

Usaha yang diberikan oleh sebuah gaya sebesar F pada benda yang


awalnya diam sehingga benda tersebut bergerak dengan
kecepatan v adalah sama dengan perubahan energi kinetik benda itu atau
dinyatakan sama dengan perubahan momentum yang terjadi pada benda
Berdasarkan teori relativitas dapat disimpulkan bahwa massa benda
bersifat relatif sehingga rumus untuk hukum Newton kedua dapat diubah
menjadi sebagai berikut:
 F = d (mv)/dt
 F menunjukkan gaya yang bekerja pada benda mengikuti arah
perpindahan ds dimana s menunjukkan jarak yang ditempuh selama gaya
bekerja. Berikut adalah rumus energi kinetik berdasarkan relativitas:
*Rumus Energi Total

Persamaan m x c² adalah energi total benda yang juga


dilambangkan sebagai E. Sementara persamaan m₀ x c² adalah
energi yang dikandung oleh benda saat berada dalam kondisi
diam dan dilambangkan dengan E₀. Sehingga persamaan energi
total sesuai persamaan energi kinetik di atas bisa ditulis menjadi

Ek = E – E₀
E = Ek + E₀

Keterangan:
E = Energi total
Ek = Energi kinetik
E₀ = Energi diam
*Contoh soal:

 1.Tentukan besar energi kinetik suatu elektron yang


bergerak dengan kecepatan sebesar 0,8 c. Diketahui
bahwa massa diam elektron sebesar mo = 9,1 x 10-31 kg
dan .c = 3 x 10⁸ m/s.

2. Sebuah partikel yang bererak dengan kecepatan 0.9c


dengan massa diam sebuah partikel adalah m0. Berapa
massa partikel tersebut saat bergerak?
 dengan (t, x, y, z) dan (t′, x′, y′, z′) adalah koordinat suatu
kejadian dalam dua kerangka, di mana salah satu kerangka
diamati sedang bergerak dengan kecepatan v sejajar sumbu-
x menurut kerangka yang lainnya, c adalah laju cahaya, dan

 adalah faktor Lorentz. Ketika kecepatan v jauh lebih kecil


daripada c, faktor Lorentz bisa dianggap sama dengan 1, tetapi
ketika nilai v mendekati c, nilai ˠ naik tanpa batas. Nilai v harus
lebih kecil daripada c agar transformasinya masuk akal.
 Jadi kecepatannya dilambangkan sebagai:
 bentuk ekuivalen dari transformasinya adalah:
Transformasi Lorentz merupakan sebuah Transformasinya bisa
mengandung rotasi ruang; transformasi Lorentz yang tidak
mengandung rotasi disebut Lorentz boost. Dalam Ruang
Minkowski , sebuah model matematika dari ruang waktu dalam
relativitas khusus, transformasi Lorentz mempertahankan 
Interval ruang waktu di antara dua kejadian manapun. Sifat ini
adalah sifat terpenting dari transformasi Lorentz. Transformasi ini
hanya menggambarkan transformasi di mana kejadian ruang
waktu di titik asal dibuat tetap. Transformasi ini bisa dianggap
sebagai rotasi hiperbolis dari ruang Minkowski.
transformasi linear
PEMEKARAN WAKTU dan KONTRAKSI PANJANG
1.Pemekaran waktu
Dampak dari ppostulat ke-2 relativitas khusus adalah waktu
tidaklah mutlak tetapi relatif, bergantung pada gerak pengamat
relatif dua kejadian yang diamatinya. Misalkan, selang waktu
antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama (x’₂ =x’₁)
dalam kerangka acuan S’ [kerangka acuan pengamat yang diam
terhadap kejadian ], diukur dalam ∆t₀. Tentu saja, ∆t₀ = t’₂- t’₁.
Tetapi hasil pengukuran selang waktu menurut kerangka acuan S
(kerangka acuan pengamat yang bergerak terhadap kejadian )
adalah ∆t. Tentu saja, ∆t = t₂-t₁.
2.Kontraksi panjang
 Kontraksi panjang adalah fenomena memendeknya sebuah
objek yang diukur oleh pengamat yang sedang bergerak pada
kecepatan bukan nol relatif terhadap objek tersebut. Kontraksi
ini (resminya adalah kontraksi Lorentz atau kontraksi
Lorentz–FitzGerald dari Hendrik Lorentz dan George FitzGerald
biasanya hanya dapat dilihat ketika mendekati kecepatan cahaya.
Kontraksi panjang hanya terlihat pada arah yang paralel terhadap
arah gerak benda teramati. Efek ini hampir tidak terlihat pada
kecepatan sehari-hari dan diabaikan untuk semua kegiatan
umum. Hanya pada kecepatan sangat tinggi baru efek ini dapat
teramati. Pada kecepatan 13.400.000 m/s (30 juta mph, 0.0447c)
kontraksi panjangnya adalah 99.9% dari panjang saat diam; pada
kecepatan 42.300.000 m/s (95 juta mph, 0.141c), panjangnya
masih 99%. Ketika semakin mendekati kecepatan cahaya, maka
efeknya semakin kelihatan, seperti pada rumus:

yang mana :
 L0 adalah panjang diam (panjang objek ketika diam),L adalah
panjang yang dilihat pengamat pada gerak relatif terhadap
objek,v adalah kecepatan relatif antara pengamat dan benda
bergerak,c adalah kecepatan cahaya,dan faktor Lorentz, γ(v),
didefinisikan dengan:

 Dalam persamaan ini diasumsikan bahwa objek paralel dengan


garis perpindahannya. Untuk pengamat dengan gerak relatif,
panjang objek diukur dengan mengurangkan secara simultan
jarak kedua ujung objek. Untuk konversi yang lebih umum,
lihat transformasi Lorentz. Pengamat pada keadaan diam
melihat objek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya akan
melihat panjang objek tersebut mendekati nol
C. Massa, Momentum, dan Energi Relativitik

1. Massa relativistik


 Dalam mekanika klasik (mekanika yang berhubungan
dengan kelajuan yang jauh lebih kecil daripada kelajuan
cahaya c). Hukum kekekalan momentum yang menyatakan
bahwa ketika dua benda bertumbukan , momentum total
sistem adalah konstan, dengan anggapan sistem terisolasi
(kedua benda hanya berinteraksi satu sama lain). Kekekalan
momentum adalah suatu hukum fisika, yang menurut
postulat ke-1 relativitas khusus haruslah berlaku untuk
semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan
konstan.
2. Momentum Rekativistik
Demi memegang fisika klasik tentang momentum sebagai hasil
kali massa dan kecepatan ditulis p = mv. Ini bertentangan
dengan postulat ke-1 relativitas khusus. Agar kekekalan tetap
berlaku pada kerangka S’, maka defenisi momentum menurut
fisika klasik ini harus diubah. Seperti telah dikatakan
sebelumnya bahwa kesalahan defenisi terdapat pada massa .
Defenisi massa yang benar adalah massa relativistik pada rumus
dibawah
 m = m₀ / √1- v² / c²
momentum relativistik dengan m adalah massa relativistik, m₀
adalah massa diam, dan v adalah kecepatan relativistik benda.
dengan defenisi momentum relativistik ini maka O’
Contoh :
Sebuah benda dalam keadaan diam membelah secara
spontan menjadi dua bagian yang bergerak dengan arah
berlawanan. Bagian yang bermassa diam 3kg bergerak
dengan kelajuan 0,8c dan yang 5,20kg dengan kelajuan 0,6c.
Tentukanlah massa diam benda semula?

Anda mungkin juga menyukai