Anda di halaman 1dari 6

Nama: David Triamada

NPM: 140310230025
Resume Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikeldengan meninjau
penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan benda lain yang
ada disekitarnya.

A. Hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali ada gaya eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut.
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai
kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum
kelembaman/inersia.
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan benda
yang bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut
diamati. Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial, yaitu
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan atau diam.
Setiap benda benda akan bergerak lurus beraturan atau diam, jika resultan gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

F = 0

2. Hukum II Newton

Newton menyatakan dalam hukum II Newton, yaitu “Percepatan sebuah benda yang
dihasilkan oleh gaya berbanding lurus dengan besarnya gaya, searah dengan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda”. Dalam hukum II Newton dikatakan besar
percepatan benda bila dikalikan dengan massanya akan sama dengan besar gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

F = m.a

3. Hukum III Newton


Hukum ketiga Newton biasa disebut sebagai hukum interaksi atau aksi reaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya selalu terjadi bersama-sama.
Hukum III Newton berbunyi “Tiap aksi akan menimbulkan reaksi, jadi apabila suatu benda
memberikan gaya pada benda lain maka benda yang mendapat gaya akan memberikan gaya
kembali yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, namun
arahnya akan berlawanan“. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Faksi = - Freaksi

B. Momentum Linear
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai perkalian antara
massa partikel m dengan kecepatannya, v, yaitu:

P = mv

Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa (m) dan
kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum sebuah
benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka momentum benda tersebut
juga bertambah besar.

C. Hukum Kekekalan Momentum


Bunyi Hukum Kekekalan Momentum sebagai berikut: "Pada peristiwa tumbukan, jumlah
momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan (tidak berubah)
selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut".

Huygens, ilmuwan berkebangsaan Belkita, melakukan eksperimen dengan menggunakan


bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum Kekekalan Momentum.

Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola pertama
massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan
yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan (bertumbukkan)
Dengan memerhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas ternyata sesuai dengan
pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F yang sama
besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt
tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v1’
dan v2’. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat
terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
F aksi = - F reaksi
F1 = - F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . Kita ketahui bahwa I = F
Δt = Δp, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
∆ p1 = - ∆p2
m1 v1 - m1 v1’ = m2 v2 - m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = m1v1’ + m2 v2’
p1 + p2 = p1’ + p2’

D. Impuls
impuls merupakan hasil kali dari gaya total dengan selang waktu. Impuls merupakan besaran
vektor yang arahnya sama dengan gaya total itu sendiri. Satuan SI untuk impuls adalah Newton-
sekon(N.s).

Impuls menyebabkan adanya perubahan momentum. Perubahan momentum yang diperoleh


dari suatu impuls sama dengan besar impuls dan arah impuls. Jadi impuls juga dapat di tulis
sebagai perubahan momentum atau momentum akhir dikurangi momentum awal.
Impuls sendiri dapat diilustrasikan dengan grafik sebagai berikut.

Impuls dari gaya pada benda didefinisikan sebagai F t, dimana F adalah gaya rata-rata yang
bekerja selama waktu t (yang biasanya singkat). Impuls sama dengan perubahan momentum
benda : Impuls = F t =  P

Hubungan antara impuls dan momentum sendiri dapat ditulis sebagai brikut:
Berdasarkan hukum II Newton didapati:

Di mana:

Sehingga:

E. Usaha dan Energi


1. Usaha
Usaha mengandung pengertian sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada suatu
benda sehingga benda itu bergerak. Agar usaha berlangsung, maka gaya harus dikerahkan
pada suatu benda hingga benda tersebut menempuh jarak tertentu.
Terdapat dua syarat terjadinya suatu usaha, yaitu:
1. adanya gaya yang bekerja pada suatu benda;
2. adanya perpindahan yang dialami oleh benda tersebut.
Dengan demikian usaha didefinisikan sebagai sejumlah gaya yang bekerja pada suatu
benda sehingga menyebabkan benda berpindah sepanjang garis lurus dan searah dengan
arah gaya.

Secara matematis, usaha yang dilakukan pada suatu benda dinyatakan sebagai berikut.

W = F. Δx

dengan:
W = usaha yang dilakukan pada suatu benda
F = gaya yang bekerja pada suatu benda
∆x = perpindahan yang dialami benda

Usaha yang dilakukan pada suatu benda apabila gaya yang bekerja pada benda itu tidak
searah dengan arah perpindahannya secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

W = F cos α . Δx

2. Energi
Energi merupakan konsep yang sangat abstrak. Energi tidak memiliki massa, tidak dapat
diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung. ? Secara sederhana, energi merupakan
kemampuan melakukan usaha.
• Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Benda yang bergerak memiliki
kemampuan untuk melakukan usaha, karenanya dapat dikatakan memiliki energi.
Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. Ketika benda bergerak, benda
memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi
kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya.

Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda
tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak
benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha atau kerja pada benda tersebut sebesar
W = F. S , dengan F = m a. Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan
bergerak sejauh s, maka untuk menghitung nilai percepatan a, kita menggunakan
persamaan vt2 = vo2 + 2 .a. s.

nilai percepatan a di substitusikan ke persamaan gaya F = m a, untuk menentukan


besar usaha :
• Energi Potensial
Istilah potensial memiliki kata dasar “potensi”, yang dapat diartikan sebagai
kemampuan yang tersimpan. Secara umum, energi potensial diartikan sebagai
energi yang tersimpan dalam sebuah benda atau dalam suatu keadaan tertentu.
Energi potensial, karena masih tersimpan, sehingga baru bermanfaat ketika
berubah menjadi energi lain. Dalam mekanika dapat diartikan sebagai energi yang
dimiliki benda karena kedudukan atau keadaan benda tersebut. Dua contoh energi
potensial yang mengacu pada pengertian ini, yakni energi potensial gravitasi dan
energi potensial pegas.
Dnergi potensial (EP) gravitasi sebuah benda merupakan hasil kali gaya berat
benda (mg) dan ketinggiannya (h). h = h2 - h1
EP = mgh
Berdasarkan persamaan energi potensial di atas, tampak bahwa makin tinggi (h)
benda di atas permukaan tanah, makin besar energi potensial (EP) yang dimiliki
benda tersebut.

Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami, diperlukan gaya sebesar FT (gaya
tekan) yang nilainya berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx
sedangkan gaya reaksinya
Fp = - kx

Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan, terlebih
dahulu kita hitung gaya usaha yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan
pegas. Kita tidak bisa menggunakan persamaan W = F. s = F.x melainkan
menggunakan:

x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan Usaha yang
dilakukan adalah :

Jadi persamaan Energi Potensial elastis (EP Pegas)

• Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena gerak dan posisinya.
Energi mekanik merupakan gabungan dari energi kinetik dan energi potensial pada
suatu benda. Sifat suatu energi mekanik nilainya selalu tetap, sementara energi
potensial dan energi kinetiknya selalu berubah-ubah. Sehingga dapat ditulis
sebagai
Em = Ek + Ep

F. Gaya Konservatif dan Non Konservatif


Gaya konservatif yaitu gaya–gaya yang tidak bergantung pada lintasannya tetapi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhirnya saja sedangkan gaya non konservatif merupakan
kebalikan dari gaya konservatif. Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif untuk
perpindahan antara dua posisi tertentu hanya bergantung pada kedua posisi tersebut dan tidak
bergantung pada jalan yang ditempuh. Usaha W=F. ∆x sedang ∆x adalah konstan untuk
perpindahan tersebut. Jadi, supaya usaha W hasil gaya konservatif F hanya merupakan fungsi
posisi, maka gaya F tersebut haruslah merupakan fungsi posisi saja dan bukan fungsi kecepatan
atau waktu. Perhatikan gaya gravitasi konstan Fkons = mg , gaya gravitasi Newton Fgrav = GMm/
r^2 , dan gaya pegas Fp=kx. Ketiga gaya ini hanya merupakan fungsi posisi, dan bukan fungsi
kecepatan atau waktu. Oleh karena itu, ketiga gaya ini termasuk gaya konservatif.

Anda mungkin juga menyukai