NPM: 140310230025
Resume Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikeldengan meninjau
penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan benda lain yang
ada disekitarnya.
A. Hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali ada gaya eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut.
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai
kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum
kelembaman/inersia.
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan benda
yang bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda tersebut
diamati. Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial, yaitu
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan atau diam.
Setiap benda benda akan bergerak lurus beraturan atau diam, jika resultan gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = 0
2. Hukum II Newton
Newton menyatakan dalam hukum II Newton, yaitu “Percepatan sebuah benda yang
dihasilkan oleh gaya berbanding lurus dengan besarnya gaya, searah dengan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda”. Dalam hukum II Newton dikatakan besar
percepatan benda bila dikalikan dengan massanya akan sama dengan besar gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = m.a
Faksi = - Freaksi
B. Momentum Linear
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai perkalian antara
massa partikel m dengan kecepatannya, v, yaitu:
P = mv
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa (m) dan
kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum sebuah
benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka momentum benda tersebut
juga bertambah besar.
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola pertama
massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan
yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan (bertumbukkan)
Dengan memerhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas ternyata sesuai dengan
pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F yang sama
besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt
tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v1’
dan v2’. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat
terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
F aksi = - F reaksi
F1 = - F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . Kita ketahui bahwa I = F
Δt = Δp, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
∆ p1 = - ∆p2
m1 v1 - m1 v1’ = m2 v2 - m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = m1v1’ + m2 v2’
p1 + p2 = p1’ + p2’
D. Impuls
impuls merupakan hasil kali dari gaya total dengan selang waktu. Impuls merupakan besaran
vektor yang arahnya sama dengan gaya total itu sendiri. Satuan SI untuk impuls adalah Newton-
sekon(N.s).
Impuls dari gaya pada benda didefinisikan sebagai F t, dimana F adalah gaya rata-rata yang
bekerja selama waktu t (yang biasanya singkat). Impuls sama dengan perubahan momentum
benda : Impuls = F t = P
Hubungan antara impuls dan momentum sendiri dapat ditulis sebagai brikut:
Berdasarkan hukum II Newton didapati:
Di mana:
Sehingga:
Secara matematis, usaha yang dilakukan pada suatu benda dinyatakan sebagai berikut.
W = F. Δx
dengan:
W = usaha yang dilakukan pada suatu benda
F = gaya yang bekerja pada suatu benda
∆x = perpindahan yang dialami benda
Usaha yang dilakukan pada suatu benda apabila gaya yang bekerja pada benda itu tidak
searah dengan arah perpindahannya secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
W = F cos α . Δx
2. Energi
Energi merupakan konsep yang sangat abstrak. Energi tidak memiliki massa, tidak dapat
diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung. ? Secara sederhana, energi merupakan
kemampuan melakukan usaha.
• Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Benda yang bergerak memiliki
kemampuan untuk melakukan usaha, karenanya dapat dikatakan memiliki energi.
Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. Ketika benda bergerak, benda
memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi
kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya.
Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda
tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak
benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha atau kerja pada benda tersebut sebesar
W = F. S , dengan F = m a. Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan
bergerak sejauh s, maka untuk menghitung nilai percepatan a, kita menggunakan
persamaan vt2 = vo2 + 2 .a. s.
Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami, diperlukan gaya sebesar FT (gaya
tekan) yang nilainya berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx
sedangkan gaya reaksinya
Fp = - kx
Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan, terlebih
dahulu kita hitung gaya usaha yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan
pegas. Kita tidak bisa menggunakan persamaan W = F. s = F.x melainkan
menggunakan:
x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan Usaha yang
dilakukan adalah :
• Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena gerak dan posisinya.
Energi mekanik merupakan gabungan dari energi kinetik dan energi potensial pada
suatu benda. Sifat suatu energi mekanik nilainya selalu tetap, sementara energi
potensial dan energi kinetiknya selalu berubah-ubah. Sehingga dapat ditulis
sebagai
Em = Ek + Ep