Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Relativitas khusus merupakan uatu konsep yang di kemukakan oleh einsten yaitu
mengenai konsep ruang dan waktu, , teori relativitas khusus di ciptakan untuk
menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerak newton,
teori ini melahirkan suatu konsep/pemikiran yaitu gelombang elektromagnetik yang
bergerak dengan kecepatan konstan dan bergerak relative oleh beberapa pengamat yang
bergerak masing- masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda
untuk kejadian yang sama, secara singakat dapat di definisikan bahwa “Hukum alam
yang sama berlaku untuk semua pengamat yang bergerak dengan kecepatan konstan,
dengan hukum fisika yang sama antara masing – masing pengamat”, relativitas harus
bersifat mutlak.(Kurnia, 2021)

B. Rumusan Masalah
1. Bagainama konsep fisika klasik dan bagainama transformasi fisika klasik?
2. Bagaimana konsep kerangka acuan mutlak dalam teori relatifitas khusus?
3. Bagaimana prinsip relativitas khusus dalam postulat Einsten?
4. Bagaimana penerapan konsep transformasi lorenzt dalam postulat Eisten teori
elativitas khusus?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tranformasi fisika klasik samapai pada saat perkembangan fisika
modern.
2. Menjelaskan kerangka acuan mutlak pada teori relativitas khusus Einsten.
3. Menjelaskan prisip relativitas khusus dalam postulat Einsten.
4. Menjelaskan taranformasi lorenzt dalam postulat Einsten dalam teori relatifitas
khusus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Relativitas klasik
Relativitas klasik mengacu pada dua teori relativitas yang dikembangkan oleh Albert
Einstein pada awal abad ke-20, yaitu relativitas khusus (special relativity) dan relativitas
umum (general relativity). Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:
i. Relativitas Khusus (Special Relativity)
 Pendahuluan : Relativitas khusus diterbitkan oleh Albert Einstein pada tahun
1905. Teori ini muncul sebagai respons terhadap beberapa anomali dalam fisika
klasik, terutama dalam konteks pergerakan benda dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya.
 Postulat Utama : Dalam relativitas khusus, terdapat dua postulat utama:
- Prinsip Relatif: Hukum fisika sama bagi semua pengamat yang bergerak
dengan kecepatan konstan relatif satu sama lain. Ini berarti tidak ada
pengamat yang "istimewa" atau lebih benar daripada yang lain.
- Kecepatan cahaya konstan: Kecepatan cahaya di ruang hampa adalah
konstan dan merupakan batas kecepatan maksimum yang dapat dicapai
oleh benda fisik. Ini dinyatakan oleh persamaan E=mc², di mana E adalah
energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya.
 Efek Utama: Beberapa efek penting dalam relativitas khusus meliputi dilatasi
waktu (perbedaan dalam pengukuran waktu antara pengamat yang bergerak
relatif) dan kontraksi panjang (perubahan panjang suatu objek ketika bergerak
mendekati kecepatan cahaya).
ii. Relativitas Umum (General Relativity)
 Pendahuluan : Relativitas umum diterbitkan oleh Albert Einstein pada tahun 1915.
Ini adalah teori gravitasi yang menggantikan hukum gravitasi Newton. Einstein
mengusulkan bahwa benda-benda besar seperti planet dan bintang menghasilkan
kelengkungan dalam ruang-waktu mereka, dan ini memengaruhi pergerakan objek
lain di sekitarnya.
 Konsep Kelengkungan Ruang-Waktu : Dalam relativitas umum, massa dan energi
merentangkan atau melengkungkan ruang-waktu, seperti bola yang ditarik ke
dalam perangkat elastis. Objek yang bergerak dalam ruang-waktu yang
melengkung mengikuti lintasan yang disebut geodesik, yang dianggap sebagai
jalur terpendek di antara dua titik di ruang-waktu yang melengkung.
 Hukum Gravitasi : Hukum gravitasi dalam relativitas umum dijelaskan dalam
bentuk persamaan medan Einstein. Ini menyediakan deskripsi yang lebih akurat
tentang interaksi gravitasi daripada hukum gravitasi Newton dalam kasus-kasus

2
yang melibatkan medan gravitasi yang kuat atau kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya.
Relativitas klasik, baik relativitas khusus maupun relativitas umum, mengubah
cara kita memahami waktu, ruang, dan gravitasi dalam fisika. Teori ini telah diuji
secara eksperimental dan terbukti akurat dalam banyak situasi.
Namun setiap temuan pasti ada kekurangan, begitupun dengan relativitas klasik
dimana seperri yang kita ketahui Pandangan konsep Newton mengenai alam telah
memberikan landasan pemikiran yang fundamental yang membantu kita memahami
banyak fenomena alam. Pandangan ini, yang sebenarnya dipengaruhi oleh kontribusi
dari Galileo, menyatakan bahwa ruang dan waktu adalah konsep yang bersifat mutlak.
Selain itu, dinyatakan bahwa eksperimen hanya memiliki makna fisika jika dapat
dikaitkan dengan eksperimen serupa yang dilakukan dalam kerangka acuan yang
bersifat mutlak, yaitu sistem koordinat Kartesian yang terkait dengan waktu absolut.
Sebagai contoh, prinsip inersia yang dikenal sebagai hukum Galileo menyatakan
bahwa benda akan tetap diam kecuali ada pengaruh dari gaya eksternal. Namun, jika
Anda mencoba mengujinya dalam kerangka acuan yang mengalami percepatan, seperti
ketika sebuah kendaraan berhenti secara tiba-tiba atau objek berputar dengan sangat
cepat, Anda akan menemukan bahwa prinsip ini tidak berlaku (dilanggar). Dengan
demikian, hukum-hukum Newton, termasuk prinsip inersia, hanya berlaku dalam
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan. Kerangka acuan semacam
itu dikenal sebagai kerangka acuan inersial. Peristiwa-peristiwa yang diamati dari
berbagai kerangka acuan inersial dapat tampak berbeda bagi setiap pengamat dalam
masing-masing kerangka tersebut. Namun, semua pengamat akan setuju bahwa
hukum-hukum Newton, prinsip kekekalan energi, dan sebagainya, tetap berlaku dalam
kerangka acuan mereka. Untuk membandingkan pengamatan yang dilakukan dalam
berbagai kerangka acuan inersial, transformasi Galileo diterapkan, yang menyatakan
bahwa kecepatan (relatif terhadap setiap kerangka acuan inersial) mengikuti aturan
yang sangat sederhana. Misalnya, jika seorang pengamat O dalam salah satu kerangka
acuan inersial mengukur kecepatan sebuah benda sebagai v, maka pengamat O' dalam
kerangka acuan inersial lain yang bergerak dengan kecepatan konstan u relatif
terhadap O akan mengukur bahwa benda yang sama bergerak dengan kecepatan v = v
- u. Pembicaraan mengenai transformasi kecepatan ini akan disederhanakan dengan
memilih sistem koordinat yang sesuai sehingga gerakan relatif selalu dalam arah
sumbu x. Dalam konteks ini, transformasi Galileo akan menjadi
v′x = vx- u (2.1a)
v′y = vy (2.1b)
v′z = vz (2.1c)
Dengan mengintegrasikan persamaan pertama kita peroleh :
x′ = x-ut (2.2)

3
sedangkan diferensiasi memberikan

= atau a′x = ax (2.3)


Berikut contoh penerapan transformasi Galileo :
Dua buah mobil melaju dengan laju tetap di sepanjang sebuah jalan lurus dalam
arah yang sama. Mobil A bergerak dengan laju 60 km/jam, sedangkan mobil B 40
km/jam. Masing-masing laju ini diukur relatif terhadap seorang pengamat di tanah.
Berapakah laju mobil A terhadap mobil B?
Pemecahan
Misalkan O adalah pengamat di tanah yang mengamati mobil A bergerak dengan
laju v= 60 km/jam. Anggaplah O' bergerak dengan mobil B dengan laju u = 40
km/jam. Maka
v′ = v-u = 60-40 = 20 km/jam ( Kenneth S, 2008 : 24-26 )

1. Transformasi Klasik
Transformasi klasik dalam fisika merujuk pada transformasi matematis yang
digunakan untuk mengubah koordinat atau variabel fisik dari satu sistem referensi ke
sistem referensi yang lain. Ini adalah konsep dasar dalam fisika klasik dan digunakan
untuk memahami perubahan dalam perilaku fisika dalam berbagai situasi. Dua
transformasi klasik yang paling umum adalah transformasi Galilean dan transformasi
Lorentz.

a. Transformasi Galilean :
 Transformasi Galilean digunakan dalam fisika klasik dan mengasumsikan
bahwa waktu dan ruang adalah absolut dan tidak bergantung pada pengamat
( waktu adalah besaran mutlak ).
 Rumus Utama : Untuk mengubah koordinat dan waktu dari satu sistem
referensi (S) ke sistem referensi yang lain (S'), transformasi Galilean dapat
dinyatakan sebagai berikut:
 x' = x - vt
 y' = y
 z' = z

 Efek Utama : Dalam transformasi Galilean, waktu dianggap universal dan
sama untuk semua pengamat, dan perubahan kecepatan suatu objek tampak
sama untuk semua pengamat ( Gautreau, 1995 : 2 )
b. Transformasi Lorenz
 Transformasi Lorentz digunakan dalam relativitas khusus untuk

4
menggantikan transformasi Galilean. Ini memperhitungkan bahwa kecepatan
cahaya adalah batas atas kecepatan yang dapat dicapai oleh objek.
 Rumus Utama : Transformasi Lorentz antara dua sistem referensi (S) dan (S')
adalah sebagai berikut:
 x′ =
 y' = y
 z' = z
 t' =
- Efek Utama : Transformasi Lorentz menghasilkan efek-efek seperti
dilatasi waktu (waktu terlihat berjalan lebih lambat pada kecepatan
mendekati cahaya) dan kontraksi panjang (panjang benda terlihat lebih
pendek pada kecepatan mendekati cahaya).
Transformasi klasik ini membantu menjelaskan bagaimana pengamatan fisika
berubah ketika kita berpindah dari satu kerangka acuan ke kerangka acuan lain
yang bergerak relatif terhadapnya. Namun, transformasi Galilean tidak berlaku
pada kecepatan mendekati cahaya, dan itulah mengapa relativitas khusus Einstein
menggantikannya dengan transformasi Lorentz yang lebih akurat pada kecepatan
tinggi.
2. Kerangka Acuan Mutlak
Konsep "kerangka acuan mutlak" adalah konsep yang lebih dulu dianut dalam
fisika klasik sebelum relativitas khusus Einstein mengubah pandangan tersebut.
Dalam fisika klasik, terdapat keyakinan bahwa ada kerangka acuan tertentu yang
dapat dianggap sebagai kerangka acuan mutlak atau universal, yaitu kerangka acuan
yang dianggap sebagai kerangka acuan yang benar-benar diam atau berada dalam
keadaan istimewa.
Kerangka acuan mutlak ini memiliki dua karakteristik utama:
a. Waktu Mutlak : Dalam kerangka acuan mutlak, waktu dianggap sebagai ukuran
yang berlaku universal. Artinya, waktu adalah absolut dan sama bagi semua
pengamat, tidak peduli seberapa cepat mereka bergerak atau di mana mereka
berada.
b. Ruangan Mutlak : Selain waktu mutlak, kerangka acuan mutlak juga diasumsikan
memiliki ruang mutlak yang merujuk pada ruang di mana semua peristiwa dapat
diukur dan ditempatkan dalam kerangka yang sama, tanpa terpengaruh oleh
kecepatan relatif pengamat.

Namun, konsep ini telah digantikan oleh teori relativitas khusus Albert
Einstein, yang mengemukakan bahwa tidak ada kerangka acuan mutlak. Dalam
relativitas khusus, tidak ada kerangka acuan yang dapat dianggap sebagai kerangka
acuan yang benar-benar diam atau absolut. Ini berarti waktu dan ruang bersifat relatif
dan dapat berubah tergantung pada kecepatan relatif pengamat. Dalam relativitas
khusus, hanya kecepatan cahaya yang dianggap sebagai absolut, sementara waktu dan
ruang bergantung pada kerangka acuan relatif.

5
Jadi, konsep kerangka acuan mutlak tidak lagi berlaku dalam fisika modern,
terutama setelah ditemukannya relativitas khusus oleh Einstein pada awal abad ke-20.
Fisika modern mengadopsi pandangan bahwa semua kerangka acuan adalah setara,
dan hukum fisika harus berlaku untuk semua kerangka acuan yang inersial (kerangka
acuan non-berakselerasi).

B. Postulat Einstein Tentang TRK


Teori Relativitas Khusus (TRK) Albert Einstein didasarkan pada dua postulat
utama yang membentuk dasar teori ini. Postulat-postulat ini adalah prinsip-prinsip dasar
yang mengubah cara kita memahami ruang dan waktu dalam fisika. Berikut adalah dua
postulat utama dalam TRK:
a. Postulat Relatif : Postulat pertama TRK menyatakan bahwa hukum fisika memiliki
bentuk yang sama dalam semua kerangka acuan inersial (kerangka acuan yang
bergerak dengan kecepatan konstan relatif satu sama lain). Dalam kata lain, tidak ada
kerangka acuan yang "istimewa" atau lebih benar daripada yang lain. Semua
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan akan menghasilkan hasil
yang sama untuk eksperimen fisika.
Implikasi dari postulat ini adalah bahwa waktu dan ruang bersifat relatif.
Peristiwa yang terjadi secara simultan dalam satu kerangka acuan mungkin tidak akan
terjadi secara simultan dalam kerangka acuan yang bergerak relatif. Ini mengubah
konsep waktu absolut yang dianut dalam fisika klasik.
b. Postulat Kecepatan Cahaya Konstan : Postulat kedua TRK menyatakan bahwa
kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah konstan dan tidak bergantung pada
kecepatan sumber cahaya atau pengamat yang mengamati cahaya tersebut. Kecepatan
cahaya di ruang hampa dinyatakan sebagai c, yang sekitar 299.792.458 meter per
detik.
Implikasi dari postulat ini adalah bahwa tidak ada objek yang dapat mencapai
atau melebihi kecepatan cahaya dalam ruang hampa. Ini berlawanan dengan
pandangan fisika klasik yang mengasumsikan bahwa kecepatan benda dapat terus
meningkat tanpa batas.

Dengan dua postulat ini, Einstein membangun teori relativitas khusus yang
menggantikan kerangka acuan absolut dalam fisika klasik. TRK menghasilkan efek-efek
seperti dilatasi waktu (waktu terlihat berjalan lebih lambat pada kecepatan mendekati
cahaya) dan kontraksi panjang (panjang benda terlihat lebih pendek pada kecepatan
mendekati cahaya), yang telah diuji secara eksperimental dan terbukti akurat. Teori ini
memiliki aplikasi luas dalam fisika modern dan teknologi, terutama dalam bidang fisika
partikel, kosmologi, dan teknologi satelit.

1. Prinsip Relativitas Khusus Einstein


Prinsip Relativitas Khusus Einstein adalah salah satu prinsip utama yang
membentuk dasar Teori Relativitas Khusus (TRK) yang dikembangkan oleh Albert
Einstein pada awal abad ke-20. Prinsip ini menggambarkan bagaimana hukum fisika

6
berlaku dalam semua kerangka acuan inersial (kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan relatif satu sama lain).
Prinsip ini memiliki dua aspek utama:
a. Relativitas Ruang-Waktu : Prinsip ini menyatakan bahwa hukum fisika memiliki
bentuk yang sama dalam semua kerangka acuan inersial. Dengan kata lain, tidak
ada kerangka acuan yang lebih benar daripada yang lain. Ini berarti bahwa tidak
ada pengamat yang dapat mengklaim bahwa ia berada dalam "kerangka acuan
yang benar" dan bahwa hukum fisika berlaku dengan cara yang berbeda bagi
mereka yang bergerak relatif. Semua kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan akan memberikan hasil yang sama untuk eksperimen fisika.
b. Relativitas Waktu dan Ruang : Prinsip ini mengubah konsep waktu dan ruang
dalam fisika. Dalam fisika klasik sebelum relativitas khusus, waktu dan ruang
dianggap sebagai absolut, artinya mereka memiliki nilai yang sama bagi semua
pengamat. Namun, dengan prinsip ini, Einstein menyatakan bahwa waktu dan
ruang bersifat relatif. Peristiwa yang terjadi secara simultan dalam satu kerangka
acuan mungkin tidak akan terjadi secara simultan dalam kerangka acuan yang
bergerak relatif.

Dengan prinsip ini sebagai dasar, Einstein mengembangkan teori relativitas


khusus, yang menghasilkan konsep-konsep seperti dilatasi waktu (waktu terlihat
berjalan lebih lambat pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya) dan kontraksi
panjang (panjang benda terlihat lebih pendek pada kecepatan mendekati kecepatan
cahaya). Prinsip Relativitas Khusus Einstein juga menggantikan konsep kerangka
acuan absolut yang dianut dalam fisika klasik dengan pandangan bahwa semua
kerangka acuan adalah setara.
Prinsip ini telah diuji secara eksperimental dan terbukti akurat dalam banyak
situasi, dan menjadi dasar bagi pemahaman modern tentang ruang, waktu, dan
gerakan dalam fisika.

2. Transformasi Lorenz
Transformasi Lorentz adalah serangkaian persamaan matematis yang digunakan
dalam Teori Relativitas Khusus (TRK) Albert Einstein untuk menggambarkan
bagaimana koordinat ruang dan waktu berubah saat berpindah dari satu kerangka
acuan inersial (kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif satu
sama lain) ke kerangka acuan yang lain. Transformasi Lorentz adalah pengganti dari
transformasi Galilean yang digunakan dalam fisika klasik.

Berikut adalah persamaan transformasi Lorentz antara dua kerangka acuan, yang
sering disebut sebagai kerangka acuan "S" (stasioner) dan "S'" (bergerak dengan
kecepatan v relatif terhadap S):

a. Transformasi Lorentz untuk Koordinat Ruang (x, y, z) :

7
- x' =

- y' = y

- z' = z
Di sini, (x, y, z) adalah koordinat objek dalam kerangka acuan S, dan (x', y', z')
adalah koordinat yang sesuai dalam kerangka acuan S' yang bergerak dengan
kecepatan v relatif terhadap S. "c" adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa.

b. Transformasi Lorentz untuk Waktu (t) :

- t′ =
Di sini, "t" adalah waktu dalam kerangka acuan S, dan "t'" adalah waktu yang
sesuai dalam kerangka acuan S'.
Transformasi Lorentz memiliki beberapa implikasi penting dalam relativitas khusus,
termasuk:
 Dilatasi Waktu : Objek yang bergerak relatif terhadap pengamat akan
mengalami dilatasi waktu, yang berarti waktu dalam kerangka acuan yang
bergerak akan terlihat berjalan lebih lambat bagi pengamat di kerangka acuan
stasioner.
 Kontraksi Panjang : Benda yang bergerak relatif akan mengalami kontraksi
panjang, yang berarti panjang benda tersebut akan terlihat lebih pendek bagi
pengamat di kerangka acuan stasioner.
 Kecepatan Cahaya Tetap : Kecepatan cahaya dalam ruang hampa tetap
konstan (c) dalam semua kerangka acuan, sesuai dengan postulat relativitas
khusus.

Transformasi Lorentz adalah konsep yang penting dalam relativitas khusus


karena menggambarkan cara perubahan koordinat ruang dan waktu dalam berbagai
kerangka acuan yang bergerak relatif satu sama lain, dan ini merupakan salah satu
aspek paling penting dari relativitas khusus.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Relativitas klasik adalah istilah yang merujuk pada dua teori relativitas yang
dikembangkan oleh Albert Einstein pada awal abad ke-20, yaitu relativitas khusus dan
relativitas umum. Relativitas khusus mengganti konsep kerangka acuan mutlak dalam
fisika klasik dengan pandangan bahwa semua kerangka acuan inersial adalah setara. Hal
ini menghasilkan konsep dilatasi waktu dan kontraksi panjang serta mengubah cara kita
memahami ruang, waktu, dan gerakan. Relativitas umum menggantikan hukum gravitasi
Newton dengan konsep kelengkungan ruang-waktu oleh massa dan energi, menghasilkan
persamaan medan Einstein yang menggambarkan gravitasi dengan lebih akurat.
Dalam fisika klasik, terdapat konsep kerangka acuan mutlak yang memiliki waktu
dan ruang yang absolut. Namun, relativitas khusus menggantikan pandangan ini dengan
dua postulat utama: prinsip relativitas, yang menyatakan bahwa hukum fisika berlaku
sama dalam semua kerangka acuan inersial, dan kecepatan cahaya konstan, yang
menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan dan merupakan batas atas kecepatan
yang dapat dicapai oleh benda fisik.
Transformasi klasik, seperti transformasi Galilean dan transformasi Lorentz,
digunakan untuk mengubah koordinat atau variabel fisik dari satu sistem referensi ke
sistem referensi yang lain. Transformasi Galilean digunakan dalam fisika klasik dan
mengasumsikan waktu dan ruang yang absolut, sementara transformasi Lorentz
digunakan dalam relativitas khusus untuk menggambarkan bagaimana koordinat berubah
pada kecepatan mendekati cahaya.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu cermat dan teliti lah dalam
membaca materi jika ada yang kurang dipahami boleh ditanyakan kepada orang yang
dianggap tahu, jangan malu bertanya ya karena malu bertanya sesat dijalan, sebaliknya
jangan bertanya untuk menjatuhkan kawan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hans J. Wopakrik (Fisika FMIPA ITB). 1978. “Berkenalan dengan teori Relativitas Umum
Einstein”. Bandung : ITB Press.
Gautreau, Ronald. 1995. “FISIKA MODERN terjemah”. Jakarta : Erlangga.
Krane, Kenneth S. 2006. “FISIKA MODERN terjemah”. Jakarta : UI Press.
Krane, Kenneth S. 2008. “FISIKA MODERN terjemah”. Jakarta : UI Press.
Tulandi Djeli. 2022. “FISIKA MODERN”. Malang : MNC Publishing.

10

Anda mungkin juga menyukai