Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chairunnisa

NIM : 1222070018
RESUME MODUL 2

TEORI RELATIVITAS
Kegiatan Pembelajaran 1 Relativitas Khusus
A. Teori Relativitas Klasik
Teori relativitas berasal dari penjelasan Galileo tentang perbedaan fenomena gerak oleh
pengamat “diam” dan pengamat yang “bergerak”. Besar dan arah kecepatan dan perpindahan
sebuah objek ternyata dapat berbeda, tergantung dari keadaan pengamatnya. Contohnya saja,
saat kamu bepergian menggunakan bus, dari dalam bus kamu akan melihat bahwa jalan raya,
pepohonan, dan bangunan lah yang meninggalkan kamu. Sedangkan menurut orang di tepi
jalan, kamu lah yang bergerak terhadapnya. Galileo kemudian mengusulkan sebuah teori
bahwa gerak bersifat relatif, tergantung pada kerangka acuan yang digunakan oleh pengamat.
1. Fenomena / kejadian
Fenomena atau kejadian adalah peristiwa atau gejala fisika yang diamati, bisa berupa
gejala mekanis atau elektromagnetisme. Fenomena fisika ini terjadi pada ruang dan waktu
yang spesifik (tertentu). Beberapa contoh fenomena yang dapat diamati diantaranya petir,
gerak sebuah benda, dan tumbukan antaa dua benda.
2. Pengamat
Pengamat adalah subjek yang melakukan pengukuran terhadap fenomena / kejadian fisika.
Pengamat dapat berupa manusia atau alat ukur. Ada banyak besaran yang biasanya diukur
oleh pengamat dari sebuah fenomena, diantaranya pengukuran panjang, durasi (waktu),
temperature, dan massa.
3. Kerangka acuaan
Kerangka acuan adalah koordinat yang digunakan oleh pengamat dalam melakukan kegiatan
pengukuran fenomena fisika. Kerangka acuan diam adalah kerangka acuan yang tetap pada
titik koordinat tertentu. Sementara kerangka acuan bergerak adalah kerangka yang bergerak
terhadap titik koordinat tertentu.
1. Pengertian kerangka acuan inersial
Galileo juga meletakkan prinsip invariant yang menjadi dasar bagi teori relativitas. Prinsip
invariant adalah berlakunya hukum dan bentuk-bentuk persamaan fisika pada semua
kerangka acuan inersia. Artinya, walaupun hasil pengukuran berbeda, namun persamaan dan
hukum Fisika pasti berlaku sama pada kerangka acuan manapun. Kerangka acuan dimana
hukum dan persamaan fisika berlaku seragam ini oleh Galileo disebut sebagai kerangka
acuan inersia.
2. Transformasi Galileo
Sependapat dengan usulan Galileo, Newton menekankan bahwa tidak ada kecepatan gerak
yang absolut. Kecepatan gerak sebuah benda bergantung pada kerangka acuannya. tidak ada
satu pun kerangka acuan yang dapat digunakan untuk menghasilkan pengukuran yang
absolut. Sementara hukum-hukum gerak berlaku umum pada semua kerangka acuan. Newton
pun menjelaskan hukum-hukum nya menggunakan transformasi galileo.

B. Teori Relativitas Khusus


Teori relativitas khusus adalah teori relativitas yang diformulasikan oleh Einstein. Teori
ini lahir dari kegagalan eksperimen Michelson-Morley. Kegagalan ini kemudian dijelaskan
oleh Lorentz melalui kontraksi panjang. Einstein kemudian melangkapi penjelasan Lorentz
dan memformulasikan postulat relativitas.
1. Percobaan Michelson-Morley
Melalui percobaan Fresnell tentang polarisasi cahaya, gelombang cahaya diketahui sebagai
gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang memiliki arah rambat
tegak lurus dengan arah getarnya. Gelombang transversal biasanya merambat pada zat padat,
misalnya gelombang tali dan gelombang yang merambat pada rel kereta api. Maka dari itu,
medium ether diprediksi juga bersifat seperti zat padat.
2. Postulat-postulat Einstein
Einstein menjelaskan kebenaran persamaan Maxwell namun dengan ikut melibatkan teori
relativitas Newton menggunakan transformasi Lorentz. Einstein menggunakan gagasan
Lorentz tentang pemendekan panjang yang terjadi pada inferometer Michelson-Morley.
Namun ia tidak menggunakan penjelasan Lorentz dalam mendeskripsikan alasan terjadinya
pemendekan itu, karena Lorentz masih menggunakan konsepsi “hembusan eter” sebagai
penyebabnya.
3. Transformasi Lorentz
Transformasi atau alih bentuk Lorentz adalah suatu bentuk matematis untuk menyatakan
besaran-besaran fisis dari pengamat yang berbeda-beda. Transformasi Lorentz sebagaimana
namanya, diajukan oleh Lorentz pada tahun 1904 untuk menjelaskan kegagalan percobaan
Michelson-Morley. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Lorentz mengajukan gagasan
terjadinya kontraksi panjang. Namun kontraksi panjang ini oleh Lorentz, masih dihubungkan
dengan keberadaan ether.
Setahun kemudian, Einstein menurunkan persamaan-persamaan ini secara independen.
Einstein menurunkan persamaan pada transformasi Lorentz menggunakan transformasi
Galileo yang ia koreksi. Einstein mengoreksi konsepsi kecepatan bersifat relatif pada
transformasi Galileo, konsepsi ini tidak sesuai dengan Postulat II. Bentuk koreksi Einstein
terhadap transformasi Galileo adalah bahwa ruang dan waktu tidak bersifat mutlak.
4. Gejala – gejala konsekuensi transformasi lorentz
transformasi Lorentz akan menimbulkan gejala relativistik berupa kontraksi panjang dan
pemuluran waktu. Dua gejala ini ternyata menimbulkan gejala – gejala berikutnya,
diantaranya simultanitas, paradoks kembar, relativitas momentum, dan relativitas energi.
Kegiatan Pembelajaran 2 Gejala-gejala relativitas khusus (part 1)
A. Simultanitas
Simultanitas atau keserempakan menurut teori relativitas adalah sebuah fenomena
yang menjadi relatif. Bagaimana sebuah simultanitas bisa dikatan tidak simultan?
1. Relativitas keserempakan/simultanitas
Timbulnya kontraksi panjang dan pemuaian waktu, maka dua fenomena yang
terjadi bersamaan menurut seorang pengamat belum tentu terjadi secara
bersamaan (simultan) juga oleh pengamat yang lain. Untuk memahaminya, maka
kita pelajari dengan seksama.
2. Sinkronisasi
Sinkronisasi adalah kegiatan penyelarasan alat ukur waktu untuk mengamati
terjadinya keserempakan. Sinkronisasi alat ukur waktu dilakukan pada kerangka
yang sama, sebelum salah satu pengamat bergerak terhadap pengamat yang lain.
Kerangka yang sama ini artinya bukan pada lokasi yang sama, namun pada
kecepatan kerangka pengamatan yang sama. Kedua alat ukur waktu (misalnya
jam) dikatakan sudah tersinkron satu sama lain jika pada kerangka yang sama,
kedua alat ukur menunjukkan hasil pengukuran yang sama.
B. Paradoks Kembar
Sinkronisasi adalah kegiatan penyelarasan alat ukur waktu untuk mengamati
terjadinya keserempakan. Sinkronisasi alat ukur waktu dilakukan pada kerangka yang
sama, sebelum salah satu pengamat bergerak terhadap pengamat yang lain. Kerangka
yang sama ini artinya bukan pada lokasi yang sama, namun pada kecepatan kerangka
pengamatan yang sama. Kedua alat ukur waktu (misalnya jam) dikatakan sudah
tersinkron satu sama lain jika pada kerangka yang sama, kedua alat ukur
menunjukkan hasil pengukuran yang sama.

Hal ini dikatakan sebagai paradoks karena sebuah efek absolut (seorang dari saudara
kembar benar-benar terlihat lebih tua dari yang lainnya) bisa dihasilkan dari
pergerakan relatif. Namun kenyataannya, tidak ada kontradiksi dan eksperimen
bayangan tersebut dapat dijelaskan dalam lingkup dasar dari relativitas khusus. Efek
ini telah dibuktikan pada Eksperimen Hafele-Keating yang menggunakan jam yang
diletakkan pada pesawat terbang dan membandingkannya dengan jam
yang tetap di bumi
C. Eksperimen-eksperimen yang memverifikasi teori relativitas khusus
1. Eksperimen muon
2. Aberasi bintang
3. Pengukuran waktu atomik
Kegiatan Pembelajaran 3 Gejala-gejala relativitas khusus (part 2)
A. Pemambahan kecepatan secara relativistik
persamaan kecepatan yang diukur oleh pengamat diam. Persamaan ini disebut
penjumlahan kecepatan relativistik. Sekarang mari kita uji persamaan ini dengan
menggunakan beberapa kasus tertentu yang telah kita ketahui.
1. Jika 𝑢’ = 0, maka 𝑢 = 𝑣, ini cocok dengan intuisi kita yaitu jika penumpang diam,
maka kecepatan penumpang terhadap tanah sama dengan kecepatan kereta
terhadap tanah.
2. Jika 𝑣 = 0 maka 𝑢 = 𝑢’, ini juga sesuai dengan intuisi kita yaitu jika kereta diam,
maka kecepatan penumpang terhadap kereta sama dengan kecepatan penumpang
terhadap tanah.
3. Jika 𝑢’ dan 𝑣’ sangat kecil dibandingkan dengan 𝑐 maka 𝑢 = 𝑢’ + 𝑣 , ini sesuai
dengan penjumlahan kecepatan menggunakan transformasi Galileo.
4. Jika 𝑢’ = 𝑐 (penumpang diganti cahaya) maka 𝑢 = 𝑐, ini cocok dengan rumus
Maxwell bahwa kecepatan cahaya pada tiap kerangka inersial sama.

B. Momentum relativistik
Momentum adalah besaran yang muncul untuk menunjukkan benda bergerak. Setiap
objek yang memiliki kecepatan maka objek tersebut juga memiliki momentum. Pada
fisika klasik, momentum ditunjukkan dengan hasil perkalian massa dan kecepatan.
Dengan mempelajari momentum, kita telah memasuki bagian dinamika. Jadi, bagaimana
dengan momentum relativistic?
1. Deskripsi momentum relativistic
Untuk mendefinisikan momentum relativistic ada 2 hal yang perlu diingat :
a. Momentum relativistic harus mendekati nilai 𝑚.𝑢⃑ Ketika kecepatan benda kecil
dibandingkan c.
b. Momentum relativistic harus memenuhi hukum kekekalan momentum saat
diterapkan pada proses tumbukan relativistic (tumbukan dengan kecepatan sangat
tinggi).
2. Massa relativistik
Massa menjadi sifat intrinsic sebuah benda yang tidak berubah. Pandangan ini disebut
dengan paham kekekalan massa. Modul ini menggunakan pandangan massa sebagai
sesuatu yang invariant. Massa tidak mengalami perubahan oleh kerangka acuan manapun.
Massa akan selalu sama dengan massa yang diukur soleh pengamat diam. Massa diam
sama dengan massa benda di semua kerangka acuan. Sehingga massa yang digunakan
adalah massa diam.
C. Energi relativistik
Besaran energi relativistic dapat diturunkan menggunakan konsep gaya relativistic. Gaya
relativistic diturunkandari hukum II Newton dengan menggunakan momentum relativistic
D. Bukti momentum dan energi relativistik Einstein
1. Bukti momentum relativistik
2. Bukti energi reltivistik
Kegiatan Pembelajaran 4 Gejala-gejala relativitas khusus (part 3) dan Relativitas
Umum
A. Relativitas khusus dan elektrodinamika
1. Penjelasan Einstein tentang Elektromagnetisme
kita dapat menyatakan 4 (empat) ciri gelombang elektromagnetik, diantaranya:
a) Merupakan gelombang transversal, arah osilasi medan magnet dan medan listrik
selalu tegak lurus dengan arah rambatnya.
b) Medan magnet dan medan listrik selalu tegak lurus
c) Hasil perkalian silang (cross product) Medan listrik dan Medan magnet selalu
menyatakan arah rambat gelombang
d) Medan listrik dan medan magnet bervariasi secara sinusoidal namun saling sefase
dan sefrekuensi satu sama lain.
2. Universalitas laju cahaya

B. Medan gravitasi Einstein


1. Teori reletivitas umum
teori ini dipublikasikan pada tahun 1916. Perlu waktu sekitar 10 tahun bagi Einstein
untuk membangun teori ini. Dalam proses pengembangan teori relativitas yang baru
ini ia juga bekerja sama dengan beberapa matematikawan, diantaranya Ricci dan Levi
Civita, yang saat itu sedang mengembangkan teori tentang tensor. Dengan
menggunakan tensor, Einstein dapat menghubungkan kesetaraan massa dan energi
dengan pelengkungan ruang-waktu. Sebagai hasilnya, melalui teori relativitas umum
ini Einstein mau menjelaskan bahwa hukum-hukum fisika adalah invariant pada
semua kerangka acuan baik yang inersia maupun non inersia. Keberadaan teori
relativitas umum ini kemudian membantu kita untuk memahami fenomena gravitasi
pada alam semesta dan mendorong kosmologi menjadi cabang ilmu Fisika yang
berkembang pesat hingga saat ini.
2. Prinsip-prinsip yang berlaku pada teori relativitas umum
a. Prinsip ekivalesi
b. Deviasi geodesi
c. Formulasi medah gravitasi Einstein

Anda mungkin juga menyukai