Anda di halaman 1dari 24

Bab 7

teori relativitas
khusus.

Dalam fisika, relativitas khusus, kerelatifan khusus,


atau kenisbian khusus, juga dikenal sebagai teori
relativitas khusus adalah teori fisika mengenai
hubungan antara ruang dan waktu yang
diterbitkan pada 1905 oleh Albert Einstein.
A.percobaan michelson-
morley.
Eksperimen Michelson–Morley adalah upaya
untuk mengukur gerakan Bumi relatif terhadap
eter bercahaya , [A 1] sebuah medium yang diduga
menembus ruang angkasa dan dianggap sebagai
pembawa gelombang cahaya .

Experimen untuk membuktikan keberadaan eter


pertama kali dilakukan oleh fisikawan
amerika,albert A.michelson dan koleganya
E.W.Morley pada tahun 1887.Kedua ilmuan ini
melakukan eksperimen mengukur kecepatan
aliran eter(jika eter ada)dengan menggunakan
interferometer.
Persamaan relativitas khusus yang terkenal
yang diperkenalkan oleh teori Einstein adalah
persamaan e = M C 2 . Dalam rumusnya, e
berarti "energi", m berarti "massa", dan c berarti
"kecepatan cahaya".
B.postulat-postulat Teori
relativitas Khusus

Postulat ini menyatakan bahwa kecepatan cahaya


di ruang hampa adalah konstan dan sama bagi
semua pengamat yang bergerak secara konstan.
Artinya, tidak peduli seberapa cepat atau dalam
arah gerakan apa benda tersebut bergerak,
kecepatan cahaya akan selalu tetap sama.

Postulat kedua einstein menyatakan bahwa laju


cahaya dalam ruang hampa adalah sama dalam
semua kerangka acuan inersia dan tidak
bergantung pada gerak sumber itu.
1.kerangka acuan inersial.
Kerangka acuan inersia adalah salah satu jenis
kerangka acuan yang digunakan sebagai titik
acuan dalam pengamatan fisika. Persyaratan
suatu titik acuan dapat disebut sebagai kerangka
acuan inersia ialah tidak mengalami percepatan
gerak. Pada kerangka acuan inersia, hukum
gerak Newton khususnya hukum pertama
Newton dapat diterapkan. Kerangka acuan
inersia juga berlaku pada setiap kerangka acuan
yang memiliki kecepatan konstan dengan gaya
gerak yang relatif.

Kerangka acuan inersia merupakan salah satu dari


dua jenis kerangka acuan. Suatu kerangka acuan
inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan
konstan, yang berarti kerangka acuan itu tidak
berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat
koordinatnya bergerak dengan kecepatan konstan
di sepanjang sebuah garis lurus (dengan
kecepatan tetap, tanpa adanya komponen
percepatan). Dalam kerangka acuan inersia,
berlaku hukum pertama Newton (inersia) dan juga
hukum gerak Newton.
2.dilatasi waktu
Dilatasi waktu atau muluran waktu adalah
konsekuensi dari teori relativitas khusus di mana
dua pengamat yang bergerak relatif terhadap satu
sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat
lain berdetak lebih lambat dari jamnya. Peristiwa
ini bukanlah akibat dari kesalahan jam atau faktor
teknis lainnya, tetapi merupakan sifat dasar dari
pembengkokan ruang-waktu yang dijelaskan
dalam teori relativitas.[1]

Kebingungan yang sering muncul dalam


mempelajari efek ini adalah efek ini berlaku dua
arah: jika pengamat A mengamati bahwa jam
pengamat B berdetak lebih lambat karena efek ini,
maka pengamat B juga akan mengamati bahwa
jam pengamat A berdetak lebih lambat. Hal ini
sangat berlawanan dengan intuisi: jika A
mengamati jam B berdetak lebih lambat maka B
akan mengamati jam A berdetak lebih cepat.
Salah satu contoh nyata adanya dilatasi waktu
dirasakan oleh para astronaut di dalam satelit ISS.
Karena satelit ISS mengorbit Bumi pada kecepatan
sekitar 27.580 kilometer/jam (dibandingkan
dengan rotasi Bumi yang berkisar sekitar 1.675
kilometer/jam), maka dilatasi waktu yang
berdasarkan kecepatan dan/atau percepatan akan
berlaku. Perbedaan waktu yang dihasilkan adalah
sekitar 0,014 detik lebih lambat di ISS setiap 12
bulan di Bumi berlalu. Ketika suatu benda
mencapai kecepatan cahaya (299.792.458
meter/detik), maka benda tersebut tidak akan
terpengaruh oleh waktu yang terus berlalu,
menandakan bahwa waktu benar-benar berhenti
terhadap benda itu.

Ketika percepatan meninggi, maka berat benda


akan semakin besar, akan tetapi ketika benda
tersebut semakin mendekati kecepatan cahaya,
maka massanya yang akan semakin besar,
menandakan bahwa untuk menambah kecepatan
dengan percepatan yang konstan membutuhkan
banyak sekali energi. Karena cahaya merupakan
partikel yang tidak bermassa, cahaya mampu
menembus batas kecepatan cahaya tanpa harus
menambah massanya.
Secara singkatnya, kita bisa "pergi" ke masa depan
tanpa memakan waktu banyak terhadap kita, akan
tetapi kita tidak bisa pergi ke masa lalu
dikarenakan tidak ada satupun benda di alam
semesta yang bisa melampaui kecepatan cahaya
sejauh ini.
3.paradokx si kembar(twin
paradox)
Dalam fisika, paradoks kembar (bahasa Inggris:
twin paradox) adalah eksperimen bayangan dalam
relativitas khusus, di mana seorang dari dua orang
saudara kembar yang melakukan perjalanan
dengan roket kecepatan tinggi dan kemudian
kembali lagi ke bumi akan menemukan bahwa
saudara kembarnya yang tetap di bumi lebih tua
dari dirinya sendiri. Hal ini dianggap aneh menurut
dasar berikut: Masing-masing dari saudara
kembar, baik yang naik roket maupun yang tinggal
di bumi, bisa menganggap bahwa saudaranyalah
yang melakukan perjalanan; dan menurut teori
relativitas khusus, masing-masing akan melihat
bahwa saudaranya yang melakukan perjalanan
akan mengalami waktu yang lebih pendek
daripada dirinya sendiri.
Hal ini dikatakan sebagai paradoks karena sebuah
efek absolut (seorang dari saudara kembar benar-
benar terlihat lebih tua dari yang lainnya) bisa
dihasilkan dari pergerakan relatif. Namun
kenyataannya, tidak ada kontradiksi dan
eksperimen bayangan tersebut dapat dijelaskan
dalam lingkup dasar dari relativitas khusus. Efek ini
telah dibuktikan pada Eksperimen Hafele-Keating
yang menggunakan jam yang diletakkan pada
pesawat terbang dan membandingkannya dengan
jam yang tetap di bumi.

Dimulai oleh Paul Langevin pada 1911, sudah


banyak penjelasan mengenai paradoks ini, yang
semuanya didasarkan pada kenyataan bahwa
tidak ada kontradiksi karena tidak pernah ada
kesimetrian—hanya seorang dari saudara kembar
yang mengalami percepatan dan perlambatan.
Sebuah versi dari argumen asimetrsis diajukkan
oleh Max von Laue pada 1913, yang menyatakan
bahwa saudara kembar yang menaiki roket
menggunakan dua kerangka inersia yang berbeda:
ketika pergi mengarah ke atas dan ketika pulang
mengarah ke bawa. Perpindahan dari satu
kerangka ke kerangka lainnya inilah yang
menyebabkan perbedaan, dan bukan percepatan
atau perlambatan.
4.kontraksi panjang
Kontraksi panjang adalah fenomena
memendeknya sebuah objek yang diukur oleh
pengamat yang sedang bergerak pada kecepatan
bukan nol relatif terhadap objek tersebut.
Kontraksi ini (resminya adalah kontraksi Lorentz
atau kontraksi Lorentz–FitzGerald dari Hendrik
Lorentz dan George FitzGerald) biasanya hanya
dapat dilihat ketika mendekati kecepatan cahaya.
Kontraksi panjang hanya terlihat pada arah yang
paralel terhadap arah gerak benda teramati. Efek
ini hampir tidak terlihat pada kecepatan sehari-
hari dan diabaikan untuk semua kegiatan umum.
Hanya pada kecepatan sangat tinggi baru efek ini
dapat teramati. Pada kecepatan 13.400.000 m/s
(30 juta mph, 0.0447c) kontraksi panjangnya
adalah 99.9% dari panjang saat diam; pada
kecepatan 42.300.000 m/s (95 juta mph, 0.141c),
panjangnya masih 99%. Ketika semakin mendekati
kecepatan cahaya, maka efeknya semakin
kelihatan.
Dalam persamaan ini diasumsikan bahwa objek
paralel dengan garis perpindahannya. Untuk
pengamat dengan gerak relatif, panjang objek
diukur dengan mengurangkan secara simultan
jarak kedua ujung objek. Untuk konversi yang lebih
umum, lihat transformasi Lorentz. Pengamat pada
keadaan diam melihat objek yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya akan melihat
panjang objek tersebut mendekati nol.
C.transformasi lorentz
Dalam fisika , transformasi Lorentz adalah
keluarga transformasi linier enam parameter dari
kerangka koordinat dalam ruangwaktu ke
kerangka lain yang bergerak dengan kecepatan
konstan relatif terhadap kerangka sebelumnya.
Transformasi invers masing-masing kemudian
diparameterisasi dengan negatif kecepatan ini.
Transformasi ini diberi nama setelah fisikawan
Belanda Hendrik Lorentz .
Di setiap kerangka acuan , pengamat dapat
menggunakan sistem koordinat lokal (biasanya
koordinat Kartesius dalam konteks ini) untuk
mengukur panjang, dan jam untuk mengukur
interval waktu. Peristiwa adalah sesuatu yang
terjadi pada suatu titik dalam ruang dalam waktu
sekejap, atau lebih formalnya suatu titik dalam
ruangwaktu . Transformasi tersebut
menghubungkan koordinat ruang dan waktu suatu
peristiwa yang diukur oleh pengamat di setiap
frame

Mereka menggantikan transformasi Galilea dalam


fisika Newton , yang mengasumsikan ruang dan
waktu absolut (lihat relativitas Galilea ).
Transformasi Galilea merupakan perkiraan yang
baik hanya pada kecepatan relatif yang jauh lebih
kecil daripada kecepatan cahaya. Transformasi
Lorentz mempunyai sejumlah ciri yang tidak
intuitif yang tidak muncul dalam transformasi
Galilea. Misalnya, mereka mencerminkan fakta
bahwa pengamat yang bergerak dengan
kecepatan berbeda dapat mengukur jarak yang
berbeda , waktu yang berlalu , dan bahkan urutan
kejadian yang berbeda , namun selalu sedemikian
rupa sehingga kecepatan cahaya adalah sama di
semua kerangka acuan inersia. Invariansi
kecepatan cahaya adalah salah satu postulat
relativitas khusus .
Secara historis, transformasi tersebut merupakan
hasil upaya Lorentz dan yang lainnya untuk
menjelaskan bagaimana kecepatan cahaya diamati
tidak bergantung pada kerangka acuan , dan untuk
memahami kesimetrian hukum
elektromagnetisme . Transformasi tersebut
kemudian menjadi landasan relativitas khusus .

Transformasi Lorentz merupakan transformasi


linier . Ini mungkin mencakup rotasi ruang;
transformasi Lorentz bebas rotasi disebut
peningkatan Lorentz . Dalam ruang Minkowski —
model matematika ruangwaktu dalam relativitas
khusus—transformasi Lorentz mempertahankan
interval ruangwaktu antara dua peristiwa mana
pun. Properti ini adalah properti penentu
transformasi Lorentz. Mereka hanya
mendeskripsikan transformasi yang peristiwa
ruangwaktu di titik asal dibiarkan tetap. Mereka
boleh dianggap sebagai putaran hiperbolik ruang
Minkowski. Kumpulan transformasi yang lebih
umum yang juga mencakup terjemahan dikenal
sebagai grup Poincaré .
D.momentum Relativistik

Momentum Relativistik yang dikemukakan oleh


Albert Einstein berpendapat bahwa ketika
kecepatan suatu benda berkurang, momentumnya
cenderung menuju tak terhingga.

1.perumusan momentum
relativistik
Rumus Momentum Relativistik diberikan oleh P =
M ay 1 - ay 2 C 2 , Di mana M adalah massa benda,
ay adalah kecepatannya, dan C adalah kecepatan
cahaya. Rumus Momentum Relativistik diberikan
oleh M ay 1 - ay 2 C 2 , Di mana M adalah massa,
ay adalah kecepatan, dan C adalah kecepatan
cahaya.
2.hukum II newton relativistik

Untuk kasus mekanika relativistik, Hukum Kedua


Newton masih berlaku jika kita mendefinisikannya
dalam laju perubahan momentum, bukan laju
perubahan kecepatan. Maka laju perubahan
momentum terhadap waktu sama dengan gaya
yang diterapkan pada benda. Hubungan antara
gaya dan perubahan kecepatan terhadap waktu
berbeda untuk gaya yang sejajar dan tegak lurus
kecepatan.
3.massa Relativistik

Menurut teori relativitas khusus, menjelaskan


bahwa massa benda yang tengah bergerak
cenderung lebih besar daripada massa benda yang
tidak bergerak.

E.energi Relativistik

Energi relativistik merupakan perkalian massa dan


juga kuadrat kecepatan mutlak. Pada energi
relativistik ini memiliki kemungkinan bahwa energi
dan massa dapat setara. Sehingga pada hukum
kali ini juga disebut hukum kesetaraan massa-
energi Einstein.
1.perumusan Energi kinetik
relativistik
Tokamak adalah salah satu bentuk reaktor fusi
eksperimental yang dapat mengubah massa
menjadi energi. Untuk mencapai hal ini
memerlukan pemahaman tentang energi
relativistik. Reaktor nuklir adalah bukti kekekalan
energi relativistik.
Kekekalan energi adalah salah satu hukum
terpenting dalam fisika. Energi tidak hanya
mempunyai banyak bentuk penting, namun setiap
bentuk dapat diubah menjadi bentuk lain. Kita
tahu bahwa secara klasik jumlah energi total
dalam suatu sistem tetap konstan. Secara
relativistik, energi masih kekal, asalkan definisinya
diubah sehingga mencakup kemungkinan
perubahan massa menjadi energi, seperti dalam
reaksi yang terjadi di dalam reaktor nuklir. Energi
relativistik sengaja didefinisikan agar kekal dalam
semua kerangka inersia, seperti halnya
momentum relativistik. Sebagai konsekuensinya,
kita mengetahui bahwa beberapa besaran
fundamental mempunyai hubungan yang tidak
diketahui dalam fisika klasik. Semua hubungan ini
diverifikasi melalui eksperimen dan memiliki
konsekuensi mendasar. Perubahan definisi energi
mengandung beberapa wawasan baru yang paling
mendasar dan spektakuler tentang alam yang
ditemukan dalam sejarah terkini.
2.hubungan antara energi
total dan momentum
relativistik
Dalam fisika , hubungan energi-momentum , atau
hubungan dispersi relativistik , adalah persamaan
relativistik yang menghubungkan energi total (yang
juga disebut energi relativistik ) dengan massa
invarian (yang juga disebut massa diam) dan
momentum . Ini adalah perluasan kesetaraan
massa-energi untuk benda atau sistem dengan
momentum bukan nol. Dapat dituliskan sebagai
persamaan berikut:
3.kesetaraan Massa dan
energi

E = mc² dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus


yang paling dikenal dan persamaan tersebut
sangat penting dalam menjelaskan persamaan
nilai antara energi dan massa, yang disetarakan
secara langsung melalui konstanta kuadrat laju
cahaya dalam vakum , yang mana: E = energi m =
massa c = kecepatan cahaya
SEKIAN DARI SAYA
DAWA

Sumber:buku,internet

Anda mungkin juga menyukai