PENDAHULUAN
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat
sedikit yangkita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen
berbeda yang bersatuke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan
relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektrimagnetik tidak sesuai dengan gerak Newton. Gelombang
elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah
bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan
mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama,
namun isi hukum fisika akan terlihat oleh keduanya.Teori relativitaskhusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih
luasdiperkenalkan teori relativitas umum.
Cahaya dan gelombang elektromagnetik yang terlepas dari reaksi fusi dan
fisi bisa bergerak leluasa dalam media plasma, sehingga akhirnya tercerai-berai ke
segala penjuru,yang salah satunya sampai ke bumi. Oleh pengamat di bumi,
panjang gelombang cahayatampak ditangkap retina mata, sehingga tampaklah
benda langit itu bersinar.
Namun dalam hal ini penting pula mengetahui bagaimana hubungan antara
teorirelativitas enstein dengan menghitung jarak benda langit terhadap titik acuan
yaitu pusat tatasurya kita yaitu matahari. Menghitung jarak benda langit
1
khususnya planet dan satelit lain terhadap suatu titik acuan dapat pula dilakukan
dengan menerapkan rumus relativitas enstein.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sedangkan diferensialnya memberikan
Atau
4
Koordinat Semesta Agung. Dengan demikian, keuntungan sampingan yang akan
diperoleh dari penyelidikan terhadap eter ini adalah bahwa dengan mengamati
5
gerak bumi mengurangi eter, akan terungkap pula gerak Bumi relative
terhadap “ Ruang Mutlak”.
Sebelum datangnya era Einstein, dipercayai secara mutlak bahwa
6
berikut, yang diajukan Albert Einstein pada tahun 1905.
7
1. Prinsip Relativitas
Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa
bergerak dengankecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran
khusus sebagai kerangka acuan inersia „mutlak´ alam semesta, jadi bukan
hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas
khusus.
Postulat kedua kelihatan tegas dan sederhana. Percobaan Michelson Morley
memang tampaknya menunjukan bahwa laju cahaya dalam arah lawan turut dan
silang adalah sama. Dan postulat kedua semata-mata menegaskan fakta ini :
bahwa laju cahaya adalah sama bagi semua pengamatan, sekalipun mereka dalam
gerak relatif.
8
II. 1. 3 Akibat Postulat Einstein
Transformasi kecepatan
Momentum relativistik
Massa relativistik
k emudian dipantulkan kembali ke O.
L =c t
Pengamatan O‟ sedang bergerak dengan laju tetap µ . Menurut pandangan O, titik
pengiriman dan penerimaan berkas cahaya ini sama, dan O‟ bergerak menjauhi O
dari arah tegak lurus.
9
L
O‟
µ
Gambar 2,4
O‟
Gambar 2.5
selang waktu 2 t‟ . Jarak AB baginya adalah 2µ t‟. Menurut O, berkas cahaya
menempuh jalak 2L dalam selang waktu 2 t, sedangkan menurut O‟,
berkas
cahaya itu menempuh lintasan AMB yang ber jarak 2√L2+ (µT‟) dalam selang
2
waktu 2 t‟.
t=t‟, dan O mengukur la ju cahaya c sehingga laju cahaya menurut pengukuran
O‟ adalah √c2+µ².
10
Menurut Postulat Eintein ini tidak mungkin, karena baik O maupun
O‟ kedua-duanya harus mengukur laju cahaya yang sama, yakni c. Oleh karena
itu, t dan t‟
dengan kedua
harus berbeda. Hubungan antara t dan t‟ dapat dicari
c = 2L/2 T
L= c. t
Menurut O‟,
c = 2√L² + (µ t‟)²/2 t‟ jadi c t‟ = √L²+ (µ t‟)²
Dengan menggabungkan keduanya :
c
t‟ = √(c+t)²+ (µt‟)²
t‟ = t/√1-µ²/c .2
Penyusutan panjang merupakan suatu hasil umum, dan tidak ada sangkut
pautnya dengan pengukuran panjang yang dilakukan secara langsung. Panjang
objek yang diukur dalam suatu kerangka pengamatan dimana objeknya diam,
dikenal sebagai panjang sejati ( proper length), sedangkan panjang yang diukur
dalam kerangka pengamatan yang bergerak dengan laju tetap terhadap kerangka
diam objek akan menjadi lebih pendek. Penyusutan panjang hanya terjadi
sepanjang arah gerak - semua komponen panjang lainnya (tegak lurus arah
gerak) tidak terpengaruh.
Gambar pengamatan tentang objek yang bergerak ini adalah hal yang ideal-
karena mata kita tidak dapat melihat penyusutan panjang seperti yang terlihat.
Ingatlah, untuk memahaminya bahwa retina mata atau film kamera, hanya
memberi tanggapan terhadap suatu deretan bayangan yang jatuh mengenai
permukaan retina atau film pada saat yang sama.
11
zat perantara , maka frekuensi v’ yang didengar pengamat O berbeda dari
frekuensi v yang dipancarkan sumber S. hubungannya adalah
v‟ = v
Postulat pertama Einstein me n g a takan bahwa situasi yang terjadi
tidak mungkin berlaku bagi gelombang cahaya, karena gelombang cahaya tidak
memerlukan zat perantara. Oleh karena itu dapat mengisyaratkan bahwa bagi
gelombang cahaya terdapat rumus pergeseran Doppler yang berbeda, yang tidak
membedakan antara gerak sumber dan gerak pengamat, melainkan hanya
melibatkan gerak relative.
B. Hubungan Massa-Energi
C. Kecepatan Cahaya
Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada
kecepatan cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai dengan
percepatan.Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori
dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas
fisik yang dapat menujukkan itu.
Joseph Larmor pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada
12
beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki
bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi, persamaan dilatasi waktu
kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian dalam persamaan
Maxwell.
Seseorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz
untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia
mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899 dan menambahkan dilatasi
waktu pada 1904.
Karenanya jika ada materi yang bergerak dari koordinat P ke P‟, pada
saat cahaya merambat dari O ke P atau P‟, kita akan selalu bisa menemukan
13
bahwa materi tersebut sudah bergerak lebih lama dari ε waktu. Karenanya
materi tersebut
14
akan memiliki jarak dengan koordinat P. Konsekuensinya, materi tersebut akan
sampai pada suatu titik dimana jarak materi tersebut ke P saat t1 akan lebih dekat
dibanding jarak materi tersebut ke P saat t2.
Begitu juga dengan benda yang bergerak dari koordinat O. Ketika cahaya
tiba di P‟ dalam waktu
t1, benda tersebut sudah bergerak dalam waktu yang lebih lama
dari ε waktu. Karenanya benda tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat O.
Dan saat cahaya sampai di P dalam waktu t2 , benda tersebut akan berada dalam jarak
yang lebih jauh dari O.
berikut. Posisi O menurut pengamat P yang diam adalah x dan posisi O menurut
pengamat P‟ yang bergerak adalah x‟.
⁄
12
(⁄)
⁄
membuat titik temu P‟, yang bergerak, dianggab sebagai titik temu dari
kejadian V p.t dan c.t‟, meskipun kedua kejadian tersebut berada dalam waktu
yang
berbeda.
Sesuai dengan prinsip dilasi waktu, untuk pengamat dan objek yang
bergerak, jika t dan t‟ dimulai dari waktu 0 yang sama, maka t ≠ t‟.
Konsekuensinya, titik temu P‟ akan menyalahi konsep titik temu koordinat ruang
dan waktu seperti dipaparkan dalam pembahasan dibagian awal tulisan ini. Untuk
mengatasi ini, Lorentz memperkenalkan variable k sebagai penyama persamaan,
sedemikian hingga bisa dituliskan persamaan berikut :
gambar 6 berikut.
13
Gambar 6 : Transformasi Lorenz valid untuk kondisi P dan O diam.
Dalam kondisi P dan O diam atau relative diam, sesuai dengan gambar 6,
maka persamaan (1) konsep dasar transformasi Lorentz akan menjadi :
c.t‟ = k(c.t) .....................(2)
Dan k akan bernilai 1, sehingga persamaan (2) akan menjadi :
t‟ = t ..................................... (3)
Dengan demikian menurut RSTR, bisa disimpulkan bahwa penurunan
transformasi Lorentz hanya valid untuk kondisi pengamat dan objek yang diam.
(P‟), maka untuk objek O yang bergerak maka O‟ harus berada dalam
koordinat ruang yang berbeda juga. Hal ini bisa digambarkan seperti dalam
gambar 7
berikut.
waktu inersia yang berlaku sama bagi P dan O, dan t‟ adalah waktu
pengamatan. Dengan demikian untuk gerak dalam sumbu tersebut, akan didapatkan
persamaan
1
4
:
1
5
V p.t‟+c.t‟ = c.t+vo.t(4)
Sebagai pengganti persamaan (1) yang merupakan dasar penurunan transformasi Lorentz untuk sumbu yang sam
pengamat, bisa direvisi.
menuntun kita kepada suatu penafsiran “ relatif” baru terhadap konsep -konsep
mutlak yang di anggap sebelumnya seperti panjang dan waktu. Dan dapat kita
simpulkan bahwa konsep klasik tentang laju relatif tidak lagi benar. Dengan
demikian, cukup beralasan bagi kia untuk menanyakan sejauh mana sejauh
manakah revolusi konsep ini mengubah tafsiran kita terhadap berbagai konsep
fisika. Oleh karena itu, kita sekarang membahas ulang besaran-besaran dinamika
seperti massa, energy, momentum, dan gaya, agar kita dapat mengkajinya dari
sudut pandang teori relativitas khusus.
Hukum kekekalan dasar dari fisika klasik, seperti kekekalan energy dan
kekekalan momentum linear, semua konsep itu begitu penting dalam fisika
klasik. Kedua hukum kekekalan ini ( bersama dengan hukum kekekalan
momentum sudut ) dapat diperlihatkan merupakan akibat dari kehomogenan
( homogeneity ) dan keisotopian (isotropy ) alam semesta, jika kita
mengoreksi
semua efek local ( seperti perubahan pada atmosfer atau keadaan lingkungan ),
maka percobaan yang dilakukan pada suatu hari tentu akan memberikan hasil
sama seperti yang diperoleh dari percobaan serupa yang dilakukan pada hari
berikutnya.
1
6
catatan bahwa relativitas khusus mungkin menghendaki suatu pendefinisian ulang
terhadap besaran-besaran dinamika dasar.
= = 0
V‟ =
1
Pa khir = (2m)(v)
Menurut O‟‟
= m v + m v ‟ = m (0 ) + m
P
=
awal 1 1 2 2
Karena menurut pengukuran O‟, Pa wal, P a khir , , maka bagi O‟ momentum linear
tidak kekal.
1
8
m0 disebut massa diam, dengan panjang sejati dan waktu sejati , diukur terhadap
kerangka acuan terhadap benda diam. Dalam kerangka acuan lainnya, massa
relativistic m akan lebih besa daripada m0. Bag aimana definisi nassa relativistic
dan yang oleh O‟ dengan m1 ,. m2 , dan M’. Anggaplah kedua objek ini memiliki
massa diam m0 yang sama.
M = m 1 + m 2 =
√
Karena massa gabungan ini diam dalam kerangka acuan O, maka massa M adalah
massa diamnya, yang selanjutnya kita nyatakan dengan M0.. Menuruta O‟, m1‟
diam, jadi m1‟ = m0. Karena m2‟ bergerak dengan laju v2‟ = -2v/ ( 1 + v²/c²), maka
²²
m2‟‟ = m 0
aka
√
Substitusikan hasil yang kita peroleh bagi m0 , yaitu M0 = 2m0
dapat diperoleh
m
M‟ =
Tampak bahwa definisi massa yang baru ini berhasil mempertahankan kekekalan
momentum menurut O, karena Pa wal = m1v1 + m2v2tetap sama dengan nol, seperti
PA KHIR . Selanjutnya, kita buktikan pernyataa momentum awal dan akhir dalam
kerangka acuan O‟ :
1
9
P‟ awal = m1‟v1‟ + m2‟v2‟‟
2
0
= m (0) + m ²²
0 0
=
Dan
P’akhir = M’V’ =
(-v) =
Ki adalaH =W=
Jika benda bergerak dari keadaan diam, K i = 0, maka energy kinetic akhir
K adalah
K= ∫
Mengingat gaya masih belum berlaku dari segi relativiskit maka kita belum yakin
tentang bagaimana melanjutkan pembahasan ini. Tanpa bukti atau kebenaran
apapun, kita akan mencoba mempertahankan hukum kedua Newton dalam bentuk
umum ( F = dp/dt ) sebagai hubungan dinamika yang sesuai.
K= ∫ = ∫ = ∫
Pernyataan yang terakhir dapat kita ubah dengan menggunakan teknik standar
pengintegrasian perbagian ,, dengan d(pv) = v dp + p dv, yang memberikan K =
K = mc² -m₀ c²
Besaran m₀c² disebut energy diam partikel dan dinyatakan dengan E₀. Jadi,
sebuah partikel yang bergerak, memiliki energy E₀ dan tambahan energy K,
Persamaan ini merupakan hasil temuan Einstein yang menyatakan bahwa energy
sebuah benda merupakan ukuran lain dari massanya energy dan massa adalah
setara, dan bahwa perolehan atau kehilangan energy sebuah benda dapat
dipandang pula sebagai perolehan atau kehilangan massanya.
2
2
Dari penjelasan diatas maka kita dapatkan Konsep-konsep fisika adalah sebagai
berikut :
A. Peta Konsep
TEORI
2
3
B. Radiasi Benda Hitam
Coba dekatkan tangan Anda ke sebuah lampu pijar berdaya 10 watt. Apa yang
Anda rasakan? Anda akan merasakan adanya panas yang diemisikan
(dipancarkan) lampu ke tangan Anda. Panas yang Anda rasakan itu berasal
dari emisi radiasi kalor yang berasal dari lampu. Sekarang, coba Anda ganti
lampu tadi dengan lampu lain yang berdaya lebih besar, misalnya 60 watt.
Tangan Anda akan merasakan kalor yang dipancarkan lebih besar
dibandingkan sebelumnya.
Q
P eA T 4
t
Keterangan :
P : Energi yang dipancarkan tiap satuan waktu atau daya (J/s atau Watt)
2
4
A : Luas permukaan benda (m2)
Sebuah benda yang dapat menyerap semua radiasi yang mengenainya disebut
benda hitam sempurna. Radiasi yang dihasilkan oleh sebuah benda hitam
sempurna ketika dipanaskan disebut radiasi benda hitam. Perlu Anda pahami
bahwa benda hitam sempurna hanyalah suatu model ideal. Artinya, tak ada
satu pun benda di dunia ini yang berperilaku sebagai benda hitam sempurna.
Benda hitam sempurna (jika ada) akan memiliki nilai emisivitas 1.
λ
maks T 2,898 10 mK
C
2
5
1
i
s
2
a
i
d
a
r
s
a
t
i
s
n
e 3
t
n
I
T1 = 6000 K
T2 = 5000 K
T3 = 4000 K
500 1000 1500 2000 2500 Panjang gelombang (Å)
Hukum pergeseran Wien ini hanya dapat menjelaskan radiasi benda hitam
Kegagalan Wien dan Rayleigh –J eans ini memacu seorang ilmuwan fisika Max
Planck untuk membuktikan Hukum Stefan – Boltzmann. Ada dua hipotesis
1. Energi radiasi yang dipancarkan oleh benda bersifat diskret, yang besarnya
E n n . h . f
Dengan n adalah bilangan asli (1, 2, 3,.....) yang disebut bilangan kuantum.
Sedangkan f adalah frekuensi getaran molekul benda. Dan h adalah
Rayleigh - Jeans
Planck
s
a
t
i
s
n
e
t
n
I
Wien
Panjang Gelombang
Gambar 7.2. Perbandingan teori Wien, Rayleigh – Jeans dan
Planck.
2
7
F. Efek Fotolistrik
1
m
2
maks eV0 (7.4)
2
Keterangan :
G. Efek Compton
Arthur Holly Compton mempelajari gejala-gejala tumbukan antara foton
dan elektron. Ia mendapatkan kesimpulan bahwa paket-paket energi
gelombang elektromagnetik itu dapat berfungsi sebagai partikel dengan
momentum sebesar :
P foton hf h
(7.5)
c
2
8
Keterangan :
Dari efek Compton ini tampak bahwa cahaya memiliki sifat kembar
(dualisme) yaitu sebagai gelombang (memiliki panjang gelombang dan
frekuensi), maupun sebagai partikel (mempunyai momentum).
H. Hipotesis de Broglie
h
(7.6)
mv
Keterangan :
2
9
Contoh Soal
1. Pernyataaan yang tepat untuk postulat Einstein pada teori relativitas khusus
adalah :
(1) Hukum-hukum fisika adalah sama untuk semua kerangka acuan dengan
percepatan konstan
(2) Hukum-hukum fisika adalah sama untuk semua kerangka acuan dengan
kecepatan konstan
(3) Laju cahaya dalam vakum adalah sama untuk semua kerangka acuan
2. Seorang astronot berada dalam pesawat angkasa yang bergerak dengan laju
2.108 m/s terhadap kerangka acuan bumi. Jika menurut pengamat di bumi
astronot telah melakukan perjalanan itu memakan waktu 12 jam, maka
menurut jam yang dipakai astronot perjalanan itu telah memakan
waktu……jam
A. √ C. 4
√ E. 2
√
B. D. 8
Jawab :
∆t = 12 jam
∆t 0 =
….??? C =3
X 108
γ=
27
=
= √
∆t = γ∆t0
12 =
√ ∆t 0
3. Suatu benda dengan luas permukaan A memiliki daya radiasi P pada suhu T.
jika ada bend lain yang sejenis dengan luas permukaan 2A dan suhunya 2T,
maka daya radiasi benda ini adalah…
A. 4P C. 16P E. 64P
B. 8P D. 32P
Jawab :
= X 4
P2 = P, 2 X 24 = 25 = 32P (D)
2
Diskusi
A. L. Adlyansah
Pertanyaan : Apakah dilatasi waktu berpengaruh pada usia seseorang
Latihan Soal
Seorang astronot sedang berada dalam perjalanan luar angkasa dengan
pesawat berkecepatan 0,8 C terhadap acuan bumi. Jika waktu di pesawat
menunjukkan bahwa astronot telah melakukan perjalanan selama 3 tahun,
maka jarak yang telah ditempuh astronot menurut pengamat di bumi
adalah….tahun cahaya
A. 3 C. 5 E. 7
B. 4 D. 6
Jawab :
t0 = 3 tahun
∆
γ=
= =
∆t = γ∆t = (3)
0
= 5 tahun
L0 = V∆t
= 0,8C X 5 Tahun
= 4 Tahun cahaya (B)
2
Pekerjaan Rumah
1. Sebuah benda bermassa 0,12 kg yang bergerak dengan kecepatan 1,8 x 108 m/s
16
(
- 1) 0,12 (9 x 10) = E
0,27 x 10 J = E 16
k
k
(A)
2. Momentum sebuah electron bermassa diam m ketika energy totalnya 5mc
2
adalah..
A. mc C. 2√2mc E. 2√6mc
B. 2 mc D. 2√3mc
Jawab :
E2 = E0 + (pc)2 (5mc2)2 =
(mc2)2 + (pc)2
24m2c4 = (pc)2
2√6 mc2 = pc
P = 2√6mc (E)
3. Suatu mesin laser menghasilkan berkas laser dengan panjang gelombang 540
nm dan daya output 20 mW. Laju pancaran foton yang dihasilkan mesin
3
Jawab :
nhf = pt
3
= =
=
() ) = x 10
1
= 45 x 10
16
(A)
3
BAB III
PENUTUP
III. 1 KESIMPULAN
1. Postulat Einstein berbunyi :
L L 1o v 2 c2
mo
m
1 v 2 c 2
4. Waktu relativitas dapat ditentukan dengan rumus :
∆t = γ∆t0 , dengan γ =
5. Radiasi planck dapat ditentukan dengan :
3
8. Pada posultat Einstein, konsep-konsep ini menyiratkan bahwa kita hidup
dalam alam semesta yang sangat aneh, oleh karena itu kita akan tetap
beranggapan bahwa alam semesta ini memilikisemacam struktur yang
III. 2 SARAN
1. Akan lebih baik bila peserta lebih aktif lagi dalam persentasi.
2. Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan jadi diharapkan kritik dan
sarannya.