RELATIVITAS KHUSUS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
AHMAD KAMAL SULTANI
M. ERIL KAUTSAR
PURWANTI
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul “RELATIVITAS
KHUSUS”.
Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang tulisannya
kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya,
jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap kritik dan saran Anda.
Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan menambah wawasan Anda.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita semua tentang biografi tokoh. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam fisika, relativitas khusus atau teori relativitas khusus adalah teori fisika mengenai
hubungan antara ruang dan waktu yang diterbitkan pada 1905 oleh Albert Einstein. Einstein
memberikan dua postulat:
1. hukum-hukum fisika berlaku invarian (bentuk yang sama) dalam semua kerangka
acuan inersia (kerangka acuan yang tidak mengalami percepatan); dan
2. laju cahaya dalam vakum bernilai sama untuk semua pengamat, tanpa perlu
memerhatikan gerakan cahaya maupun pengamat.
Relativitas khusus diperkenalkan Einstein pada 26 September 1905 dalam makalah "Mengenai
Elektrodinamika Benda Bergerak". Teori ini menggantikan pendapat Newton tentang ruang dan
waktu dan memasukan elektromagnetisme sebagaimana tertulis oleh persamaan Maxwell. Teori
ini disebut "khusus" karena dia berlaku terhadap prinsip relativitas pada kasus "tertentu" atau
"khusus" dari rangka referensi inertial dalam ruang waktu datar, di mana efek gravitasi dapat
diabaikan. Sepuluh tahun kemudian, Einstein menerbitkan teori relativitas umum (relativitas
umum) yang memasukan efek tersebut.
PEMBAHASAN
Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang
berarti kerangka acuan itu tidak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya
mengadakan kampanye dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan
kecepatan tetap, tanpa benarnya komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia,
berlangsung hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.
Beberapa metode untuk mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial.
Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];
mengadakan kampanye dengan kecepatan konstan.
tidak mengadakan kampanye dipercepat.
dimana hukum inersia berlangsung.
dimana hukum gerak Newton berlangsung.
dimana tidak terdapat gaya-gaya fiktif.
Postulat relativitas Einstein merujuk pada kerangka acuan inersia yang bergerak
dengan kecepatan konstan (tetap) relatif terhadap kerangka acuan inersia lainnya. Dari hasil
kajiannya, Einstein mengemukakan dua postulat, yaitu:
1. Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.
2. Kecepatan cahaya yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama
untuk semua kerangka acuan inersia, yaitu sekitar c = 3108 m/s.
Postulat Pertama
Postulat ini didasarkan pada tidak adanya kerangka acuan umum yang diam mutlak,
sehingga tidak dapat ditentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang dalam
keadaan bergerak. Misalnya, seseorang berinisial A berada di dalam pesawat dan seseorang
berinisial B berada di permukaan bumi. Dari sudut pandang A, pesawat diam terhadap dirinya
dan permukaan bumi-lah yang bergerak. Sedangkan dari sudut pandang B, permukaan bumi
tempat dia berpijak yang tetap diam dan pesawat tempat A beradalah yang bergerak. Itulah
kenapa disebut relativitas ya! Karena semua kerangka acuan inersianya kita pandang secara
relatif, tergantung di mana sudut pandang kita berada!
Postulat Kedua
Pada postulat ini, Einstein menyatakan bahwa kecepatan cahaya (c) yang merambat di
ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua kerangka acuan inersia. Jadi,
ketika kerangka acuan yang kita gunakan adalah kerangka acuan inersia, maka nilai kecepatan
cahaya itu selalu sama, mau kita memandang dari kerangka acuan inersia yang satu maupun
kerangka acuan inersia lainnya. Terus, kalau mediumnya berupa ruang hampa udara (ruang
vakum), kecepatan cahaya itu konstan dinilai sekitar 3108 m/s ya! Nah dampak dari postulat
kedua relativitas khusus Einstein ini menyebabkan, segala pengukuran peristiwa relativistik
harus dibandingkan dengan kecepatan cahaya dan tidak ada kecepatan yang lebih besar dari
kecepatan cahaya.
C. TRANSFORMASI LORENTZ
dengan (t, x, y, z) dan (t′, x′, y′, z′) adalah koordinat suatu kejadian dalam dua kerangka, di mana
salah satu kerangka diamati sedang bergerak dengan kecepatan v sejajar sumbu-x menurut
tetapi ketika nilai v mendekati c, nilai naik tanpa batas. Nilai v harus lebih kecil
Kerangka acuan bisa dibagi menjadi dua jenis: inersia (bergerak relatif dengan kecepatan
konstan) dan non-inersia (mengalami percepatan, bergerak melengkung, gerak rotasi
dengan kecepatan sudut konstan, dsb.). Istilah "transformasi Lorentz" hanya mengacu pada
transformasi antar kerangka inersia, biasanya dalam konteks relativitas khusus.
Dalam masing-masing kerangka acuan, pengamat bisa menggunakan sebuah sistem
koordinat lokal (biasanya koordinat Kartesius dalam konteks ini) untuk mengukur jarak, dan
sebuah jam untuk mengukur interval waktu. Sebuah kejadian adalah sesuatu yang terjadi di suatu
titik dalam ruang pada suatu saat dalam waktu, atau lebih formalnya suatu titik dalam ruang
waktu. Transformasi ini menghubungkan koordinat ruang dan waktu dari sebuah kejadian
sebagaimana diukur oleh seorang pengamat dalam masing-masing kerangka.[nb 1]
Dalam sejarahnya, transformasi ini merupakan hasil dari usaha oleh Lorentz dan ilmuwan
lainnya untuk menjelaskan mengapa laju cahaya tidak dipengaruhi oleh kerangka acuan, dan
untuk memahami simetri dari hukum-hukum elektromagnetisme. Transformasi Lorentz
bersesuaian dengan relativitas khusus Albert Einstein, tetapi diturunkan lebih dahulu.
Transformasi Lorentz merupakan sebuah transformasi linear. Transformasinya bisa mengandung
rotasi ruang; transformasi Lorentz yang tidak mengandung rotasi disebut Lorentz boost.
Dalam ruang Minkowski, sebuah model matematika dari ruang waktu dalam relativitas khusus,
transformasi Lorentz mempertahankan interval ruang waktu di antara dua kejadian manapun.
Sifat ini adalah sifat terpenting dari transformasi Lorentz. Transformasi ini hanya
menggambarkan transformasi di mana kejadian ruang waktu di titik asal dibuat tetap.
Transformasi ini bisa dianggap sebagai rotasi hiperbolis dari ruang Minkowski. Seperangkat
transformasi yang lebih umum yang juga berisi translasi dikenal sebagai grup Poincaré.
Tinjaulah sebuah partikel yang bergerak dengan kelajuan u' terhadap kerangka acuan S',
dimana kerangka acuan S' tersebut bergerak dengan kelajuan konstan v terhadap kerangka acuan
S. Secara klasik kecepatan partikel relative terhadap S dapat dituliskan u = u'+v. Dimana u
merupakan perubahan posisi partikel terhadap waktu menurut S, dan u' adalah perubahan posisi
partikel terhadap waktu menurut S'.
Dengan membagi persamaan dx terhadap dt, akan diperoleh suatu persamaan kecepatan
partikel terhadap kerangka S yaitu:
Bentuk persamaan terakhir diatas merupakan penjumlah kecepatan untuk benda-benda
yang bergerak dengan laju mendekati kecepatan cahaya. Seandainya kita mengganti u'=c maka
nilai u = c, yang menunjuukan bahwa postulat Einstein tidak dilanggar atau batas kecepatan di
jagat raya tetaplah kecepatan cahaya.
Suatu perubahan mendasar mengenai waktu dan besaran fisis yang sifatnya mutlak
berubah setelah Einstein mengajukan dua postulat. Kedua postulat ini pada akhirnya akan
mengubah semua besaran fisis yang dulunya dianggap sebagai besaran yang mutlak atau sama
bagi setiap pengamat baik diam maupun bergerak, sekarang menjadi "relative" terhadap
pengamat tertentu. Beberapa konsekuensi yang terjadi selain waktu, panjang yang diukur oleh
seorang pengamat juga merupakan besaran yang bersifat relatif dan bergantung pada pengamat.
Dua postulat yang dikemukakan oleh Einstein adalah sebagai berikut:
Prinsip Relativitas: Semua hukum fisika mempunyai bentuk yang sama dalam semua
kerangka acuan inersia.
Prinsip dari kelajuan cahaya: Kelajuan cahaya dalam ruang bebas (free space) adalah
sama bagi semua kerangka inersia. Hal tersebut tidak bergantung pada gerak sumber
ataupun pengamat.
Kedua postulat di atas dibatasi oleh suatu kerangka acuan inersia. Kerangka acuan inersia
merupakan suatu kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Dua
postulat diatas sangat terkenal sebagai postulat dalam "relativitas khusus". Mengapa khusus,
karena keduanya dibatasi dalam suatu kerangka inersia, kekhususan inilah yang menjadikannya
sebagai postulat relativitas khusus Einstein. Dalam kerangka acuan yang dipercepat Eistein
memasukannya kedalam teori umum relativitas (general theory of relativity). Baiklah marilah
kita bahas dua konsekuensi dari postulat Einstein yaitu dilatasi waktu dan kontraksi panjang.
Dilatasi Waktu
Interval waktu suatu peristiwa akan berbeda jika diamati oleh pengamat yang berbeda.
Bayangkan kita membawa sebuah jam kemudian mengamati sebuah interval waktu peristiwa
(menyala hingga mati kembali sebuah lilin). Posisi pengamat terhadap peristiwa tersebut berada
dalam posisi yang sama, itu artinya pengamat dalam kondisi diam terhadap peristiwa. Waktu
yang diamati oleh pengamat tersebut disebut waktu sebenarnya (proper time ) yang
dilambangkan dengan to. Jika dalam waktu yang bersamaan pengamat lain yang bergerak
dengan kelajuan konstan v membawa jam yang sama dan telah disinkronkan mengamati interval
waktu peristiwa yang sama (menyala hingga mati kembali sebuah lilin tadi), interval waktu
peristiwa yang teramati disebut interval waktu relativistik disimbolkan dengan t. Hasil
pengukuran pengamat yang kedua diperoleh bahwa interval waktunya lebih lama atau lebih besar
dari pengamat yang diam terhadap peristiwa. Perisitiwa tersebut dinamakan dilatasi waktu.
Secara matematis kedua waktu tersebut, dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai
barikut:
v menunjukkan kelajuan peristiwa atau pengamat, c adalah kelajuan cahaya, dan t adalah waktu
yang peristiwa yang diamati oleh pengamat yang bergerak atau sebaliknya.
Konstraksi Panjang
Konsekuensi yang kedua akibat postulat Einstein adalah panjang suatu benda bersifat
relative, berubah menurut pengamat dalam kerangka acuan tertentu. Seorang pengamat yang
berada dalam keadaan diam terhadap objek yang diukur akan mengukur panjang objek dalam
keadaan sebenarnya. Panjang objek tersebut disebut panjang objek dalam keadaan diam (Lo)
atau proper lenght. Jika benda tersebut bergerak, ini artinya pengamat yang diam tadi relative
bergerak terhadap objek, pengukuran terhadap panjang objek ternyata menghasilkan keadaan
yang lebih pendek untuk panjang objek yang searah gerak benda. Keadaan ini disebut dengan
kontrasksi panjang (penyusutan panjang). Secara matematis persamaannya dituliskan sebagai
berikut:
L menunjukkan panjang benda dalam keadaan bergerak, v kelajuan benda atau pengamat,
c adalah kelajuan cahaya, dan Lo merupakan panjang benda dalam keadaan diam terhadap
pengamat.
Suatu benda yang diukur dalam keadaan diam terhadap pengukur adalah m mempunyai
kecepatan v terhadap kerangka acuan K. Menurut prinsip relativitas Einstein dalam ruang
momentum tenaga memberikan hasil bahwa momentum benda tersebut diukur di kerangka K
adalah
Eo = moc2
Energi kinetik merupakan selisih dari energi benda dengan energi diamnya yaitu :
ATAU —mc
dengan
massa m sering disebut sebagai massa gerak benda, yaitu massa
1
benda ketika diukur dalam keadaan bergerak. Faktor I _v lebih besar daripada satu, dan m
> mo sehingga terjadi pemekaran massa untuk benda yang relatif begerak. Dengan menggunakan
persamaan (12) dan (13) maka dapat diturunkan peľsamaan momentum energi sebagai berikut :
E2 —p2 .c2 m2 .c4
Jİka di kerangka K sebuah benda teramatİ mempunyai momentum fi dan tenaga E, dan
jlka pada kerangka K' sebuah benda teramati mempunyai rnomentum dan energİ E' maka
terdapat hubungan:
p'x k(px
dengan c
Kerangka K' begerak sepanjang sumbu x dengan kecepatan v. Transformasi İni disebut
dengan transformasi Lorentz untuk momentum dan energİ. Persaman (21) sampaİ dengan (24)
diperoleh darİ penerapan prinsİp relatİvİtas pada ruang momentum-energİ. Dalam kerangka
acuan yang berbeda energi dan momentum akan mempunyaİ beşar yang berbeda tergantung darİ
kerangka acuan mana kita mengukur.
Efek Doppler ditemukan oleh ilmuwan fisika asal Austria yang bernama Christian
Johanm Doppler. Efek Doppler menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan pergerakan
sumber bunyi terhadap pendengar yang relatif satu sama lain dan menyebabkan frekuensi yang
didengar berbeda dari frekuensi yang dihasilkan sumber bunyi.
Misalnya, ketika sebuah ambulans yang membunyikan sirinenya bergerak mendekati
seseorang yang sedang berdiri di bahu jalan, maka bunyi yang akan terdengar makin tinggi.
Ketika ambulans tersebut bergerak menjauh maka bunyi sirine yang terdengar akan semakin
mengecil.
Efek Doppler dirumuskan sebagai berikut:
Dalam rumus efek Doppler ada beberapa perjanjian tanda nih Squad.
vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar.
vs bernilai negatif (-) jika sumber bunyi mendekati pendengar.
vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi.
vp bernilai negatif (-) jika pendengar menjauhi sumber bunyi.
Ilmuwan lain yaitu Albert Einstein juga memberikan konsep berbeda mengenai apa itu
gravitasi pada tahun 1916. Einstein dikenal sebagai ilmuwan yang memiliki pemikiran
revolusioner, dengan salah satu teori yang terkenal yaitu teori relativitas.
Dari teori ini, Einstein telah mengubah pemikiran mengenai konsep ruang dan waktu sampai saat
ini.
Einstein percaya bahwa sebenarnya ruang dan waktu bukan sesuatu yang tetap atau pasti.
Ruang dan waktu memiliki fenomena yang relatif, fleksibel dan juga dinamis. Fenomena tersebut
seperti apa yang terjadi pada proses alam semesta lain. Einstein menganggap bahwa ruang dan
waktu seperti kain yang panjangnya tidak terbatas. Objek langit yang besar seperti Matahari bisa
membengkokan kain ruang dan waktu dengan gaya gravitasinya. Sehingga, membuat cahaya
tidak bergerak lurus saat berusaha melewati matahari. Lebih lanjut lagi, dijelaskan setiap materi
terkecil juga bisa membelokkan ruang dan waktu yang ada di sekitarnya. Menciptakan sebuah
gaya gravitasinya, walaupun memiliki efek yang sangat kecil. Namun, gravitasi akan bisa terjadi
pada ruang dan bidang yang datar.
Berangkat dari teori itu, Einstein menolak teori gravitasi Newton, karena konsep itu
hanya menjelaskan efek gravitasi, namun tidak menjelaskan bagaimana gravitasi bisa terjadi.
Newton berpendapat kecepatan benda akan tetap, sebelum ada gaya yang mempengaruhi.
Einstein mengeluarkan teori relativitas umum, untuk memperbarui teori itu sebagai penjelasan
gaya gravitasi yang baru. Einstein berpendapat, gaya gravitasi muncul sebagai konsekuensi dari
kenyataan massa yang mengubah ruang dan waktu menjadi melengkung. Walaupun ada
perbedaan pendapat dari kedua ilmuwan mengenai apa itu gravitasi, tapi teori Newton tidak
sepenuhnya disalahkan. Lantaran pada perhitungan kecepatan rendah, maka rumus Newton bisa
tepat. Teori relativitas akan membuat perhitungan menjadi lebih akurat lagi, sehingga kedua teori
mengenai gravitasi bisa saling melengkapi.
Gelombang Gravitasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Relativitas_khusus
https://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Kerangka-Acuan_23903_unkris_p2k-unkris.html
https://www.ruangguru.com/blog/postulat-einstein-dalam-teori-relativitas-khusus#:~:text=Dari
%20hasil%20kajiannya%2C%20Einstein%20mengemukakan,c%20%3D%203108%20m%2Fs.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Transformasi_Lorentz
https://mafia.mafiaol.com/2013/03/penjumlahan-kecepatan-berdasarkan.html
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-rumus-efek-doppler
https://www.selamatpagi.id/gravitasi/#!
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1478791141