Anda di halaman 1dari 25

Teori Relativitas

Khusus
Kelompok 1
Anggota
DESTY AULIA PRASETYORINI
EDELWEISYA RISELA
IKA FITRI RAHMAWATI
KHAFILLAH ALIA SALASYA
MUHAMMAD RIFKY RAMADHAN
RAHMI SUCI AULIA
RANAYA CHALISTHALIA PRIANDANA
transformsi dan Postulat
Relativitas Khusus
Pada tahun 1905, dalam usia 26 tahun, Einstein dengan ketajaman intuisinya
berhasil mengemukakan dua postulatnya tentang relativitas khusus, yang
menjelaskan tentang batas kecepatan suatu partikel. Disebut teori relativitas
khusus karena teori relativitas ini hanya berlaku pada kerangka acuan inersial,
yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan. Baru sepuluh
tahun kemudian, yaitu pada tahun 1916, Einstein mengusulkan teori relativitas
umum, yang berlaku untuk semua kerangka acuan, baik inersial (percepatan =
0) maupun non-inersial (dipercepat).
Relativitas Newton
A. Gerak Bersifat Relatif
B. Definisi Kejadian, Pengamat, dan
Sebuah benda dikatakan bergerak jika Kerangka Acuan
kedudukan benda tersebut berpindah relatif
terhadap benda lain yang dianggap sebagai Seseorang yang mengamati suatu kejadian dan
acuan. melakukan pengukuran, misalnya pengukuran
koordinat dan waktu disebut pengamat.
Gerak (atau diam) merupakan konsep relatif, Untuk menentukan letak sebuah titik dalam
tergantung pada keadaan relatif benda yang ruang kita memerlukan suatu sistem koordinat
satu terhadap yang lain yang digunakan
atau kerangka acuan. Misalnya, untuk
sebagai acuan. Untuk memberikan gerak suatu
menyatakan buah sebelum jatuh dari pohonnya,
benda, pengamat harus menentukan kerangka
seorang pengamat memerlukan suatu kerangka
acuan yang digunakan. Misalnya, sebuah kereta
acuan dengan koordinat (x, y, z).Jadi, kerangka
yang keluar dari stasiun dikatakan bergerak
karena kedudukan kereta berpindah dari acuan adalah suatu sistem koordinat.
kedudukan asalnya yang dianggap sebagai titik
acuan.
C. Relativitas Newton

Konsep relativitas Newton juga menyatakan bahwa gerak mutlak tidak dapat dideteksi, artinya jika kita memiliki dua
kerangka acuan inersial yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif satu sama lain, maka kita tidak dapat
menentukan kerangka acuan mana yang bergerak ataupun yang diam.

Sebagai contoh, ketika kita duduk di dalam bus yang sedang berjalan dan melewati orang yang sedang berdiri di
pinggir jalan, maka bagi orang yang dipinggir jalan kita akan dikatakan bergerak karena kerangka acuannya adalah
orang tersebut. Sebaliknya, kita dikatakan diam bila kerangka acuannya adalah bus.
TRANSFORMASI
GALILEO
Transformasi Galileo terbatas pada Kerangka acuan inersial, yaitu suatu kerangka acuan yang berada dalam
keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lain pada garis lurus. Pada
gambar kerangka acuan “diam”, yaitu pengamat yang diam di tepi roll dan kerangka acuan “bergerak”, yaitu
pengamat yang berada dalam kereta.
Seorang pengamat memerlukan suatu kerangka acuan dengan menggunakan sistem koordinat empat dimensi,
yaitu tiga koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Kerangka acuan S yang berhubungan dengan
pengamat diam di tepi rel, memiliki sistem koordinat XYZ organ titik asal O. Kerangka acuan S’ yang berhubungan
dengan pengamat dalam kereta, memiliki sistem koordinat X'Y'Z' dengan titik asal O', bergerak dengan kecepatan
konstan v sepanjang sumbu X (atau sumbu X') relatif terhadap kerangka acuan S. Mula-mula (saat t = t' =0), titik
asal kedua kerangka acuan adalah berimpit. Selang waktu yang dicatat oleh pengamat di S dianggap sama
dengan yang dicatat oleh pengamat di S'. Jadi, t' = t.
keterangan:
ux' adalah komponen kecepatan benda
sejajar sumbu X',
uy’ adalah komponen kecepatan benda
sejajar sumbu Y',
uz’ adalah komponen kecepatan benda
sejajar sumbu Z’.

CONTOH SOAL
1. Pada t = 0 s, A dan B berada pada posisi yang sama. A duduk didalam kereta
yang bergerak di sumbu x dengan v = 50 m/s, sedangkan B berdiri di peron
stasiun. Setelah 10 s kereta bergerak, B menyatakan ada sebuah benda di dalam
kereta yang berjarak 600 m di sumbu x. Jarak benda tersebut dari A adalah?

Penyelesaian :

·Kerangka S: stasiun
Pengamat diam dan posisi (x, y, z)
·Kerangka S': kereta
Pengamat bergerak dan posisi (x', y', z')
POSTULAT
RELATIVITAS KHUSUS
A. Percobaan Michelson-Morley :
APercobaan Michelson-morley membuktikan bahwa :

Eter tidak ada


·Cahaya merambat tanpa menggunakan medium
Kecepatan cahaya sama besar dalam segala arah dan tidak tergantung dari kerangka acuan pengamat.

"Hipotesis eter: gelombang cahaya dari matahari ke bumi dapat merambat dari suatu medium yang dinamakan
eter. Medium ini terdapat di mana-mana di alam ini, termasuk ruang hampa. Dengan adanya hipotesis ini untuk
sementara dapat menghindarkan kesukaran tentang medium perambatan gelombang cahaya.
B. Teori Postulat Einstein

Postulat adalah sebuah ketetapan yang dicetuskan oleh seorang ilmuwan baik berupa
penentangan/pembantahan atau pengkoreksian dari ilmu-ilmu sebelumnnya. Salah satu postulat yang terkenal
adalah postulat “Relativitas Khusus” Einstein. Teori relativitas khusus yang dipopulerkan oleh Einstein berdasarkan
postulat yang dicetuskan dirinya. Dalam mengemukakan teori relativitas khusus ini Einstein mengemukakan dua
postulat, Kedua postulat itu adalah :
1. Postulat pertama, hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua
kerangka acuan inersia. Kerangka acuan inersia adalah kerangka yang tidak memiliki percepatan (a=0), contohnya
ada kerangka acuan diam dan GLB. Jika hukumhukum itu dibedakan, maka perbedaan tersebut dapat
membedakan satu kerangka acuan satu dengan kerangka acuan yang lain. Hal ini dapat membuat salah satu
kerangka menjadi yang lebih benar daripada kerangka acuan lainnya.
2. Postulat kedua, kecepatan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak tergantung
dari keadaan gerak pengamat itu. Kecepatan cahaya di ruang hampa sebesar c = 3.108 m/s. Misalnya sebuah
pesawat bergerak dengan kecepatan cahaya (c) mendekati pengamat diam di Bumi dan bersamaan ia
melepaskan sinyal cahaya. Sesuai dengan postulat kedua ini, maka pengamat di Bumi akan melihat laju cahaya
tersebut juga dalam kecepatan c. Hal inilah yang membuat perlunya meninjau kembali tentang berbagai konsep
fisika klasik tentang gerak, waktu, massa, dan besaran-besaran fisis lainnya.
Dalam postulat ini Einstein menyatakan bahwa selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam
dengan pengamat yang bergerak relatif terhadap kejadian yang diamati tidak sama (t ≠ t’). Menurut
Einstein besaran kecepatan, waktu, massa, panjang adalah bersifat relatif. Untuk dapat memasukkan
konsep relativitas Einstein diperlukan transformasi lain, yaitu transformasi Lorentz. Selain itu juga, akibat
postulat Einstein yang dipaparkan ini, menyebabkan terjadi beberapa efek yang berakibat dalam kehidupan
sehari-hari.
TRANSFORMASI
LORENZ
Postulat 1 “hukum-hukum fisika adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat ini merupakan perluasan
prinsip relativitas Newton untuk mencakup semua jenis pengukuran fisis, bukan hanya mekanis.

Postulat 2 “ kelajuan cahaya adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat pertama karena tidak adanya
acuan universal sebagai acuan mutlak. Postulat kedua memiliki implikasi yang sangat luas dengan kecepatan,
panjang, waktu dan massa benda yang semuanya bersifat relative. Transformasi Galileo hanya berlaku jika
kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistic, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya.
Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistic, yaitu jauh
lebih kecil dari kecepatan cahaya. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan cahaya di S juga adalah c.
maka diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan kecepatan relativistic.

Dengan adanya Transformasi Lorentz, masalah perbedaan panjang, massa,dan waktu, antara di Bumi dan di luar
angkasa dapat terpecahkan.
Kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk :

X = ɤ(x’+vt’)………………….. (1)
Y = y’………………………………..(2)
Z = z’ ……………………………….(3)

Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang pada arah ini.
Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama dimana v diganti dengan –v, sehingga

maka diperoleh :
CONTOH SOAL :
Sebuah Roket meninggalkan bumi dengan kecepatan 0.8c menuju ke planet mars. Seorang Astrounot berinisial P sedang
duduk di dalam roket tersebut.
A. Hitung posisi P berdasarkan kerangka acuan Stasiun di bumi setelah roket bergerak 10 detik menurut jam di bumi (x=0
Km) .
B. Hitung waktu menurut jam Astronout setelah menempuh perubahan posisi yang sama
Jawab :
PENJUMLAHAN KECEPATAN
RELATIVISTIK
Persamaan penjumlahan kecepatan relativistik menyatakan bagaimana menghubungkan kecepatan-
kecepatan yang diukur oleh dua pengamat (kerangka acuan) berbeda, missal A dan D, dimana A bergerak
dengan kecepatan tetap dalam arah x relatif terhadap D. Selanjutnya partikel benda yang ditentukan
kecepatannya terhadap salah satu pengamat diberi indeks B. Berdasarkan transformasi Lorentz tentang
kecepatan, Einstein mengoreksi kesalahan ini dengan memberikan persamaan yang berlaku untuk
penjumlahan kecepatan relativistik.
Dalam Persamaan tersebut Anda memiliki dua pengamat yang mengukur kecepatan partikel B, putuskan mana
yang akan Anda sebut sebagai pengamat A dan mana sebagai pengamat D. Kemudian kenali kecepatan VAD
VBA dan VBD. Selanjutnya, gunakan Persamaan tersebut untuk menghitung kecepatan partikel terhadap salah
satu pengamat.

Perhatikan bahwa untuk kecepatan relatif berlaku:

Perhatikan, bila kecepatan berarah mendatar ke kanan (ke arah X+) Anda tetapkan bertanda positif,
maka kecepatan berarah mendatar ke kiri (ke arah X-) haruslah bertanda negatif.
Dengan menggunakan Persamaan tersebut tidak mungkin diperoleh hasil penjumlahan kecepatan relativistik
yang melebihi kecepatan mutlak c.
Pemekaran Waktu dan Kontraksi
Panjang
1. Pemekaran Waktu

Efek bertambah lamanya selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian ini dikenal
sebagai pemekaran waktu atau dilasi waktu (time dilation).

∆to = selang waktu kejadian menurut pengamat yang bergerak


∆t = selang waktu kejadian menurut pengamat yang diam
Y = tetapan transformasi Lorentz
V = kecepatan pengamat yang bergerak
C = kecepatan cahaya

Karena γ selalu lebih besar daripada satu (γ>1 ), maka selang waktu t yang diukur oleh

pengamat yang bergerak terhadap kejadian selalu lebih besar daripada selang waktu tp
yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian.

~ selang waktu tp disebut juga waktu sejati (proper time) didefinisikan sebagai selang waktu
yang diukur oleh jam pengamat yang diam terhadap kejadian

~ t disebut sebagai waktu relativistik atau pemekaran waktu
〖 〗
~ c = 3 x 10 ^8 m/s disebut juga dengan kelajuan mutlak
Didefinisikan sebagai selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif terhadap
kejadian .
Karena selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian selalu lebih
lama daripada selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian, maka
oran umumnya mengatakan “ sebuah jam yang bergerak berjalan lebih lambat daripada
sebuah jam yang diam, dengan faktor .
Secara fakta, kita dapat menggeneralisasikan hasil ini dengan menyatakan bahwa semua
proses fisik, termasuk reaksi-reaksi kimia dan proses-proses biologi, diperlambat ketika diamati
dari kerangka acuan di mana proses-proses ini bergerak.

Contoh : detak jantung seorang astronaut yang sedang menjelajah angkasa tetap normal
seperti biasanya diukur oleh jam yang ada dalam pesawat antariksa, tetapi jam astronaut
maupun detak jantungnya terukur lebih lambat oleh seorang pengamat dengan jam lain,
dalam kerangka acuan lain. Astronaut sendiri tidak akan merasakan sensasi lebih lambat
dalam kerangka acuannya.
a) Paradoks kembar
Kejadian yang menarik dari masalah pemekaran waktu adalah paradoks kembar. Contoh peristiwa
paradoks kembar ialah ketika sepasang kembar berpisah pada saat usia yang sama . Mereka bernama A
dan B ketika A pergi ke sebuah planet X dan ia kembali lagi ke bumi maka ia jauh lebih muda dari saudara
kembarnya B yang tinggal di Bumi.
Kesimpulan dari contoh peristiwa di atas adalah petualang angkasa selalu lebih muda ketika kembali lagi
ke bumi.

b) Bukti Pemekaran Waktu


Melalui percobaan yang dilakukan oleh J.C. Hafele dan R.E. Keating. Mereka membawa jam atom
mengelilingi dunia dengan pesawat jet karena kelajuan pesawat jet jauh lebih kecil dari c, efek pemekaran
waktu sangatlah kecil, tetapi jam atom yang memiliki ketelitian ± 〖10〗^(-9) s dapat mengukur efek
pemekaran ini. Jam atom berada di angkasa selama 45 jam dan selang waktu yang diukurnya
dibandingkan dengan jam atom standar yang disimpan di bumi. Hasil percobaan menunjukkan adanya
perbedaan selang waktu antara jam atom dalam pesawat dan jam atom di Bumi, tepat seperti yang
diprediksi oleh pemekaran waktu.
2. Kontraksi Panjang
Panjang adalah jarak 2 titik yang diukur. Pada dilatasi waktu, selang waktu yang diukur berbeda,
sedangkan selang waktu adalah jarak dibagi kelajuan. Maka, dampaknya akan ada pemendekan jarak
atau panjang dari benda yang diamati oleh dua pengamat yang bergerak relatif. Pemendekan panjang
itu disebut Kontraksi panjang, dan mengikuti persamaan:

Dimana:
Lo = panjang sejati; panjang dua titik yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kedua titik
L = panjang relativistik; panjang dua titik yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kedua titik
CONTOH SOAL :
1. Panjang benda diukur pengamat yang diam adalah 12 m. Panjang benda itu jika diukur oleh
pengamat yang bergerak dengan kecepatan 0,8 c (c = kecepatan cahaya relatif terhadap
benda adalah…
A. 6,0 m
B. 7,2 m
C. 9,6 m
D. 12,2 m
E. 12,6 m

Pembahasan:
Diketahui:
Lo = 12 m
v = 0,8 c
Jawab:

= 12 m . 0,6 = 7,2 m
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai