Dari gambar tersebut koordinat y dan z tidak terpengaruh oleh gerakan, artinya y = y’
dan z = z’ . Sehingga yang dibahas ialah hubungan antara x dan x’ dan antara t dan t’.
Ketika S dan S’ saling berhimpit dan diasumsikan t = t’ = 0, Perkiraan yang rasional
tentang hubungan x’ dengan x dan t ialah
x’= G(x – vt)
dengan G ialah faktor tak berdimensi yang tidak bergantung pada x dan t tapi
merupakan fungsi dari v/c. Seandainya rumusan tersebut benar maka persamaan
invers nya ialah
x = G(x’ + vt’)
Menurut postulat relativitas khusus Einstein ke 2 , laju cahaya haruslah sama c
menurut ke dua pengamat dikerangka S dan S’. Jarak ke titik cahaya pada front
gelombang diukur oleh pengamat dikerangka S ialah r = ct , sedangkan menurut
pengamat di kerangka S’ ialah r’ = c t’. Karena kerangka S’ bergerak sepanjang
sumbu xx’ maka x = ct dan x’ = c t’. Maka persamaan menjadi
ct’ = G(ct – vt)
ct = G(ct’ + vt’)
eleminir t’ dari kedua persamaan tersebut maka akan diperoleh
𝑐𝑡 = 𝐺2 𝑐
(𝑐 + 𝑣)(𝑐 − 𝑣)𝑡
Atau
1
√
2
𝐺≡𝛾= v
1−( )
c2
Sifat dari faktor gama ditunjukkan pada gambar berikut
Dengan demikian
x ’=γ ( x – vt) dan inversnya x=γ( x ’+ vt ’)
maka persamaan Transformasi Lorentz :
'
x =(γ −vt )
'
y =y
'
z =z
' vx
t =γ (t− )
c2
Transformasi Lorentz kebalikannya (invers) atau transformasi Lorentz dari S’ ke S
ialah
x=γ ( x ’ +vt ’ )
y= y ’
z=z ’
(
t=γ t ’+
vx ’
c
2 )
Dengan
1
γ=
√ 1−(
v2
c
2
)
Pada persmaaan transformasi Lorentz ini, t tidak sama dengan t’ atau waktu tempuh
sinar ke masing – masing pengamat di kerangka S dan S’ tidak sama, hal ini sesuai
dengan dengan postulat relativitas khusus ke 2, dimana t’ bergantung pada kedua t
dan x serta sebaliknya t bergantung pada kedua t’ dan x’, keterkaitan ini merupakan
keterkaitan ruang dan waktu yang dijelaskan oleh Einstein.
Postulat 1
“hukum-hukum fisika adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat ini merupakan perluasan
prinsip relativitas Newton untuk mencakup semua jenis pengukuran fisis, bukan hanya mekanis.
Postulat 2
“ kelajuan cahaya adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat pertama karena tidak adanya
acuan universal sebagai acuan mutlak. Postulat kedua memiliki implikasi yang sangat luas dengan
kecepatan, panjang, waktu dan massa benda yang semuanya bersifat relative.
Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat
relativistic, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
cahaya di S juga adalah c. maka diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan kecepatan
relativistic.
Dengan adanya Transformasi Lorentz, masalah perbedaan panjang, massa,dan waktu, antara di Bumi dan
di luar angkasa dapat terpecahkan.
X = ɤ(x’+vt’)………………….. (1)
Y = y’………………………………..(2)
Z = z’ ……………………………….(3)
Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang
pada arah ini.
Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama dimana v diganti dengan –v, sehingga
Maka diperolah ɤ :
√
ɤ = 1− v 2
2
c
TETAPAN TRANSFORMASI
u ' x +v
ux = 1+ v u' x /c 2
u' y √ 1−v /c
2 2
uy =
1+ v u ' x /c 2
u' z √ 1−v /c
2 2
uz =
1+v u ' x /c 2
Lalu jika Transformasi Galileo, hanya berlaku untuk kecepatan-kecepatan yang jauh lebih kecil
dari kecepatan cahaya, c. Untuk peristiwa yang lebih luas hingga kecepatan yang menyamai kecepatan
cahaya diperlukan suatu transformasi baru, sehingga diperoleh bahwa kecepatan cahaya di ruang vakum
merupakan besaran mutlak. Untuk memasukkan konsep relativitas Einstein, maka selang waktu menurut
kerangka acuan tidak bergerak t tidak sama dengan selang waktu menurut kerangka acuan bergerak t’.
X’ = ɤ hubungan
Karenanya, (x – vt) transformasi mengandung suatu pengali γ, yang disebut tetapan transformasi.
Dengan demikian bila transformasi ini dianggap linear, maka Persamaan yangdi gunakan
x ( 1−γ )
2
'
t =γt + … … … … … … .(3)
γv
Misalkan kecepatan terhadap kerangka acuan S’ adalah kecepatan cahaya u’ x = c, maka menurut
Einstein kecepatan cahaya terhadap kerangka acuan S sama besarnya yaitu u x = c. Dari sini diperoleh
hubungan x = ct dan x’ = ct’ sehingga Persamaan (1) menjadi ct’ = γ (x – vt). Kemudian dengan
menggunakan nilai t dari Persamaan (3) diperoleh
[
c γt +
x (1−γ 2 )
γv ]
=γ (x−vt )
[ ( )]
v
1+
[ ( )]
x 1−
c 1
v γ 2
v
c ( )
−1 =ct 1+ atau x=ct
1−
c 1
c
v γ2
−1
v
1+
c v
=1 atau 1+ =1−
c 1
−1
( )
( )
c 1 c v γ2
1−
v γ 2 −1
v2 1 1
2
=1− 2 atau γ 2 = 2
c γ v
1− 2
c
1
γ= … … … … ..(4 )
√ v2
1− 2
c
√
2
v
1− 2
c
( t−
c )
vx
2
'
( c ) 1− v … … … …..(5)
t =γ t −
vx
=
√
2 2
2
c
Di sini kita lihat bahwa relativitas Einstein, ruang dan waktu adalah relatif sedangkan relativitas
Newton, ruang dan waktu adalah mutlak. Transformasi Lorentz akan tereduksi menjadi tambahan
transformasi Galileo apabila kelajuan v jauh lebih kecil dari kelajuan cahaya
(v << c).
Contoh Soal
Sebuah Roket meninggalkan bumi dengan kecepatan 0.8c menuju ke planet mars. Seorang
Astrounot berinisial P sedang duduk di dalam roket tersebut.
A. Hitung posisi P berdasarkan kerangka acuan Stasiun di bumi setelah roket bergerak 10 detik
menurut jam di bumi (x=0 Km) .
B. Hitung waktu menurut jam Astronout setelah menempuh perubahan posisi yang sama
Jawab :
A. Posisi P menurut kerangka acuan di bumi :
' ( x−vt)
x =γ ( x −vt )=
√
2
v
1− 2
c
Dengan x=0 km dan v=0.8c dan t=10 s (c= 3 x 108 )
' ( 0−0.8 c x 10 s ) −8 c s −8 c s
x= = = =13.333 c s
√ ( 0.8 c )
2
√ 0.36 0.6
1− 2
c
(
x ' =13.33 3 3 x 108
m
s )
s=40 x 10 8 m=4 x 10 6 km
B.
( t−
c )
vx
2
'
( c ) 1− v
t =γ t −
vx
=
√
2 2
2
c
'
t=
( 10−
0.9 c x 0
c ) = 10 =16.66 6 s
2