Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki signifikansi penting untuk
diperoleh pengetahuan. Dalam ruang lingkup ilmu fisika, penelitian melibatkan pemahaman
terhadap alam semesta beserta segala kontennya (Hamzah dan Muniroh, 2020). Contoh konkret
dari bidang fisika adalah pemeriksaan tentang gerak. Ilmu fisika memiliki subdisiplin yang
secara spesifik memeriksa berbagai aspek gerakan suatu objek, baik dengan mengacu pada
penyebab gerak atau tanpa mengacu pada penyebab gerak tersebut. Salah satu subdisiplin fisika
yang secara khusus meneliti gerak benda dan faktor-faktor penyebabnya adalah dinamika
(Nugraha, 2019). Gaya diidentifikasi sebagai penyebab gerak benda, dan konsep gaya ini
dijelaskan melalui suatu hukum yang dikenal sebagai Hukum Newton (Nugraha, 2019).
Pada percobaan ini menggunakan glider sebagai objek yang bergerak serta air track
system sebagai lintasan dengan menerapkan Hukum II Newton untuk menentukan gaya yang
bekerja pada suatu benda dalam pengaruh gravitasi bumi. Gaya gravitasi F g dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu satu bagian yang bergerak tegak lurus dengan permukaan dan satu
bagian yang sejajar dengan gerakan glider itu sendiri. Hanya bagian yang bekerja sepanjang arah
pergerakan yang mampu meningkatkan kecepatan glider. Bagian yang lainnya disetarakan oleh
gaya yang berasal dari bantalan air track dan bertindak dalam arah yang berlawanan.
Agar dapat mendalami konsep gaya gravitasi dengan lebih baik, dilakukanlah praktikum
sebagai pelengkap teori yang telah dipelajari sebelumnya. Praktikum mengenai gaya gravitasi ini
dilakukan dengan menggunakan alat bernama air track photogate timer. Air track merupakan
jalur udara di mana glider bergerak maju atau meluncur. Glider, yaitu objek luncur, akan
bergerak di sepanjang air track, dan pada saat yang bersamaan, waktu melintas glider melalui
photogate timer sebelum dan sesudahnya akan diidentifikasi. Photogate timer adalah alat yang
berfungsi untuk merekam waktu ketika glider melewati air track dan informasi ini kemudian
terhubung dengan data studio di komputer. Eksperimen ini menggunakan Hukum II Newton
untuk mengukur gaya yang diberikan kepada suatu objek oleh medan gravitasi bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengaruh massa terhadap gaya gravitasi glider pada air track ?
2. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap percepatan glider pada air track ?
3. Bagaimana perbandingan percepatan gravitasi teori terhadap percobaan ?
1.3 Tujuan Percobaan
1. Menganalisis pengaruh massa terhadap percepatan gravitasi glider pada air track.
2. Menganalisis pengaruh ketinggian terhadap percepatan glider pada air track.
3. Menganalisis perbandingan percepatan gravitasi teori terhadap percobaan.
1.2 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat memahami bagaimana konsep dari gaya gravitasi pada Air Track pudak
sehingga diketahui nilai percepatan gravitasi dari setiap eksperimen.
2. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara mengoprasikan air track pudak dengan baik.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem yang Diselidiki

Pada eksperimen yang akan dilakukan untuk menyelidiki glider yang melintas pada air
track. Air track merupakan alat peraga yang memiliki lintasan rel udara yang terbuat dari logam
alumunium. Air track dibuat dari bahan aluminium ekstrusi dengan bentuk pipa segitiga. Rel
tersebut merupakan tempat kereta berjalan nyaris tanpa gesekan dengan memanfaatkan tiupan
udara dari air supply. Udara bertekanan dipompakan dari air supply pada salah satu sisi pipa
sehingga udara akan keluar pada lubang-lubang kecil yang terdapat di sepanjang rel. Aliran
udara yang keluar akan membentuk lapisan udara di antara kereta (glider) dan rel yang
menyebabkan kereta mengambang di atas rel dalam kondisi tanpa gesekan. Hal ini akan
memperkecil kesalahan yang disebabkan adanya gesekan pada percobaan gerak sehingga data
percobaan yang didapatkan akan mendekati hasil perhitungan secara teoritis (Maiza, 2018).

Gambar 2.1.1 Glider yang mengambang diatas permukaan air track


(Sumber : Buku Panduan Eksperimen Mekanika, 2018)

Gambar 2.1.2 pengaturan air track


(Sumber : Buku Panduan Eksperimen Mekanika, 2018)

Keterangan:
L = Panjang efektif glider
D = Jarak glider di air track dari tempat pemicu photogate pertama ke tempat pemicu photogate
kedua
d = Jarak antara kaki penopang air trac
h = Ketinggian

Ketika glider bergerak melintasi air track waktu tempuh dan juga kecepatannya akan
diterima oleh photogate. Vernier photogate merupakan sebuah sensor yang digunakan untuk
menghitung kelajuan, kecepatan, dan periode dari pergerakan benda. Photogate memungkinkan
untuk perekaman waktu dengan sangat akurat dalam eksperimen fisika. Vernier Photogate dapat
digunakan untuk gerak jatuh bebas, gerak proyektil, dan percobaan pendulum. Vernier photogate
terdapat batang yang digunakan untuk pemasangan ke ring stand atau statif. Photogate bekerja
dengan memproyeksikan sinar inframerah menuju sensor. Ketika sinar infrared terhalang, sensor
akan berhenti mengirim sinyal. Lampu LED pada Vernier photogate akan menyala dan pada
layar monitor komputer akan menunjukkan data berdasarkan selang waktu dan lebar penghalang
sensor, sehingga diperolehlah kecepatan rata-rata benda tersebut (Maiza, 2018).

2.2 Kemiringan pada Air Track

Pada suatu air track terdapat sudut kemiringan yang nantinya akan berpengaruh pada
percepatan gravitasinya, dimana secara matematis sudut kemiringan (θ) pada lintasan air track ini
dapat dirumuskan yaitu:

θ=tan−1 ( hd ) …(2.1)

Keterangan:
θ = sudut kemiringan (°)
h = Ketinggian (m)
d = Jarak antar kaki penopang air track (m)
(Pasco, 2019)
2.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan
Suatu Suatu benda yang bergerak secara GLBB dapat dipercepat atau diperlambat.
Perubahan kecepatan yang dialami benda sifatnya konstan pada setiap selang waktu atau dengan
kata lain percepatannya konstan. Apabila diterapkan pada gerak glider pada air track di mana
kecepatan mula-mula glider 𝑣0 dan kecepatan glider setelah bergerak selama t sekon berubah
menjadi 𝑣𝑡, maka percepatan rata-rata glider dapat ditulis:
∆v
a= …(2.2)
∆t
v−t 0
a= …(2.3)
t−t 0

Apabila ditetapkan keadaan awal adalah keadaan dimana t 0=0, maka persamaan menjadi:
v−v 0
a=
t−0
v−v 0
a= …(2.4)
t
Sehingga diperoleh persamaan:
v=v 0 + at …(2.5)

Kecepatan rata-rata glider yang bergerak lurus berubah beraturan adalah nilai tengah dari
kecepatan awal ( v 0) dan kecepatan akhir ( v ¿ dapat dituliskan sebagai berikut:
1
v= ( v 0 + v )
2
v0+ v
a= …(2.6)
2
Pada gerak lurus berubah beraturan berlaku rumus:
x=x 0 + v

v0+ v
x=x 0 + t
2
v0 v
x=x 0 + t+ t
2 2
v 0 v 0 +at
x=x 0 + t+ t
2 2
1 2
x=x 0 + v 0 t + at …(2.7)
2
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, maka diperoleh persamaan yaitu:
2 2
v =v 0 +2 a ∆ x
2 2
v =v 0 +2 a( x2 −x1 )
2 2
v =v 0 +2 aD
2 2
v −v 0
a= …(2.8)
2D
Juga bisa ditulis:
2 2
v 2−v 1
a= …(2.9)
2D
Keterangan:
x = Jarak yang ditempuh benda (m)
v0 = Kecepatan awal benda (m/s)

v1 = Kecepatan benda pada Photogate pertama (m/s)

v2 = Kecepatan benda pada photogate kedua (m/s)

t = Waktu yang ditempuh benda (s)


a = Percepatan benda (m/s2)
(Maiza, 2018)
Setelah diperoleh persamaan percepatan sesaat maka akan dapat diperoleh percepatan
rata-rata dengan menghitung besaran yang bekerja pada glider dan menghubungkannya dengan
Hukum II Newton sehingga diperoleh persamaan:
F=m . a
F=m . aavg …(2.10)

Keterangan:
F = Gaya yang bekerja pada glider
m = Massa beban yang terdapat pada glider
aavg = Percepatan rata-rata pada glider
2.4 Gerak Glider pada Bidang Miring

Gambar 2.4.1 Gaya-gaya yang bekerja pada bidang miring


(Sumber : Buku Panduan Eksperimen Mekanika, 2018 )

Pada bidang miring seperti gambar 2.4.1 balok tersebut dianggap sebagai glider
sedangkan lintasan bidang miring adalah lintasan air tracknya dan dengan sudut θ benda
bermassa akan bergerak oleh gaya luar netto pada bidang miring yang licin, menerapkan Hukum
II Newton (Maiza, 2018).
∑ F=m . a
w sinθ=m . a
mg sin θ=m. a
F g sin θ=m . a

m. a
F g= …(2.11)
sin θ
Fg
a= …(2.12)
m
Dengan sin θ = h/d , dimana h merupakan ketinggian pada bidang miring, dan d merupakan
Panjang lintasan atau kemiringan lintasan, dan a adalah percepatan gravitasi. Sedangkan
persamaan percepatan dapat diperoleh:
a=g sin θ …(2.13)

a=g sin ( hd ) …(2.14)

(Pasco,2019)
BAB III
METODOLOGI EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan
1. Photogate timer (2 buah)
2. Air Track (1 buah)
3. Glider (1 buah)
4. Air supply (1 buah)
5. Komputer (1 buah)
6. Layar (1 buah)
7. Bumper (1 buah)
8. Penggaris (1 buah)
3.2 Gambar Eksperimen

Gambar 3.2.1 Linier Air Track


(Sumber : Buku Panduan Eksperimen Mekanika, 2018)

3.3 Variabel Eksperimen

 Percobaan I

Variabel Kontrol : Panjang lintasan air track (d), jarak antar photogate(D), ketinggian
air track (h), Panjang glider (L)
Variabel Manipulasi : massa (kg)

Variabel Respon : percepatan (a), gaya gravitasi (Fg), percepatan gravitasi (g),
gaya (F)

 Percobaan II

Variabel Kontrol : Panjang lintasan air track (d), jarak antar photogate(D), massa
(m), Panjang glider (L)
Variabel Manipulasi : ketinggian air track (h)
Variabel Respon : percepatan (a), gaya gravitasi (Fg), percepatan gravitasi (g), gaya
(F)

3.4 Langkah Eksperimen


3.4.1 Percobaan I
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah mempersiapkan alat dan bahan. Selanjutnya
menghitung massa glider dan layar, selanjutnya mengukur d jarak antar kaki penopang air track,
menempelkan balok setebal h di satu kaki penopang, mengukur dan mencatat D jarak antar
photogate, mengatur photogate timer pada gate dan tekan tombol reset, kemudian meletakkan
beban pada sisi kanan dan sisi kiri pada glider dan memastikan layar sudah terpasang pada
glider. Lalu menyalakan air supply dan atur pada nomor 3 dan memastikan udara sudah berada di
air track. Setelah itu mengatur jarak tertentu sebelum glider dilepas dan Ketika dilepas
bersamaan dengan menekan tombol start pada computer sehingga diperoleh t 1 pada photogate
pertama dan t2 pada photogate kedua, dan menekan tombol stop setelah melewati photogate 2,
melakukan percobaan dengan mengubah massa glider dengan menambah bobot da mengulangi
hingga lima massa berbeda, mencatat massa untuk setiap set pengukuran.

3.4.2 Percobaan II
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah mempersiapkan alat dan bahan. Selanjutnya
menghitung ketingian airtrack, selanjutnya mengukur d jarak antar kaki penopang air track,
mengukur massa glider, mengukur dan mencatat D jarak antar photogate, mengatur photogate
timer pada gate dan tekan tombol reset, kemudian meletakkan beban pada sisi kanan dan sisi kiri
pada glider dan memastikan layar sudah terpasang pada glider. Lalu menyalakan air supply dan
atur pada nomor 3 dan memastikan udara sudah berada di air track. Setelah itu mengatur jarak
tertentu sebelum glider dilepas dan Ketika dilepas bersamaan dengan menekan tombol start pada
computer sehingga diperoleh t1 pada photogate pertama dan t2 pada photogate kedua, dan
menekan tombol stop setelah melewati photogate 2, melakukan percobaan dengan mengubah
ketinggian airt rack dengan menambah balok kayu pada kaki airtrack mengulangi hingga lima
ketinggian berbeda, mencatat ketinggian untuk setiap set pengukuran.
BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Data

 Percobaan I

Tabel 4.1.1 eksperimen pengaruh massa terhadap gaya gravitasi.

h = 0.002 m

d = 1.1 m

D = 0,2 m

L = 0.04 m
aavg(m/
m(kg) t1(s) t2(s) v1(m/s) v2(m/s) a(m/s2) s2) f(N) fg(N) g(m/s2)
0.93 0.04282 0.01500
4 3.54 7 0.180791 1
0.89 0.04459 0.01603
7 3.43 3 0.186589 4
0.92 0.04343
1 2.98 1 0.214765 0.02
0.87 0.04566 0.02001
6 3.01 2 0.212625 4
0.138 0.91 0.04371 0.02015 1.38548
1 5 2.97 6 0.215488 6 0.01824 0.0025 3 10.03246
0.98 0.04044
9 2.98 5 0.214765 0.01954
0.03921 0.02062
1.02 2.87 6 0.222997 7
0.98 0.04044 0.02010
9 2.93 5 0.21843 5
0.03448 0.01821
1.16 3.02 3 0.211921 4
0.150 0.03571 0.01808 1.59984
6 1.12 3.05 4 0.209836 8 0.01931 0.0029 4 10.62313
0.03361 0.01748
1.19 3.08 3 0.207792 3
0.03225 0.01609
1.24 3.21 8 0.199377 6
0.02985 0.01763
1.34 3.01 1 0.212625 8
0.03571 0.01960
1.12 2.91 4 0.219931 6
0.163 0.03603 1.62750
1 1.11 2.89 6 0.221453 0.01989 0.01814 0.0029 6 9.978578
0.03478 0.01946
1.15 2.91 3 0.219931 4
0.03389 0.01956
1.18 2.89 8 0.221453 1
0.03669 0.01854
1.09 3.02 7 0.211921 3
0.03389 0.01823
0.175 1.18 3.01 8 0.212625 2 1.84179
6 1.21 2.88 0.03305 0.222222 0.01955 0.01907 0.0033 5 10.48858
8

 Percobaan II

Tabel 4.1.2 eksperimen pengaruh ketinggian dengan percepatan

L = 0.04 m

D = 0.6 m

m = 0.1205 m

d = 1.1 m
t2(s
h (m) t1(s) ) v1(m/s) v2(m/s) a(m/s2) aavg(m/s2) f(N) fg(N) g(m/s2)
0.83 0.04807 0.21917 0.02142
2 2.92 7 8 8
0.85 0.04694 0.22299 0.02186
2 2.87 8 7 1
0.79 0.05056 0.20645 0.01981
1 3.1 9 2 8
0.79 0.05012 0.21621 0.02128
8 2.96 5 6 1
0.00 0.81 0.04926 0.22145 0.02198 0.02127474 0.002 1.281 10.6373
2 2 2.89 1 3 6 6 5 8 7
0.78 0.05069 0.32323 0.04194
9 1.98 7 2 7
0.82 0.04860
3 2.09 3 0.30622 0.03777
0.76 0.05228 0.32323 0.04230
5 1.98 8 2 5
0.78 0.05069 0.31840 0.04087
9 2.01 7 8 2
0.00 0.79 0.05056 0.30769 0.03850 0.04027963 0.004 1.213 10.0699
4 1 2.08 9 2 5 4 8 4 1
0.67 0.05899 0.38787 0.05990
8 1.65 7 9 9
0.71 0.39751 0.06175
2 1.61 0.05618 6 2
0.71 0.05625 0.37869 0.05675
1 1.69 9 8 6
0.68 0.05805 0.39263 0.06093
9 1.63 5 8 7
0.00 0.69 0.05788 0.38095 0.05777 0.007 1.193 9.90429
6 1 1.68 7 2 4 0.05942577 1 4 5
0.61 0.06535 0.46043 0.08293
2 1.39 9 2 7
0.58 0.06884 0.45390 0.08197
1 1.41 7 1 9
0.58 0.06849 0.45070
4 1.42 3 4 0.08087
0.60 0.06568 0.46376 0.08409
9 1.38 1 8 5
0.00 0.59 0.45714 0.08238 0.08245284 0.009 1.241 10.3066
8 8 1.4 0.06689 3 3 6 9 9 1

4.2 Analisis
Pada eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan glider yang digerakkan di atas
lintasan air track. Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh massa terhadap gaya
gravitasi. Percobaaan ini dilakukan dengan memanipulasi empat massa dengan setiap massa
dilakukan lima kali pengulangan. Sehingga didapatkan 20 data seperti pada tabel 4.1.1. Pada
eksperimen ini ketinggian dikontrol sebesar 0,002 m, jarak antar photogate 0,6 m dan panjang
lintasan atau d adalah 1.1 m. Sehingga diperoleh respomn berupa t 1 dan t2 saat glider melewati
photogate 1 dan photogate 2. Dari variabel kontrol dan respon yang didapatkan maka diperoleh
d D
nilai v1 dengan menggunakan rumus v1= dan v2 dengan rumus . Kemudian diperoleh nilai
t1 t2
percepatan benda dengan memasukkan nilai kecepatan dan waktu yang diperoleh ke dalam
2 2
v 2 −v 1
persamaan a= , dimana D adalah jarak antar photogate 1 dan photogate 2 pada
2D
eksperimen. Dapat di analisis data eksperimen pada tabel 4.1.1 dengan massa m sebesar 0,1381
kg ; 0,1506 kg ; 0,1631 kg ; 0,1756 kg, diperoleh nilai kecepatan dan waktu seperti pada tabel.
Data tersebut kemudian diolah untuk mengetahui nilai percepatan rata-rata benda berdasarkan
eksperimen yaitu 0.01824 m/s2 ; 0,01931 m/s2 ; 0,01814 m/s2 ; 0,01907 m/s2. dan diperoleh nilai
percepatan gravitasi sebesar 10.0325 m/s2 ; 10.6231 m/s2 ; 9,97858 m/s2 ; 10.4886 m/s2. Serta
diperoleh gaya gravitasi sebesar 1,38 N ; 1,59 N ; 1,62 N dan 1,84 N. Nilai percepatan benda
m2−m1
yang diperoleh adalah konstan hal ini disebabkan oleh adanya persamaan a= g dengan
m2
keterangan apabila massa m2 pembilang berubah maka massa m2 pada penyebut juga berubah
yang menyebabkan percepatan benda bernilai konstan. Pada percobaan II, percobaan ini
dilakukan dengan mengubah ketinggian airtrack ketinggian yang dipakai adalah 0.02 m; 0.04 m;
0.06 m; 0.08 m. Dengan manipulasi ketinggian ini airtrack akan dijalankan dengan air supply
lalu akan diperoleh t1 dan t2 dari photogate timer. Dengan diperolehnya t1 dan t2, kita akan
memperoleh kecepatan v1 dan v2 yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung besar
2 2
v 2 −v 1
percepatan glider. Percepatan glider dihitung dengan a= , dimana D adalah jarak antar
2D
photogate 1 dan photogate 2 pada eksperimen. Dapat dianalisis pada table 4.1.2 dengan
ketinggian yang bervariasi, diperoleh nilai percepatan rata-rata yaitu 0.0212 m/s²; 0.0402 m/s²;
0.0594 m/s²; 0.0824 m/s², Dari data yang diperoleh maka hubungan antara ketinggian dan
percepatan yang diperoleh adalah berbanding lurus.

4.3 Pembahasan

Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis, maka dalam hal ini dilakukan
pembahasan yang merupakan tindak lanjut dari hasil data yang diperoleh saat eksperimen. Pada
percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 5 massa yang berbeda. Massa tidak
mempengaruhi percepatan benda akan tetapi massa memiliki pengaruh terhadap gaya gravitasi.
Pengaruh massa terhadap gaya gravitasi adalah berbanding lurus dimana semakin besar massa
yang digunakan maka akan semakin besar pula gaya gravitasi yang bekerja pada sistem.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut.
Grafik pengaruh massa terhadap gaya gravitasi
2
1.8
f(x) = 11.1727965505273 x − 0.138796146936472
1.6 R² = 0.933310182186599
1.4

Gaya gravitasi
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.135 0.14 0.145 0.15 0.155 0.16 0.165 0.17 0.175 0.18
massa (kg)

Grafik 4.3.1 Grafik pengaruh massa terhadap gaya gravitasi

Berdasarkan tujuan percobaan kedua yakni menganalisis perbandingan ketinggian dengan


percepatan glider, maka diperoleh grafik sebagai berikut.

Grafik hubungan ketinggian dengan percepatan


glider
0.09
0.08
f(x) = 10.134021794396 x + 0.0001881398481327
0.07 R² = 0.99769576206661
0.06
percepatan (a)

0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
ketinggian (h)

Grafik. 4.3.2 Perbandingan ketinggian dengan percepatan glider

Hukum Newton II menyatakan bahwa gaya yang diberikan pada suatu benda sama
dengan massa benda tersebut dikalikan dengan percepatannya. Secara matematis, hukum ini
dapat dirumuskan sebagai:

F=m . a…………………………………………….(4.1)

Di sini:

- F = adalah gaya yang diberikan pada benda. (N)

- m = adalah massa benda, dan (kg)

- a = adalah percepatan benda. (m/s²)

Jika kita mempertimbangkan perubahan ketinggian (h) suatu benda, kita dapat
menggunakan konsep gaya gravitasi. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang ada antara
dua objek dengan massa yang disebabkan oleh keberadaan massa masing-masing objek tersebut.
Ini adalah salah satu gaya fundamental dalam fisika dan diatur oleh Hukum Gravitasi Newton.
Hukum Gravitasi Newton menyatakan bahwa setiap objek dengan massa menarik objek lain
dengan gaya gravitasi yang sebanding dengan massa kedua objek dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak di antara pusat massa keduanya. Rumus matematisnya adalah:

m . a .d
Fg= …………………………………………(4.2)
h

Dimana :

Fg = gaya gravitasi (N)

m = massa (kg)

a = percepatan (m/s²)

d = jarak antar photogate (m)

h = ketinggian (m)

Dengan rumus ini, bisa dipakai untuk menganalisis hubungan antara ketinggian dan
percepatan glider. Dimana pada rumus jika dibalik menjadi :

m. a . d
h= ………………………………………….(4.3)
Fg

Dimana :

Fg = gaya gravitasi (N)

m = massa (kg)

a = percepatan (m/s²)

d = jarak antar photogate (m)

h = ketinggian (m)

Jadi, bisa dilihat di rumus (4.3) bahwa hubungan antar ketinggian dan percepatan glider
adalah berbanding lurus. Seperti terlihat juga pada grafik 4.3.2 bahwa percepatan glider
mengalami peningkatan yang signifikan seiring bertambahnya ketinggian. Hasil ini sudah sesuai
dengan teori rumus (4.3) dimana hubungan antara ketingian dengan percepatan glider adalah
berbanding lurus.

Berdasarkan tujuan percobaan ketiga yakni menganalisis perbandingan percepatan


gravitasi secara teori dan percobaan, maka diperoleh diagram sebagai berikut.
Perbandingan gravitasi percobaan 1 dan teori
10.8
10.6
10.4
10.2
10
9.8
9.6
9.4
9.2
1 2 3 4

gravitasi percobaan gravitasi teori

Grafik. 4.3.3

Perbandingan percepatan gravitasi percobaan 1 dan percepatan gravitasi secara teori

Lalu pada percobaan 2,

Perbandingan gravitasi percobaan 2 dan teori


10.8
10.6
10.4
10.2
10
9.8
9.6
9.4
9.2
1 2 3 4

gravitasi percobaan gravitasi teori

Grafik. 4.3.4

Perbandingan percepatan gravitasi percobaan 2 dan percepatan gravitasi secara teori

a
Hasil nilai percepatan gravitasi secara perhitungan diperoleh dari persamaan g= .
sin θ
Sehingga dapat dilihat pada diagram berwarna biru adalah hasil perhitungan nilai percepatan
gravitasi dan diagram berwarna orange adalah nilai percepatan gravitasi secara teori. Sehingga
didapakan perbandingan nilai percepatan gravitasi secara perhitungan dan teori secara berturut-
urut 0,988:1 ; 0,989:1 ; 0,985:1 ; 0,989;1 ; 0,988;1. Dari data yang diperoleh dan dari diagram
diatas dapat dilihat bahwa nilai percepatan gravitasi secara perhitungan dan secara teori meiliki
selisih yang relatif besar. Hal ini dapat terjadi kaena kesalahan praktikan atau adanya human
error ketika eksperimen dilakukan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen yang telah dilakukan ialah, pada percobaan
menggunakan air track system massa tidak memiliki pengaruh terhadap percpatan sistem akan
tetapi massa memiliki pengaruh terhadap nilai gaya gravitasi,pengaruh massa terhadap gaya
gravitasi adalah berbanding lurus dimana apabila massa yang digunakan semakin besar maka
nilai gaya gravitasi yang diperoleh juga akan semakin besar. Lalu, hubungan ketinggian dengan
percepatan glider adalah berbanding lurus, dimana data percepatan yang diperoleh adalah
0.02127 m/s²; 0.0402 m/s²; 0.0594 m/s²; dan 0.0824 m/s². Dari data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa hubungan ketinggian dengan percepatan adalah berbanding lurus.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada eksperimen kali ini yaitu yang pertama
memahami sostem alat yang digunakan sehingga lebih mudal mengidentifikasi rumusan masalah
dan variabel yang digunakan. Kedua, perlu adanya pemahaman dalam melakukan pengkajian
dasar teori dan persamaan yang digunakan. Dan yang ketiga, berhati-hati dalam melakukan
eksperimen agar meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2016. Fisiska Dasar I. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Astuti, I. A. D. 2016. Pengembangan Alat Eksperimen Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi


Berdasarkan Teori Bidang Miring Berbasis Micromputer Based Laboratory (MLB).
Fakta Exacta. 9(2):114-118.

Indrasusanto. T., dan T . Yunitasari.2009. Pendayagunaan Linear Air track Untuk Percobaan
Gerak Lurus Berubah Beraturan. Magister Scientiace. 98-122.

Maizaa, R., N. Kurniasih. 2018. Analisis Gerak Benda Pada Bidang Miring Dengan
Menggunakan Air Track. PROSIDING SNIPS 2018. 520-528.

Serway, R. A., J. W. Jewett. 2004. Physics for scientists and engineers. 6 th ed.
ThomsonBrooks/Cole.

Tim Eksperimen Fisika. 2020. MK-4 Air Track Photogate Timing System. Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai