Anda di halaman 1dari 30

VEKTOR DAN SKALAR

Vektor adalah besaran fisis yang memiliki dua sifat penting,


yaitu besarnya (magnitude) dan arahnya (direction).
Skalar adalah besaran fisis yang hanya memiliki satu sifat
penting, yaitu besarnya saja.

Dari pengertian ini, maka besar suatu vektor


sesungguhnya adalah skalar dari besaran vektor tersebut.
Representasi suatu vektor dinyatakan dengan garis lurus
disertai anak panah.
• Panjang garis mewakili besar vektor.
• Anak panah menunjukkan arah vektor tersebut.

{Vektor A}
A
arahnya

Besarnya

Simbul sebuah vektor A:


A

(huruf tebal), atau

A (huruf reguler dengan anak panah diatasnya)



Besarnya vektor A atau A disimbolkan oleh:

A huruf tebal dengan tanda mutlak, atau

A huruf reguler (saja)

PENJUMLAHAN VEKTOR

Partikel berpindah mula-mula y


dari A ke B dan dari B ke C C

V = V1 + V2
V
V2
V = V +V1
2
2
2
α
x
A V1 B
 BC 
α = arc tan 
 AB 
Vektor V1 dan V2 membentuk sudut θ
C
V β
E
V2 V2 sinθ
α θ
A V1 B V2 cosθ D

V = V1 + V2
Besar vektor resultan:
( AC )2 = ( AD )2 + (DC )2
= ( AB + BD ) + (DC )
2 2

= (V1 + V2 cosθ ) 2 + (V2 sin θ ) 2


= V1 + 2V1 ⋅ V2 cosθ + V2 cos 2 θ + V2 sin 2 θ
2 2 2
( AC ) 2 = V1 + V2 + 2V1 ⋅ V2 cosθ
2 2
C
V β
E
V2 V2 sinθ
V = V1 + V2 + 2V1 ⋅ V2 cosθ
2 2

α θ
A V1 BV2 cosθ D
ARAH VEKTOR RESULTAN
Dari ∆ACD dan ∆BDC, diperoleh:
V sin α = V2 sin θ
V V2
=
sin θ sin α

Dari ∆BEA dan ∆BEC: V V1 V2


= =
V1 sin α = V2 sin β sin θ sin β sin α
V1 V
= 2
sin β sin α
SELISIH antara Dua Vektor diperoleh dengan
menambahkan negatif (lawan) dari vektor yang kedua
terhadap yang pertama

V2
θ
V1 π −θ

V −V2

V = V1 + V2 + 2V1 ⋅ V2 cos(π − θ )
2 2

V = V1 + V2 − 2V1 ⋅ V2 cos θ
2 2
PENJUMLAHAN VEKTOR BERDASARKAN
KOMPONEN
Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor pada
garis dalam ruang yang didapatkan dengan menarik garis
tegak lurus dari kepala vektor ke garis tersebut
y
Komponen vektor A secara
AY A analitik:

Ax = A cosθ
θ
x Ay = A sin θ
AX

Besar vektor A diperoleh dari teorema Pythagoras:

A = Ax2 + Ay2
Contoh
Tiga orang bertengkar y

memperebutkan sebuah mantel. 300 N

Ketiganya masing-masing 200 N

memberikan gaya horozontal 450


530
300 x
Tentukan besar dan arah gaya
total! 155 N

Penjumlahan vektor gaya dengan metode komponen.


Sudut antara gaya-gaya terhadap sumbu x positif
adalah:
F1 ⇒ θ1 = 300
F2 ⇒ θ2 = 1800 − 450 = 1350
F3 ⇒ θ3 = 1800 + 530 = 2330
 R x = ∑ Fx
R = ∑F 
 R y = ∑ Fy
∑ F x = ( 200N) cos 30 0
+ (300N) cos 135 0
+ (155N) cos 233 0

∑ Fx = 173N + (−212N) + (−93N) = −132N


∑ Fy = (200N) sin 300 + (300N) sin 1350 + (155N) sin 2330
∑ Fy = 100N + 212N + (−124N) = 188N

R = R x 2 + R y 2 = 230N

θ = arctan
Ry 
= arctan
188N 
= − = − 0
 arctan( 1, 42) 55
Rx  − 132 
θ = −550 + 1800 = 1250
KECEPATAN RELATIF

Kecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif


terhadap suatu sistem koordinat yang bergerak relatif
terhadap sistem koordinat yang lain.
Misal:
Seorang berjalan di kereta dengan kecepatan vok relatif
terhadap kereta, sementara kereta itu bergerak dengan
kecepatan vkb relatif terhadap tanah.
Kecepatan orang relatif terhadap tanah adalah jumlah
kedua kecepatan tersebut

vob = vok + vkb


Contoh:
Sebuah sungai mengalir dari arah barat ke timur dengan
kelajuan 3 m/s. Seorang anak berenang ke utara
menyeberangi sungai dengan kelajuan 2 m/s relatif
terhadap air. Berapakah kecepatan anak relatif terhadap
pinggir sungai?

U
vot = voa + vat
A
vot = Aoa2 + Aat2
voa
vot = Aoa2 + Aat2
θ
T
vat
vot = (2m / s ) 2 + (3m / s ) 2

vot = 13 m 2 / s 2 = 3,61 m / s
Arah kecepatan anak terhadap pantai adalah:
voa
tan θ = U
v at
2m/ s vat = 3 m/s A
tan θ = θ
3m / s
Voa = 2 m/s
tan θ = 0,667
θ
θ = arc tan(0,667) T

θ = 33,7 0
KINEMATIKA DUA DIMENSI
Gerak peluru adalah salah satu contoh kinematika dua dimensi.
Peluru yang ditembakkan ke udara misalnya, akan mempunyai
kecepatan ke arah x dan juga ke arah y (lihat gambar)

Gerak peluru disebut gerak parabola sebab y merupakan fungsi


parabola dari x
Jika kita ambil sumbu vertikal y dengan arah positif ke atas
dan sumbu horizontal x dengan arah positif searah
komponen horizontal kecepatan proyektil, maka
percepatan proyektil: ax = 0 dan ay = − g

Komponen kecepatan awal:


v0x = v0 cos α
v0y = v0 sin α
Tidak ada percepatan arah horizontal, maka komponen
kecepatan arah sumbu-x:
vx = v0x = v0 cos α

Komponen kecepatan arah sumbu-y berubah terhadap


waktu:
vy = v0y − gt = v0 sin α − gt
Komponen perpindahan proyektil:
∆x = vx t = v0x t = v0 cos α t
∆y = vy t − ½ gt2 = v0y t − ½ gt2 = v0 sin α t − ½ gt2

Contoh:
Sebuah bola dilemparkan ke udara dengan kecepatan awal
50 m/s pada 370 terhadap horizontal. Tentukan waktu total
bola berada di udara dan jarak horizontal yang ditempuh
jika g = 10 m/s2.

Komponen vektor kecepatan awal:


v0x = v0 cos α = 50 m/s · cos 370 = 50 m/s · 4/5 = 40 m/s
v0y = v0 sin α = 50 m/s · sin 370 = 50 m/s · 3/5 = 30 m/s
Waktu total bola di udara dapat diperoleh jika ∆y = 0 :
∆y = 0
vy t − ½ gt2 = 0
v0y t − ½ gt2 = 0
2v0 y 2 ⋅ (30 m / s )
t = = 2
= 6s
g 10 m / s

CATATAN!!
Waktu total bola di udara adalah dua kali waktu yang
dibutuhkan bola untuk mencapai titik tertingginya
Jarak horizontal terjauh (jangkauan) yang ditempuh bola:
∆x = vx t = v0x t = v0 cos α t
∆x = 40 m/s · 6 s
∆x = 240 m
SOAL LATIHAN (dikumpulkan)
1. Suatu benda bergerak sepanjang garis lurus menurut hukum v = t3 + 4t2 + 2.
Jika x = 4 m pada t = 25 s, tentukan harga x bila t = 35. Tentukan pula
percepatannya. (AF)

2. Seorang perenang mengarah langsung ke seberang sebuah sungai,


berenang dengan laju 1,6 m/s relatif terhadap air yang diam. Ia tiba di titik 40 m
di hilir dari titik tepat di seberang sungai yang lebarnya 80 m. (a) Berapakah
kelajuan arus sungai? (b) berapakah kelajuan perenang relatif terhadap tepis
sungai. (c) ke arah mana perenang harus berenang agar tiba di titik tepat di
seberang titik awalnya? (T)

3. Buktikan bahwa waktu yang diperlukan sebuah peluru untuk mencapat titik
tertinggi sama dengan waktu yang diperlukan untuk kembali ke ketinggian awal
dari titik tertinggi
Ilmu yang mengkaji tentang gerak benda atau
partikel dengan memperhatikan gaya-gaya
yang menyebabkan gerak yang terjadi

Teori tentang gerak yang didasarkan pada


konsep massa dan gaya serta hukum-hukum
yang menghubungkan konsep fisis ini dengan
besaran kinematika (perpindahan, kecepatan,
dan percepatan)
GAYA
Tarikan atau dorongan terhadap
sebuah benda (gaya merupakan
besaran vektor)
Sifat-sifat gaya:
 Suatu gaya dicirikan oleh besar F1 F2
dan arah (vektor),
keduanya diperlukan untuk menentukan
gaya secara lengkap
Ftotal = F2 − F1
 Jika pada sebuah benda
dikenakan lebih dari satu F1
gaya secara serempak,
maka gaya total yang bekerja Ftotal
pada benda tersebut
merupakan jumlahan vektor F2
masing-masing gaya
Contoh

Tiga buah gaya yang bekerja pada sebuah partikel


ditentukan oleh persamaan:

F1 = (20i + 36 j + 73k ) N
F2 = (−17i + 21j − 46k ) N
F3 = (−12k ) N
Tentukan besar resultan gaya yang bekerja pada
partikel tersebut!
R = R x i + R y j + R zk

R x = ∑ Fx =F1x + F2 x + F3 x
R x = ∑ Fx =20 N − 17 N + 0 N = 3 N
R y = ∑ Fy =F1y + F2 y + F3 y
R y = ∑ Fy = − 36 N + 21N + 0 N = −15 N
R z = ∑ Fz = F1z + F2z + F3 z
R z = ∑ Fy =73 N − 46 N − 12 N = 15 N

R = 3i − 15 j + 15k
Besar resultan gaya yang bekerja pada partikel:

R = R 2x + R 2y + R 2z = 459 = 21N
Macam-macam gaya

Gaya gesek
Gaya kontak yang sejajar dengan bidang sentuh dan
arahnya selalu melawan arah gerak benda atau arah
kecenderungan gerak benda
FN
f = µ FN
F
f
µ : koefisien gesek
Fg = w

statis (µs) kinetis (µk)


Gaya berat (gaya gravitasi)
Gaya gravitasi bumi yang bekerja pada sebuah benda
bermassa yang terletak di dekat permukaan

GM
Fg = w = m 2
= mg
R

m : massa benda
M : massa bumi
R : jarak benda terhadap pusat bumi
G : konstanta gravitasi =6,67 x 10-11 Nm2/kg2
g : percepatan gravitasi (kuat medan gravitasi)
Gaya normal
Gaya kontak yang bekerja dengan arah tegak lurus
bidang sentuh jika dua buah benda saling bersentuhan
satu sama lain
FN
FN

Fg sin α
Fg cos α

Fg = w
Fg = w α

FN = Fg = w FN = Fg cos α
HUKUM GERAK NEWTON

HUKUM I NEWTON
“Jika Resultan gaya atau gaya total yang bekerja pada
suatu benda sama dengan nol, maka benda akan tetap
diam atau bergerak lurus beraturan dengan kecepatan
tetap”

Secara matematis, dinyatakan:

∑ Fx = 0
∑F = 0 ∑ Fy = 0
∑ Fz = 0
Contoh kasus 1:
Sebuah kotak bermassa 10,0 kg berada dalam keadaan
diam pada permukaan meja yang licin. Tentukan:
a). Berat kotak dan gaya normal yang bekerja padanya.
b). Gaya normal, bila kotak ditekan dengan gaya 40,0 N

FN
Fg = mg
Fg = (10,0kg)(9,80m / s2 ) = 98N

Fg = w
∑F = 0 ∑ Fy = 0
FN − Fg = 0
FN = Fg
FN

F
∑F = 0 ∑ Fy = 0
FN − Fg − F = 0
Fg = w FN = Fg + F
FN = 98,0 N + 40,0 N
FN = 138,0 N
Contoh kasus 2:

Jika kedudukan benda A adalah ½ R di atas permukaan


bumi, sedangkan kedudukan benda B adalah 2R di atas
permukaan bumi (R : jari-jari bumi). Tentukan
perbandingan kuat medan gravitasi yang dialami benda A
dan benda B!
GM
Fg = m 2
= mg
R
GM
m 2
= mg
R
GM
g= 2
R
Kedudukan masing-masing benda terhadap pusat bumi:
r A = R + 21 R = 32 R
r B = R + 2R = 3R
Perbandingan kuat medan gravitasi benda A dan B:
GM GM
gA : gB = 2 : 2
rA rB

gA : gB = rB2 : rA2
gA : gB = (3R ) : 2 R
2 3 ( )
2

gA : gB = 9R 2 : 94 R 2
gA : gB = 4 : 1

Anda mungkin juga menyukai