Anda di halaman 1dari 56

ALAM

SEMESTA
keteraturan

ri
n ca hasil
me
beraneka ragam

seni

SAINS
Sains bersifat : sistematis dan rasional

Pengelompokkan sains atau ilmu :

1. Ilmu Sosial
Biologi : studi tentang mahluk hidup

2. Ilmu Alam Kimia : interaksi unsur dan senyawa

FISIKA paling fundamental


(dasar dari semua bidang sains)
FISIKA (alam)
ilmu tentang semua gejala alam
(definisi sampai akhir abad 18)

“Filsafat Alam”

ilmu yang mempelajari komponen materi dan energi


dengan segala antar-aksinya
(definisi sekarang)
Cabang ilmu fisika

Ø Mekanika ® berkaitan dengan gerak benda


Ø Optika ® berkaitan dengan cahaya
Ø Akustika ® berkaitan dengan bunyi
Ø Termodinamika ® berkaitan dengan kalor
Ø Elektromagnetika ® tentang listrik dan magnet

Fisika klasik
Ø Fisika Modern
Ø Fisika Kuantum
Peran fisika :

üMendefinisikan besaran-besaran fisis


secara tepat serta pengukuran besaran
fisis tersebut secara akurat
üMencari hubungan antara besaran-
besaran fisis tersebut

Nilai tiap besaran fisis harus dinyatakan


dengan bilangan dan sebuah satuan
Definis satuan :
1m = 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya
jingga hasil radiasi EM dari isotop 86Kr yang
bertransisi antara 2P10 dan 5d5.
= jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum
selama 1/(299.729.458) sekon
1 kg = massa sebuah balok platina yang disimpan di
Biro Internasional Bagi Berat dan Ukuran,
Sevres, Paris.
= massa satu liter air murni pada suhu 40 C

1s = selang waktu yang diperlukan oleh atom 133Cs

untuk melakukan radiasi sebanyak


9.192.631.770 kali
Besaran pokok dan satuan (sistem SI) berdasarkan
konferensi umum ke 14 mengenai berat dan ukuran

Besaran Satuan Simbol


panjang meter m
massa kilogram kg
waktu sekon s
arus listrik ampere A
temperatur kelvin K
intensitas candela cd
cahaya
jumlah zat mole mol
satuan besaran fisis harus bersifat standart, tetap dan
berlaku universal
Awalan-awalan untuk SI

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol


1018 eksa E 10-1 desi d
1015 peta P 10-2 senti c
1012 tera T 10-3 mili m
109 giga G 10-6 mikro µ
106 mega M 10-9 nano n
103 kilo k 10-12 piko p
102 hekto h 10-15 femto f
101 deka da 10-18 atto a
Q

Dimensi Besaran Pokok


Nama Besaran Dimensi Satuan SI
Panjang L m (meter)
Massa M kg (kilogram)
Waktu T s (sekon)
Kuat Arus I A (ampere)
Intesitas penyinaran Cd cd (candela)
Suhu Q K (kelvin)
Jumlah zat Mol mol (mole)
Contoh Dimensi Besaran Turunan
Luas L2 m2
Volume L3 m3
Kecepatan LT-1 ms-1
Momentum linear MLT-1 kg m s-1
Percepatan LT–2 m s-2
Gaya MLT–2 kg m s-2 = N (newton)
Energi, usaha ML2T–2 kg m2 s-2 = J (joule)
Daya M L2T–3 kg m2s-3 = W (watt)
Intensitas (materi) MT–3 kg s-3 = W m-2 (watt/m2)
Tekanan ML–1 T–2 kg m-1 s-2 = N m-2, Pa (pascal)
Dimensional Analysis

n This is a very important tool to check


your work
n It’s also very easy!

n Example:
Doing a problem you get the answer distance
d = vt 2 (velocity x time2)
Units on left side = L
Units on right side = L / T x T2 = L x T

n Left units and right units don’t match,


so answer must be wrong!!
The period P of a swinging pendulum depends
only on the length of the pendulum d and the
acceleration of gravity g. Which of the following
formulas for P could be correct ?
d d
(a) P = 2p (dg)2 (b) P = 2p (c) P = 2p
g g

Given: d has units of length (L) and g has units of (L / T 2).


Soal Analisis Dimensi
1. Sebuah helikopter memiliki daya angkat P yang
bergantung pada berat beban total W (yakni berat
helikopter dan beban) yang diangkat, massa jenis
udara r dan panjang baling-baling helikopter ℓ.

(a)Gunakan analisis dimensi untuk menentukan


ketergantungan P pada W, r dan ℓ.
(b)Jika daya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban
total W adalah P0 berapakah daya yang dibutuhkan
untuk mengangkat beban total 2W ?
BESARAN :
© SKALAR :
- besaran yang hanya memiliki besar/nilai saja
- memiliki 1 komponen
- hasil perkalian dot (skalar) dari dua buah vektor

© VEKTOR :
- besaran yang memiliki nilai dan arah
- jika diamati atau diukur dari sudut berbeda
kemungkinan besar nilainya berbeda
- bisa dihasilkan dari perkalian vektor dua besaran vektor

lambang vektor : V
nilai vektor : V atau ½V½
contoh besaran vektor :
ü perpindahan
s

ü kecepatan dan percepatan v a

v
ü gaya
F

F Fv

q
Fh
Penjumlahan Dua Vektor

A + B
A
A + B = A2 + B 2 + 2 AB cos q
B q : sudut antara vektor A dan Vektor B

B B + A
A
A
A + B B
Penjumlahan Banyak Vektor

B
C
A

A+
B+ D
C+
D
Pengurangan Vektor

A
A-B=?

B
A
A-B

-B

A - B = A2 + B 2 - 2 AB cos q
q : sudut antara vektor A dan Vektor B
HUBUNGAN SUDUT

! !
V1 q V2
a !
b
V
V V2 V1
= =
sin q sin a sin b
Contoh soal:

Seekor siput berjalan 4 m ke arah timur dan kemudian berjalan 3 m


ke arah utara. Tentukan resultan perpindahannya dalam satuan m
dan cm
Solusi:
sudut antara timur dengan utara sebesar 900.

! !
T + U = T 2 + U 2 + 2TU cos 900 = 16 + 9 + 2 × 4 × 3 × cos 900 = 5 m

! !
T + U = 5 m = 5 ´10 2 cm = 500 cm
Latihan

1. Tentukan sudut antara 2 buah vektor yang besarnya 10


satuan dan 12 satuan, jika resultannya membentuk
sudut 60o terhadap vektor yang lebih besar. Hitung
pula besar resultannya.
Perkalian Vektor Dengan Skalar

3A
2A
A

-2A
1/2 A
TRIGONOMETRI
y x
cos q =
r
r y
sin q =
y r
y
q tan q =
o x x
x

Komponen Vektor
y
vx = v cos q

vy v vy = v sin q

q
x v= v +v 2
x
2
y
o vx
Penjumlahan Vektor Berdasarkan Komponennya

Cx = Ax + Bx
A+B=C
Cy = Ay + By
y

Ax = A cos 600 = ½ A
Bx = B cos 300 = ½Ö3 B
C +
A
Cx = ½ A + ½Ö3 B

Ay = A sin 600 = ½Ö3 A


B
q By = B sin 300 = ½ B
600 +
300 x
o Cy = ½ B + ½Ö3 C
Cy
q = arctan C = C x2 + C y2
Cx
Vektor Satuan y
y

ĵ A
Ay
x
k̂ î x

z Az

Ax
z
Penulisan vektor :
!
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ Ax, Ay dan Az adalah nilai
(komponen) vektor A pada
sumbu x, y, dan z
Penjumlahan :

Penjumlahan vektor melalui penjumlahan


komponen-komponennya

!
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ
!
B = Bx iˆ + B y ˆj + Bz kˆ +
! ! !
C = A + B = ( Ax + Bx )iˆ + (Ay + B y ) ˆj + ( Az + Bz )kˆ
Besarnya
! !
C = A+ B = ( Ax + Bx ) + (Ay + By ) + ( Az + Bz )
2 2 2
Contoh soal:
Sebuah perahu berjalan menyeberangi sungai dengan kecepatan 4 ˆj
m/s. Jika kecepatan arus sungai 3î m/s. Tentukan kecepatan perahu
setelah terkena arus sungai serta arahnya.

Solusi:
Kecepatan resultan perahu + arus sungai :

vrpa = v p + va = (3î + 4 ˆj ) m / s
! ! !

arah:
æ4ö
q = tan ç ÷ = tan -1 (1,333) = 53,10
-1

è3ø
Pengurangan :

Pengurangan vektor melalui pengurangan


komponen-komponennya

!
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ
!
B = Bx iˆ + B y ˆj + Bz kˆ -
! ! !
D = A - B = ( Ax - Bx )iˆ + (Ay - B y ) ˆj + ( Az - Bz )kˆ
Besarnya
! !
D = A- B = ( Ax - Bx ) + (Ay - By ) + ( Az - Bz )
2 2 2
Contoh soal:
Hitunglah jarak antara titik A(1,2,-3) dan B(4,-5,6),
satuan koordinat dalam meter.

Solusi:
Jarak merupakan besar posisi relatif.
!
Posisi titik A(1,2,-3) adalah A = iˆ + 2 ˆj - 3kˆ
!
Posisi titik B(4,-5,6) adalah B = 4iˆ - 5 ˆj + 6kˆ
! !
Posisi relatif vektor B terhadap A adalah B - A
" !
( )
B - A = 4iˆ - 5 ˆj + 6kˆ - iˆ + 2 ˆj - 3kˆ = 3iˆ - 3 ˆj + 3kˆ
Jadi jarak antara A dan B adalah
! ! ! !
B - A = A - B = 32 + 32 + 32 = 3 3 m
Perkalian Skalar
A A · B = AB cos q hasilnya SKALAR

q ˆj × ˆj = kˆ × kˆ = 1
iˆ × iˆ =
B iˆ × ˆj = ˆj × kˆ = kˆ × iˆ = 0
!
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ
!
B = Bx iˆ + B y ˆj + Bz kˆ
! !
( ) ( ) ( )
A × B = iˆ × iˆ Ax Bx + ˆj × ˆj Ay B y + kˆ × kˆ Az Bz
! !
A × B = Ax Bx + Ay B y + Az Bz
PERKALIAN SKALAR (DOT PRODUCT)
! !
A! • B = AB cos q Hasil SKALAR
!
A • B = Ax B x + Ay B y + Az B z

Sifat Distributif
! ! ! ! ! ! !
( )
C • A+ B = C • A+C •B
Perkalian skalar antar vektor satuan
ì= 0, jika m ˆ ¹nˆ
ˆ •n
m ˆ = d mn í
î = 1, jika m ˆ =n ˆ

Delta kronecker
Contoh soal:

Jika dua buah gaya 2î + ˆj + 2k̂ N dan 3î + 4 ˆj N dikenakan


pada benda, tentukan sudut yang dibentuk dua buah gaya
tersebut !.
! !
Solusi: F1 = 4 + 1 + 4 = 3 N F2 = 9 + 16 = 5 N
! !
( )
F1 × F2 = 6(î × î ) + 4(ˆj × ˆj ) + 0 k̂ × k̂ = 10

! ! ! !
F1 × F2 = F1 F2 cos q

10 = 15 cos q

q = arccos(0,666) = 48,20
Perkalian Vektor

AxB

n̂ B
q
- n̂ A

|A x B|= AB sin q n̂
BxA
PERKALIAN VEKTOR (CROSS PRODUCT)

! ! ! !
A ´ B = AB sin q nˆ nˆ ^ A nˆ ^ B
! !
A ´ B = AB sin q
! ! ! !
A ´ B = -B ´ A
! ! ! ! ! ! !
( )
C´ A+ B = C´ A+C´B
Perkalian antar vektor satuan
iˆ ´ ˆj = - ˆj ´ iˆ = kˆ iˆ ´ iˆ = 0
ˆj ´ kˆ = iˆ ˆj ´ ˆj = 0
iˆ ´ kˆ = ˆj kˆ ´ kˆ = 0
Perkalian vektor à determinan
!
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ
!
B = Bx iˆ + B y ˆj + Bz kˆ

iˆ ˆj kˆ
! !
A ´ B = Ax Ay Az ® Determinan
Bx By Bz

! !
A ´ B = (Ay Bz - Az B y )iˆ - ( Ax Bz - Az Bx ) ˆj + (Ax B y - Ay Bx )kˆ
Rumus Determinan
Dua Dimensi (2 Komponen)
a1 a2
= a1b2 -a 2 b1
b1 b2

Tiga Dimensi (3 Komponen)

a1 a2 a3
b2 b3 b1 b3 b1 b2
b1 b2 b3 = a1 - a2 + a3
c2 c3 c1 c3 c1 c2
c1 c2 c3
Contoh:
Hitung hasil perkalian vektor dua vektor berikut
! !
A = 2iˆ + 3 ˆj - kˆ B = -iˆ + ˆj + 2kˆ
iˆ ˆj kˆ
! ! 3 -1 2 -1 ˆ 2 3
A ´ B = 2 3 - 1 = iˆ - ˆj +k
1 2 -1 2 -1 1
-1 1 2
= (6 - (- 1))iˆ - (4 - 1) ˆj + [2 - (- 3)]kˆ

= 7iˆ - 3 ˆj + 5kˆ
Latihan Mandiri
1. Jika didefinisikan momentum sudut adalah hasil
perkalian vektor antara vektor posisi dengan momentum
linear maka tentukan vektor momentum sudut dari
momentum linear dan vektor posisi berikut
! !
r = 2iˆ - ˆj + 3kˆ (m) p = 5iˆ + 4 ˆj - 7 kˆ (kg m/s)
2. Jika didefinisikan momen gaya (torka/torsi) adalah hasil
perkalian vektor antara vektor posisi dengan gaya maka
tentukan vektor momen gaya dari vektor posisi dan
vektor gaya berikut
! !
r = 8iˆ + 4 ˆj - 5kˆ (m) F = 7iˆ - 6 ˆj - 9kˆ ( N)
Pengukuran besaran fisis

membandingkan besaran fisis dengan beberapa


nilai satuan dari besaran fisis tersebut
Dalam melakukan pengukuran, pasti terjadi
ketidakpastian (kesalahan)

tertentu : kesalahan akibat


performansi alat
kesalahan

random : kesalahan akibat


pengukuran berulang
Cara menyatakan hasil pengukuran :

p = ( p ± Dp )
besaran terukur

hasil pengukuran rata-rata

Kesalahan (toleransi)
Ø Pengukuran tunggal :
pengukuran yang hanya dilakukan satu kali
Dp = ½ kali least count (skala terkecil)

Ø Pengukuran berulang :
pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali (lebih
banyak lebih baik)

n n

åp åp
2
i
2
i -n p
p = i =1
Dp = i =1
n n(n - 1)
Contoh :

No. pi (cm) pi2 (cm2) å pi


1 10,1 102,01 <p>= = 10,0 cm
n
2 10,2 104,04

3 10,0 100,00 å p2i – n<p>2


Dp =
4 9,8 96,04 n(n – 1)
5 10,0 100,00
1000,14 – 1000,00
6 10,1 102,01 =
90
7 10,0 100,00

8 9,8 96,04
= 0,03944
9 10,0 100,00

10 10,0 100,00 p = (10,00 ± 0,04) cm


n = 10 åpi =100,0 åpi2 =1000,14
jumlah angka hasil pengkuran yang harus
ditulis/dilaporkan bergantung pada ketelitian
alat atau kesalahan hasil pengukuran

misal :
<p> = 5,2345678 mm
Dp = 0,01 mm
maka : p = (5,23 ± 0,01) mm.
mistar
0 1 2 cm

least count = 1 mm
Dp = 0,5 mm

p = ( p ± Dp )
p = (10 ,0 ± 0 ,5)mm
jangka sorong
Skala utama
0 1 2 3 4
cm

Skala

10 0 nonius
0 5 15

20 sn = 1 mm
1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm

least count = 0,05 mm


Dp = 0,025 mm
Cara membaca hasil pengukuran :

Skala utama
0 1 2 3 4
c
m Skala
benda nonius
0 5 10 15 0

su = 10 mm sn = 8

p = su + (sn x least count)

p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mm

p = (10,400 ± 0,025) mm
Mikrometer skrup
0 1 cm 2 5

Skala putar
0

Skala utama
45

50 sp = 0,5 mm
1 sp = 1/100 mm = 0,01 mm

least count = 0,01 mm


Dp = 0,005 mm
Cara membaca hasil pengukuran :

0 1 cm
45

benda Skala putar


40
Skala utama
35

su = 10 mm
sp = 41
p = su + (sp x least count)
p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm
p = (10,410 ± 0,005) mm
Hasil pengukuran :

mistar : p = (10 ,0 ± 0 ,5)mm 3 angka penting

pasti diragukan
jangka sorong : p = (10,400 ± 0,025) mm 5 angka penting

diragukan
pasti

mikrometer skrup : p = (10,410 ± 0,005)mm

diragukan
pasti
5 angka penting

Anda mungkin juga menyukai