2. Satuan Massa
1 kilogram adalah massa ptototip kilogram internasional, suatu silinder suasa
platina – iridium yang disimpan di kota sevres ( CGPM ke 1, 1889 ).
3. Satuan Waktu
1 sekon (atau detik) adalah 9 192 631 770 x o, dimana o adalah periode getaran
pancaran yang keluar pada peralihan elektron periode pancaran yang keluar pada
peralihan electron antara dua tingkatan hydrefine atom sesium – 133 dalam
keadaan dasar ; yakni antara tingkatan F = 4, mf = 0, dan tingkatan F = 3.
mf = 0 (CGPM ke- 13 1967).
4. Satuan Kuat Arus
1 ampere adalah besar arus listrik yang apabila dialirkan dalam dua buah dawai
lurus yang seja jar dan panjang sekali, dengan tebal yang dapat diabaikan dan
-7
diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 x 10
newton pada setiap meter dawai (CGPM ke 9, 1948).
5. Satuan Temperatur
1
1 Kelvin adalah x T 3, dimana T3 adalah suhu termodinamika titik tripel
273.16
air (CGPM ke 13, 1967).
Ada dua satuan tambahan yang tidak mempunyai dimensi, yaitu satuan
sudut pada bidang datar dan sudut ruang.
1 radian adalah sudut pada bidang datar di antara dua buah jari – jari yang
mencakup busur sepanjang jari – jari pada keliling lingkaran.
1 steradian adalah sudut ruang yang puncaknya ada pada titik pusat bola
dan mencakup permukaan bola seluas kwadrat jari- jarinya (CGPM ke 11,
1960)
Desimal Multiplex
Text Symbol Factor
• tera T 1000000000000
• giga G 1000000000
• mega M 1000000
• kilo k 1000
• hecto h 100
• (none) (none) 1
• deci d 0.1
• centi c 0.01
• milli m 0.001
• micro μ 0.000001
• nano n 0.000000001
Sistem Satuan Lain
• imperial system (British Imperial) merupakan
sistem satuan yang didefinisikan di British
Weights and Measures Act pada tahun 1824.
Sistem ini merupakan sistem satuan resmi di
Inggris.
• United States customary units merupakan
sistem satuan yang umumnya digunakan di
Amerika Serikat. Sebagian besar satuan pada
sistem ini sama dengan imperial system karena
U.S. customary system dikembangkan dari
satuan BI sebelum distandarisasi pada tahun
1824.
Dimensi suatu besaran menunjukan cara
besaran itu tersusun dari besaran –
besaran pokok.
Semua besaran fisika dalam mekanika
dapat dinyatakan dengan tiga besaran
pokok, yaitu:
a. Massa dimensi : [ M ]
b. Panjang/tinggi/lebar/jarak dimensi : [ L ]
c. Waktu dimensi : [ T ]
kuantitas yang bisa dijelaskan
dengan suatu angka
Skalar
Contoh : suhu,kelajuan,
frekuensi dll
Besaran
• Simbol
• arah vektor ditunjukkan
• Dot mendekati pengamat
• cross menjauhi pengamat
Perhitungan Vektor
• Vektor digambarkan melalui sebuah
matrik dengan sistem koordinat i, j
and k.
R = F1 + F2 + 2F1F2 cos
2 2
F1 = panjang vektor 1
F2 = panjang vektor 2
Penjumlahan Metode Analitis
A y = A xy s in
A xy = A x2 + A y2
Ax = A xy cos
Ay
tan =
Ax
Perkalian
vektor
axd=c
c = l a x b l = ab sin
Vektor - Hasil : vektor
(cross product) - Sifat : anti komutatif a x b =
bxa
- Arah : c tegak lurus
terhadap a dan b, searah
dengan arah putaran sekrup
• Mekanika klasik adalah bagian dari ilmu
fisika mengenai gaya yang bekerja pada
benda.
• Sering dinamakan "mekanika Newton" dari
Newton dan hukum gerak Newton.
• Mekanika klasik dibagi menjadi sub bagian
lagi, yaitu statika (mempelajari benda diam),
kinematika (mempelajari benda bergerak),
dan dinamika (mempelajari benda yang
terpengaruh gaya).
• Di dunia sains, gerak memiliki nilai
besaran skalar dan vektor.
• Kombinasi dari kedua besaran
tersebut dapat menjadi besaran baru
yaitu kecepatan dan percepatan.
• Gerakan pada sebuah benda
dipengaruhi energi potensial dan
energi kinetik.
• Berdasarkan perubahannya gerak
dapat dibagi menjadi gerak osilasi
dan tidak berosilasi.
GLB
Gerak Lurus
GLBB
• Prinsip perbedaan kecepatan & kelajuan
• Rumus matematis yang dipakai :
1. kecepatan : v = s/t
2. kecepatan rata-rata : v rata − rata = v1 + v 2
2
◼ kecepatan berubah terhadap waktu akibat
adanya percepatan yang tetap
v v2 − v1
a= =
t t 2 − t1
1 2
s = v0t + at
2
vt = v0 + at
v = v + 2as
2
t
2
0
GLBB
Linier Vertikal
Naik :
Turun Ada V0
1. Gerak
2. Ada V0
Jatuh Bebas
/ disengaja
/ tanpa V0
merupakan variasi dari GLBB dengan
kecepatan awal nol dan percepatan
berupa percepatan gravitasi
contoh : buah jatuh dari pohon
gerak jatuh yang disengaja (
kecepatan awal tidak nol ) disebut
dengan gerak vertikal
contoh : bola basket di drible
CONTOH
1. Sebuah motor bergerak dengan perubahan kecepatan
seperti grafik di bawah ini. Hitung jarak tempuh yang
dialami selama 4 s !
v (m/s)
16
t (s)
1 2 3 4
CONTOH
2. Air dari sebuah bendungan jatuh mengenai roda turbin
dengan kecepatan 30 m/s. Bila g = 10 m/s2 , maka
tinggi bendungan adalah ....
Gerak Sudut Dalam Bidang
➢ Analog dengan gerak lurus, dimana kecepatan
didefinisikan sebagai perpindahan dibagi waktu,
untuk kecepatan sudut didefinisikan
perpindaha n sudut
kecepatan sudut =
selang waktu
=
t
t
= o + (t)dt
o
Gerak Melingkar
• Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi
dua jenis, atas keseragaman kecepatan
sudutnya ῳ , yaitu:
• gerak melingkar beraturan
• gerak melingkar berubah beraturan.
Gerak Melingkar Beraturan
• adalah gerak melingkar dengan besar
kecepatan sudut tetap
• Persamaan posisi sudut
t
= o + (t )dt
o
= o + t
Gerak Melingkar Berubah
Beraturan
• Merupakan gerak rotasi dengan
percepatan sudut tetap
• Persamaan :
d
=
dt
(t ) = o + t
1 2
(t ) = o + ot + t
2
(t ) = o + 2 ( − o )
2 2
Hubungan antara besaran translasi
dan rotasi
• Ketika suatu benda tegar berputar terhadap
suatu poros, setiap partikel dari benda tersebut
melakukan gerak melingkar yang berpusat pada
porosnya. Pada saat ini tiap titik dari partikel
tersebut melakukan gerak linier v yang arahnya
selalu menyinggung lintasan lingkaran
Hubungan antara besaran translasi
dan rotasi
• Perpindahan linier dan perpindahan sudut
s
=
r
dimana s = perpindahan linier
r = jari-jari lingkaran
• mengingat lintasan berupa lingkaran maka
jarak yang ditempuh = keliling lingkaran
Hubungan antara besaran translasi
dan rotasi
• Hubungan antara kecepatan linier dengan
kecepatan sudut
s r
v= = = r
t t
keterangan :
r : jari-jari lingkaran (m)
: kecepatan sudut (rad/s)
v : kecepatan linier (m/s)
Hubungan antara besaran translasi
dan rotasi
• Hubungan antara percepatan tangensial dengan
percepatan sudut
• Percepatan tangensial adalah perubahan kelajuan linier
dari partikel dan percepatan sentripetal adalah
percepatan yang menunjukkan perubahan arah gerak ke
pusat lingkaran
dv d (r ) d
at = = =r = r
dt dt dt
2
vt
as = = r 2
r
a = at + as
2 2
Hukum Newton
A C
B F = 80 N
• Pada benda di bawah ini, massa A = 1 kg, massa B = 2 kg, massa C = 2 kg. Gesekan
hanya terjadi antara benda B dan bidang dengan koefisien gesek 0,2. Bila
percepatan gravitasi 10 m/s2, hitunglah :
a. percepatan gerakan
B
A C
Kesetimbangan Benda Tegar
◼ Benda Tegar ( Rigid Body )
adalah benda yang tidak dapat
berubah bentuk bila diberi gaya
luar (berusaha kembali ke
bentuk semula bila diberi gaya
luar)
◼ Suatu benda menjadi benda
tegar sempurna bila bergerak
dengan kecepatan cahaya (
teori relativitas )
• merupakan gaya yang menyebabkan
benda berputar pada porosnya
• secara matematis dapat kita
nyatakan sebagai hasil kali lengan
momen l dan besar gaya F.
• Momen kopel adalah dua gaya sama
besar, berlawanan arah dan memiliki
garis kerja yang sejajar
• = lxF
• Ket :
= momen gaya (Nm)
F = gaya yang bekerja (N)
l = jarak dari sumbu ke titik gaya (m)
Syarat
Kesetimbangan Benda Tegar
◼ Suatu benda dapat mempertahankan
posisinya bila resultan gerak rotasi
(momen gaya ) dan resultan gerak
linier ( gaya F ) = 0
∑F=0
∑τ = 0
CONTOH
F F
F cos
s
Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan
sebagai hasil kali komponen gaya pada arah pergeseran
dengan panjang pergeseran benda.
W ( F cos ) s (5.1)
W = F s (5.2)
N
F
f
mg
Usaha oleh gaya F : W = Fs cos
Usaha oleh gaya gesek f : W f = − fs cos(1800 ) = −1
Usaha oleh gaya normal N : WN = 0
Mengapa ?
Usaha oleh gaya berat mg : Wmg = 0
W = Fxx
Fx xf
W @ Fx x
xi
xi x xf x
xf
Fx W = lim Fx x
x→0 xi
xf
W = x Fx dx (5.4)
i
Usaha
xi xf x
Usaha dan Energi Kinetik
W = Fx s Untuk massa tetap : Untuk percepatan tetap :
Fx = max s = 12 (vi + v f )t
v − vi 1 v f − vi
= m f 2 (vi + v f )t ax =
t t
Teorema Usaha-Energi
(5.7) W = K f − Ki = K
W
(5.10) Prata −rata
t
W dW
(5.10) P lim = dW ds
t →0 t dt P= = F = Fv
dt dt
dW = F ds
Q
1 WPQ(lintasan=1)WPQ(lintasan 2)
P WPQ(lintasan=1)- WQP(lintasan 2)
2 WPQ(lintasan 1) + WQP(lintasan 2) = 0
Q
1
Usaha total yang dilakukan oleh gaya
konservatip adalah nol apabila partikel
P
bergerak sepanjang lintasan tertutup
2 dan kembali lagi ke posisinya semula
xf
U = U f − U i = − x Fx dx
i
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
F Gaya konservatip
Wc = − U
Usaha oleh gaya konservatip :
Wc = K
K = −U
K + U = ( K + U ) = 0 Hukum kekekalan energi mekanik
Ki + U i = K f + U f Energi mekanik suatu sistem akan selalau
konstanjika gaya
Ei = Ef yang melakukan usaha padanya adalah gaya
konservatip
E = K +U
Perambahan (pengurangan) energi kinetik suatu sistem
konservatip
adalah sama dengan pengurangan (penambahan) energi
potensialnya
5 5
0 0
5 9 5
T R = T C = T + 32 F = T + 273 K
O
4 4 4
◼ Termometer X = Termometer Y
Tx − A Ty − C
=
B − A D −C
◼ A = titik lebur es thermometer X
◼ C = titik lebur es thermometer Y
◼ B = titik didih air thermometer X
◼ D = titik didih air thermometer Y
Fase Benda
Solid
Fluid
Gas
Plasma
Bose-Einstein Condensate
Pengertian Umum
• Zat padat dan fluida dapat dibedakan dari
karakteristik deformasi bahan-bahan tersebut.
Deformasi
Fluida Solid
Cairan Gas
Pemuaian Zat
a. Pemuaian Panjang Zat Padat
b. Pemuaian Luas Zat Padat
c. Pemuaian Volume Zat Padat
d. Pemuaian Volume Zat Cair
Pemuaian Panjang
Zat Padat
• Jika suatu benda padat dipanaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu ,T
maka pertambahan panjangnya :
= 0 T
T = 0 (1 + T )
A = A0 T
AT = A0 (I + T )
= 2
V = V0 T
VT = V0 (1 + T )
atau
“banyaknya kalor yang dilepas =
banyaknya kalor yang diserap”.
Kalor Laten
dT
Qk = k A
dx
Qc = hc. A. T
Qr = σ A1 (T14 – T24)
ALAT PENUKAR PANAS
Heat Exchanger
Cooler
Air Cooler
Condenser
Heater
Evaporator
Chiller
Reboiler
Merupakan cabang ilmu yang mempelajari konversi
energi panas menjadi energi dalam bentuk lain, atau
sebaliknya, dan hubungannya terhadap temperatur,
tekanan dan volume. Awalnya thermodinamika
dikembangkan untuk mencari cara menambah efisiensi
dari mesin uap.
Konsep dasar dalam
termodinamika
• pembagian dunia menjadi sistem dibatasi
oleh kondisi sebenarnya dari batasan.
• Sistem yang tidak termasuk dalam
pertimbangan digolongkan sebagai
lingkungan.
• Klasifikasi sistem termodinamika
berdasarkan pada sifat batas sistem-
lingkungan dan perpindahan materi, kalor
dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Pengertian Umum
dan R = N A k
Gambar II – 1 :
t3
Proses Isothermik
t2
t1
V
Hukum Gay Lussac
Hubungan volume gas dengan perubahan suhunya pada
tekanan konstan.
V
V Jadi = konstan
T
V .
V1
Hukum Gay Lussac
O t
Gambar dimana pada P konstan, volume
merupakan fungsi linier dari suhu.
Persamaan Boyle Gay Lussac
P1 V1 P2 V2
=
T1 T2
3 1
Ek = kT atau Ek = M o V 2
2 2
3RT M
Vms = mo =
M NA
3P
Vms =
Derajat kebebasan dan Energi Dalam
• Karena gaya tarik menarik antara partikel diabaikan maka partikel
tidak mempunyai energi lain selain Ek = ½ kT dan disebut energi
dalam gas. Hal ini sesuai untuk gas monoatomik.
• Derajat kebebasan pada molekul monoatomik :
❑ Suhu < 100 K
❑ Hanya memiliki gerak translasi
V2
Q = W = nRT In
V1
Isokhorik
• Proses dalam thermodinamika dengan volume tetap.
• Karena volum tetap, tekanan gas di dalam wadah naik, dan gas
melakukan gaya yang makin membesar pada dinding. Walaupun
gaya yang sangat besar dapat dibangkitkan dalam wadah tertutup,
usaha sama dengan nol, karena dinding wadah tidak berpindah.
U = Q
Isobarik
• Proses dalam thermodinamika dengan tekanan tetap. Terjadi
perubahan energi internal dalam sistem.
• Area kuning menunjukkan kerja W, U adalah energi internal dan Q
adalah panas. Hubungan antara ketiganya :
U = Q − W
U = Q − pV
atau
U = Q − p(VB − V A )
Adiabatik
• Proses adiabatic adalah suatu proses perubahan keadaan gas di
mana tidak ada kalor yang masuk ke atau ke luar dari system (gas),
yaitu Q = 0
3 nR ( T1 –T2 )
W=
2
Sifat-sifat yang dimiliki
fluida secara umum
• Massa & Berat
• Kerapatan fluida
• Volume jenis & berat jenis
• SG
• Sifat kompresibilitas
• Tegangan Permukaan
• Kapilaritas
• Tekanan Uap
• Viskositas
Massa & Berat
• Massa merupakan ukuran inersia kuantitas
dari suatu fluida
• Berat merupakan suatu gaya gravitasional
beban suatu fluida.
• hubungan massa dan berat yaitu W = m.g.
• Tetapan gravitasi (g) pada sistem
pengukuran SI adalah sebesar 9,81 m/s2
atau sebesar 32,2 ft/s2 bila menggunakan
sistem pengukuran US Customary System.
Kerapatan fluida, massa jenis,
atau density ()
adalah ukuran untuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa
persatuan volume
Density → satuan pound per cubic foot
(lb/ft3), gram per liter (g/liter), kilogram per
cubicmeter (kg/m3).
m
=
v
SPECIFIC GRAVITY (S.G)
s s
SG = =
w w
API GRAVITY
dv
F = A
ds
Viskositas absolut & kinematis
• Viskositas dinamis (absolute) adalah
koefisien viskositas pada fluida newtonian
• Viskositas kinematis adalah viskositas
dinamis dibagi dengan density fluida
newtonian, dirumuskan
Satuan-satuan dalam
viskositas
• Satuan SI adalah pascal-second (Pa·s) atau 1 kg·m−1·
s−1
• Pada satuan cgs disebut dengan poise (P), pada ASTM
standard lebih dikenal dengan centipoise (cP).
1 P = 1 g·cm−1·s−1
• Hubungan antara Poise dan Pascal-second adalah :
10 P = 1 kg·m−1·s−1 = 1 Pa·s
1 cP = 0.001 Pa·s = 1 mPa·s
• Viskositas kinematis mempunyai unit SI m2·s−1 dan cgs
stokes (S atau St). Kadangkala digunakan centistokes
(cS atau cSt).
1 stokes = 100 centistokes = 1 cm2·s−1 = 0.0001 m2·s−1.
1 centistokes = 1 mm2/s
Aliran Laminer - Turbulen
• Aliran laminer mempunyai kecepatan relatif
rendah / gangguan yang mungkin terjadi dalam
fluida cepat teredam oleh viskositas fluida
tersebut. Fluida dianggap bergerak dalam
lintasan lembaran-lembaran dan pertukaran
molekul terjadi pada batas lapisan tersebut. Bila
kecepatan aliran bertambah atau viskositas
berkurang dan gangguan makin besar sehingga
melampaui peralihannya, maka aliran menjadi
turbulen.
• Keadaan peralihan ditentukan dari Bilangan
Reynolds
Bilangan Reynolds
• adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap
gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan
untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar dan turbulen.
• Aliran Laminer terjadi pada bil. Reynolds
dengan nilai rendah dimana gaya viskous lebih
tinggi. Dicirikan dengan aliran yang konstan
dan tenang.
• Aliran Turbulen terjadi pada bil. Reynolds
dengan nilai tinggi dimana gaya inersia tinggi.
Dicirikan dengan aliran yang random dan
berfluktuasi
• vs - kecepatan fluida,
• D – diameter pipa,
• μ - viskositas absolut fluida dinamis,
• ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
• ρ - kerapatan (densitas) fluida.
Hidrostatika adalah ilmu yang
mempelajari tentang fluida yang
tidak mengalir.
• Konsep tekanan dalam fisika
F
P=
A
• Tekanan Hidrostatika
Tekanan pada kedalaman h dalam suatu fluida
yang memiliki massa jenis dan berhubungan
dengan udara luar. P = Pluar + gh
P = Patm + gh
Intensitas Tekanan
• Tekanan mutlak adalah tekanan yang diukur
mengacu pada keadaan yang sempurna
kevakumannya.
• Tekanan ukur ( Gauge Pressure) adalah
tekanan yang diukur mengacu pada tekanan
di lingkungan sekitarnya.
• Selisih antara tekanan mutlak dan tekanan
ukur harganya sama dengan tekanan
atmosfer
Tekanan
• Konsep dalam tekanan :
1. P gage di atas P atm selalu positif
2. P gage di bawah P atm selalu negatif,
disebut kondisi vakum
3. P gage di notasikan psig atau Pg (gage)
4. P abs dinotasikan psia atau Pa (abs)
5. range P atm di atas bumi sebesar 95 kPa –
105 kPa atau 13,8 – 15,3 psia dan di atas
permukaan laut sebesar 101,3 kPa atau 14,69
psia
• Persamaan tekanan dalam sistem :
Pabs = Pgage + Patm
Satuan Tekanan
• 1 atm = 1.105 Pa = 14,7 psi
• 1 torr = 1 mmHg =133,32 Pa
• 1 Pa = 1 N/m2
Hukum Pascal
• “Tekanan yang diberikan pada suatu cairan yang
tertutup diteruskan tanpa berkurang setiap titik
dalam cairan dan ke dinding bejana”.
• Secara sistematis ditulis :
P1 = P2
F1 F2
=
A1 A2
Hukum Pokok Hidrostatika
• “Semua titik yang terletak pada suatu bidang di
dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang
sama”.
• Secara sistematis ditulis :
PA = PB
1 h1 = 2 h2
Hukum Archimedes
• “Sebuah benda yang seluruhnya atau sebagian
tercelup di dalam suatu fluida akan diapungkan ke
atas dengan sebuah gaya yang sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh sebuah benda”
FA = w
FA = gv
FA = wudara − w fluida
FA = gaya keatas/gaya Archimedes (N )
(
g = Percepatan gravitasi m s 2 )
Tenggelam, Melayang dan
Terapung
– Tenggelam : benda > fluida
– Melayang : benda = fluida
– Mengapung : benda < fluida
Q = Av
V
Q=
t
Faktor konversi antar
satuan
• 1 L/mnt = 0,06 m3/jam
• 1 m3/s = 60.000 L/mnt
• 1 gal/ mnt = 3,785 L/mnt
• 1 gal/ mnt = 0,2271 m3/jam
• 1 ft3/s = 449 gal/mnt
Contoh soal
• Ubahlah satuannya !
1. 30 gal/mnt = …. ft3/s
2. 600 L/mnt = …. m3/s
3. 30 gal/mnt = … L/mnt
• Tentukan Q max (dalam L/mnt) yang
diijinkan bila suatu fluida hendak
dilewatkan sebuah tubing steel
dengan diameter luar 1 ¼ in dan
ketebalan 0,065 in! Kecepatan max 3
m/s.
• Tentukan ukuran steel pipe
berdasarkan standard schedule 40
yang dibutuhkan untuk mengangkut
air sebanyak 192 m3/jam dengan
kecepatan max 6 m/s !
◼ berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan fluida termampatkan
(compressible flow).
◼ “Jumlah tekanan , energi kinetik per satuan
volume dan energi potensial persatuan volume
mempunyai nilai yang sama di setiap titik
sepanjang aliran “.
◼ Azas Bernoulli dapat digunakan pada :
karburator, venturimeter, tabung pitot, gaya
angkat sayap pesawat, teorema torricelli
❑ v = kecepatan fluida
❑ g = percepatan gravitasi bumi
❑ h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
❑ p = tekanan fluida
❑ ρ = densitas fluida
Electrons
Muatan
negatif
Protons
Muatan positif
(-)
- Neutrons
(+) + Muatan netral
N (N)
q1q 2 1 q1q 2
F =k 2 = x
r 4 0 r2
Keterangan :
q1 dan q2 = muatan tiap – tiap partikel (C)
r = jarak pisah kedua muatan (m)
k = 9 x 109 N m2/C2
Listrik Dinamis
◼ Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik
positif Q yang mengalir melalui penampang seutas
kawat penghantar per satuan waktu.
I =
Q atau Q = Ixt
t
t = waktu (s)
Q = muatan listrik
Qe = muatan listrik = - 16 x 10-19 coulomb
I = kuat arus listrik (A)
Hambatan Kawat Penghantar
I
R=
A
= hambatan jenis (m)
l = panjang kawat (m)
A = luas penampang (m2)
R = R 0 (1 + t )
= r0 (1 + t )
Hukum Kirchhoff
• Hukum I Kirchhoff “Pada setiap titik
cabang, maka jumlah aljabar dari
arus-arus haruslah sama dengan nol
(0)”
masuk = I keluar
I 2 + I 3 = I1 + I 4
Hukum Kirchhoff
⚫ Hukum II Kirchhoff “Dalam rangkaian tertutup
jumlah aljabar ggl dalam sumber tegangan dan
jumlah penurunan potensial (IR) sama dengan
nol (0)”.
+ IR = 0
⚫ Perjanjian tanda :
• Kuat arus bertanda positif (+) jika searah
dengan arah loop
• Ggl bertanda positif (+) jika mengikuti loop
yang sesuai dengan arah loop kutub positif
dijumpai lebih dahulu.