Anda di halaman 1dari 123

FISIKA DASAR

 PENDAHULUAN
I. MATERI/BAHAN KULIAH UNTUK UTS:
1. BESARAN UKURAN
2. VEKTOR
3. GERAK LURUS DAN GERAK BENDA
4. KESEIMBANGAN MOMEN GAYA
5. HUKUM NEWTON I,II DAN III
II. MATERI/BHN KULIAH UTK UAS

 ZAT DAN KALOR


 GETARAN; GELOMBANG DAN BUNYI
 OPTIK
 LISTRIK DAN MAGNET
 FISIKA MODERN
III. LITERATURE/DAFTAR PUSTAKA
Alizar,MT, fisika dasar Pusat
Pengembangan Bahan Ajar – UMB
Johnson.H,Problem In Physics,
Longman 1977
NN, fisika dasar, universitas
Gunadarma
Joko Untoro,Drs, Rumus Lengkap
Fisika.Penerbit Wahyu Media, Jakarta
2008
1.1 Besaran Ukuran
Pengertian:
Besaran Fisika adalah ukuran fisik suatu benda yang dinyatakan
secara kuantitas (dengan angka-angka dan satuan-
satuan). Sedangkan pengukuran adalah kegiatan
mengukur sesuatu dengan bantuan alat ukur.
A. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu (oleh para penemunya pada zaman dahulu) dan
sudah memiliki satuan. Besaran pokok bisa juga dikatakan
sebagai besaran dasar, karena ia merupakan dasar dari
besaran-besaran selanjutnya.
Ada 2 macam besaran pokok, beserta satuannya yang kita
kenal yaitu:
1. MKS (meter, kilogram, second/detik)
2. CGS (cm, gram, second/detik)
B. Besaran Turunan : yaitu besaran yang diturunkan dari
besaran pokok
A. Besaran Pokok
1. Panjang, dalam satuan meter (m) atau centimeter
(cm); dimensi L
2. Massa, dalam kilogram (kg) atau gram (g); dimensi
M
3. Waktu, dalam detik (s); dimensi T
4. Suhu, dalam Kelvin (K); dimensi θ
5. Kuat arus listrik, dalam ampere (A) atau stat ampere
(statA); dimensi I
6. Intensitas Cahaya, dalam candela (Cd): dimensi J
7. Jumlah zat, dalam kilo mol (kmol) atau mol (mol);
dimensi N
B. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok, besaran turunan bermacam-
macam bentuknya, antara lain:
1. Luas = panjang x lebar, satuannya (m2)
2. Volume = panjang x lebar x tinggi, satuannya (m3)
3. Massa jenis = massa : volume, satuannya (kg/m3)
4. Kecepatan = perpindahan : waktu, satuannya (m/s)
5. Percepatan = Kecepatan : waktu, satuannya (m/s2)
6. Gaya = Massa x percepatan, satuannya Newton (N)=
(kg.m/s2)
7. Usaha = Gaya x perpindahan, satuannya Joule (J) =
(kg.m2/s2)
8. Daya = usaha : waktu, satuannya watt
9. Tekanan = Gaya : Luas, satuannya Pascal (Pa) = (N/m2)
10. Momentum = Massa x kecepatan, satuannya (kg.m/s)
a. Pengukuran Panjang
 DEFINISI METER (m); meter adalah satuan
panjang yang setara dengan jarak
perjalanan cahaya dalam ruang hampa
selama 1/299.792.458 sekon.
 Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang benda haruslah sesuai dengan
ukuran benda.sebagai contoh, untuk
mengukur lebar buku kita gunakan
penggaris, sedangkan untuk mengukur
lebar jalan raya lebih mudah menggunakan
meteran kelos
PENGUKURAN PANJANG
 : ada bermacam-
ALAT UNTUK MENGUKUR PANJANG
macam tergantung kebutuhan kita diantaranya
yaitu penggaris,jangka sorong,micrometer skrup
dan meteran
 Yang perlu diperhatikan saat melakukan
pengukuran dengan penggaris atau meteran
adalah posisi mata, posisi mata harus melihat
tegak lurus terhadap skala ketika membaca
skala mistar. Hal ini untuk menghindari
kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat
beda sudut kemiringan dalam melihat atau
disebut dengan kesalahan paralaks.
PENGUKURAN MASSA
 DEFINISIS KILOGRAM (Kg) adalah : satuan massa yang setara dengan
massa dari prototipe kilogram internasional (prototipe kilogram
internasional adalah sebuah silinder khusus yang terbuat dari paduan
platina-iridium, yang disimpan oleh International Bureau of
weights and Measures, disebuah tempat penyimpanan barang
berharga dikota Sevres, Prancis)
 Pengukuran massa dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
dinamakan timbangan atau dacin. Yang biasa di pakai dalam dunia
pendidikan adalah neraca O’hauss.
 Neraca O’hauss ini berlengan 3 :
- lengan depan memiliki skala 0-10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
- lengan tengah berskala mulai 0 – 500 g, tiap skala sebesar 100 g
- lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g,
tiap skala 10 g
PENGUKURAN WAKTU
 DEFINISI SEKON/DETIK (S) SEKON
ADALAH LAMANYA 9.192.631.770 PERIODE
RADIASI YANG BERSESUAIAN DENGAN
TRANSISI ANTARA DUA TINGKATAN
HYPERFINE DARI KEADAAN DASAR ATOM
CESIUM 133.
 Dalam pengukuran waktu, digunakan
beberapa alat yaitu jam analog, stop
watch, jam atom, jam digital, jam matahari
ataupun jam pasir. Semua alat itu dapat
dimanfaatkan untuk mengukur waktu,
sesuai dengan kebutuhan atau penggunaan
PENGUKURAN SUHU
SUHU ADALAH: SUATU BESARAN UNTUK
MENYATAKAN UKURAN DERAJAT PANAS ATAU
DINGINNYA SUATU BENDA.
ALAT YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENGUKUR SUHU ADALAH THERMOMETER.
PERBANDINGAN SKALA ANTARA THERMOMETER
CELCIUS, THERMOMETER REAMUR, DAN
THERMOMETER FAHRENHEIT ADALAH:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
1.2 VEKTOR :

BESARAN SKALAR ADALAH : BESARAN YANG HANYA MEMILIKI


BESAR (PANJANG/NILAI)
MISAL : WAKTU;SUHU;PANJANG;LUAS;VOLUME;MASSA

BESARAN VEKTOR: MEMILIKI BESAR DAN ARAH


MISAL: KECEPATAN, PERCEPATAN, GAYA, MOMENTUM, MEDAN
MAGNET, MEDAN LISTRIK DLL.

A. KESAMAAN VEKTOR
DUA BUAH VEKTOR DIKATAKAN SAMA BESAR BILA BESAR DAN
ARAHNYA SAMA.

a b

dua vektor sama dua vektor mempunyai dua vektor arah


a=b besar sama, arah berbeda sama,besaran beda

Dua vektor besar dan arah beda


A.PENJUMLAHAN VEKTOR
F2 FR


∂2
∂1 F1

Menghitung Besar Resultan: Panjang vektor u ditentu

Rumus: FR =  F12 + F22 + 2 F1F2 cos ∂ kan oleh Rumus :


Keterangan:
FR= Resultan dari dua vektor u = a2 + b2
F1 = Vektor pertama
F2 = Vektor kedua
∂ = sudut antara F1 dan F2
Menentukan arah resultan
Rumus: F1 = F2 = FR
sin∂2 sin∂1 sin ∂
B. SELISIH VEKTOR

 RUMUS:
FR = F1 – F2 = F12 + F22 - 2F1F2 cos ∂

B. PERKALIAN VEKTOR
a. Perkalian Titik (dot product) menghasilkan
skalar: FR = F1 . F2 cos ∂
b. Perkalian Silang (cross product)
menghasilkan vektor: FR = F1 x F2 sin ∂
Contoh soal:
1. Dua buah vektor F1 dan F2 masing-masing besarnya
4 N dan 3 N. jika F1 dan F2 membentuk sudut 90o.
Berapakah resultan kedua gaya tersebut?

Pembahasan:
Diketahui : F1 = 4 N ; F2 =3 N; ∂ = 90o
Ditanyakan: Resultan gaya (FR)

Jawab: FR =  F12 + F22 + 2 F1F2 cos ∂


=  42 + 32 + 2.4.3 cos 90o
=  16 + 9 + 24.0 (cos 90o= 0)
=  25 = 5
Jadi : Resultan gaya atau FR = 5 Newton
Tugas 1:
1. Dua buah vektor masing-masing
adalah F1 = 1x satuan dan F2 = 16
satuan. Resultan kedua vektor pada
sumbu x dan sumbu y adalah …….
F2 Y

60o F1 X

0
Tugas 2
2. Apabila tiap skala pada gambar
dibawah ini = 1,x newton; resultan
kedua gaya tersebut adalah
F2

F1
1.3 A.GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
CIRI-CIRI : - KECEPATAN TETAP (V KONSTAN)
- TIDAK MEMILIKI PERCEPATAN (a = 0)

s s
v>0

xo

v<0
t t

Δx
v = tg ∂ = ----- x=v.t
Δt
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
x = jarak tempuh (m)
t = waktu (s)
Bila terdapat dua benda:
a. Saling mendekati.
v1 = (+) v2 = (-)
x
x t = ---------
v1 + v2
b. Saling menjauhi dan mengejar

v1 = (+) v2 = (+)
x
x t = ---------
v1 - v2
B. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

CIRI-CIRI : - KECEPATANNYA BERUBAH (v berubah)


- PERCEPATANNYA TETAP (a konstan)

v a
a>0


a<0
t t

Δv x
a = tg ∂ = ----- a<0
Δt xo
a>0

t
Keterangan:
vt = vo + at
x = vo.t + ½ at2
vt2 = vo2 + 2 ax
x = Jarak tempuh (m)

t = Waktu yang diperlukan (s)


vo = Kecepatan Awal (m/s)
vt = Kecepatan Akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
Jika :
a > 0 --- benda dipercepat
a < 0 --- benda diperlambat
C. GERAK JATUH BEBAS (GJB)

CIRI-CIRI :
- TIDAK MEMPUNYAI KECEPATAN AWAL (vO= 0)
- ARAH PERCEPATAN GRAVITASI KE BAWAH DAN BERTANDA
POSITIP (a = g )

vo = 0 Rumus Gerak jatuh bebas:


vt = g.t
h = 1/2 . g. t2
h vt2 = 2. g . h

keterangan:
h = tinggi benda pada saat di
jatuhkan (m)
t = waktu (s)
vo = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
Contoh soal:
1. Diketahui perjalanan dari kota A ke Kota C harus melalui kota
B, jika jarak AB 40 km ditempuh dalam waktu 0,5 jam, jarak
BC 30 km ditempuh dalam waktu 2 jam. Besar kecepatan
rata-rata perjalanan itu adalah ….
Penyelesaian:
Diketahui: jarak AB (XAB) = 40 km
jarak BC (XBC) = 30 km
Waktu (tBC) = 2 jam
Waktu (tAB) = 0,5 jam
Ditanyakan: Kecepatan rata-ratanya
Jawab:
vrata-rata = XAB + XBC = 40 + 30 = 70 x 2/5
tAB + tBC 2 1/2

= 28 km/jam
Jadi, besar kecepatan rata-ratanya = 28 km/jam
Contoh soal:
2. Sepotong kapur yang massanya 20 gram jatuh bebas dari
ketinggian 10 m diatas tanah. Jika gesekan antara kapur
dengan udara diabaikan (g = 10 m/s2), kecepatan kapur
saat sampai di tanah adalah …..
Penyelesaian:
Diketahui: m = 20 gram = 0,02 kg
h = 10 m
g = 10 ms-2
Ditanyakan: Vt = …….
Jawab: vt2 = 2. g .h
vt = 2gh
= 2.10.10
= 200 = 10 2 m/s
Jadi: kecepatan kapur sampai ditanah 102 m/s
D. GERAK VERTIKAL KE BAWAH (GVB)
CIRI-CIRI:
- MEMPUNYAI KECEPATAN AWAL (VO ≠ 0)
-ARAH PERCEPATAN GRAVITASI KE BAWAH DAN BERTANDA
POSITIP (a = g)

RUMUS:

Vo Vt = Vo + g.t
h = Vo.t + ½ g t2
Vt2 = Vo2 + 2gh
h’ = ho - h
ho h

h’

Keterangan: vo = kecepatan awal (m/s)


vt = kecepatan benda kemudian (m/s)
ho = tinggi benda mula-mula (m)
t = waktu (s)
g = kecepatan gravitasi (ms-2)
E. GERAK VERTIKAL KE ATAS (GVA)

CIRI-CIRI:
-MEMPUNYAI KECEPATAN AWAL (Vo = 0)
-ARAH PERCEPATAN GRAVITASI KE ATAS DAN BERTANDA
NEGATIF (a = -g)
- PADA TITIK TERTINGGI, KECEPATAN BENDA = 0 ---(Vt = 0)

Vt Rumus:

P Vt = Vo – g.t
h = Vo.t – ½ gt2
Vt2 = Vo2 – 2gh
Vo h maks = Vo2
2g
A B
tp (di titik tertinggi)=Vo
g
tB = 2 tp
F. GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

1. Benda dilempar horizontal dari puncak menara:


xn x

B
y
Gerak pada sumbu X:
ax = 0 --- vxkonstan --- GLB Keterangan:
x = vox . T
Gerak pada sumbu Y: Vo = kecepatan awal (m/s)
Ay = +g --- Vy berubah --- GLBB g = percepatan gravitasi
(m/s2)
Vy = g.t h = tinggi (m)
h = ½ gt2 --- t =  2h/g

Vy2 = 2gh --- Vy =  2gh

VB =  Vo2 + 2gh
GERAK PELURU
2.BENDA DILEMPAR MIRING KE ATAS DENGAN SUDUT ELEVASI
B

hmaks
Voy Vo
VOX x
A C
xmaks

Gerak pada sumbu X: Gerak pada Sumbu Y:


ay = 0 ---Vx konstan ---GLB ay = -g --- Vy berubah --GLBB
Vy = Vo sin ∂ - gt
Vx = Vo cos ∂ = VB h = Vo sin ∂.t – ½ gt2
X = Vx.t = Vo cos ∂ .t Vy2 = Vo2 sin2 ∂ - 2gh
V =  Vx2 + Vy2
Keterangan;
Syarat titik tinggi (B): Vy = 0 keterangan:
Syarat titik terjauh (C): h = 0 Vo =Kecepatan awal(m/s)
2h 2h ∂ = sudut elevasi
tB = Vo sin ∂ = --- ; tc = 2 tB = 2 --- tB = waktu utk mencapai
g g g titik tertinggi (s)
tC = waktu utk mencapai
hB = Vo2 sin2 ∂ ; Xm = Vo2 sin2∂ titik terjauh (s)
2g g hmak= Tinggi maksimum(m)

Xmak = Jarak terjauh (m)


hm = ¼ tg ∂ g = Percepatan gravitasi
Xm (m/s2)
Contoh soal:
Sebutir peluru ditembakkan dengan kecepatan
awal 50 m/s dan sudut elevasi 60o. Peluru
mengenai benda yang terletak sejauh 75 m
dari tempat peluru ditembakan. Jika g = 10
m/s2, maka ….
a. Peluru mengenai benda pada jarak
mendatar 75 meter maka:
x = Vo . Cos∂.t
75 = 50.cos 60o.t
75 = 50.1/2.t
75 = 25.t
t = 3 detik
Lanjutan contoh soal:
b. Jarak mendatar ketika di titik tertinggi adalah:
XH = Vo2 sin2∂
2g
= 502 sin 120o
2.10
= 2.500 . ½ 3 = 108,25 meter
Karena x lebih kecil dari xH , berarti peluru mengenai benda
sebelum meninggalkan puncak lintasannya.
c.Dalam arah mendatarkecepatan peluru tetap dan sama dengan
komponen mendatar dari kecepatan awal sehingga:
Vx = Vo cos ∂ = 50 cos 60o = 50.(1/2) = 25 m/s
d. Ketika peluru mengenai benda, komponen kecepatan vertikalnya
adalah:
Vy = Vo sin ∂ - gt
= 50 sin 60o – 10.3 = 50.(½3) - 30 = (253 - 30) m/s
HUKUM NEWTON I; II; III
PENGERTIAN:
1. Dinamika adalah ilmu yang mempelajari
gaya sebagai penyebab gerak
2. Hukum Newton menyatakan hubungan
antara gaya, massa dan gerak benda
3. Gaya adalah kekuatan dari luar berupa
dorongan atau tarikan
HUKUM NEWTON I
Setiap benda akan tetap dalam keadaan
diam (kecepatan=0) atau bergerak
sepanjang garis lurus dengan
kecepatan konstan (bergerak lurus
beraturan) kecuali bila ia dipengaruhi
gaya untuk mengubah keadaannya.
∑F = 0 --- untuk benda diam atau
bergerak lurus beraturan
HUKUM NEWTON II
Percepatan yang dihasilkan oleh
resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan
resultan gayanya, searah dengan
gaya dan berbanding terbalik dengan
massa benda.
∑F
a = ---- ∑F = m.a
m
HUKUM NEWTON III
Jika dua buah benda berinteraksi maka
gaya pada benda satu sama dan
berlawanan arah dengan gaya benda
lainnya.
F.reaksi
m
F aksi =F reaksi
F.aksi
GAYA
Satuan Gaya:
F = m.a dimana: F = gaya
m = massa
a = percepatan
Dalam satuan SI:
m
F = Kg. = Newton
det2
Macam-Macam Gaya
Untuk sistem 2 benda titik terdapat
gaya-gaya : Gaya interaksi dan Gaya
kontak.
1. Gaya Interaksi
Adalah gaya yang ditimbulkan oleh
suatu benda pada benda lain
walaupun letaknya berjauhan
Macam-macam gaya interaksi: Gaya
gravitasi; Gaya Listrik; Gaya Magnit
Macam-macam Gaya
2. Gaya Kontak
Gaya yang terjadi hanya pada benda-
benda yang bersentuhan
a. Gaya Normal
Gaya reaksi dari gaya berat yang
dikerjakan benda terhadap bidang
tempat benda terletak (benda
melakukan aksi, bidang melakukan
reaksi).Arah gaya normal N selalu tegak
lurus pada bidang.
Gaya Normal
N mg=aksi
1
2
mg mg = aksi
(a) (b) (c)

Keterangan gambar: (a):Benda (1) berada diatas bidang(2)


(b): Gaya aksi pada bidang
(c): Gaya reaksi pada benda
N>0 Benda menekan bidang tempat benda terletak
N=0 Benda meninggalkan bidang lintasannya
N<0 Tidak mungkin
Gaya Gesekan
 Gaya yang melawan gerak, relatif dua benda
Arah gaya gesekan selalu sejajar dengan bidang tempat
benda berada dan berlawanan dengan arah gerak benda
jadi gaya gesekan melawan gerak (menghambat)
Macam-macam gaya gesekan:
1. Gaya gesekan antara zat padat dan zat padat.
2. Gaya gesekan antara zat padat dan zat cair (fluida)

f F
Gaya Gesekan
1. Gaya Gesekan Statis (fs)
Gaya gesekan yang bekerja antara 2
permukaan benda dalam keadaan diam relatif
satu dengan yang lainnya.
benda diam
fs  μs N fs < μs N

fs =gaya gesekan statis fs = μs N benda akan


μs= koefisien gesekan statis bergerak
N = Gaya Normal
Gaya Gesekan Kinetik (fk)
Gaya gesekan yang bekerja antara 2 permukaan benda
yang saling bergerak relatif.
fk = gaya gesekan kinetik
fk  μk N μk= Koefisien gesekan kinetik
N = Gaya Normal
N

f F

W = mg
Gaya Gesekan Kinitek
 Jika benda ditarik dengan gaya F, tapi
benda belum bergerak karena ada
gaya gesekan fs melawan F
 Jika gaya F diperbesar hingga
akhirnya benda bergerak, maka gaya
gesekan pada saat benda mulai
bergerak.
fk < fs
Gaya Gesekan Kinetik
 Kemungkinan-kemungkinan:
1. Jika fk > fs ----- benda diam
2. Jika fk = fs ----- benda saat bergerak
3. Jika fk < fs ----- benda bergerak
 Sifat-sifat gaya gesekan
gaya gesekan tergantung :
- Sifat permukaan kedua benda bergesekan (μ)
- Berat benda atau gaya normal
Gerak Benda Pada Bidang Miring
 Gerak benda pada bidang Miring Licin
(tanpa ada gesekan)
Gaya yang bekerja pada benda
 Gaya Normal y N X

N = mg cos θ
mg sin θ
mg cos θ
mg

2. Gaya Berat
W = mg
Gaya yang bekerja pada benda
 Diuraikan menjadi 2 komponen
Fx = mg sin θ
Fy = mg cos θ
Gaya yang menyebabkan benda
bergerak pada bidang miring ke
bawah (sumbu x)
Fs = m.a mg sinθ= m.a
Gerak benda pada bidang miring
dengan adanya gesekan
1. y N Fk X

∑F= m.a
mg sinθ θ
mg cos θ
mg
mg sinθ-Fk = ma

Gaya yang bekerja pada benda:


1. Gaya Normal N=mgcosθ
2. Gaya Berat W=mg
3. Gaya Gesekan Fk=μkN= μk mg cos θ
SISTEM KATROL

a= WB -WA T= 2 mA .WB
T T mA + mB mA + m B

A B T= 2 mb .WA
WA WB WA=mAg
mA + m B

Keterangan:
WB=mBg
a = percepatan (m/s2)
T = tegangan tali (N)
WA = berat benda A (N)
WB = berat benda B (N)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
SISTEM KATROL
 Untuk Benda yang Bergerak ke atas
T T

a A a B

W W

T – w = mA .a W – T = mB.a
Contoh soal
1.Jika massa benda 2 kg dan sudut kemiringan 30o serta
percepatan gravitasi (g=9,8 m/s2). Akan meluncur ke
bawah. Nilai koefisien gesekan maksimum antara benda
dengan bidang miring adalah …..

N
fs
Wsin 30o
W cos 30o W
Contoh soal
Penyelesaian:
Diketahui: m = 2 kg
∂ = 30o
g = 9,8 ms-2
Ditanyakan: μs maksimum
Jawab: F = fs maksimum
W.Sin 30o = μs maks . N
W.Sin 30o = μs maks.W. cos 30o
sin 30o
μs maks =---------- = tan 30o
cos 30o
= 1/3 3
TUGAS
1.Dua buah balok dihubungkan dengan seutas tali ringan
ditarik dengan gaya horizontal F (lihat gambar). Jika g =
9,8 ms-2 dan koefisien gesekan kinitek antara balok dan
permukaan adalah 0,1x. Tentukan besarnya percepatan
balok tersebut dengan menggunakan hukum III Newton.

16 kg 20 kg
A
T B
F = 70 N
Penyelesaian:
1. Diketahui:
mA = 15 kg mB = 24 kg
F = 70 N g = 9,8 ms-2
μA = 0,12 μB = 0,12
Ditanyakan: a
Jawab: NA NB

T F = 70 N
A B
fA fB

WA WB
Penyelesaian
Jawaban:
∑F = m.a
F – fB-fA = (mA + mB) a
F – μB.NB - μA.NA = (mA + mB) a
70 – 0,12.WB – 0,12.WA = (15 + 24) a
70 – 0,12.mB.g – 0,12.mA.g = 39.a
70 – 0,12.24.9,8 – 0,12.15.9,8 = 39.a
70 – 28,224 – 17,64 = 39.a
24,136 = 39.a
a = 24,136/39
a = 0,62 ms-2
Jadi percepatan benda adalah sebesar 0,62 ms-2
FLUIDA BERGERAK
1. Debit Aliran
V
Q =----- = A.v
t
2. Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2 A1v1 = A2v2
3. Hukum Bernoulli
P + ρgh + ½ ρv2 = konstan
Hukum Bernoulli
Fluida yang bergerak pada ketinggian
yang sama:
P1 + ½ ρv12 = P2 + ½ ρv22
4. Penerapan hukum Bernoulli

h1

h2
x
Penerapan Hukum Bernoulli

Vo = 2gh1 x = 2 h1.h2
2h2
t = ----- v1 = vo2 + 2g h2
g
Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Volume (m3)
t = Waktu (s)
A = Luas penampang (m2)
v = Kecepatan (m/s)
P = Tekanan (N/m2)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
h = Tinggi (m)
Contoh soal:
1) Air mengalir dalam pipa melalui
penampang besar menuju
kepenampang kecil dengan cepat
aliran 12 ms-1. Jika luas penampang
besar 220 cm2 dan luas penampang
kecil 28 cm2, air keluar dari
penampang kecil dengan kecepatan…
Penyelesaian
Diketahui:
v1 = 12 ms-1 = 1200 cm s-1
A1 = 220 cm2= 0,022
A2 = 28 cm2 = 0.0028
Ditanya: v2 = …
Jawab.
Persamaan kontinuitas:
A1v1 = A2v2
220.12 = 28.v2
v2 = 220.12 / 28 = 94,29 m s-1
Contoh soal:
2) Sebuah tangki air diletakkan di atas
menara seperti gambar. Jika luas R
lebih kecil dari luas permukaan bak
air, tentukan kecepatan air yang
keluar dari lubang R ? ( g = 10 ms-2)

R h1= 7 m
5m
Penyelesaian:
Diketahui:
h=7m
h2 = 5 m
g = 10 m/s2
Ditanya: v = ?
Jawab:
v = 2g (h –h2)
= 2 (10) (7 – 5)
= 40 = 210 m/s
ZAT DAN KALOR
A. Fluida Statis
1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan
yang disebabkan oleh zat cair pada
kedalaman h.
a. Massa jenis dan Berat Jenis Benda
- Massa jenis benda: ρ = m/V
- Berat jenis benda: S = ρ.g
Keterangan:
ρ = Massa jenis (kg/m3)
m = Massa benda (kg)
V = Volume benda (kg)
S = Berat jenis (kg/m2s2)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
b. Tekanan Hidrostatis

Ph = ρ.g.h

Po PA = Po + ρ.g.hA
Po = Tekanan udara luar (pascal
= N/m2)
h Ph = Tekanan hidrostatis (pascal = N/m2)
o 1 atm = 1,01 x 105 pa
Hukum Pascal
Hukum pascal tentang tekanan zat cair
menyebutkan bahwa “tekanan yang
diberikan kepada zat cair di dalam
ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah sama besar”
F1 F2
PA = PB ; F1/A1 = F2/A2
A1 A2 ρ2 = h1/h2 ρ1
Hukum Archimedes
Hukum archimedes berbunyi “ Jika benda dicelupkan
pada suatu zat cair, maka benda itu akan
mendapatkan
Gaya tekan ke atas (disebut gaya archimedes) yang
besarnya sama dengan gaya berat yang dipindahkan”

FA = ρc g V ket: FA = Gaya archimedes


ρc = Massa jenis zat cair (kg/m3)
V = Volume benda tercelup (m3)
Berat Benda Di dalam Zat Cair
Gaya archimedes menyebabkan berat benda
seolah-olah hilang dan berat yang hilang itu
sama dengan besarnya gaya archimedes.
Sehingga berat benda di dalam zat cair
disebut berat semu.
FA Wu = Wc – FA
ρbenda = V/Vb. ρzatcair
ρo = (% tercelup)ρc
Wc
KETERANGAN
Wu = Berat benda di udara (N)
Wc = Berat benda dalam cairan (N)
FA = Gaya Archimedes (N)
ρo = Massa jenis benda (kg/m3)
ρc = Massa jenis cairan (kg/m3)
V = volume benda tercelup (m3)
Vb = Volume benda (m3)
% = Prosentase volume benda yang tercelup
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan zat cair adalah
kecenderungan permukaan zat cair
untuk meregang, sehingga
permukaannya bisa elastis.
F ∂ = Tegangan permukaan (N/m)
∂ =--- F = Gaya permukaan (N)
L L = Panjang (m)
Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair di dalam
suatu pipa kapiler (sempit)
2γ cos θ
h = ----------
ρgR
h = tinggi cairan dalam pipa kapiler (m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
ρ = massa jenis cairan (kg/m3)
θ = sudut kontak
R = jari-jari pipa kapiler (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Contoh soal
1. Di dalam tabung gelas terdapat minyak setinggi 20
cm. dengan mengabaikan tekanan udara luar dan
tekanan dalam zat cair 1.600 Nm-2. jika g = 10 ms-2,
maka massa jenis minyak….?
Penyelesaian:
Diketahui: Ph = 1.600 Nm-2
h = 20 cm = 0,2 m; g = 10 ms-2
Diketahui: ρ = ….
Jawab: Ph = ρ.g.h
1.600 = ρ.10.0,2
1.600
ρ = ------ = 800 kg/m3
2
Contoh soal
2. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah benda yang
terapung pada zat cair yang massa jenisnya 1.200
kgm-3. bila diketahui bagian (A) adalah 1/5 dari
benda, maka massa jenis benda tersebut ialah….
Penyelesaian:
Massa jenis benda<massa
(A) jenis air.
(B) 1-1/5 = 4/5 bagian
ρbenda = 4/5 x ρ zat cair
ρbenda = 4/5 x 1200
= 960 kgm-3
SUHU DAN KALOR
1. Suhu dan Pemuaian
a. Termometer: Perbandingan skala termometer Celcius (C),
Reamur (R), Fahrenheith (F), dan Kelvin (K)
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9
oC = 5/4 oR = 5/9 (oF – 32) = (K-273)

b. Pemuaian:
Benda jika dipanaskan (suhu naik) akan mengalami pemuaian. Ada 3
jenis pemuaian benda, yaitu:
1) Muai panjang: Δl = lo.α.Δt lt = lo (1 +α Δt)
2) Muai luas: ΔA =Ao.β.Δt At = Ao (1 + β Δt )

3) Muai volume (ruang): ΔV = Vo. γ . Δt Vt = Vo (1 + γ Δt )

Hubungan koefisien muai:

β = 2α ; γ = 3 α
Keterangan
β = koefisien muai luas (1/oC)
γ = koefisien muai volume (1/oC)
α = koefisien muai panjang (1/oC)
Δt = Perubahan suhu (oC)
ΔV = Pertambahan volume (m3)
Vt = volume setelah dipanasi
Vo = volume mula-mula
ΔA = Pertambahan luas (m2)
A1 = luas setelah dipanasi (m2)
Ao = luas mula-mula (m2)
l
Δ = pertamabahan panjang (m)

l1 = panjang setelah dipanasi (m)


lo = panjang mula-mula (m)
KALOR
Suatu benda (zat) yang diberikan kalor akan
mengalami dua kemungkinan perubahan,
yaitu:
a. Perubahan suhu.
Q = m c Δt Q = C Δt C = m.c
Ket: Q = kalor (joule) = (kalori)
c = kalor jenis (kal/g oC)
C = kapasitas kalor (J/oC)
m = massa benda (kg)
Δt = Perubahan suhu (oC)
Perubahan wujud
Q = m.L L = kalor lebur atau kalor uap
(J/kg)
Grafik kalor terhadap suhu
Contoh perubahan es menjadi uap.
t(oC)

100 gas
cair
-t padat
catatan

C air = 1 kal/goc = 4200 J/kgoC; 1 kal = 4,2 joule


C es = 0,5 kal/goc ; L es = 80 kal/g; L uap = 540 kal/g
3. Azas Black:
Menyatakan bahwa kalor yang diserap oleh zat yang satu sama dengan
kalor yang dilepas oleh zat yang lain.
Q serap = Q lepas
4. Perpindahan kalor:
a. konduksi: adalah perpindahan kalor pada suatu zat tanpa diikuti
perpindahan partikel-partikelnya, biasanya terjadi pada zat padat.
contoh: besi yg salah satu ujungnya dipanaskan
k A Δt ket : H = kalor persatuan waktu (J/s)
H = -------- k = konduktivitas termal
l A = luas penampang (m2)
l = panjang (m)
Δt = perubahan suhu (oC)
Perpindahan kalor
b. konveksi: adalah perpindahan kalor pada
suatu zat yang diikuti perpindahan partikel-
partikelnya, biasanya terjadi pada zat cair dan
gas
Contoh: air yang dipanaskan
H = h A Δt h = konvektivitas termal
c. Radiasi: adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan
zat perantara (medium)
Contoh: radiasi matahari ke bumi
P
W = ----- = e σ T4
A
keterangan
W = energi tiap satuan luas per satuan
waktu (watt/m2)
P = Daya (watt)
A = luas permukaan (m2)
e = Emisivitas benda (0 e 1)
σ = Konstanta stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8
W/m2.K4
T = suhu mutlak (kelvin)
Contoh soal
1)Untuk menaikkan suhu Ditanyakan: Q = ….?
0,5 kg suatu zat Jawab:
cairkalor jenisnya 400 Q = m.c (t2 – t1)
Jkg-1 K-1 dan 28oC
menjadi 38oC = (0,5) (400) (311-
diperlukan kalor …. 301)
Penyelesaian: = (0,5) (400) (10)
Diketahui: m = 0,5 kg = 2000 J
c = 400 Jkg-1 K-1 = 2 KJ
t1 = 28 + 273 = 301 K Jadi kalor yang diperlukan
adalah 2 KJ
t2 = 38 + 273 = 311 K
Contoh soal:
2) Jika 75 gram air yang suhunya 0oC dicampur dengan
50 gram air yang suhunya 100oC, maka suhu
campuran itu adalah….
Penyelesaian:
Menurut azas Black: Q yang diterima = Q yang dilepas.
Bilamana temperatur akhir= ta , maka berlaku:
m x c x Δt = m x c x Δt
(75) (1) (ta - 0) = (50) (1) (100 - ta )
75 ta = 5.000 - 50 ta
125 ta = 5.000
ta = 40oC
TEORI KINETIK GAS
1. GAS IDEAL
Sifat-sifat gas ideal:
- terdiri dari partikel (atom atau molekul)
yang tersebar merata dalam ruang dan
selalu bergerak secara acak
- Memenuhi hukum newton tentang gerak
- Tumbukan antar molekul atau antara
molekul dengan dinding terjadi secara
lenting sempurna
- Gaya tarik menarik antar partikel dan
ukuran partikel diabaikan
Rumus
N m
n =---- n =-----
No Mr
n = jumlah zat (mol)
N = jumlah molekul satu atom
No = bilangan avogadro = 6,02 x 1023
partikel/mol
m = massa gas (kg)
Mr = massa molekul relatif (kg/k mol)
Persamaan gas ideal

PV = n R T R
k =----
PV = N k T No
P = tekanan gas (Pa = N/m2)
V = volume gas (m3)
T = suhu mutlak (K)
R = konstanta gas umum = 8,314 J/mol K
k = konstanta boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
Keadaan gas ideal
a. Gas pada suhu tetap
Berlaku hukum Boyle

PV = tetap P1V1 = P2V2


b. Gas pada tekanan tetap
Berlaku hukum Gay Lussac
V/T = tetap V1/T1 = V2/T2
c. Gas pada volume tetap
Berlaku hukum tekanan
P/T = tetap P1/T1 = P2/T2
Tekanan Gas pada Ruang Tertutup
P = 1/3 mo v2 (N/V) P = 2/3 EK(N/V)
Ek = 3/2 kT Ek = ½ mo v2
3kT 3RT
v = ----- = -----
mo MR
Ket:
Ek = energi kinetik molekul (J)
v = Kecepatan rata-rata molekul (m/s)
mo = Massa molekul (kg)
v sering disebut vmrs (kecepatan efektif)
5. Energi dalam Gas Ideal
Gas dalam suatu ruangan memiliki
energi dalam sama dengan jumlah
energi kinetik molekul-molekulnya.
U = Ek = Cv T U= c. (1/2 NkT)
U = c. (1/2 nRT)
U = Energi dalam gas (J)
c = Derajat kebebasan
Cv = kapasitas kalor pada volume
konstan (J/K)
6. Derajat Kebebasan
a. Gas monoatomik (untuk sembarang suhu)
Contoh: He, Ne, Ar c=3

U = 3/2 nRT = 3/2 NkT


b. Gas diatomik
Contoh: H2, O2, N2
Suhu rendah (T<100K) c=3
U = 3/2 nRT = 3/2 NkT
Suhu sedang (T = 500 K) c=5
U = 5/2 nRT = 5/2 NkT
Suhu tinggi (T > 1000K) c=7
U = 7/2 nRT = 7/2 NkT
Contoh soal:
1) Suatu gas ideal dipanaskan dalam
ruang tertutup, sehingga kecepatan
rata-rata partikel gas menjadi dua
kali kecepatan mula-mula. Jika suhu
mula-mula 27oC, maka suhu akhir
gas tersebut adalah ……..
Penyelesaian
3KT1/m
v1/v2 = -----------
3KT2/m
T1
2v/v = T1/T2 2/1 = -------
27 + 273
T1
2/1 =------  T1 = 2  300
 300
T1 = 4 x 300 = 1.200 K = 927oC
TERMODINAMIKA
1. Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan
tentang hukum kekekalan energi
satu sistem.
Q = ΔU + W
Q = kalor yang diserap/dilepas sistem
(J)
ΔU= perubahan energi dalam sistem (J)
W = Usaha luar/kerja (J)
Termodinamika
Perjanjian:
- Jika sistem melakukan kerja ---nilai
W bertanda positip.
- Jika pada sistem dilakukan kerja ---
nilai W bertanda negatif
- Jika sistem melepas kalor --- nilai Q
bertanda negatif
- Jika sistem melepas kalor---nilai Q
bertanda positif
Termodinamika
2. Kapasitas Kalor: adalah a. Gas monoatomik:
banyaknya kalor yang Cv = 3/2 nR
diperlukan untuk menaikkan Cv = kapasitas panas pada volume
suhunya sebesar satu derajat konstan (J/oC)
celcius.
C = ΔQ/ΔT n = jumlah mol (mol)
Ket: C = kapsitas panas (J/oC) R = konstanta gas umum = 8,314
J/mol K
ΔQ = perubahan kalor (J) b. Gas diatomik:
ΔT = perubahan suhu (oC) a. suhu rendah Cv=3/2 nR
b. Suhu sedang Cv=5/2 nR
c. Suhu tinggi Cv = 7/2 nR
Cp =Cv + n R γ = Cp/Cv
Ket: Cp = kapasitas panas pada
tekanan konstan (J/oC)
γ = konstanta laplace
PROSES TERMODINAMIKA
1.Proses Isobaris (tekanan konstan)
V1/T1 = V2/T2
Usaha sistem W = P. ΔV = P (V2-V1)
Kalor sistem Q = Cp ΔT
Energi dalam sistem ΔU = 3/2 nR ΔT
2. Proses Isokhoris (volume konstan)
P1/T1 = P2/T2
Usaha sistem W = 0
Kalor sistem Q = Cv ΔT
Energi dalam sistem ΔU = 3/2 nR ΔT
Proses Termodinamika
3. Proses Isotermis (suhu konstan)
P1V1 = P2V2
Usaha sistem: W = nR ΔT ln (V2/V1)
Kalor sistem: Q = W
Energi dalam sistem: ΔU = 0
4. Proses adiabatis (kalor = 0)
P1V1γ = P2V2γ T1V1γ-1 = T1V1γ-1
γ = Cp/Cv
Usaha sistem: W = 1/ γ -1 (P1V1 - P2V2)
Kalor sistem: ΔQ = 0
Energi dalam sistem ΔU = -W
SIKLUS TERMODINAMIKA
Siklus adalah gabungan beberapa proses untuk kembali
kekeadaan semula dan terjadi terus-menerus.
1. Siklus Carnot: adalah siklus ideal yang terdiri dari dua proses
isotermis dan dua proses adiabatis.
P
A Q1 B
T1

D Q2 C T2
V
Ket: Proses AB dan CD, Proses isotermis
Prose BC dan DA, Proses adiabatis
Siklus Termodinamika
W = Q 1 – Q2
Reservoir panas
Suhu tinggi (T1) Q1/T1 = Q2/T2
Q1 η = W/Q1 x 100%
η = (1–Q2/Q1)x100%
W
Usaha η = (1–T2/T1)x 100%
Q2

Reservoir rendah
Suhu rendah (T2)
Siklus Termodinamika
2. Mesin pendingin Carnot
Q2 T2
K = Q2/W = ------ =--------
Q1- Q2 T1 – T2
Ket:
W = usaha atau kerja mesin (J)
T1 = Suhu tinggi (K)
T2 = Suhu rendah (K)
Q1 = Kalor yang dilepas pada suhu tinggi (J)
Q2 = Kalor yang dilepas pada suhu rendah (J)
K = Koefisien daya guna
η = Efesiensi mesin
Contoh soal
1) Suhu tinggi mesin carnot 500 K dan efisiensi 60 % agar efesiensi mesin
carnot menjadi 80 %, maka suhu tinggi reservoir carnot menjadi…
Penyelesaian:
Diketahui: mesin carnot
T2 = 500 K (suhu tinggi)
η = 60 %
ηt = 80 %
Ditanyakan: T3 = …?
Jawab: η = T2 – T1 x 100 %
T2
60 % = 500 –T1 x 100% T1 = 200K
500
80% = T3 – T1 x 100%
T3
80 T3 = 100 T3 – 100 T1
20 T3 = 100.200
20 T3 = 20.000 T3 = 1.000 K
Jadi, agar efesiensinya 80%, suhu tingginya = 1000 K
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
A. Getaran Harmonis
Getaran harmonis adalah: gerak bolak-balik
disekitar titik seimbang dengan amplitudo
dan frekuensi yang tetap.
1. Bandul sederhana (bandul matematis)

T = 2π l/g
θ l
f =1/2π g/ l
C B A
Getaran harmonis
T = Periode (s)
f = frekuensi (Hz)
l = Panjang Tali (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2. Getaran pegas
F = ky k = m (ω)2
k
T = 2 π m/k f = 1/2 π k/m
m
Getaran harmonis
Keterangan:
F = Gaya (N)
k = konstanta pegas (N/m)
y = Simpangan (m)
m = Massa benda (kg)
ω = kecepatan sudut
3. Persamaan getaran selaras
y = A sin ωt ymaks = A
v = dy/dt = ωA cos ωt v maks = ωA
a = dv/dt = - ω2 A sin ωt = - ωy amaks = ω2A
v = ω A2 – y2
θ= ωt (rad) = 2 π t/T (rad) = 360o t/T (derajat)
φ = t/T = α/360o
Getaran selaras
Ep = ½ ky2 = ½ m ω2 A2 sin2 ωt
Ek = ½ mv2 = ½ m ω2 A2 cos2 ωt
= ½ k (A2 – y2)
Em = Ep + Ek = ½ m ω2A2 = ½ kA2
Keterangan:
y = simpangan (m)
v = kecepatan (m/s)
a = percepatan (m/s2)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (t)
φ = fase
θ = sudut fase
Ep = energi potensial (J)
Ek = energi kinetik (J)
Em = energi mekanik (J)
Pada gambar Bandul sederhana
berlaku:
Titik seimbang B Titik tertinggi (A dan B)
1. y = θ 1. y = A
2. v = ω (maksimum) 2. v = θ (minimum)
3. a = θ (minimum) 3. a = ω2A (maksimum)
4. F = θ 4. F = KA
5. Ep = θ 5. Ep = ½ KA2
6. Ek = ½ mv2 6. Ek = θ
GELOMBANG
1. Gelombang Berjalan
y = A sin (ωt ± kx)
A = A sin 2π (f.t ± x/λ)
θ = ωt +kt = 2 π φ
-A 1/2λ λ = 2 π (f.t +x/ λ)=(t/T +x/λ)

ω = t/T + x/ λ Δφ=Δx/ λ Δφ = Δt/T


v = f. λ = λ/T =ω/k k = 2π / λ ω = 2 πt = 2π/T
Keterangan
A = Amplitudo (m) Catatan:
v = Kecepatan gelombang - Jika gelombang
(m/s) merambat dari kiri
f = Frekuensi (Hz) kekanan, maka harga k
T = Periode (s) bertanda negatif
λ = Panjang gelombang (m) - Jika gelombang
k = bilangan gelombang (m- merambat dari kanan ke
1) kiri, maka harga k
x = jarak tiap titik (m) bertanda positif
ω = kecepatan sudut (rad/s) - Pada gelombang
berjalan:
t = Waktu (s)
1. f,A, dan T selalu tetap
φ = Fase gelombang (sama di semua titik)
Δφ= Beda fase
2. y,v, dan φ berubah-
θ = sudut fase ubah
2. Gelombang berdiri/diam/tegak
(gelombang stasioner)
- Gelombang stasioner merupakan hasil
interferensi (gabungan) dua gelombang
yang mempunyai amplitudo dan frekuensi
sama, tetapi arah rambatnya berlawanan.
- Pada gelombang stasioner, tidak semua
titik yang dilalui gelombang mempunyai
amplitudo yang sama. Amplitudo
maksimum disebut perut (p) dan amplitudo
minimum disebut simpul (s), sehingga
amplitudo gelombang tidak konstan.
3. Hukum Melde

v = F/μ = Fl /m= F/ρA --- μ = m/ l


fn = n f1 = n v/2 l = n/2 l F/ μ
Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
F = Gaya tegangan tali (N)
μ = massa tali persatuan panjang (kg/m)
m = Massa tali (kg)
A = Luas penampang (m2)
f = frekuensi (Hz)
l = panjang tali (m)
ρ = Massa jenis tali (kg/m3)
Gelombang Bunyi
1. Dawai (senar) f = (n + 1) v/2 l
sifat : l tetap, f dan λ Σp = n + 1
berubah ΣS = n + 2
S P S n = 0,1,2,….
l=½λ;λ; 3/2 λ

ND NA 1 NA 2
l = 1/2 λ ND = nada dasar;NA =
nada atas
l = (n + 1) (1/2 λ) fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
Gelombang Bunyi
2. Pipa Organa Terbuka f = (n + 1) v/2 l
Sifat: l tetap, f dan λ Σp = n + 1
berubah. ΣS = n + 2
P P P n = 0,1,2,….
l=½λ;λ; 3/2 λ

ND NA 1 NA 2
l=½λ ND = nada dasar;NA =
l = (n + 1) (1/2 λ) nada atas
fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
Gelombang dan Bunyi
3. Pipa Organa Tertutup f = (2n + 1) v/4 l
Sifat : l tetap, f dan λ Σp = n + 1
berubah ΣS = n + 2
S P n = 0,1,2,….
l = 1/4 λ ;3/4 λ ; 5/4 λ

ND NA 1 NA 2
ND = nada dasar;NA =
l = 1/2 λ nada atas
l = (2n + 1) (1/4 λ) fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
Pelayangan Bunyi
Pelayangan adalah peristiwa terjadinya
penguatan bunyi secara bergantian akibat
getaran dua sumber bunyi yang
frekuensinya berdekatan pada suatu titik
(pendengar).
Syarat pelayangan: frekuensi sumber bunyi
hampir sama (selisih sedikit)

fp = f1 – f2 fp = Frekuensi pelayangan (Hz)


DEFINISI FREKUENSI;PERIODE;SIMPANGAN &
AMPLITUDO

FREKUENSI ADALAH: BANYAKNYA GETARAN YANG


TERJADI DALAM SETIAP WAKTU; f = N/t
PERIODE: SELANG WAKTU YANG DIPERLUKAN
OLEH SUATU BENDA UNTUK MENEMPUH SATU
PUTARAN (SATU KALI MELINGKAR) ; T= t/N
SIMPANGAN: JARAK ANTARA KEDUDUKAN BENDA
YANG BERGETAR PADA SUATU SAAT SAMPAI
KEMBALI PADA KEDUDUKAN SEIMBANG : y =
A.sinՓ
Interferensi Bunyi
1. Interferensi maksimum
Δ S = S1 – S2 = n λ
ΔS = Beda lintasan gelombang 1 dan 2 (m)
λ = panjnag gelombang (m)
n = 0,1,2,…
2. Interferensi minimum

ΔS = S1 – S2 = bilangan ganjil (1/2 λ )


EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah berubahnya Ket:
suara (bunyi) yang terdengar fp = Frekuensi yang terdengar
akibat adanya kecepatan oleh pendengar (Hz)
relatif antara bunyi dengan fs = Frekuensi sumber bunyi (Hz)
pendengar.
v ± vp v = Kecepatan bunyi diudara
(m/s)
fp=-------- . fs vp =kecepatan pendengar (m/s)
v ± vs vs = kecepatan sumber bunyi
Persyaratan: (m/s)
-vp bertanda positip, jika
pendengar mendekati sumber
bunyi dan sebaliknya
bertanda negatif
-vs bertanda positif, jika sumber
bunyi menjauhi pendengar
dan sebaliknya bertanda
negatif
INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS
1. Intensitas Bunyi 2. Taraf Intensitas
I = P/A = P/4πR2 TI = 10 log I/Io
I1 : I2 = I/R12 : I/R22 TI = 10 log I2/I1
I1/ I2 = R22/R12 In = n I1
TI = TI1 + 10 log n2/n1
Ket: I = Intensitas bunyi TI = TI1 + 20 log R1/R2
(W/m2)
Ket: TI = Taraf intensitas
P = Daya (watt) bunyi (dB)
A = Luas Penampang Io = Intensitas ambang =
bola (m2)
1012 W/m2
R = Jarak (m)
In = Intensitas n buah
sumber bunyi (W/m2)
n = banyaknya sumber
bunyi
Contoh soal:
1. Sebuah ayunan sederhana, Misal:
panjang tali 100 cm, massa Energi pada kedudukan tertinggi
benda 100 gram, percepatan = EkA + EpA
gravitasi = 10 ms-2. Energi pada kedudukan terendah
kedudukan tertinggi = 20
cm dari titik terendah. Maka = EkB + EpB
kecepatan berayunnya pada Maka:
titik terendah adalah… EkA + EpA = EkB + EpB
Penyelesaian:dalam bermain
ayunan, energi pada 0 + mghA = ½ mvB2 + 0
kedudukan tertinggi sama
dengan energi pada
kedudukan terendah. vB = 2.g.hA
Diketahui :
l = 100 cm = 1 m = 2.10.0,2
m = 100 gram = 0,1 kg
g = 10m/s2; hA = 20 = 2 m/s
cm=0,2 m
Contoh soal:
2. Taraf intensitas bunyi Jawab: gunakan rumus
suatu ledakan pada
jarak 2 m dari TI2 = TI1 + (20 log R1/R2)
sumbernya adalah 90
dB. Pada jarak 20 m TI2 = 90 + (20 log 2/20)
dari sumber ledakan, = 90 + (20 log 1/10)
taraf intensitas adalah = 90 + (20 log 10-1)
….. = 90 + (-20 log 10)
Penyelesaian: = 90 + (-20x 1)
Diketahui: TI1 = 90 dB, = 90 – 20
R1 = 2 m, R2 = 20 m = 70 dB
Ditanya : TI pada jarak Note: log 10 = 1
20 m (TI2)=….
SOAL UTK KELAS A2
1. TEORI KINETIK GAS
(SOAL/HITUNGAN)
2. SUHU DAN KALOR
(SOAL/HITUNGAN)
3. GETARAN, GELOMBANG (SOAL)
4. BUNYI (TEORI)
5. TERMODINAMIKA (TEORI)
SOAL UNTUK KELAS A3
1. TEORI KINETIK GAS
(SOAL/HITUNGAN)
2. SUHU DAN KALOR
(SOAL/HITUNGAN)
3. GETARAN (TEORI), GELOMBANG
(SOAL) & BUNYI (TEORI)
4. LISTRIK DAN MAGNET (SOAL DAN
TEORI)
Soal UAS UTK B
1. SUHU ZAT DAN KALOR (HITUNGAN)
2. THERMODINAMIKA (TEORI)
3. TEORI KINETIK GAS (HITUNGAN)
4. GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
(HITUNGAN+TEORI)
5. FISIKA MODERN (TEORI)
SOAL UNTUK KELAS B1
1. SUHU DAN KALOR
2. THERMODINAMIKA
3. TEORI KINETIK GAS
4. GELOMBANG
5. GETARAN DAN BUNYI
SOAL UAS UNTUK KELAS C1
C1:
1. SUHU DAN KALOR (HITUNGAN)
2. GELOMBANG (TEORI)
3. GETARAN & BUNYI (HITUNGAN)
4. THERMODINAMIKA (TEORI)
5. TEORI KINETIK GAS (HITUNGAN)
SOAL UNTUK KELAS C2
1. BUNYI (TEORI)
2. SUHU DAN KALOR (HITUNGAN)
3. THERMODINAMIKA (TEORI)
4. TEORI KINETIK GAS (Hitungan)
5. GETARAN DAN GELOMBANG
(hitungan)

Anda mungkin juga menyukai