DISUSUN OLEH:
NAMA :
KELAS : X-AKL 1
V = s/t
Dimana
V ̅ = ∆s / ∆t
Dimana
1. Pesawat jet bergerak menuju bulan seperti pada tabel dibawah ini.
V=s/t
V = 1500 / 3
V = 500 km / jam
V = (2500 – 500) / (5 – 1)
V = 2000 / 4
V = 500 km/jam
Jadi kecepatan rata rata pesawat jet tersebut adalah 500 km/jam
2. Mobil A dan B pada suatu ketika terpisah sejauh 420m. Keduanya bergerak saling
mendekati pada saat bersamaan dengan kecepatan 40 m/s dab 10 m/s. Tentukan
tempat bertemunya kedua mobil tersebut.
Ilustrasi
Pembahasan
Diketahui
sAB = 420 m
Va = 40 m/ss
Vb = 10 m/s
Penyelesaian
ta = tb
sA / Va = sB / Vb
x / 40 = 420-x / 10
50x = 1680
x = 1680 / 50
x = 336 m
Jadi tempat bertemunya kedua mobil tersebut ialah 336m dari posisi awal mobil A.
Gerak lurus berubah beraturan merupakan suatu gerak pada suatu lintasan lurus
dengan percepatan konstan.
Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Vt = v0 + a t
Vt2= v02+2gh
X = x0 +v0 t+ ½ at2
Keterangan :
1. Sebuah mobil bergerak di jalan tol cipali. Pada jarak 10 km dari pintu gerbang tol
mobil bergerak dengan kecepatan tetap 90 km/jam selama 15 menit. Hitung posisi
mobil setelah bergerak 15 menit. Hitunglah juga jarak yang ditempuh mobil selama
15 menit, gambarkan grafik v(t)!
Pembahasan
Diketahui :
X0 = 10 km = 10000 m
v = 90 km/jam
t = 15 menit = 900 s
jawab :
x = x0+vt
3. GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar merupakan gerakan yang dilakukan objek dengan lintasan berupa
lingkaran atau mengelilingi suatu titik yang tetap.
ω=v/r
dinama
ω = kecepatan sudut
v = kecepatan linear (m/s)
r = jari jari lintasan (m)
ω=2πf
atau
ω=2π/T
dimana
as = ω2 r = v2 / r
dimana
∑F = m as
∑F = m ω 2
∑F = m v2 / r
Dimana
1. Ban sepeda motor Bagus berputar dengan kelajuan linear 7 m/s. Jari-jari roda
tersebut 14 cm. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu putaran
penuh?
Pembahasan
Diketahui
v = 7 m/s
r = 14 cm = 0.14 m
Penyelesaian
ω = v / r =7 / 0.14
ω = 2 pi /T
7 / 0.14 = 2 22 / 7 T
T = 7.95 s
Jadi waktu yang dibutuhkan roda tersebut menempuh satu putaran penuh adalah
7.95 s
4. GERAK PARABOLA
Gerak parabola adalah gerak yang merupakan perpaduan antara gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah bertauran (GLBB).
Rumus gerak parabola diuraikan dalam 2 sumbu. Untuk rumus gerak parabola pada
sumbu x maka diuraikan sebagai berikut :
x = vxt = v0 cos α t
dimana
vy = v0y – gt
vy = v0 sin α – gt
untuk penguraian gerak parabola pada sumbu y, maka bisa diketahui posisi benda
sebagai berikut :
y = v0y t – ½ gt2
atau
y = v0 sin α t – ½ gt2
dimana
Arah benda gerak parabola pada komponen sumbu-x bisa dituliskan sebagai
berikut :
tan θ = vy / vx
tAB = (v0 sinα)/ g
H =( v02 sin2α)/2g
X =( v02 sin 2α)/g
Bola ditendang oleh seorang pemain sepakbola, kecepatan awal bola tersebut 20
m/s, sudut elevasi yang terebentuk antara lintasan bola dengan sumbu x yakni
370 (sin 370 = 0,6). Dan percepatan gravitasinya sebesar 10 m/s 2, hitunglah tinggi
maksimum dan jarak maksimum yang dapat dicapai oleh bola tersebut
Pembahasan
Diketahui
H =( v02 sin2α)/2g
H = (202 sin 2 370)/2.10
H = (202 (0,6) 2)/2.10
H = 7,2 m
X = ( v02 sin 2α)/g
X = 38,4 m
5. MASSA JENIS
Pengertian dari massa jenis ialah sebuah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Lalu semakin tinggi massa jenis sebuah benda, maka semakin besar juga
massa setiap volume nya. Dan rata – rata massa jenis setiap benda merupakan total
massa di bagi dengan total volume nya. Kemudian sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi contoh nya adalah besi akan memiliki volume yang lebih
rendah dari pada benda yang massa nya sama dan memiliki massa jenis yang lebih
rendah contoh nya adalah air.
ρ = m/v
Keterangan :
Sebuah batu bata memiliki ukuran panjang nya 24 cm lebar nya 11 cm dan tinggi
nya 4 cm. namun setelah di timbang ternyata massa batu bata itu hanya 1584gram
saja. Maka hitung lah berapa massa jenis batu bata tersebut ?
Penyelesaian :
Di ketahui :
Panjang = 24 cm
Lebar = 11 cm
Tinggi = 4 cm
Ditanya : massa jenis batu bata dalam satuan gr/cm 3 dan kg/m3
Jawaban :
v=pxlxt
v = 24 cm x 11 cm x 4 cm
v = 1056 cm3
Maka, massa jenis dari batu bata tersebut iyalah 1056 cm 3
6. PEMUAIAN PANJANG
∆L = L0 α ∆T
L = L0 (1 + α ∆T)
Dimana
Contoh Soal
1. Sebuah baja memiliki panjang 1200 cm. Berapakah panjang akhir baja itu, jika
terjadi perubahan suhu sebesar 50°C? (αbaja= 12 × 10-6 °C-1)
Pembahasan
Diketahui
L0 = 1200cm = 1.2m
∆T = 50°C
αbaja= 12 × 10-6 °C-1
Penyelesaian
L = L0 + ∆L
∆L = L0 αbaja ∆T
L = 1.20072 m
∆A = A0 β ∆T
A = A0 (1 + α ∆T)
Dimana
Contoh soal:
Pada suhu 30oC sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan
menjadi 90oC dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/oC, maka
tentukan luas pelat besi tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
A0 = 10 m2
T0 = 30oC
T = 90oC
∆T = T – T0 = 90 – 30 = 60oC
α = 0,000012/oC
β = 2α = 2 × 0,000012/oC = 0,000024/oC
Ditanyakan: A = …?
Jawab:
A = A0(1 + β × ∆T)
A = 10(1 + 0,000024 × 60)
A = 10(1 + 0,00144)
A = 10 × 1,00144
A = 10,0144 m2
Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m2.oh
8. PEMUAIAN VOLUME
∆V = V0 α ∆T
V = V0 (1 + α ∆T)
Dimana
V = volume akhir (m3)
V0 = volume mula mula (m3)
∆V = perubahan volume (m3)
γ = koefisien muai volume (/0C)
∆T = perubahan suhu (0C)
Contoh soal:
Pembahasan
Diketahui
V0 = 60 m3
∆T = 110-10 = 100 0C
α = 17 × 10-6/0C
Penyelesaian
V = V0 + ∆V
∆V = V0 α ∆T
V = 60 + 60 3 17 × 10-6 100
V = 60 + 0.306
V = 60.306 m3
Pengertian Kalor
Kalor itu merupakan salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah-pindah dari
suatu benda bersuhu tinggi ke benda yang memiliki suhu yang rendah apabila kedua
benda tersebut saling disentuhkan.
Rumus Kalor
Dibawah ini adalah rumus kalor yang diperlukan untuk menghitung kalor, baik untuk
menaikan atau menurunkan suhu :
Keterangan :
Rumus Besaran Kalor yang digunakan untuk merubah wujud suatu zat
Q=M.L
Keterangan
Rumus Kalor Uap Rumus ini diperlukan untuk menguapkan satuan zat yang ada
pada titik didihnya, rumus kalornya adalah sebagai berikut
Q = M.U
Keterangan :
Q = Jumlah dari kalor yang diserap ataupun dilepas (joule)
M = masa suatu zat (kg)
U = Adalah kalor uap (joule/kg)
Rumus Kapasitas Kalor , rumus ini diperlukan untuk bisa menaikan suhu suatu zat
1º C lebih tinggi
C = Q/T
Keteranga:
C = Kapasitas Dari Kalor (Joule/ºC)
Q = Jumlah dari kalor yang diserap atau dilepas (joule)
T = Suhu suatu zat ( ºC)
Rumus kalor sendiri dikenal dari asas black yang sudah terkenal sejak dahulu, dan
asas itu berbunyi
Contoh Soal :
Perhatikanlah gambar yang ada dibawah ini dan hitunglah jumlah kalor yang
diperlukan untuk merubah 500 gram es yang ada pada titik A ke C, apabila kalor
jenis es 2.100J/Kg ºC dan kalor lebur es itu adalah 336.000 J/Kg
Energi potensial yaitu energi yang dimiliki suatu benda karena adanya pengaruh
kedudukan dari benda tersebut.
Energi potensial juga bisa dibsebut energy diam, karena ketika benda diam pun juga
memiliki energi potensial.
Energi ini dapat terjadi bila sebuah partikel bermuatan bergerak dalam sebuah
medan listrik. Ketika itu medan listrik akan mengerahkan gaya dan melakukan kerja
ke partikel tersebut. Nah kerja itulah yang dapat dinyatakan sebagai energi
ppotensial listrik. Secara sistematis, energi potensial listrik dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ep = k(q0q/r)
Dimana
Sebuah benda akan jatuh menumbuk tanah. Perubahan kedudukan ini disebut
dengan energi potensial, karena geraknya disebabkan oleh gaya grafitasi bumi,
maka energi potensil ini disebut dengan energi potensial gravitasi. Penergi potensial
gravitasi dapat dituliskan secar matematis dengan rumus berikut ;
Ep = mgh
Dimana
Istilah energi potensial pegas, pati akan berkaitan dengan pegas.dimana, energi in
dibutuhkan untuk menekan atau meregangkan pegas. Secara sistematis perumusan
energi potensial pegas dapat dicari dengan :
Ep = ½ kx2
Dimana
Sebuah pegas memiliki konstanta pegas 400N/m. pegas tersebut digunakan untuk
melontarkan pelur dengan massa 10 g.
Pembahasan
Diketahui
k = 400 N/m
m = 10 g = 1x 10-2 kg
x = 10 cm = 0.01 m
Penyelesaian
Ep = E k
½ kx2 = ½ mv2
v = 20 m/s
Jadi, kecepatan peluru ketika pegas ditekan sejauh 10 cm dari kedaan setimbang
adalah 20 m/s.
Energi kinetik merupakan salah satu energi mekanik selain energi potensial. Kita
sudah mendefinisikan bahwa Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda
karena keadaan dan kedudukannya (posisinya). Sedangkan energi kinetik adalah
energi yang dimiliki benda karena gerakannya. Satuan energi kinetik adalah
kgm2/s2, sedangkan dalam SI sering disebut joule.
Rumus energi kinetik dapat diperoleh dari penurunan rumus pada kasus berikut Ini :
Misalnya sebuah batu bermassa m dilempar dari titik P dengan kecepayan v P. batu
mencapai titik tertinggi di titik Q yang terletak pada ketinggian h.
Dengan rumus gerak jatuh (glbb) kita dapat menghitung tinggi h sebagai berikut :
v = vo + at
vQ = vp– gt
0 = vp– gt
t = vp/g
y = yo + vo t + ½ at2
h = ½ (vp2/g )
Jika kita mengabaikan gesekan udara , maka energi total di P harus sama dengan
energi total Q maka:
Edititik P = Edititik Q
(Ek)P = ½ mvp2
Ek= = ½ mv2
Keterangan :
Usaha menghasilkan perubahan energi kinetic. Hal tersebut bisa dinyatakan dalam
persamaan berikut ini :
W = Ek2 –EK1
F s = ½ mvt2 –½ mvo2
Keterangan :
1. Sebuah batu bermassa 0.5 kg dijatuhkan dari ketinggian 100 m. jika batu dilepas
tanpa kecepatan awal, maka tentukanlah energi kinetic batu pada keadaan berikut
ini :
Pembahasan
Pertama, kita mengambil acuan diatas tanah. Energi potensial awal adalah mgh o,
karena energi kinetic awal nol (batu diam) maka energi total pada keadaan awal E =
mgho
Ketika mencapai ketinggian y, energi potensialnya menjadi mgy dan muncul energi
kinetic anggap saja sebagai Ek. jadi energi total pada ketinggian y adalah :
E = mgy + Ek
Karena energi awal harus sama dengan energi akhir maka diperoleh :
mgy + Ek = mgyo
atau
Ek = mg (yo-y)
Diketahui
m= 0.5 kg
y0 = 100 m
ya = 80 m
yb = 30 m
yc = 0 m
g = 9.8 m/s2
ditanya :
Ek = ….?
Jawab :
Total energi ini dabat bermacam macam wujudnya misalnya yaitu energi kinetic,
energi potensial, energi panas, dan sebagainya. Beberapa energi tersebut pada
konsep hukum kekekalan energi berarti energi tersebut dapat berubah menjadi
energi lain yang sifatnya kekal.
Energi Mekanik
Energi mekanik merupakan jumlahan dari energi kinetik dan energi potensial.
Rumus dalam hukum kekekalan itu tidak sulit yang terenting adalah kalian mengerti
konsep yang melekat pada rumus tersebut. Oke kita mulai dari sini.
Em = Ek + Ep
Ek = ½ m v2
Ep = m g h
Emsebelum = EMsesudah
Dimana
Sebuah buah kelapa yang massanya 4kg jatuh dari pohonnya tanpa kecepatan awal
dari ketinggian 20 m diatas permukaan tanah. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2.
Berapa kecepatan buah kelapa pada saat ketinggian 10 m?
Pembahasan
Diketahui
m1 dan m2 = 4 kg
v1 = 0 m/s
h1 = 20 m
g = 10 m/s
h2 = 10m
Penyelesaian
½ 3 02 + 4 10 20 = ½ 4 v22 + 3 10 10
2 v22 = 500
v22 = 250
v2 = 15.81
Jadi kecepatan buah kelapa saat berada pada ketinggian 10 m adalah 15.81 m/s
13. GAYA
Pengertian Gaya
Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang bisa terjadi terhadap sebuah
benda.Gaya juga dapat menyebabkan suatu perubahan posisi,gerak dan perubahan
bentuk pada sebuah benda.Sebuah gaya juga dapat termasuk ke dalam besaran
Vektor, karena gaya mempunyai sebuah nilai dan arah.
1. Hukum Newton 1
Benda yang semula diam akan tetap diam,dan juga benda yang bergerak beraturan
akan tetap bergerak beraturan.
Keterangan :
2. Hukum Newton 2
Gerak benda selalu berbanding lurus dengan resultan dan gaya akan bekerja pada
benda yang selalu berbanding terbalik dengan massa bendanya.
Keterangan :
m = massa benda(kg)
a = percepatan(m/s2)
3. Hukum Newton 3
Disetiap aksi maka akan timbul sebuah reaksi,jika suatu benda mengerjakan
gaya terhadap sebuah benda,maka berarti kedua benda akan saling membalas gaya
dari arah berlawanan.
Penyelesaian :
Diketahui:
F = 80 N
m = 8 kg
ditanya: a =….?
Jawab:
a = F/m
a = 80 N/8kg
a = 10 m/s2
14. TEKANAN
Pengertian Tekanan
Tekanan dalam bidang fisika didefinisikan sebagai besar suatu gaya per satuan
luas.
Rumus Tekanan
p = F/A
Keterangan:
p = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas bidang (A)
dimana
ρ = massa jenis
g = gaya gravitasi (m/s2)
h = kedalaman benda dari permukaan cairan (m)
h = (760-x) 10
dimana
1. Kota Kebumen berada 200 m di atas permukaan air laut. Jika tekanan di atas
permukaan air laut adalah 76 cmHg, tentukan tekanan udara di kota Kebumen,
nyatakan dalam cmHg!
Pembahasan
Diketahui
Penyelesaian
P = 76 – 2
P = 74 cmHg
15. USAHA
Rumus Usaha
W = F.s
W = m.a.s
Keterangan:
Berapa usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan batu seberat 100 kg dengan
jarak perpindahan sejauh 2 m?
Penyelesaian
Usaha = F.s
Usaha = m.a.s
W = 100 x 9,8 x 2
W = 1960 Joule
Apabila gaya yang diberikan pada suatu objek membentuk sudut, maka
persamaannya ialah sebagai berikut :
W = F cos θ . s
Keterangan :
Nilai usaha yang dilakukan bisa berupa positif atau negatif. Hal ini tergantung arah
gaya akan perpindahannya. Apabila gaya yang diberikan pada suatu objek
berlawanan arah dengan perpindahannya, maka usaha yang dilakukan bernilai
negatif. Sementara apabila gaya yang diberikan searah dengan perpindahan, maka
objek tersebut memberikan usaha positif.
Contoh Soal Usaha Dengan Sudut
Peti dengan massa 50 kg ditarik sepanjang lantai datar dan memiliki gaya 100 N.
Usaha yang dikerahkan ini membentuk sudut 37 derajat. Lantai kasar dan gaya
geseknya sebesar Fges 50 N. Dengan mengetahui hal tersebut, hitunglah usaha
yang dilakukan tiap gaya yang bekerja pada peti serta usaha yang dilakukan gaya
total pada peti tersebut.
Penyelesaian
Dengan menggunakan rumus usaha yang ada di awal tadi, maka usaha dari gaya
orang serta gesek bisa dihitung. Berikut caranya.
Usaha juga bisa bernilai nol (0) atau objek tak melakukan usaha apabila diberikan
gaya namun tak terjadi perpindahan. Selain itu, usaha juga bernilai nol apabila gaya
yang diberikan tegak lurus dengan perpindahan.
Gaya yang diberikan kepada benda belum tentu menghasilkan usaha. Misalnya
saja, apabila anda mendorong tembok, anda tak memberikan usaha terhadap
tembok tersebut. Anda mungkin hanya akan merasa lelah dikarenakan telah
membebaskan energi melalui otot. Tembok memang tidak akan bergerak (s = 0).
Apabila hal tersebut dimasukkan ke dalam rumus usaha W = F.s, maka hasilnya
usaha nol. Ada pula kasus usaha bernilai nol, yakni jika anda mengangkat batu
dengan mendorongnya secara vertikal ke atas dan anda berjalan horizontal. Hal ini
dikatakan usahanya bernilai nol.
Perlu diketahui, nilai θ sama dengan 90, maka apabila dimasukkan ke rumus usaha
W = Fcos θ . s, usahanya nol. Cos 90 sama dengan 0.
16. DAYA
P=E/t
Kemudian Rumus Daya Listrik secara umum yang sering digunakan dan dipakai
dalam menghitung sebuah Rangkaian Listrik adalah
1. Contoh Soal Daya Listrik Pertama : ” Terdapat sebuah Laptop yang akan
digunakan dan memerlukan Tegangan Listrik sebesar 220 Volt dan Arus Listrik
sebesar 1.2 Ampere untuk mengaktifkan Laptop tersebut. Hitunglah Daya Listrik
yang diperlukannya ?
Jawaban :
P=VxI
P = 264 Watt
Sehingga Daya Listrik yang akan dikonsumsi oleh Laptop tersebut sebesar 264 Watt
17. GETARAN
Pengertian Getaran
Getaran merupakan suatu peristiwa gerak bolak balik suatu benda yang melalui titik
setimbang.
Rumus Getaran
1. Frekuensi
F = n/t
Dimana
F = frekuensi (Hz)
n = jumlah getaran
t = waktu (s)
2. Periode
T = t/n
Dimana
T = periode (s)
t = waktu (s)
3. Perbandingan T dan F
Pembahasan
Diketahui
t = 2 menit = 120s
n = 80 getaran
Penyelesaian
T = t/n
T = 120/80 = 1.5 s
18. GELOMBANG
Pengertian Cepat Rambat Gelombang Bunyi
Bunyi ialah sebuah gelombang longitudinal yang terjadi karena ada nya suatu
getaran dan dapat merambat sehingga dapat sampai ke telinga makhluk hidup,
seperti manusia dan juga hewan. Lalu telinga yang berfungsi dengan baik akan
mendengar berbagai suara – suara yang ada di sekeliling nya.
V=s/t
Keterangan :
v = kecepatan ( m/s )
s = jarak ( m )
t = waktu ( s )
Namun jika yang telah di ketahui yaitu frekuensi nya ( f ), panjang gelombang ( λ ),
atau periode nya ( T ), maka kalian tidak usah menggunakan rumus yang di atas tapi
kalian harus menggunakan rumus yang di bawah ini :
v = λ x f atau v = λ / f
Keterangan :
v = kecepatan ( m/s )
λ = panjang gelombang ( m )
f = frekuensi ( Hz )
Oke, setelah mengetahui soal rumus – rumus nya, maka sekarang kita lanjut ke
contoh soal dan pembahasan nya silahkan kalian lihat di bawah ini !
Contoh Soal 1
1. Tentukanlah frekuensi dan periode dari sebuah gelombang bunyi jika panjang
gelombang nya adalah 20 meter dan cepat rambat bunyi nya 400 m/s ?
Jawab :
Di ketahui :
v = 400 m/s
λ = 20 m
Jawab :
Frekuensi :
v = λ x f
f=v/λ
f = 400 m/s / 20 m = 20 Hz
Periode :
v = λ / T
T = λ / v
T = 20 m / 400 m/s = 1 / 20 sekon
19. BUNYI
Gelombang bunyi atau biasa kita sebut dengan suara adalah gelombang yang
merambat lelalui suatu medium rambat. Gelombang bunyi merupakan jenis
gelombang longitudinal. Gelombang bunyi disebut gelombang longitudinal karena
arah rambatnya samadengan arah geraknya.
I = P/A
TI = 10 log(I/I0)
Dimana
Medium Padat
v = sqrt (E/ρ)
Medium Gas
v = sqrt (γ P/ρ)
Medium Cair
v = sqrt (B/ρ)
dimana
Pembahasan
Diketahui
P = 60W
R=5m
Penyelesaian
I = P/A
I = P/4 pi R2
I = 60 / 4 3.14 52
I = 0.191 W/m2
20. GELOMBANG CAHAYA
E = (h.c)/ λ
Dimana
Terdapat sinar dengan panjang gelombang 6600 Å , kecepatan cahayanya adalah 3
x 108 m/s. dengan ketetapan planck nya 6.6 x 10-34 Js.
Pembahasan
Diketahui
λ = 6600 Å
c = 3 x 108 m/s
h = 6.6 x 10-34 Js
Jawab
E = (h.c)/ λ
E = 3 x 10-19 joule
n = (3600/α)-1
dimana
θi = θr
Ii sin θi = Ir sin θr
Dimana
dimana
1. Boni menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 60° terhadap garis normal. Jika
cepat rambat cahaya di dalam kaca adalah 2 × 10 8 m/s, tentukan indeks bias kaca
dan sudut biasnya.
Pembahasan
Diketahui
θi = 600
V2 = 2 × 108 m/s
V1 = 3 × 108 m/s
n1= 1
Penyelesaian
n = c/v
n = 3 × 108/2 × 108
n = 1.5
sin θr = 0.866/1.5
sin θr = 0.577
θr = 35.260
B = μ0 I / 2 π r
Dimana
Dimana
Tentukan :
Pembahasan
Diketahui
I=4A
rA = 2m
rB = 1m
Penyelesaian
B = μ0 I / 2 π rA
B = 4 π 10-7 4 / 2 π 2
B = 4 10-7 T
B = μ0 I / 2 π rB
B = 4 π 10-7 4 / 2 π 1
B = 8 10-7 T
Pada soal yang menanyakan arah kita dapat menggunakan aturan tanga kanan,
dimana ibu jari diasumsikan sebagai arus dan empat jari lainnya sebagai medan
magnet dengan posisi menggenggam kawat di titik A.
Sehingga arah medan magnet pada titik A ialah ke luar atau mendekati
pembaca.
Pada soal yang menanyakan arah kita dapat menggunakan aturan tanga kanan,
dimana ibu jari diasumsikan sebagai arus dan empat jari lainnya sebagai medan
magnet dengan posisi menggenggam kawat di titik B.
Sehingga arah medan magnet pada titik B ialah ke dalam atau menjauhi
pembaca
ε = B A ω N sin θ
Keterangan
Dilihat dari persamaan umum induksi elektromagnetik ini kita dapat melihat bahwa
nilai GGL induksi maksimum timbul jika θ bernilai 90 0 atau sin θ bernilai 1.
Contoh Soal Induksi Elektromagnetik
Pembahasan
Diketahui
Luas penampang = A
Jumlah lilitan = N
Kecepatan sudut = ω
Rapat fluk magnetic = B
GGL induksi = Ɛ
Ditanya
Penyelesaian
Ɛ = NBAω sin θ
Ɛ1 / Ɛ2 = N B A1 ω1 / N B A2 ω2
Ɛ2 = 6Ɛ
Jadi yang diperlukan untuk membuat GGL induksi magnetic menjadi 6 kali
sebelumnya kita perlu meperbesar kecepatan sudut (ω) 2 kali dan memperbesar
luas penampang (A) 3 kali sebelumnya. Oleh sebab itu jawaban yang benar ialah
pilihan jawaban a.
24. IMPLUS
Pengertian Impuls
Pengertian dari impuls ialah sebuah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam
waktu yang hanya sesaat. Bisa juga di artikan bahwa impuls ialah sebuah peristiwa
bekerja nya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Lalu untuk membuat sebuah
benda yang diam menjadi bergerak diperlukan sebuah gaya yang bekerja pada
benda tersebut selama interval waktu tertentu. Dan gaya yang diperlukan untuk
membuat sebuah benda tersebut bergerak dalam interval waktu tertentu disebut
dengan ( impuls ).
I = F . Δt
Keterangan :
F = gaya ( N )
Δt = waktu ( s )
I = impuls ( N.s )
Salah satu dari hukum newton mengatakan ” bahwa gaya yang bekerja pada
sebuah benda akan sama dengan perkalian massa dan percepatan nya “. Dengan
ada nya pernyataan tersebut maka akan diperoleh sebuah rumus seperti berikut ini :
I = F. ∆t
I = m . a ( t2 – t1 )
I = mv/t ( t2 – t1 )
I = m . v1 – m . v2
Dengan begitu dapat di tarik sebuah kesimpulan, bahwa besar nya impuls yang di
kerjakan atau bekerja pada sebuah benda akan sama dengan besar nya dengan
perubahan momentum pada benda tersebut.
Akan tetapi, bila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi benda nya maka jumlah
momentum akan tetap sama karena jumlah momentum awal dan jumlah momentum
akhir akan sama.
1. Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 N dengan waktu 0,01 sekon. Maka
tentukanlah berapa besar impus dari bola tersebut ?
Di Jawab :
I = F . Δt
I = 50 N . 0,01 s
I = 0,5 Ns
25. MOMENTUM
Pengertian Momentum
Setiap benda yang ingin bergerak pasti memiliki sebuah ( kekuatan gerak ). Hal ini
ialah sebuah contoh dari momentum atau yang kerap disebut dengan momentum.
Untuk lebih jelas nya, mari kita bahas bersama tentang pengertian momentum.
Silahkan kalian lihat pembahasan nya di bawah :
Kekuatan gerak yang ada pada benda dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu massa dan
kecepatan dari benda. Jadi Momentum adalah besaran yang berhubungan
dengan kecepatan dan massa pada suatu benda. Momentum merupakan salah satu
istilah di dalam ilmu fisika yang mengacu pada kuantitas gerak suatu benda dan
massa yang dimiliki objek. Definisi momentum itu sendiri diartikan sebagai besaran
yang didapatkan dari perkalian antara besaran vektor kecepatan gerak dengan
besaran skalar massa benda.
Rumus Momentum
Rumus Momentum
Keterangan :
p = momentum ( kg.m/s )
m = massa benda ( kg )
v = kecepatan benda ( m/s )
Budi memiliki badan yang gemuk dengan berat badan 100 kg berlari dengan
kecepatan tetap yaitu 108 km/jam. Berapakah momentum dari budi tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 100 kg
Jawaban :
1. ATOM
Atom adalah partikel-partikel kecil yang menyusun materi. Awalnya, atom dikenal
sebagai partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi.
Bilangan kuantum ini menunjukkan letak elektron pada kulit atau tingkat energi
utama.
n = 1, kulit K
n = 2, kulit L
n = 3, kulit M
n = 4, kulit N
dst.
Bilangan kuantum ini menunjukkan subkulit yang nilainya dari nol (0) hingga (n-1).
n = 1, maka l = 0
n = 2, maka l = 0 dan 1
n = 3, maka l = 0, 1, dan 2
n = 4, maka l = 0, 1, 2, dan 3
dst.
Bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi orbital dalam ruang di sekitar inti atom.
Nilai dari bilangan kuantum ini dari –l hingga +l.
l = 0, maka m = 0
l = 1, maka m = -1, 0, +1
Bilangan kuantum ini menunjukkan arah putaran elektron pada orbital. Pada orbital
dapat diisi maksimum oleh dua elektron yang berlawanan arah putaran. Harga s =
+ ½ jika searah jarum jam, sedangkan harga s = – ½ jika berlawanan jarum jam.
Pembahasan
Kulit L berarti n = 2;
n = 2, maka l = 0 dan 1;
karena dalam 1 orbital dapat diisi maksimum oleh 2 orbital, jadi untuk 4 orbital dapat
diisi maksimum oleh 8 elektron.
2. STRUKTUR ATOM
Struktur atom merupakan unit dasar materi yang terdiri dari inti atom dan awan
elektron yang memiliki muatan negatif (-) di sekelilingnya.
Dari percobaannya, diperoleh bahwa elektron tidak memiliki massa dan bermuatan
elektron -1, dilambangkan:
Proton
Inti Atom
Inti atom ditemukan oleh Ernest Rutherford melalui percobaan penghamburan sinar
alfa.
Dari percobaannya, diperoleh bahwa inti atom bermuatan positif yang dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif.
Neutron
Dalam penulisan atom, nomor atom (Z) dituliskan di sebelah kiri bawah, sedangkan
nomor massa (A) dituliskan di sebelah kiri atas dari lambang atom.
dimana :
X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton
A = nomor massa = inti atom = jumlah proton + neutron
Massa Atom
Atom adalah partikel penyusun zat yang memiliki ukuran sangat kecil sehingga
massa satu atom terlalu kecil apabila digunakan dalam perhitungan.
Oleh karena itu, massa atom dinyatakan dengan satuan massa atom (sma) dimana
1 sma sama dengan 1/12 kali massa 1 atom netral, yaitu sebesar 1,66053886 x
10-27 kg.
Massa atom relatif (Ar) adalah massa rata-rata dari isotop-isotop unsur tertentu
dalam satuan massa atom (sma) sesuai kelimpahannya di alam (%).
Massa Atom Relatif (Ar H) = (1,0078 sma x 99,985%) + (2,0141 sma x 0,015%)
Isotop
Isotop adalah kelompok unsur yang memiliki nomor atom sama, namun nomor
massa berbeda. Contoh :
Isobar
Selain isotop, terdapat juga istilah isobar dan isoton. Isobar adalah kelompok unsur
yang memiliki nomor massa sama, namun nomor atom berbeda. Misalnya:
Isoton
Sedangkan isoton adalah kelompok unsur yang memiliki jumlah neutron sama.
Misalnya:
Di alam, atom Oksigen memiliki tiga isotop, yaitu dengan kelimpahan 99,76%;
dengan kelimpahan 0,04% ; dan dengan kelimpahan 0,20%.
Massa atom (sma) dari masing-masing isotop secara berturut-turut adalah 15,9949
sma, 16,9991 sma, dan 17,9992 sma. Tentukan massa atom relatif Oksigen.
Pembahasan
Ar O = 16 sma
3. BILANGAN KUANTUM
Bilangan kuantum ialah bilangan yang menentukan sebuah kedudukan atau posisi
elektron pada atom yang dalam posisinya diwakili oleh suatu nilai yang menjelaskan
tentang kuantitas kekal pada sistem dinamis. Bilangan kuantum tersebut
menggambarkan sebuah sifat elektron dalam orbital.
Contoh
3p4
Tingkat energi yang kita tandai dengan bold/tebal yaitu bilangan kuantum utama,
sehingga n = 3.
Untuk menghasilkan nilai bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin,
kita bisa membuat diagram orbital dari bilangan 3p 4.
↑↓ ↑ ↑
-1 0 +1
Pengisian pada elektron berakhir dalam orbital -1, sehingga m = -1. Elektron terakhir
tersebut digambarkan dengan anak panah yang mengarah ke bawah, sehingga s =
-½.
Contoh Soal 1
Sebuah elektron mempunyai harga pada sebuah bilangan kuantum utama (n) = 5.
Maka tentukan masing-masing bilangan kuantum lainnya?
Jawab:
Nilai n = 5
Untuk nilai l = 3
4. KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron pada subkulit atom dalam orbital atom
atau molekulnya.
Harus diingat bahwa masing-masing orbital memiliki batas elektron yang dapat
mengisinya. Berikut penjelasannya.
Ada beberapa aturan yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron , yaitu :
1. Asas Aufbau
Berdasarkan asas Aufbau, pengisian elektron pada orbital dimulai dari subkulit yang
memiliki tingkat energi lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Contoh :
12 Mg = 1s2 2s2 2p6 3s2
23 V = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
2. Aturan Hund
Berdasarkan aturan Hund, jika elektron tersebar dalam orbital dengan tingkat energi
yang sama, elektron tidak akan berpasangan sebelum orbital tersebut terisi penuh.
Contoh :
3. Larangan Pauli
Berdasarkan larangan Pauli, dalam suatu atom tidak boleh terdapat dua elektron
yang memiliki keempat bilangan kuantum (n, l, m, dan s) yang sama. Jika dua
elektron menempati orbital yang sama, maka bilangan kuantum spin dua elektron ini
harus berbeda.
Contoh :
Pada orbital 2p4, masing-masing elektron pada orbital tersebut memiliki keempat
bilangan kuantum yang tidak sama.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan
dalam sistem periodik terdapat pada golongan VIIIA.
Hal penting yang menyebabkan gas mulia memiliki kesatabilan yang sangat tinggi
adalah konfigurasi elektronnya.
10 Ne = 1s2 2s2 2p6
18 Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36 Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54 Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
86 Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
21 Sc = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
21 Sc = [Ar] 3d1 4s2
Jawaban
1s2 2s2 2p6 3s1
5. ELEKTRON VALENSI
Elektron valensi adalah elektron dalam atom yang berperan dalam pembentukan
ikatan kimia. Pada unsur-unsur golongan utama (IA, IIA, IIIA, hingga VIIIA), elektron
valensi adalah elektron yang berada pada kulit elektron terluar.
Elektron Valensi adalah elektron di tingkat energi terluar atom yang dapat
berpartisipasi dalam interaksi dengan atom lain. Karena elektron valensi sangat
penting, atom dapat diwakili oleh diagram titik elektron yang menunjukkan hanya
elektron valensi mereka.
Setiap unsur dalam golongan 1 hanya memiliki satu elektron valensi. Contohnya
termasuk hidrogen (H), lithium (Li), dan natrium (Na). Setiap unsur dalam golongan
18 memiliki delapan elektron valensi (kecuali helium, yang memiliki total hanya dua
elektron). Contohnya termasuk neon (Ne), argon (Ar), dan kripton (Kr). Oksigen,
seperti semua unsur lain dalam kelompok 16, memiliki enam elektron valensi.
Contoh Soal
6. Hukum Lavoisier
Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Antonie Laurent Lavoisier.
Dalam penelitiannya, Lavoisier membakar merkuri cair berwarna putih dengan oksigen
sampai dihasilkan merkuri oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier
memanaskan merkuri oksida sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen. Dari
penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada proses
pembakaran sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan.
Oleh karena itu, hukum Lavoisier dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Adapun
pernyataan hukum Lavoisier adalah sebagai berikut.
Pembahasan:
Sebelum menentukan massa belerang yang bereaksi, Quipperian bisa menulis persamaan
reaksinya seperti berikut.
Hukum Lavoisier menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah sama,
sehingga diperoleh:
Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, meneliti perbandingan massa unsur
yang terkandung di dalam suatu senyawa pada tahun 1799. Penelitian itu membuktikan
bahwa setiap senyawa tersusun atas unsur-unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh
karena itu, hukum Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Adapun pernyataan
hukum Proust adalah sebagai berikut.
Pembahasan:
Dengan menggunakan hukum perbandingan antara unsur dan massa yang diketahui,
diperoleh:
Massa karbon dioksida yang terbentuk bisa ditentukan berdasarkan persamaan hukum
Lavoisier berikut.
Jadi, massa oksigen yang bereaksi dan massa karbon dioksida yang terbentuk berturut-turut
adalah 4 gram dan 5,5 gram.
Seorang ilmuwan asal Inggris, John Dalton, melakukan penelitian dengan membandingkan
massa unsur-unsur pada beberapa senyawa, contohnya oksida karbon dan oksida nitrogen.
Senyawa yang digunakan Dalton adalah karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2).
Dari perbandingan keduanya, diperoleh hasil sebagai berikut.
Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa oksigen di dalamnya akan memenuhi
perbandingan tertentu. Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang
diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan demikian, hukum Dalton dikenal sebagai
hukum perbandingan berganda. Berikut ini pernyataan hukum Dalton.
Pembahasan:
Untuk menentukan perbandingan massa oksigen pada kedua senyawa tersebut, Quipperian
cukup melihat massa oksigen yang diketahui. Ternyata, cukup mudah menentukan
perbandingannya ya, karena massa nitrogennya sudah sama. Secara matematis, dirumuskan
sebagai berikut.
16 gr : 48 gr
1 : 3
Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Lussac
meneliti tentang volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan penelitiannya, Lusac
mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen
menghasilkan 2 liter gas amonia. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Pembahasan:
Untuk menentukan volume gas hidrogen klorida yang dihasilkan, Quipperian bisa
menggunakan perbandingan berikut dengan anggapan suhu dan tekanan tidak berubah.
3azJadi, volume gas hidrogen klorida yang dihasilkan adalah 10 liter.
10.Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro, pada
tahun 1811. Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang
berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Avogadro berhasil menjelaskan hukum Gay Lussac dan
membuat hipotesis sebagai berikut.
Dengan adanya hipotesis tersebut, diperoleh bahwa perbandingan volume gas sama dengan
perbandingan koefisien. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
1) Reaksi N2(g) + 3 H2(g)→ 2 NH3(g). Jika pada 1 liter gas N2 terdapat n molekul, hitunglah
jumlah molekul H2 yang bereaksi dan jumlah molekul NH3 yang terbentuk jika reaksi
berlangsung pada temperatur dan suhu yang sama.
Jawab:
11. STOIKIOMETRI
Pengertian Stoikiometri
Kata “Stoikiometri” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Stoicheion” memiliki arti
“unsur/elemen” dan kata “Metria” berarti “mengukur/ukuran”.
Stoikiometri adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif
yang berada di antara pereaksi (reaktan) dan sebuah produk (hasil reaksi) pada sebuah reaksi
kimia.
Hukum Avogadro mendefinisikan bahwa pada tekanan dan temperatur tertentu akan tetap,
volum gas secara langsung berbanding lurus terhadap dengan sebuah jumlah gas.
Dalam keadaan STP (P = 1 atm, T = 273 K), Vm gas ideal sama dengan : 22,414 L/mol
Dalam keadaan RTP/ATP (P = 1 atm, T = 298 K), Vm gas ideal sama dengan : 24 L/mol
PV = nRT
Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume gas (liter)
n = jumlah mol (mol)
R = Tekanan gas = 0,082 L atm/mol K
T = 0 °C = 273 K
Materi Stoikiometri
C3H8+O2⟶H2O+CO2
Jika 200 g propana yang terbakar, maka hitunglah berapa jumlah H2O yang seharusnya bisa
terbentuk?
Penyelesaian :
Rumus empiris dari suatu senyawa menunjukkan jumlah atom relatif dari masing-masing unsur
dalam molekul senyawa tersebut dengan rasio (perbandingan) bilangan bulat paling sederhana.
Sebagai contoh, rumus empiris dari asam askorbat adalah C 3H4O3, di mana perbandingan jumlah
atom karbon, hidrogen, dan oksigen adalah 3 : 4 : 3. Rumus empiris dari karbon dioksida sama
dengan rumus molekulnya, yaitu CO2, sebagaimana perbandingan jumlah atom karbon dan oksigen
yang paling sederhana adalah 1 : 2. Secara umum, rumus molekul akan lebih penting dan dipilih
dibanding rumus empiris, sebab informasi dari rumus molekul lebih mendetail.
Jawab:
kadar unsur C =
kadar unsur H =
kadar unsur O =
Rumus empiris senyawa dapat diketahui dari kadar unsur-unsur penyusun senyawa dengan
mengkonversi kadar unsur menjadi rasio mol unsur. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengasumsikan terdapat 100 gram sampel senyawa sehingga massa masing-masing unsur
dapat ditentukan dari kadar unsur, lalu massa unsur dibagi dengan massa molar unsur hingga
diperoleh jumlah mol masing-masing unsur. Selanjutnya, jumlah mol masing-masing unsur
dibandingkan hingga diperoleh rasio dalam bilangan bulat yang paling sederhana. Rasio mol
unsur-unsur yang menunjukkan jumlah relatif atom unsur dalam senyawa inilah yang
merupakan rumus empiris.
Contoh Soal Rumus Empiris dan Pembahasan
Dari hasil analisis unsur pada senyawa pirimidin, diperoleh kadar unsur karbon 60%,
hidrogen 5%, dan sisanya nitrogen. Tentukanlah rumus empiris senyawa primidin.
Pembahasan:
Dalam senyawa pirimidin terdapat tiga unsur, yaitu C (60%), H (5%), dan N (35% = 100% –
60% – 5%).
Mula-mula, kadar unsur dikonversi menjadi jumlah mol dengan mengasumsikan bahwa
terdapat 100 g senyawa:
jumlah mol C =
jumlah mol H =
jumlah mol N =
Rumus molekul yang menunjukkan jumlah atom sebenarnya dari suatu molekul senyawa
dapat sama dengan rumus empiris ataupun kelipatan bilangan bulat darinya. Namun, untuk
mengetahui rumus molekul dari rumus empiris, perlu diketahui massa molar senyawa
tersebut terlebih dahulu.
Jawab:
Dalam senyawa pirimidin terdapat empat unsur, yaitu C (49,47%), H (5,19%), N (28,86%),
dan O (16,48%).
Mula-mula, kadar unsur dikonversi menjadi jumlah mol dengan mengasumsikan bahwa
terdapat 100 g senyawa:
jumlah mol C = nC =
Mr (C4H5N2O) = (4 x Ar C) + (5 x Ar H) + (2 x Ar N) + (1 x Ar O)
194 = x . 97
x=2
Oleh karena rumus molekul = (rumus empiris)x, maka rumus molekul = (C4H5N2O)2 =
C8H10N4O2.
Ikatan kimia adalah gaya yang mampu mengikat atom-atom pada molekul atau gabungan ion
pada suatu senyawa.
Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion)
yang melakukan perpidahan atau serah terima elektron dari atom yang satu ke atom yang
lainnya. Ikatan ion dapat terjadi antara :
Agar kedua atom tersebut stabil, maka atom Ca cenderung melepas 2 elektron membentuk
Ca2+ dan atom Cl cenderung menerima 1 elektron membentuk Cl–.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena adanya penggunaan pasangan elektron
secara bersama dari atom-atom yang berikatan sehingga menjadi stabil.
Penggunaan elektron secara bersama digambarkan dalam bentuk titik elektron (.), tanda
silang (x), ataupun bulatan kecil (•).
Tanda-tanda tersebut merupakan rumus elektron atau titik elektron yang menggambarkan
elektron valensi masing-masing atom yang berikatan.
Berdasarkan bentuk ikatannya, ikatan kovalen terbagi menjadi ikatan kovalen normal dan
ikatan kovalen koordinasi.
Ikatan kovalen normal terjadi karena adanya penggunaan pasangan elektron secara bersama,
dimana elektronnya berasal dari kedua atom yang berikatan.
Jumlah ikatannya dapat diramalkan dengan menghitung jumlah pasangan elektron yang
digunakan bersama, serta jumlah dan jenis atom yang membentuk molekul.
Oleh karena itu, terdapat ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan
kovalen rangkap tiga.
Ikatan Logam
Elektron valensi pada atom-atom unsur logam mudah lepas karena memiliki
keelektronegatifan yang rendah dan energi ionisasi yang kecil.
Hal itu menyebabkan atom-atom tersebut akan berubah menjadi ion positif yang berada di
tengah lautan elektron yang bergerak bebas dan saling tarik menarik.
Pembahasan
1. H2O, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom O molekul lain
2. HF, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom F molekul lain
3. CH3COOH, ikatan hidrogen terjadi melalui atom O dari C=O dengan atom H dari gugus
-OH molekul lain.
Ikatan hidrogen umum terjadi pada senyawa-senyawa organik dengan gugus fungsi tertentu.
Salah satunya pada alkohol yang memiliki gugus fungsi -OH.
Ikatan hidrogen pada alkohol terjadi antar atom O pada gugus -OH dengan atom H pada
gugus -OH molekul lain.
Ikatan hidrogen dalam molekul terjadi pada senyawa organik dengan rantai panjang seperti
protein.
Protein menggandung ikatan peptida yang mengandung gugus C=O N-H. Ikatan terjadi
antara H dengan O yang membentuk struktur alfa-heliks (rantai spiral) pada protein.
Perhatikan gambar berikut ini.
CH3OH (metanol)
CH3O (metanon)
C6H12O6 (glukosa)
C6H6
NH4OH
NaHCO3
CH3COOH
Pembahasan
Senyawa yang dapat memiliki ikatan hidrogen yaitu: CH3OH dan CH3COOH.
Atom H yang terikat pada C tidak bisa memiliki ikatan hidrogen karena tidak bermuatan
positif (dipol positif), seperti C6H12O6 dan CH3O.
Sedangkan NaHCO3 dan NH4OH merupakan senyawa berikatan ion sehingga akan terpisah
menjadi ion-ionnya ketika berada dalam larutan.
Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion-ion dari suatu zat yang larut atau
terurai sehingga larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Kekuatan suatu larutan elektrolit dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi
yang dilambangkan dengan tanda alfa “α”.
Nilai α ini merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terionisasi dengan jumlah mol
yang dilarutkan dalam suatu larutan.
Nilai α berkisar 0 – 1 dengan ketentuan berikut.
Nilai α dapat menjelaskan kekuatan nyala lampu dan banyaknya gelembung gas pada
elektroda saat uji elektrolit. Baca juga Polimer.
Jawaban
Ada juga reaksi redoks dimana hasil oksidasi sama dengan hasil reduksi, sehingga reaksi itu
disebut reaksi konproporsionasi.
SO42-
NaNO3
Pembahasan
Biloks S + 4 . biloks O = -2
-6 + 4 . (-2) = -2
Biloks total = 0
Laju reaksi yang dimaksud di sini adalah laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju
bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu.
Selain itu, molaritas (M) juga dapat diketahui dengan data persen larutan (P), massa jenis
larutan (ρ), dan massa moekul relatif (Mr).
pA + qB → rC + sD
atau
v = k . [A]m . [B]n
dimana :
v = laju reaksi
k = tetapan reaksi
m = orde reaksi zat A
n = orde reaksi zat B
(-) = berkurangnya reaktan
(+) = bertambahnya produk
Contoh Soal Laju Reaksi
1. Umumnya laju reaksi akan meningkat 2 kali semula apabila temperatur naik 10⁰C. Jika
pada suhu 30⁰C laju reaksi sebesar 6 x 10-3 M/det, maka tentukan laju reaksi pada suhu 90⁰C.
Jawaban
a=2
∆T = 10
T1 = 30
T2 = 90
v0 = 6 x 10-3 M/det
va = … ?
Reaksi Kesetimbangan
Dalam reaksi kesetimbangan, terdapat reaksi satu arah (irreversibel) dan reaksi bolak-balik
(reversibel).
Reaksi irreversibel disebut juga reaksi berkesudahan, dimana reaksi berlangsung dari kiri ke
kanan dalam persamaan kimia dan apabila salah satu reaktan habis maka reaksi akan
berhenti.
Dalam penulisannya dilambangkan dengan arah panah ke kanan. Contohnya adalah reaksi
pembentukan natrium klorida (NaCl).
Sedangkan reaksi reversibel adalah reaksi yang dapat berlangsung dari dua arah, baik dari kiri
ke kanan maupun dari kanan ke kiri.
Artinya setelah reaktan menghasilkan produk, produk tersebut dapat bereaksi kembali
membentuk reaktan (reaksi dapat balik) secara mikroskopis (sedikit demi sedikit).
Reaksi reversibel ini nantinya akan mencapai keadaan setimbang apabila kecepatan reaksi ke
kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri.
Dalam penulisannya dilambagkan dengan arah panah bolak-balik. Contohnya adalah reaksi
pembentukan gas amoniak (NH3).
Berdasarkan wujud zat dalam reaksi setimbang, kesetimbangan terbagi menjadi dua, yaitu
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan homogen adalah reaksi setimbang dimana zat-zat yang bereaksi baik reaktan
maupun produk memiliki wujud yang sama (satu fase).
Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah reaksi setimbang dimana zat-zat yang bereaksi
memiliki wujud yang berbeda (dua fase atau lebih).
Tetapan Kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan kimia (K) merupakan perbandingan hasil kali data produk dengan
hasil kali data reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya.
Tetapan ini berdasarkan data konsentrasi reaktan dan produk. Dalam perhitungannya, harga
Kc tergantung dari apakah reaksi itu merupakan reaksi kesetimbangan homogen atau
heterogen.
Pada reaksi heterogen, ada beberapa ketentuan dalam memperhitungkan harga Kc, antara lain
;
Tetapan ini berdasarkan data tekanan reaktan dan produk. Dalam perhitungannya, harga Kp
hanya tergantung dari zat yang memiliki fase gas, baik pada reaksi homogen maupun
heterogen.
dimana :
Dari perhitungan Kc dan Kp di atas, terdapat hubungan di antara keduanya. Hal tersebut
diperoleh berdasarkan persamaan gas ideal, dimana
P . V = n . R . T ↔ P = n/v . R . T ↔ P = M . R . T
Pembahasan
Perhitungan :
20. TERMOKIMIA
Entalpi dan Perubahannya
Dalam hukum kekekalan energi berbunyi, “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
energi hanya dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya”.
Besar energi kimia yang dimiliki suatu zat pada tekanan tetap disebut entalpi. Entalpi
dinotasikan dengan “H” yang berarti “Heat content (panas yang tersimpan)”. Entalpi tidak
akan berubah apabila tidak ada energi yang diserap atau dilepas.
Besarnya entalpi (H) pada suatu zat tidak dapat diukur, namun perubahan entalpinya (∆H)
dapat diukur yang merupakan jumlah kalor yang diserap atau dilepas dari energi yang
tersimpan.
∆H = Hproduk – Hreaktan
Bila ∆H positif, artinya terdapat energi (kalor) yang diserap dari lingkungan ke
sistem, reaksinya disebut reaksi endoterm (membutuhkan kalor).
Sebaliknya, apabila ∆H negatif, artinya terdapat energi (kalor) yang dilepas dari
sistem ke lingkungan, reaksinya disebut reaksi eksoterm (melepaskan kalor).
Sistem adalah bagian yang menjadi pusat pengamatan, sedangkan lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar dan membatasi sistem.
Reaksi endoterm dicirikan dengan terjadinya penurunan suhu, sehingga suhu lingkungan
menjadi dingin.
Sedangkan reaksi eksoterm dicirikan dengan terjadinya kenaikan suhu, sehingga suhu
lingkungan menjadi panas.
Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi kimia yang dilengkapi dengan besar
perubahan entalpinya (∆H).
Satuan yang dipakai untuk menyatakan ∆H adalah kJ (kiloJoule) atau kkal (kilokalori).
Contoh
Persamaan termokimia dari reaksi pembentukan 1 mol metanol dari karbon, gas hidrogen,
dan gas oksigen yang membebaskan kalor sebesar 238 kJ adalah sebagai berikut.
qair = m x c x ∆T
dimana
q = energi/kalor
m = massa air
c = kalor jenis air (4,18 J/gr.C)
∆T = perubahan suhu
Contoh Soal
Tentukan entalpi pembakaran standar metanol (Mr = 16) sebanyak 0,48 gram yang dibakar
dalam kalorimeter yang berisi 500 gram air dan terjadi peningkatan suhu sebesar 15⁰C.
Tulislah persamaan termokimianya.
Pembahasan
Persamaan termokimia :
qair = m x c x ∆T
qair = 31350 J
qair = 31,35 kJ
Hukum Hess berbunyi, “Entalpi suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, akan
tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir….”.
Proses I = A → B = ∆H1
Proses II = A → D = ∆H2
Proses II = D → E = ∆H3
Proses II = E → B = ∆H4
Contoh Soal
Diketahui reaksi :
Tentukan perubahan entalpi (∆H) bagi reaksi fermentasi 360 gram glukosa (Mr = 180).
Pembahasan
Reaksi : aA + bB → cC + dD
Contoh Soal
Tentukan ∆H reaksi :
Pembahasan
∆Hreaksi = -2222 kJ
Pemutusan dan pembentukan ikatan menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Perubahan entalpi
dapat diketahui dari selisih ∆H pemutusan dan ∆H pembentukan ikatan.
Contoh Soal
O = O = 495
C = O = 799
O – H = 463
Pembahasan
∆H = 2642 kJ – 3450
∆H = -808 kJ
Hidrolisis garam merupakan reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion positif dan
ion negatif. Ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air membentuk suatu asam (H3O+) dan
basa (OH–) asalnya.
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam air akan mengalami hidrolisis
sebagian. Komponen garam (anion asam lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan sebuah
ion OH-, maka pH > 7 sehingga larutan garam bersifat basa.
Contohnya CH3COOK, CH3COONa, KCN, CaS, dan sebagainya.
Reaksi ionisasi = CH3COOK( aq ) → K+( aq ) + CH3COO-( aq )
Rumus :
Keterangan :
Kh adalah konstanta hidrolisis
Kw adalah konstanta air
Ka adalah konstanta asam
[G] adalah konsentrasi garam
h adalah derajat hidrolisis
Untuk menentukan besarnya derajat hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa
kuat digunakan rumus berikut ini :
2. Garam yang terbentuk dari komponen asam kuat dan basa lemah
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan mengalami hidrolisis
sebagian dikarenakan salah satu komponen garam (kation basa lemah) mengalami hidrolisis
menghasilkan ion H+,maka pH < 7 sehingga larutan garam bersifat asam.
Rumus :
Keterangan :
Kh adalah konstanta hidrolisis
Kw adalah konstanta air
Kb adalah konstanta basa
[G] adalah konsentrasi garam
h adalah derajat hidrolisis
Untuk menentukan besar derajat hidrolisis garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
maka digunakan rumus sebagai berikut ini :
3. Garam yang terbentuk dari komponen asam lemah dan basa lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dalam air akan mengalami hidrolisis
total, karena ke-2 komponen garam (anion asam lemah dan kation basa lemah) terhidrolisis
akan menghasilkan ion H+ dan ion OH-, sehingga harga pH larutan ini bergantung pada
harga Ka dan Kb.
Rumus :
Keterangan :
Kw adalah konstanta air
Ka adalah konstanta asam
Kb adalah konstanta basa
Kh adalah konstanta hidrolisis
Harga pH dari garam yang terbentuk dari komponen asam lemah dan basa lemah tergantung
dari harga Ka dan Kb.
a. Jika Ka = Kb, maka larutannya bersifat netral (pH = 7)
b. Jika Ka > Kb, maka larutannya bersifat asam (pH < 7)
c. Jika Ka < Kb, maka larutannya bersifat basa (pH > 7)
Jawab :