Anda di halaman 1dari 31

1.

Gerak lurus beraturan


Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan konstan.
Maka nilai percepatannya adalah a = 0. Gerakan GLB berbentuk linear dan nilai kecepatannya
adalah hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh.

Rumus:

s
vv v v=
t

Dengan Ketentuan :

 s = Jarak yang ditempuh (km, m)


 v = Kecepatan (km/jam, m/s)
 t = Waktu tempuh (jam, sekon)

Catatan:

1. Untuk mencari jarak yang ditempuh, rumusnya adalah ss s=v ×t .


s
2. Untuk mencari waktu tempuh, rumusnya adalah t= .
v
s
3. Untuk mencari kecepatan, rumusnya adalah v=
t
Kecepatan rata-rata

Rumus:

Stotal V 1 ×t 1+V 2 ×t 2+ …+vn × tn


v= =
Ttotal t 1+t 2+ …+tn

Contoh soal :

Dua mobil, A dan B berangkat dari tempat yang sama dengan kecepatan 10 m/s dan 20 m/s.
Jika mobil B berangkat 5 detik setelah mobil A, tentukan waktu dan tempat kedua mobil akan
bertemu!
Jawab:

SA = SB

vA.tA = vB.tB 

10 ( t + 5 ) = 20t
10t + 50 = 20t

10t = 50
t = 5 detik

Jadi tA = 5 + 5 = 10 s.
Dan, tB = 5 s.

S = v.t
SA = 10 . 10 = 100 m
Atau,
SB = 20. 5 = 100 m
Kedua mobil akan bertemu setelah mobil A bergerak selama 10 detik 
setelah mobil B bergerak selama 5 detik. 
Dan menempuh jarak 100 m

2. Gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatannya yang berubah beraturan.
Percepatannya bernilai konstan/tetap.
Rumus GLBB ada 3, yaitu:

 vt = v0 + a × t
1
 s = v0 × t + ×a × t 2
2
 vt 2= v02 + 2 × a × s

Dengan ketentuan:

 v0= Kecepatan awal (m/s)


 vt = Kecepatan akhir (m/s)
 a = Percepatan (m/s2)
 s = Jarak yang ditempuh (m)

Contoh Soal :

Sebuah benda bergerak dengan percepatan 5 m/s2 dari keadaan diam. Hitunglah jarak dan
kecepatan yang ditempuh benda tersebut setelah 10 detik berturut-turut!

Pembahasan :

v0 = 0

a = 5 m/s2 
t = 10s

Karena benda bergerak dengan percepatan tetap, maka:

vt = v0 + at

vt = 0 + 5m/s2 × 10s

vt = 50 m/s

Jarak yang ditempuh benda adalah:

S = v0t + ½at2

S = 0×10s + ½×5 m/s2×(10s)2

S = 0 + ½×5 m/s2×100s2

S = 250m

Jadi, jarak yang ditempuh benda tersebut adalah 250m dengan kecepatan 50 m/s.

3. Gerak jatuh bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal.

Vt = gt

vt 2= 2gh

1 2
h= gt
2

dimana

vt = kecepatan saat t sekon (m/s)


g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)

Contoh Soal Gerak Jatuh Bebas (GJB)

Sebuah mangga terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah dalam waktu 10 detik. Berapa
kecepatan benda saat detik ke 6? (gravitasi = 10m/s²)

Pembahasan :
Diketahui

V0 = 0 m/s

t=6s

g = 10 m/s²

Penyelesaian

vt = v0 + g.t

vt = 0 + g.t

vt = 10 6

vt = 60 m/s

Jadi kecepatan benda saat detik ke 6 adalah 60m/s

4. Massa jenis

ρ=m/v

Keterangan :

 ρ = Massa jenis (kg/m3) atau (g/cm3)


 m = massa (kg atau gram)
 v = volume (m3 atau cm3)

Volume sebuah benda 8 cm3 ditimbang massanya 84 gram, maka massa jenisnya adalah …
Pembahasan:
Diketahui :
Volume (V) = 8 cm3
Massa (m) = 84 gram
Ditanya : Massa jenis (ρ)
Jawab :
Rumus massa jenis :
ρ = m / V = 84 gram / 8 cm3 = 10,5 gram/cm3
5. Pemuaian panjang

Pemuaian panjang merupakan bertambahnya ukuranpanjang suatu benda karena mendapat


kalor.

Pemuaian panjang ini terjadi pada benda benda yang dianggap masih satu dimensi saja
dengan demikian pemuaian tersebut dianggap pemuaian panjang.

Sebenarnya tidak ada benda didunia ini yang termasuk benda satu dimensi akan tetapi yang
dimaksud disini adalah pemuaian benda yang dimensi dimensi lainnya sangat kecil jika
dibandingkan dengan dimensi panjangnya.

Contoh yang menerapkan pemuaian panjang antara lain:

 Pemuaian kabel listrik


 Pemuaian rel kereta api
 Pemuaian jaringan listrik dan telepon

Rumus Pemuaian Panjang

∆L = L0 α ∆T

L = L0 (1 + α ∆T)

Dimana

 L = panjang akhir (m)


 L0 = panjang mula mula (m)
 ∆L = perubahan panjang (m)
 α = koefisien muai panjang (/0C)
 ∆T = perubahan suhu (0C)

Contoh Soal Pemuaian panjang :

Sebuah baja memiliki panjang 1200 cm. Berapakah panjang akhir baja itu, jika terjadi
perubahan suhu sebesar 50°C? (αbaja= 12 × 10-6 °C-1)

Pembahasan :

Diketahui

L0 = 1200cm = 1.2m

∆T = 50°C

αbaja= 12 × 10-6 °C-1
Penyelesaian

L = L0 + ∆L

∆L = L0 αbaja ∆T

L = 1.2 + 1.2 12 × 10-6 50

L = 1.2 + 720 10-6

L = 1.20072 m

Jadi panjang akhir baja tersebut adalah 1.20072 m

6. Pemuaian Volume

Pemuaian volume adalah pertambahan volume suatu benda yang disebabkan benda tersebut
menerima kalor.

Pemuaian volume dapat terjadi pada benda yang memiliki tiga dimensi yaitu panjang lebar
dan tinggi. Salah satu pemuaian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari  hari adalah
pemuaian volume.

Berikut merupakan beberapa contoh pemuaian volume.

1. Kubus padat (tembaga, besi, perak, dll)


2. Kubus cair (air, minyak, raksa, dkk)
3. Kubus gas

Rumus Pemuaian Volume

∆V = V0 α ∆T

V = V0 (1 + α ∆T)

Dimana

 V = volume akhir (m3)


 V0 = volume mula mula (m3)
 ∆V = perubahan volume (m3)
 γ = koefisien muai volume (/0C)
 ∆T = perubahan suhu (0C)

Contoh soal pemuaian volume :


Sebuah bola yang memiliki volume 60 m3 dipanaskan hingga mencapai temperatur 110oC.
Jika pada kondisi awal, kondisi tersebut memiliki temperatur 10oC, tentukanlah volume akhir
bola tersebut setelah terjadi pemuaian (diketahui α = 17 × 10-6/0C).

Pembahasan :

Diketahui

V0 = 60 m3

∆T = 110-10 = 100 0C

α = 17 × 10-6/0C

Penyelesaian

V = V0 + ∆V 

∆V = V0 α ∆T

V = 60 + 60 3 17 × 10-6 100

V = 60 + 0.306

V = 60.306 m3

Jadi volume akhir bola tersebut menjadi 60.306 m3

7. Suhu dan Kalor


Suhu merupakan ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam suatu benda. Benda
bersuhu tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Kalor
didefinisikan perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang lebih tinggi ke
benda bersuhu lebih rendah.

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda. Terdapat 4 skala umum
yang digunakan untuk termometer

 Celcius (oC)
 Reamur (oR)
 Fahrenheit (oF)
 Kelvin (K)

1. Termometer Celcius

Untuk termometer Celcius titik tetap bawah sebesar 0°C, sedangkan titik tetap atas sebesar
100°C. Untuk skala diantara kedua titik tetap adalah 100.
2. Termometer reamur

Untuk termometer reamur titik tetap bawah sebesar 0, sedangkan titik tetap atas sebesar 80.
Untuk skala diantara kedua titik tetap adalah 80.

3. Termometer Fahrenheit

Untuk termometer fahrenheit titik tetap bawah sebesar 32, sedangkan titik tetap atas sebesar
212. Untuk skala diantara kedua titik tetap adalah 180.

4. Termometer Kelvin

Untuk termometer kelvin titik tetap bawah sebesar 0. Kelvin menetapkan suhu es melebur
dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Untuk skala diantara kedua titik
tetap adalah 100.

Kalor :

1) Kalor jenis es :

Q1 = m × c × ∆t

2) kalor lebur es :

Q2 = m × l

3) kalor jenis air :

Q3 = m × c air × ∆t

Contoh Soal :
1. Jika dalam skala kelvin menunjukan 293 K, angka ini akan sesuai dengan skala Fahreinheit
sebesar?
a. 32 ºF                             d. 68 ºF
b. 36 ºF                             e. 74 ºF
c. 54 ºF
Jawab:
Jadi, angka dalam skala Fahreinheit sebesar 68 ºF.

2. Es yang massanya 50 gram dipanaskan dari -5°C menjadi air bersuhu 60°C air. Jika kalor
lebur es = 80 kal/gram; kalor jenis es = 0,5 kal/gram°C; kalor jenis air = 1 kal/gram°C, maka
banyaknya kalor jenis air adalah…

Diket : m : 50 gr c air :1kal/gr°C T0 : 0 T1 :60

Jawab : Q3 = m × c × ∆t

= 50 × 1 × 60
= 3000 kalori

8. Hukum Newton 1

Bunyi Hukum Newton 1 adalah “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”.

Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam
akan tetap diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan. Dalam persamaan matematika, Hukum Newton I dapat ditulis:

Contoh soal :

Benda diam, hitunglah gaya normal yang bekerja pada benda!


Pembahasan:

m = 6 kg

g = 10 m/s2

W=m.g

    = 6 x 10

     = 60 N

9. Hukum Newton 2

Bunyi Hukum Newton 2 adalah “Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap
gaya yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari
titik singgung gaya benda”.

Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami
percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F
dan berbanding terbalik terhadap M atau bisa dituliskan sebagai :

Contoh soal:
Perhatikan gambar berikut.
Pembahasan:
Berapakah percepatan benda?
Berapa tegangan tali?
ma = 7 kg
mb = 3 kg
  F  = 50 N
Pada benda A, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kanan.
Karena

 
  T = 7 . a    ….(i)
Pada benda B, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kiri dan F = 50 N ke kanan
Sehingga,
50 – T = 3 . a    ….(ii)
Dari persamaan I dan ii, kita eliminasi untuk mendapatkan nilai a
        T = 7a
50 – T = 3a
       50 = 10a
         a = 5 m/s2
Selanjutnya, substitusi nilai ke salah satu persamaan untuk mendapatkan nilai T
T = 7a
   = 7 . 5
   = 35 N
Jadi percepatan benda sebesar 5 m/s2 dan tegangan tali sebesar 35 N.

10. Hukum Newton 3


Bunyi Hukum Newton 3 adalah “Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar
dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar
dan berlawanan arah”

Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah berkebalikan,
dan segaris. Dalam persamaan matematika, Hukum Newton 3 dapat ditulis: 

Contoh Soal:

Jika benda ini diam, carilah besar dan arah gaya gesek !

Pembahasan:

mA = 4 kg

mB = 5 kg

WA = m . g

    = 4 x 10

    = 40 N

WB = m . g
     = 5 x 10

     = 50 N

Pada contoh soal, kita anggap katrolnya licin maka katrolnya tidak bergerak dan tali tidak
bergesekan dengan katrol sehingga tegangan tali dianggap sama (T). Asumsikan gaya gesek
(f) ke kiri . Perhatikan gambar berikut.

 Benda A

WA –  T = 0

40 – T = 0

       T = 40 N

 Benda B
T – WB . sin 37– f = 0

40 –  50 . 3/5– f = 0

       40 – 30 – f = 0

              10 – f = 0

                     f = 10 N (f bernilai positif maka asumsi gaya gesek ke kiri benar)

11.Hukum Kepler 1 

Bunyi dari hokum 1 kepler ialah “Lintasan orbit setiap planet ketika mengelilingi matahari
berbentuk elips dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya”

Terdapat dua titik fokus pada lintasan tersebut, matahari berada pada titik fokus F2. Pada
keadaan ini maka planet memiliki dua jarak yaitu terhadap F1 dan terhadap F1.

Bentuk orbit planet ditentukan oleh nilai eksentrisitasnya yang berkisar 0 sampai 1. Semakin
kecil atau mendekati 0 maka lintasan planetnya semakin membentuk lingkaran.

Sedangkan jika nilai eksentrisitasnya mendekati 1 maka bentuk lintasannya semakin elips.
Pada gambar orbit di atas b merupakan jarak pusat elips menuju orbit terdekat sedangkan a
adalah jarak pusat elips ke orbit terjauh.

Rumus Luas Orbit Elips

A=πab

Dimana

 A = Luas orbit (m2)


 a = jarak titik pusat elips ke orbit terjauh (m)
 b = jarak titik pusat elips ke orbit terdekat (m)

Contoh Soal Hukum Kepler

1. Pada gambar dibawah posisi mana yang memiliki pergerakan planet yang paling capat
dan lambat?

Pembahasan:

Pada gambar terlihat bahwa posisi pergerakan paling cepat planet berada pada posisi A ke B
atau sebaliknya.

Hal ini disebabkan karena posisi A ke B dan sebaliknya memiliki posisi terdekat dari pusat
yaitu matahari.

Sedangkan kecepatan suatu planet yang paling lambat berada pada posisi G ke H, karena
jaraknya paling jauh dari matahari.

Jadi:
Kecepatan paling cepat pada A ke B dan B ke A

Kecepatan paling rendah pada G ke H

12. Hukum Kepler 2

Bunyi dari hukum 2 kepler adalah “Garis yang menghubungkan planet dan matahari selalu
menyapu luas daerah yang sama pada selang waktu yang sama”.

Hukum ini menjelaskan tentang kecepatan orbit planet akan lebih lambat dibandingkan
ketika beradapada titik terjaih dari matahari.

Selain itu membahas juga mengenai kecepatan orbit planet akan lebih cepat saat planet
berada pada titik terdekat matahari.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa kecepatan orbit maksimum berapa pada
saat planet di titik terdekat matahari dan kecepatan orbit minimum berada saat planet di titik
terdekat dengan matahari.

Rumus Kecepatan Rata-Rata

ɳ = 2 π / P

dimana

 ɳ = kecepatan rata rata


 P = periode planet (revolusi)

Contoh Soal :

Perhatikan gambar lintasan orbit suatu planet mengelilingi matahari diatas. Manakah
pernyataan yang benar di bawah ini mengenai luasan antara titik A-B-O dan H-I-O?
a) Luasan A-B-O lebih besar dari H-I-O
b) Luasan H-I-O lebih besar dari A-B-O
c) Keduanya memiliki luas yang sama
d) Kurang cukup informasi untuk menentukan luasan

Solusi:

Jawaban yang benar adalah C.

Berdasarkan Hukum II Kepler, luasan area titik garis khayal pada orbit nilainya konstan
dimanapun planet berada pada orbitnya diukur berdasarkan interval waktu yang sama.

13. Hukum Kepler 3

Bunyi dari hokum kepler 3 adalah “Kuadrat periode orbit suatu planet sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari”.

Rumus Hukum 3 Kepler

(T1/T2)2 = (R1/R2)3

Dimana

 T1 = Periode planet 1


 T2 = Periode planet 2
 R1 = Jarak planet pertama dengan matahari
 R2 = Jarak planet kedua dengan matahari

Contoh Soal Hukum Kepler 3

Menghitung jarak planet mars dan matahari:

Jarak bumi ke matahari = 1 AU (astronomical unit =  1 satuan astronomi) dengan waktu edar
= 1 tahun. Jarak rata-rata Mars matahari = d 2 dan waktu revolusi Mars = 1,88 tahun. Jarak
Mars Matahari adalah:
Rumus ini digunakan untuk mengitung jarak dari planet ke matahari, serta waktu
peredarannya, dengan membandingkannya dengan bumi, yang jarak (d) dan waktunya (w)
diketahui.

14. Energi Mekanik


Energi mekanik ialah merupakan suatu energi total yang dimiliki suatu benda dimana
merupakan penjumlahan antara energi potensial dengan energi kinetik. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa energi ini berkaitan dengan gerak dan posisi dari suatu benda.

Em = Ep + Ek

Contoh Soal :

Apel dengan massa 300 gram jatuh dari poho pada ketinggian 10 meter. Jika besar gravitasi
(g) = 10 m/s2, hitunglah energi mekanik pada apel!

Diketahui:
– massa benda : 300 gram (0,3 kg)
– gravitasi g = 10 m/s2
– ketinggian h = 10 m
Ditanyakan:
Energi mekanik (Em) apel

Jawab:
Benda jatuh dan tidak diketahui kecepatannya, maka energi kinetik (Ek) diasumsikan
bernilai nol (Ek = 0)

Em = Ep + Ek
Em = Ep + 0
Em = Ep
Em = m.g.h
Em = 0,3 kg . 10 .10
Em = 30 joule

Kesimpulan

Energi mekanik yang dimiliki oleh apel yang jatuh tersebut adalah 30 joule

15. Energi potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda karena memiliki ketinggian
tertentu dari tanah. Energi potensial ada karena adanya gravitasi bumi. Dapat dirumuskan
sebagai:
EP = m.g.h

Keterangan:

 Ep: Energi potensial (J)


 m: massa benda (kg)
 g: percepatan gravitasi (m/s2)
 h: tinggi benda dari permukaan tanah (meter)

Contoh Soal :

Sebuah kelapa yang masih menggantung dipohon bermassa 2,5 kg. Jika pohon kelapa
memiliki ketinggian 9 meter. Berapa energi potensial buah kelapa tersebut jika diketahui
gaya gravitasi g = 10 m/s2

Pembahasan

Diketahui : m = 2,5 kg,  h = 9 m,   g = 10 m/s2

Ep = m g h

Ep = 2,5 kg x 10 m/s2 x 9 m

Ep = 225 joule.

Jadi, Energi potensial pada kelapa tersebut sebesar 225 Joule.

16. Energi Kinetik


Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Energi kinetik
dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatannya.

Ek = 1/2 . mv2

Keterangan:
Ek : Energi Kinetik
m : massa benda
v : kecepatan benda

Contoh Soal :

Sebuah mobil jip mempunyai energi kinetik sebesar 560.000 Joule. Jika mobil tersebut
mempunyai massa sebesar 800 kg, maka kecepatan mobil jip tersebut adalah …
Diketahui:
– Energi kinetik (Ek) = 560.000 Joule
– Massa mobil (m) = 800 kg

Ditanyakan:
Kecepatan mobil (V)

Jawab:
Ek = 1/2 . mv2
V = √ 2 x Ek/m
V = √ 2 x 560.000 / 800
V = 37,42 m/s

Jadi kecepatan mobil jip adalah 37,42 m/s

17. Tekanan

Tekanan merupakan suatu benda yang dikenai oleh gaya dimana gaya tersebut bertitik di
suatu  luasan tertentu darinya.

pada ilustrasi berikut tabung merupakan tabung kayu yang diberikan gaya. Tabung kayu
tersebut memiliki luas penampang yang tergambar pada lingkaran luas gaya.

Lingkaran luas gaya tersebut merupakan penggambaran besar area tekanan atau luasan
tekanan yang dialami oleh balokkayu tersebut.

Tekanan sendiri dapat dugunakan sebagai untuk mengukur kekuatan zat cair maupun gas.
Tekanan memiliki hubungan erat dengan volume dan suhu.

Tekanan sesuai dengan definisinya memiliki satuan yang disebut newton per satuan luas
(N/m2) atau jika secara internasional (SI) satuannya menjadi Pascal (Pa).
Rumus Tekanan Umum

p = F/A

Keterangan:

 p = Tekanan (Pa)
 F = Gaya (N)
 A = Luas bidang (A)

Contoh Soal :

Gaya 800 N bekerja pada permukaan seluas 5 m2. Berapa besar tekanan yang dihasilkan
gaya tersebut.

Pembahasan :

Diketahui

F = 800 N

A = 5 m2

Penyelesaian

p = F/A

p = 800/5

p = 160 Pa

jadi besar tekanan pada soal tersebut adalah 160 Pa

18. Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang ada pada suatu zat cair. Sesuai dengan
Namanya hidro berarti air statis berarti diam.

Jadi tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang berada pada air yang berkondisi diam.
Tiga hal utama yang dapat mempengaruhiinya, yaitu:

 Kedalaman objek pada zat cair


 Massa jenis zat cair
 Gaya gravitasi bumi.
Rumus Tekanan Hidrostatis

p=ρgh

dimana

 ρ = massa jenis
 g = gaya gravitasi (m/s2)
 h = kedalaman benda dari permukaan cairan (m)

Contoh soal :

Seorang penyelam sedang melakukan penyelaman pada kedalaman 10 m di bawah


permukaan air. Apabila massa jenis airnya 1.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi buminya
10 m/s2, maka cari dan tentukanlah tekanan hidrostatis yang dialami oleh seorang penyelam
tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui :

 h = 10 m
 ρ = 1.000 kg/m3
 g = 10 m/s2

Ditanya : P =…..?

Jawab :

 P=ρ.g.h
 P = 1.000 . 10 . 10
 P = 100.000 N/m2

19. Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan tekanan yang menggerakkan massa udara dalam setiap satuan
luas. Alat yang dapat mengukur tekaan udara disebut barometer.

Tekanan udara memiliki satuan yang biasa disebut milibar (mb). Ini bedanya tekanan udara
dengan tekanan hidrostatis.

Tekanan udara memiliki  perbandingan terbalik dengan ketinggian suatu tempat, dimana
semakin tinggi tempat itumaka semakin rendah tekanan udaranya.
Rumus Tekanan Udara

h = (760-x) 10

dimana

 h = ketinggian suatu tempat (m)


 x = tekanan tempat tersebut (mmHg)

Contoh Soal :

Seorang pendaki mendaki suatu gunung hingga puncaknya. Bila sikap barometer raksa di


puncak tersebut yaitu 55 cmHg, berapakah ketinggian gunung yang didaki ??

Pembahasan

Diketahui:
Tekanan udara = 55 cmHg

Ditanya:
Tinggi gunung itu terhadap permukaan laut = …?

Jawab:
Turunnya tekanan udara = 76 – 55 = 21 cmHg
Tinggi gunung = 21 x 100
= 2.100 m
Jadi, tinggi gunung tersebut adalah 2.100 m di atas permukaan laut.

20. Hukum Pascal

Bunyi hukum pascal adalah:

‘Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala
arah dan sama besar”

Hukum pascal ditemukan oleh Blaise Pascal, seorang ilmuwan Prancis yang hidup pada
1623-1662). Pada dasarnya Blaise pascal adalah seorang ahli filsawat dan teologi, namun
hobinya pada ilmu matematika dan fisika, terutama geometri proyektif.

Rumus Hukum Pascal:


Keterangan :

 F1: Gaya tekan pada pengisap 1


 F2: Gaya tekan pada pengisap 2
 A1: Luas penampang pada pengisap 1
 A2: Luas penampang pada pengisap 2

Contoh soal hukum pascal :

Luas penampang dongkrak hidrolik masing-masing 0,04 m2 dan 0,10 m2. Jika gaya masukan
adalah 5 Newton, berapa gaya keluaran maksimum ?
Pembahasan :
Diketahui :
A1 = 0,04 m2
A2 = 0,10 m2
F1 = 5 N
Ditanya : F2 ?
Jawab :

F1/A1 = F2/A2
5/0,04 = F2/0,10
125 = F2/0,10

F2 = (125)(0,10) = 12,5 N

21. Hukum Boyle

“Pada suhu tetap, tekanan gas didalam suatu ruang tertutup berbanding terbalik dengan
volumenya”

Contoh alat yang bekerja berdasarkan Hukum boyle sering kita jumpai di kehidupan sehari-
hari, antara lain pada pompa sepeda, alat suntik dan lain sebagainya.
Hukum boyle yang ditemukan oleh Robert Boyle yang meneliti tentang pengaruh tekanan
terhadap volume gas pada suhu tetap.

Rumus Hukum Boyle

Dari hukum boyle tersebut memiliki arti bahwa hasil kali tekanan dan volume gas didalam
ruang yang tertutup adalah konstan (tetap) dengan syarat suhu gas tetap.

P.V = C

Yang mana C merupakan bilangan tetap (konstanta). Jika tekanan diubah maka volume gas
akan berubah juga, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

P1 . V1 = P2 . V2

Dengan ketentuan:
P1 = tekanan gas mula-mula (atm.cm Hg, N/m2, Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)

Contoh Soal :

Suatu ruang tertutup yang volumenya 0,2 m3 berisi gas dengan tekanan 60.000 Pa.
Hitunglah berapa volume gas apabila tekanan dinaikkan menjadi 80.000 Pa?
Penyelesaian:
Diketahui:
P1 = 60.000 Pa
V1 = 0.2 m3
P2 = 80.000 PaDitanya: V2…?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
V2 = (P1 V1) : P2
V2 = (60.000 x 0,2) : 80.000
V2 = 1,2/8
V2 = 0,15 m3Jadi, volume gas menjadi 0,15 M3

22. Rangkaian Seri

Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun secara
berderetan hanya melalui satu jalur aliran listrik. Contohnya adalah sebuah rangkaian yang
memiliki dua resistor, tapi hanya terdapat satu jalur kabel untuk mengalirkan listrik seperti
pada gambar dibawah ini.
Pada rangkaian seri, arus listrik yang mengalir besarnya sama tiap elemen dan dirumuskan
dengan:

Total hambatan resistor pada rangkaian seri merupakan penjumlahan masing-masing


hambatannya yang dirumuskan dengan:

Hukum ohm

V = I × R
Keterangan:

V= Beda potensial (volt)


I= kuat arus (ampere)
R= hambatan (ohm)

Contoh Soal :

Diketahui besarnya R1 = 2 Ohm, R2 = 3 Ohm, dan R3 = 5 Ohm. Jika tegangan totalnya 24


Volt, tentukan besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian!

Pembahasan:
Diketahui:

R1 = 2 Ohm

R2 = 3 Ohm

R3 = 5 Ohm

Vtotal = 24 Volt

Ditanya: I =…?

Pembahasan:

Jadi, besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 2,4 A.

23. Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun sejajar
dimana terdapat lebih dari satu jalur listrik (bercabang) secara paralel. Contohnya adalah
sebuah rangkaian yang memiliki dua resistor dimana terdapat satu jalur kabel untuk setiap
resistor seperti pada gambar dibawah ini.
Sesuai dengan Hukum Kirchoff 1, arus listrik yang masuk harus sama dengan arus keluar.
Sehingga pada rangkaian paralel besarnya arus sebelum masuk ke cabang sama dengan
besar arus setelah keluar dari cabang dan dirumuskan dengan:

Sesuai dengan Hukum Ohm, maka total hambatan resistor pada rangkaian paralel
merupakan jumlah dari kebalikan hambatan tiap-tiap komponen dan dirumuskan dengan:

Contoh Soal :

Tiga buah hambatan identik dirangkai secara paralel. Jika nilai hambatan totalnya 0,75 Ohm,
tentukan besarnya masing-masing hambatan!

Pembahasan:

Diketahui:

Rtotal = 0,75 Ohm

Ditanya: R1, R2, dan R3 = …?

Pembahasan:
Jadi, besarnya masing-masing hambatan adalah 2,25 Ohm.

24. Momentum

Momentum dapat didefinisikan besaran vector yang memiliki arah yang sama dengan
kecepatan suatu benda.

Momentum juga merupaka hasil kali antara massa benda dengan kecepatan benda tersebut.

Sesuai dengan definisi semakin besar nilai massa maupun kecepatan benda maka nilai
momentum yang dihasilkan juga akan menjadi besar.

Rumus Momentum

P=mv

Dimana

 P = momentum (kg m / s)
 m = massa benda (kg)
 v = kecepatan benda(m/s)

Contoh Soal :

Bagus mendapat mobil mobilan dari ayahnya yang bermasa 10 kg. Mobil itu bergerak
dengan kecepatan 6 m/s. Berapa nilai momentum dan energi kinetik yang dimiliki mobil-
mobilan tersebut?

Pembahasan :

Diketahui

m =10 kg

v = 6 m/s
Penyelesaian

P =  m . v = 10 × 6 = 60 ᵏᵍ/s

EK = ⅟₂ 10 62  = 180 J

Jadi nilai momentum bernilai 60 ᵏᵍ/s dan energi kinetic yang dihasilkan adalah 180J.

25. Impuls

Impuls adalah hasil kali antara gaya dengan waktuselamagaya terebut bekerja pada benda.
Secara sederhana impuls adalah perubahan momentum.

Dalam proses atau fenomena alam momentum maka akan timbul juga yang disebut kekekalan
momentum.

Kekekalan momentum menyatakan bahwa jika gaya luar yang bekerja pada sistem bernilai 0
oleh sebab itu momentum linear sistem tersebut akan tetap konstan.

Rumus Impuls

I = F ∆t

F=ma

Dimana

 I = impuls (Ns)
 F = gaya (N)
 ∆t = selisih wakyu (s)
 a = percepatan (m/s2)
 m = massa (kg)

Contoh Soal :

Bola pingpong bermassa 5 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu (g = 10 ms -2). Saat
menumbuk lantai kecepatan bola 6 ms-1 dan sesaat setelah menumbuk lantai bola terpantul ke
atas dengan kecepatan 4 ms-1. Besar impuls yang bekerja pada bola adalah…

Pembahasan

Diketahui :

Massa bola (m) = 5 gram = 0,005 kg


Kecepatan bola sesaat sebelum menumbuk lantai (vo) = -6 m/s

Kecepatan bola sesaat setelah menumbuk lantai (vt) = 4 m/s

Kecepatan bertanda positif dan negatif artinya arah kecepatan bola atau arah gerakan bola
sebelum tumbukan berlawanan dengan arah gerakan bola setelah tumbukan.

Ditanya : Impuls (I)

Jawab :

Teorema impuls-momentum menyatakan bahwa impuls (I) sama dengan perubahan


momentum (Δp).

I = Δp = m vt – m vo = m (vt – vo)

I = (0,005)(4 – (-6)) = (0,005)(4 + 6) = (0,005)(10) = 0,05 Newton sekon

Anda mungkin juga menyukai