Anda di halaman 1dari 23

KISI KISI ASESMENT MADRASAH

FISIKA
1. GLB, dapat menentukan kelajuan dan kecepatan dari sutu benda yang bergerak

2. Gerap parabola (GLB+GLBB), dapat menentukan ketinggian maksimum suatu benda


yang bergerak dengan lintasan parabola

Pada gerak parabola, untuk menentukan posisi benda pada sumbu-y (menurut
ketinggian) dapat dituliskan dengan persamaan berikut:

yt = v0 sin α . t – ½ gt2

Jika t kita substitusikan ke persamaan yt = v0 sinα . t – ½ gt2, maka:

yt = v0 sin α . t – ½ gt2

yt = v0 sin α . (vo sin α)/g – ½ g[(vo sin α)/g]2

yt = v02 sin2 α/g – ½ v02 sin2 α/g

yt = v02 sin2 α/2g

Jadi untuk menentukan tinggi maksimum pada gerak parabola dapat menggunakan
persamaan:

yt = v02 sin2 α/2g

Contoh Soal

Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 40 m/s dan sudut elevasi 30°.
Tentukan tinggi maksimum (g = 10 m/s2)!

Jawab:

vo = 40 m/s
α = 30°

g = 10 m/s2

Untuk mengerjakan soal di atas bisa dilakukan dengan 2 cara yakni:

Cara 1

Kamu harus mencari terlebih dahulu waktu yang diperlukan oleh peluru untuk
mencapai titik tertinggi (tinggi maksimum) yakni:

t = (vo sin α)/g

t = (40 sin 30°)/10

t=2s

Sekarang cari tinggi maksimum dengan cara mensubtitusi nilai t = 2 s ke persamaan:

yt = v0 sin α . t – ½ gt2

yt = 40 sin 30° . 2 – ½ 10.22

yt = 40 – 20

yt = 20 m

Cara 2

Untuk cara kedua ini bisa menggunakan rumus:

yt = v02 sin2 α/2g

yt = 402 sin2 30°/2(10)

yt = 402 (0,5)2/20

yt = 1600.0,25/20

yt = 400/20

yt = 20 m

Jadi, tinggi maksimum peluru tersebut adalah 20 me


3. Hukum Newton, menentukan gaya yang bekerja pada suatu benda terletak pada
bidang miring dengan sudut tertentu

Hukum Newton II "Percepatan gerak suatu benda berbanding lurus dengan gaya-gaya
yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik terhadap massa benda tersebut."

Hukum Newton II dapat dirumuskan sebagai :

Keterangan :

∑F : Jumlah gaya (N)

a : Percepatan (m/s)

m : massa (kg)

{Penjelasan}

Perhatikan ilustrasi benda pada gambar !

Pada gambar tersebut, gaya - gaya yang bekerja diuraikan masing - masing.

Pada gambar terlihat bahwa besarnya gaya Normal benda adalah :

N = m g cos θ

dimana

N : gaya Normal benda

m g = w : berat benda.

θ : sudut kemiringan bidang.

sehingga :

N = w cos θ

N akan bernilai lebih kecil dari berat benda, karena cos θ bernilai kecil dari 1 (cos θ <
1)

Jadi Gaya normal pada benda lebih kecil dari berat benda.
4. Momentum, dapat menentukan besar momentum suatu benda yang bergerak dengan
arah tertentu

Karena momentum berbanding lurus dengan massa dan kecepatan, maka momentum
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

p = momentum (kg m/s)

m = massa (kg)

v = kecepatan (m/s)

5. Gerak harmonic, disajikan suatu pernyataan yang berkaitan dengan gerak harmoni
pada bandul

Pengertian gerak harmonik yang lebih sederhana yaitu gerak bolak balik secara teratur
melalui titik keseimbangan dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu sama atau konstan.

Contoh Soal Gerak Harmonik

1. Sebuah bandul disimpangkan dengan θ = 10o, bandul memiliki massa sebesar 3,5
g. Bila bandul memiliki panjang tali yang menggantungnya yaitu 25 cm dan
percepatan grafitasi sebesar 10 m/s2. berapa frekuensi dan periode dari bandul
tersebut?

Diketahui:
θ = 10o
m = 3,5 g = 3,5 10-3 Kg
l = 25 cm= 0,25 m

Ditanya: f dan T?

Dijawab:

f = ½π √g/l
f = 1/(2.3,14) √10/0,25
f = 1.00 Hz

T = 2π √l/g
T = (2 x 3,14) √0,25/10
T= 0,992 s
2. Berapa panjang bandul sederhana jika periodenya 5 s dan pada titik g bernilai 9,8
m/s2?

Diketahui:
T=5s
g = 9,8 m/s2

Ditanya: l ?

Dijawab :

T = 2π √l/g
T2 = (2 π)2 . l/g
(5)2 = 4. π 2 . l/9,8
245,25 = 4 . (3,14)2 . l/9,8

l = 245,25/39,4384
l = 6,22 m.

6. Hukum Hooke, dapat menentukan konstanta pegas dari sebuah pegas yang di pasang
pada benda sesuai dengan gambar yang disajikan

Keterangan:

k = Nilai Konstanta Pegas (N/m)


F = Besar Gaya yang diberikan ke Pegas (N)
Δx = Perubahan panjang pegas (m)

mengingat bahwa:
Δx = x2 - x1
x2 : Panjang akhir pegas (m)
x1 : Panjang mula-mula pegas (m)
Contoh Soal Konstanta Pegas

Jawab:

diketahui:
F = 90N
Δx = 20cm
Δx = 0,2m

ditanya: Nilai Konstanta Pegas (k)?

Penyelesaian:

Hitung nilai konstanta pegas menggunakan rumus konstanta pegas.

Jadi besar konstanta pegas tersebut sebesar 450 N/m.

7. Kesetimbangan benda tegar, melalui gambar yang disajikan peserta didik dapat
menentukan gaya normal

Sebuah benda bermassa M berada pada sistem seperti berikut. (Gambar 1)


Tentukan gaya normal di titik P dan S!

Pembahasan:
Untuk menentukan gaya normalnya, Quipperian harus menganalisis komponen gaya
yang bekerja pada sistem. (Gambar 2)
Dalam kasus ini, analisis komponen gaya yang bekerja di sumbu X saja. (Gambar 3)
Tetapkan syarat keseimbangannya seperti berikut. (Gambar 4)

8. Fluida, melalui pernyataan yang disajikan peserta didik dapat menentukan gaya yang
dibutuhkan ketika membersihkan suatu cairan dengan viskositas air diketahui

Contoh soal

Imelda membersihkan air yang menetes di meja menggunakan lembaran plastik halus
dengan kecepatan 25 cm/s dan gaya 0,03 N. Di antara cairan dan meja terdapat
lapisan setebal 0,2 mm. Di meja lain terdapat tumpahan gliserin yang bentuk dan
ukurannya sama dengan tetesan air sebelumnya. Viskositas gliserin tersebut adalah
1,5 Ns/m2. Jika Imelda ingin membersihkan tumpahan gliserin dengan lembaran
plastik halus yang sama dengan sebelumnya, buatlah kesimpulan terkait gaya yang
dibutuhkan Imelda untuk membersihkan tetesan gliserin tersebut! (viskositas air =
0,00089 Ns/m2)

Pembahasan:

Diketahui:

va = vg = 25 cm/s = 0,25 m/s

Fa = 0,03 N

L = 0,2 mm = 0,0002 m
ῃg = 1,5 Ns/m2

ῃa = 0,00089 Ns/m2

Ditanya: Fg =…?

Pembahasan:
Pertama, harus mencari luas penampang fluida, dalam hal ini tetesan air yang dibersihkan
Imelda.

Oleh karena bentuk dan ukuran tetesan gliserin sama dengan air, maka luas fluidanya
dianggap sama, yaitu 0,027 m2.
Selanjutnya, tentukan gaya untuk membersihkan tetesan gliserin menggunakan rumus
yang sama seperti di atas.

Jadi, kesimpulannya adalah Imelda membutuhkan gaya 50,625 N untuk


membersihkan tetesan gliserin tersebut.
9. Fluida, dapat menentukan penerapan hukum Bernoulli
10. Suhu dan kalor, dari pernyataan yang disajikan peserta didik dapat menentukan
pernyataan yang benar dari suatu kasus tersebut

Suhu juga dapat diartikan sebagai ukuran rata-rata energi kinetik partikel-partikel
suatu zat. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi energi kinetik partikel-partikel
tersebut. Sedangkan kalor, atau panas, adalah suatu bentuk energi yang dapat
dipindahkan dari satu benda ke benda lain karena perbedaan suhu.

11. Pemuaian, dapat menentukan konduktivitas thermal

Konduktivitas atau keterhantaran termal adalah suatu besaran intensif bahan yang
menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas.

12. Gelombang, dapat menentukan persamaan gelombang dari suatu gambar yang
disajikan
13. Gelombang bunyi, dapat menentukan frekuensi pada pipa organa

14. Gelombang Cahaya, dari gambar percobaan interferensi Young peserta didik dapat
menentukan jarak terang suatu orde tertentu

Contoh soal

Pada percobaan interferensi gelombang cahaya young, saat jarak antara dua celahnya
dimanipulasi menjadi dua kali jarak semula, jarak antara dua orde garis gelap yang
berurutan menjadi sebesar….
Pembahasan :

Rumus interferensi celah ganda young

d.p

_____
= n. λ
l
d.p = n.λ.l

Lebar celah (d) berbanding terbalik dengan jarak antar pola (P)
15. Optik, peserta didik dapat menentukan perbesaran mikroskop

16. Listrik dinamis, dari gambar yang disajikan peserta didik dapat menentukan arus
terbesar yang mengalir

(Gambar 1)
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diperoleh informasi bahwa arus listrik yang
mengalir pada hambatan (R) = 6 Ω adalah I1 = 0,5 A. Dari informasi yang diberikan
tersebut dapat diketahui besar tegangan sumber (V), hambatan total penggati (Rtotal),
dan besar kuat arus listrik (I) pada rangkaian tersebut.
➢ Menghitung tegangan sumber (V):
V = I1 × R1
V = 0,5 × 6 = 3 volt

Menghitung hambatan total pengganti: (Gambar 2)

➢ Menghitung kuat arus yang keluar dari sumber tegangan:


V = I×Rtot
3=I×1
I = 3/1 = 3 A (I yang ini tuh jumlah dari semua I di R1, R2 dan R3)

➢ Menghitung kuat arus (I) yang melalu hambatan R2 dan R3:


Besar beda potensial di setiap titik pada suatu rangkaian adalah sama (V = V1 = V2 =
V3 = 3 volt). Besar kuat arus yang melewati hambatan dapat dicari dengan persamaan
I = V/R.

Sehingga untuk kuat arus yang melewati hambatan pertama adalah I1 = V/R1 = 3/6 =
1/2 A. Selanjutnya, dengan cara yang sama dapat diperoleh besar kuat arus yang
melewati hambatan kedua dan ketiga.

I2 = V/R2 = 3/3 = 1 A
I3 = V/R3 = 3/2 = 1,5 A

Jadi Arus yang terbesar adalah di I3 dengan besar 1,5A (untuk menentukan (I)
terbesar maka harus dicari terlebih dahulu I total lalu I masing-masing)

17. Listrik Dinamis, dari pernyataan disajikan peserta didik dapat menentukan pernyataan
yang benar tentang energi dan daya listrik

Daya adalah jumlah energi yang dihabiskan per satuan waktu. Sementara energi listrik
adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran
muatan listrik.
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha akibat
adanya perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu.
Besarnya daya listrik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Keberadaan tegangan listrik
b) Kuat arus listrik
c) Hambatan listrik di dalam rangkaian listrik yang tertutup
d) Keadaan daya listrik terhadap waktu

Dalam Sistem Satuan Internasional (SI), satuan daya adalah Joule/sekon atau Watt.
Pada beberapa penerapan daya listrik juga dapat dinyatakan dalam kiloWatt (kW) atau
MegaWatt (MW).

18. Listrik Statis, dapat menentukan besarnya muatan listrik dari sebuah kapasitor yang
dirangkai secara seri dan paralel

Listrik Statis, dapat menentukan besarnya muatan listrik dari sebuah


kapasitor yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk mencari muatan digunakan

rumus q = C . V
19. Listrik statis, dapat menentukan factor yang berpengaruh terhadap besarnya kapasitas
kapasitor keping sejajar

besarnya kapasitas kapasitor keping sejajar dipengaruhi oleh :

a) Permitivitas relatif zat yang mengisi antara kedua lempeng


b) Jarak antara kedua keping lempeng
c) luas bidang lempeng.

20. Medan magnet, Disajikan gambar kumparan, magnet dan galvanometer dari gambar
tersebut peserta didik dapat menentukan arah arus yang sesuai

21. Medan Magnet, disajikan gambar arus yang mengalir pada sebuah kawat/penghantar
peserta didik dapat menentukan besarnya induksi magnet pada kawat tersebut

Rumus pada kawat lurus:


B = µoI / 2πa

Keterangan:

- B = induksi magnetik di suatu titik (Tesla)


- I = kuat arus listrik (A)
- a = jarak titik ke kawat penghantar (m)
- µo = permeabilitas ruang hampa (4π × 10^-7 Wb/Am)

Rumus pada kawat lingkaran:

B= µoI (R²/(2√R² +x²)¹½)

- R = Jari-jari
- X = Jarak titik dari pusat lingkaran (Rumus yang ada di gambar)

22. Medan Magnet, peserta didik dapat menentukan gaya magnet dari sebuah
penghantar/kawat luru yang dialiri arus listrik

23. Arus bolak balik, disajikan rangkaian RLC peserta didik dapat menentukan grafik
gelombang sinus jika reaktansi induktif lebih besar dari reaktansi kapasitif

rangkaian XI> Xc adalah rangkaian induktif yang ditandai degan tegangan


mendahului arus.

24. Arus bolak balik, menentukan impedansi

Jika dituliskan dalam persamaan impedansi total maka rumusnya akan menjadi seperti
berikut:
Z = √R2 + (XL – XC)2

Penghitungan Impedansi Dalam Rangkaian RLC

Contoh soal

Katakanlah terdapat sebuah rangkaian RLC dengan induktor bernilai 0,3 H, resistor
15Ω, dan nilai kapasitor 47 µF. Lalu rangkaian RLC tersebut dihubungkan secara seri
dengan listrik AC dengan tegangan 100V 50Hz. Berapakah nilai Impedansi dari
rangkaian tersebut?

Diketahui :

R= 15Ω

L = 0,3 H

C = 47uF atau 47 x 10-6F

Maka berikut ini cara yang bisa digunakan untuk menghitung reaktansi induktif pada
rangkaian tersebut:

XL = 2πfL

XL = 2 x 3,142 x 50 x 0,3

XL = 94,26Ω

Sedangkan untuk perhitungan reaktansi kapasitif yang terdapat pada rangkaian


tersebut, maka berikut ini cara yang bisa digunakan.

Xc = 1 / 2πfC

Xc = 1 / (2 x 3,142 x 50 x (47 x 10-6))

Xc = 67,72 Ω

Lalu untuk cara menghitung impedansi pada rangkaian RLC, gunakan rumus sebagai
berikut :

Z = √R2 + (XL – XC)²

Z = √152 + (94,26 – 67,72)²

Z = √152 + (94,26 – 67,72)²

Z = √152 + 26,542

Z = √225 + 704

Z = √232.4

Z = 15,24 Ω
Menghitung kuat arus yang mengalir pada rangkaian RLC, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :

I=V/Z

I= 100V/15,24 Ω

I = 6,5A

Contoh Pengaplikasian Impedansi, Misalnya saja pada impedansi kapasitor,


impedansi antena, dan impedansi speaker.

25. Fisika Inti, menentukan perbedaan model atom tertentu

1) Model Atom Dalton

Pada tahun 1803, muncul teori bahwa atom merupakan bola padat, model atom
tersebut dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris yaitu John Dalton.

Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal yang tidak bermuatan dan bersifat
identik, sehingga setiap unsur kimia memiliki atom yang berbeda juga.

Tidak hanya itu, menurut Dalton, atom merupakan bagian terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi.

Dalton juga berpendapat bahwa atom tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
reaksi kimia hanya dapat menggabungkan, memisahkan atau penyusunan kembali
atom-atom.

Model atom Dalton ini pun dikenal sebagai model atom yang paling sederhana,
namun masih memiliki kelemahan, yaitu teori ini belum bisa menjelaskan mengapa
suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.

Karakteristik model atom John Dalton yaitu tidak ada bagian sub-atomik, atom
berbentuk pola pejal, dan setiap unsur memiliki atom yang berbeda.

2) Model Atom Thomson


Barulah kemudian pada tahun 1897, seorang ilmuwan bernama JJ Thomson
mengemukakan model atom lainnya. Thomson menggambarkan atom sebagai roti
kismis, di mana menurutnya atom memiliki muatan yaitu muatan positif (proton) dan
juga negatif (elektron).

Di antara kedua muatan memiliki jumlah yang sama. Hal ini ia simpulkan setelah
melakukan percobaan pada sinar katoda.

Meskipun begitu, model atom Thomson ini tetap memiliki kelemahan yaitu model
atom Thomson ini belum bisa menjelaskan mengenai susunan dari muatan-muatan
atom tersebut.

3) Model Atom Rutherford

Pada tahun 1911, seorang ilmuwan yang bernama Ernest Rutherford, mengungkapkan
model atom lainnya setelah melakukan percobaan sinar alpha pada lempeng emas.

Bentuk struktur atom yang dikemukakan oleh Rutherford berbeda dari ilmuwan
lainnya. Melalui serangkaian percobaan, Rutherford menyatakan bahwa atom tidak
berbentuk seperti bola pejal, melainkan atom memiliki lintasan, yaitu elektron atau
muatan negatif yang mengelilingi inti atom dan juga proton atau atom bermuatan
positif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa atom terdiri dari inti atom atau neutron yang
bermuatan positif atau proton dan dikelilingi oleh elektron atau muatan negatifnya.

Meskipun begitu, model atom ini masih memiliki kelemahan yaitu belum bisa
menjelaskan mengenai mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom, yang tidak
sesuai dengan teori elektromagnetik.

Di mana jika elektron mengitari neutron dengan memancarkan energi maka perlahan-
lahan energi itu akan berkurang dan lintasan akan semakin mendekat ke arah neutron
hingga jatuh ke neutron.

4) Model Atom Bohr

Beberapa tahun setelahnya, yaitu 1913, seorang ilmuwan bernama Niels Bohr berhasil
menjawab kelemahan dari model atom Rutherford.

Bohr mengungkapkan bahwa atom memiliki inti atom dan muatannya, di mana
elektron berputar mengelilingi inti atom pada orbitnya dengan memiliki tingkat energi
tertentu yang kemudian dikenal sebagai kulit atom.
Tingkat energi paling rendah berada pada tingkat kulit paling dalam atau paling dekat
dengan inti, sementara tingkat energi paling tinggi berada pada tingkat kulit paling
luar, atau paling jauh dari inti.

Hal ini sekaligus menjawab kelemahan model atom Rutherford, bahwa pergerakan
elektron mengelilingi inti tidak memancarkan energi.

Selain itu menurut Bohr, elektron dapat berpindah lintasan. Perpindahan ke lintasan
dari tinggi ke rendah menyebabkan adanya pancaran energi, dan perpindahan ke
lintasan dari rendah ke tinggi menyebabkan adanya penyerapan energi.

Meskipun berhasil menyempurnakan dari model atom Rutherford, tapi model atom ini
dianggap masih memiliki kelemahan karena dianggap belum bisa menjelaskan dalam
kasus spektrum elemen yang lebih kompleks.

5) Model Atom Mekanika Kuantum

Kemudian pada tahun 1926, seorang ilmuwan bernama Erwin Schrodinger


mengeluarkan teori bahwa kulit bukan merupakan kedudukan yang pasti dari sebuah
elektron. Sebelumnya,

Erwin Schrodinger juga turut mengembangkan teori mekanika kuantum yang


dinamakan prinsip ketidakpastian yang berbunyi,

“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”

Di mana tempat kebolehjadian atau probabilitas yang dimaksud itu adalah awan
elektron di sekitar inti atom, dan orbital menggambarkan tingkat energi elektron.
Orbital yang memiliki tingkat energi yang sama akan membentuk sub kulit.

Atau secara sederhana bisa dikatakan bahwa kulit terdiri dari beberapa sub kulit, dan
subkulit terdiri dari beberapa orbital. Terdapat 4 (empat) jenis orbital yaitu s, p, d, f.
Model ini juga dikenal sebagai model modern.
26. Gelombang electromagnet, dapat menentukan jenis gelombang electromagnet tertentu
dari gambar yang disajikan

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum gelombang elektromagnetik dengan urutan dari panjang gelombang terbesar


atau frekuensi terkecil ke panjang gelombang terkecil atau frekuensi terbesar terbagi
menjadi 7 macam gelombang, yakni:

Gelombang radio : dimanfaatkan untuk mentransmisikan sinyal pada jarak yang


sangat jauh.

Gelombang mikro : ketika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan
muncul efek pemanasan pada benda tersebut.

Sinar inframerah: sinar inframerah tidak dapat terlihat tetapi dapat terdeteksi diatas
spektrum cahaya merah yang dipakai untuk memindahkan energi yang tidak terlalu
besar.

Cahaya tampak: memiliki spektrum elektromagnetik yang bisa dideteksi oleh mata
manusia.

Sinar ultraviolet : sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet adalah matahari.

Sinar X: Sinar ini memiliki nama lain yakni sinar rontgen. Merupakan salah satu
bentuk dari radiasi elektromedik.

Sinar gamma: memiliki frekuensi paling tinggi dan daya tembus paling besar dari
semua sinar yang ada di alam semesta.

27. Gelombang elektromagnetik, dapat menentukan urutan spektrum elektromagnetik


sesuai dengan Panjang gelombang, frekuensi dan energi
Urutan spektrum gelombang berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya dapat
dilihat pada gambar berikut.

Maka, urutan spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang


dari urutan terpendek hingga terpanjang adalah sinar gamma, sinar X, sinar
ultraviolet, cahaya tampak, sinar inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio.

28. Fisika Inti, dapat menentukan jumlah zat radioaktif yang meluruh dari gambar yang
disajikan

29. Fisika Inti, disajikan poster tentang zat radioaktif peserta didik dapat menganalisis
tentang zat radioaktif

30. Fisika kuantum, disajikan pernyataan peserta didik dapat menentukan pernyataan
yang benar tentang efekfotolistrik
➢ Efek fotolistrik merupakan peristiwa terlepasnya elektron logam dikarenakan radiasi
cahaya.
Tidak seperti teori relativitasnya yang bertentangan dengan mekanika kuantum. Efek
fotolistrik Einstein justru merupakan langkah penting bagi perkembangan mekanika kuantum.
Efek fotolistrik merupakan langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya dan
elektron yang pada akhirnya akan melahirkan konsep dualitas cahaya (cahaya bisa berupa
gelombang ataupun partikel).

➢ Intensitas cahaya tidak berpengaruh pada energi kinetik fotoelektron.


Intensitas cahayanya hanya memengaruhi jumlah elektron yang dipancarkan. Makin besar
intensitasnya, maka makin banyak elektron yang dipancarkan.
➢ energi kinetik maksimum dari elektron yang dikeluarkan bergantung pada frekuensi
dan konstanta Planck (h).
energi kinetik bergantung pada panjang gelombang cahaya. Ia membuktikannya melalui
percobaan efek fotolistrik dengan warna cahaya berbeda.
Frekuensi ambang, yaitu frekuensi minimal cahaya yang bisa menyebabkan efek fotolistrik.
Seberapa terangpun cahaya yang digunakan, jika tidakmelewati frekuensi ambang, maka efek
fotolistrik tidak akan terjadi.
Energi kinetik cahaya tidak bergantung pada intensitas dan amplitudonya, melainkan hanya
kepada frekuensinya membawa sebuah paradoks.

Anda mungkin juga menyukai