Anda di halaman 1dari 22

ABSTRAK

Salah satu contoh penerapan ilmu mekanika klasik dalam kehidupan adalah gerak
bergulir benda pada bidang miring. Penerapan ini disertai dengan pengukuran besaran
yang berhubungan dengan gerak rotasi dan translasi. Gerak bergulir pada benda miring
ini memiliki beberapa aspek yang dimiliki, seperti waktu yang dibutuhkan untuk benda
bergulir, kecepatan, percepatan gravitasi, metode kuadrat terkecil, dan kesalahan relatif
yang dimiliki benda bergulir. Percobaan yang dilakukan dengan menggunakan 2 variasi
sudut, 10 variasi h, dan 50 variasi waktu benda bergulir. Alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan berdasarkan dengan ketersediaan alat yang dimiliki praktikan di rumah
dengan benda bergulir yang bersifat silinder pejal padat, dengan rumus momen
1
inersianya adalah I cyl = mR 2 . Perhitungan waktu dan diameter benda dihitung secara
2
berulang sehingga didapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi. Nilai kecepatan,
percepatan gravitasi,a, dan kesalahan relatif memiliki hubungan perbandingan secara
lurus dan terbalik berdasarkan dari data yang didapatkan dari percobaan.

Kata kunci: Benda bergulir pada bidang miring, kecepatan, dan percepatan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ilmu dasar yang paling luas penerapannya adalah mekanika klasik.
Mekanika merupakan cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai keadaan
diam atau bergeraknya suatu benda akibat adanya aksi gaya. Ilmu ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dalam memprediksi atau memperkirakan akibat yang
ditimbulkan dari gaya atau gerakan benda. Mekanika klasik terbagi menjadi tiga sub
bagian, yaitu statika yang mempelajari gaya pada benda diam, kinematika yang
mempelajari gerak benda tanpa memperhatikan gaya yang bekerja, dan dinamika yang
mempelajari gaya yang terjadi akibat dari gerak benda (Goldstein, 1950).
Penerapan ilmu mekanika klasik berupa bergulirnya benda pada bidang miring
disertai dengan pengukuran besaran penting yang berhubungan dengan persamaan gerak
translasi dan rotasi. Penting untuk diketahui mengenai aspek apa saja yang
memengaruhi bergulirnya benda pada benda miring, berupa kemiringan sudut pada
benda bergulir, pengaruh gaya berat, energi potensial, energi kinetik, kecepatan,
panjang media bergulir, serta percepatan benda bergulir.

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Mengetahui aspek yang memengaruhi benda bergulir pada bidang miring.
1.2.2 Mengatahui pengaruh sudut benda miring yang memengaruhi benda bergulir
terhadap kecepatan benda.
1.2.3 Mengetahui percepatan dari benda bergulir pada bidang miring.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Kajian Rumus

2.2.1 Kecepatan
Kecepatan merupakan cepat lambatnya perubahan kedudukan benda
terhadap waktu. Kecepatan merupakan besaran vektor fisika yang memiliki
∆s
nilai dan arah. Kecepatan memiliki rumuss: ν =
∆t
Dengan keterangan :
ν = Kecepatan (m/s)
∆s = Jarak perpindahan (m)
∆t = Waktu perpindahan (s)

2.2.2 Hubungan energi mekanik total dengan energi potensial dan energi mekanik:
E=
T EP + EK

ET merupakan energi total, EP adalah energi potensial, dan EK adalah energi

kinetik. Berikut rumus dari EP :

EP maks = m × g × h ,

dengan g adalah gravitasi dan h adalah tinggi yang mempunyai arah yang
vertikal. Pada kasus roda bergulir, energi kinetiknya terbagi menjadi energi
kinetic rotasi (gerak bergulir) dan energi kinetik translasi (bergeser)
sehingga persamaan energi kinetik menjadi:

Ek=
maks
Ekrot + Ektrans
Dari dinamika rotasi dapat diketahui energi kinetik rotasi dan energi
kinetik translasi:
1
EKrot = I ω 2
2

1 2
EKtrans = mν B ,
2
I adalah momen inersia benda yang bergulir dan ω adalah kecepatan
sudut putaran tabung saat bergulir. Roda berbentuk silinder padat,
1
momen inersianya adalah I cyl = mR 2 , dengan R adalah diameter
2
silinder, sehingga energi kinetik rotasi dapat dituliskan
1 2 11 2 2
=EKrot =Iω  mR  ω .
2 22 
2.2.3 Kecepatan sudut
Kecepatan sudut dinyatakan dengan kecepatan gerak di tepi tabung
dengan dikalikan diameter ν = ω R . Kecepatan gerak tabung di tepinya
akan sama dengan dengan kecepatan gerak translasi apabila bidang miring
(papan) tidak licin/tabung tidak tergelincir, maka persamaan menjadi:
2
11  ν  EPmaks , EKrot , dan
EKrot =  mR 2   B  . Kemudian, dimasukkan
22  R 
EKtrans , sehingga
1 1 4
mgh
= mν B 2 + mν B 2 atau ν B 2 = gh .
4 2 3
Apabila panjang papan dituliskan sebagai d, dapat dituliskan
h
sin a = atau h = d sin θ ,
d
4
sehingga dapat ditulis ν B 2 = gd sin θ . Percepatan pada bidang miring
3
adalah ν=B
2
ν A + 2ad . Apabila kecepatan titik A sama dengan nol
2


( )
ν A = 0 , maka menjadi
4
gd sin a = 2ad .
3
2
Percepatan roda bergulir di bidang miring didapatkan a = g sin a .
3

2.2 Alat dan Bahan Percobaan

2.1.1 Papan
Papan berfungsi sebagai bidang miring tempat bergulirnya benda.
2.1.2 Silinder atau Roda
Silinder atau roda berfungsi sebagai benda yang digulirkan pada bidang miring
2.1.3 Mistar
Mistar berfungsi sebagai alat pengukur dimensi, radius, dan ketebalan benda
dan panjang papan.
2.1.4 Busur Derajat
Busur derajat berfungsi sebagai alat pengukur sudut kemiringan papan.
2.1.5 Stopwatch
Stopwatch berfungsi sebagai alat pengukur waktu lamanya benda bergulir pada
bidang miring.
2.3 Prosedur Percobaan

1.Dibuat sistem seperti pada gambar di bawah ini dengan memanfaatkan papan,
silinder kayu, silinder besi padat, atau lainnya.
2.Disediakan stopwatch atau ponsel pintar yang memiliki stopwatch.
3.Diukur dimensi silinder, radius, tebal silinder beberapa kali dan dicatat hasilnya.
4.Ditentukan posisi awal papan yang lebih tinggi (titik A) dan posisi akhir di lantai
(titik B).
5.Digulirkan silinder/roda dari titik A ke titik B dan diukur waktunya dengan
stopwatch. Dilakukan dengan pengukuran berulang lima kali, dihitung rata-rata,
dan standar deviasinya.
6.Divariasikan posisi titik A, sehingga lebih pendek dari posisi pada Langkah nomor
4, diukur dan dicatat jaraknya. Untuk jarak yang baru dilakukan Kembali
Langkah seperti nomor 5.
7.Divariasikan lagi posisi titik A lebih dekat ke B sebanyak dua atau tiga variasi
tambahan.
8.Dibuat grafik kecepatan (sumbu vertikal) terhadap waktu (sumbu horizontal) dari
data pada Langkah nomor 4—7 dan digunakan metode kuadrat terkecil serta
dihitung percepatan dari kemiringan grafik yang dihasilkan dari data tersebut.
9.Dibandingkan hasil nomor 8 dengan percepatan yang dihitung dan persamaan 6
serta dihitung kesalahan relatifnya.
10. Dipaparkan apakah percepatan bisa dihitung dengan persamaan 6.
11. Disimpulkan apabila sudut kemiringan berubah lebih curam atau landau.
12. Didokumentasikan kegiatan praktikum.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Percobaan

• Sudut 30 °

1. Variasi Data Ke-1

Tabel 1. Data Percobaan ke-1 sudut 30 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 60 ± 0, 05 0,75
2 60 ± 0, 05 0,73
3 60 ± 0, 05 0,73
4 60 ± 0, 05 0,74
5 60 ± 0, 05 0,73

2. Variasi Data Ke-2

Tabel 2. Data Percobaan ke-2 sudut 30 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 55 ± 0, 05 0,59
2 55 ± 0, 05 0,60
3 55 ± 0, 05 0,60
4 55 ± 0, 05 0,58
5 55 ± 0, 05 0,59

3. Variasi Data Ke-3

Tabel 3. Data Percobaan ke-3 sudut 30 °


Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)
1 50 ± 0, 05 0,54
2 50 ± 0, 05 0,47
3 50 ± 0, 05 0,54
4 50 ± 0, 05 0,53
5 50 ± 0, 05 0,47
4. Variasi Data Ke-4

Tabel 4. Data Percobaan ke-4 sudut 30 °


Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)
1 45 ± 0, 05 0,40
2 45 ± 0, 05 0,40
3 45 ± 0, 05 0,41
4 45 ± 0, 05 0,39
5 45 ± 0, 05 0,39

5. Variasi Data Ke-5

Tabel 5. Data Percobaan ke-5 sudut 30 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 40 ± 0, 05 0,34
2 40 ± 0, 05 0,35
3 40 ± 0, 05 0,34
4 40 ± 0, 05 0,34
5 40 ± 0, 05 0,35

• Sudut 45 °

1. Variasi Data Ke-1

Tabel 6. Data Percobaan ke-1 sudut 45 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 60 ± 0, 05 0,47
2 60 ± 0, 05 0,49
3 60 ± 0, 05 0,47
4 60 ± 0, 05 0,48
5 60 ± 0, 05 0,48
2. Variasi Data Ke-2

Tabel 7. Data Percobaan ke-2 sudut 45 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 55 ± 0, 05 0,37
2 55 ± 0, 05 0,38
3 55 ± 0, 05 0,37
4 55 ± 0, 05 0,37
5 55 ± 0, 05 0,39

3. Variasi Data Ke-3

Tabel 8. Data Percobaan ke-3 sudut 45 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 50 ± 0, 05 0,29
2 50 ± 0, 05 0,32
3 50 ± 0, 05 0,31
4 50 ± 0, 05 0,31
5 50 ± 0, 05 0,31

4. Variasi Data Ke-4

Tabel 9. Data Percobaan ke-4 sudut 45 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 45 ± 0, 05 0,27
2 45 ± 0, 05 0,27
3 45 ± 0, 05 0,28
4 45 ± 0, 05 0,28
5 45 ± 0, 05 0,26
5. Variasi Data Ke-5

Tabel 10. Data Percobaan ke-5 sudut 45 °

Percobaan ke-N Jarak (cm) Waktu (s)


1 40 ± 0, 05 0,21
2 40 ± 0, 05 0,20
3 40 ± 0, 05 0,20
4 40 ± 0, 05 0,19
5 40 ± 0, 05 0,21

• Rata-rata diameter silinder

Tabel 11. Data diameter silinder


No. Diameter (cm)
1. 5,70
2. 5,80
3. 5,85
4. 5,80
5. 5,80
d 5,81

3.2 Pengolahan Data

1. Waktu

∑ (t − t )
2

t=
∑t , ∆t = , t ± ∆t
N N ( N − 1)

Tabel 12. Data Variasi Waktu


Waktu (s)

Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 Variasi 5

30 ° 0,736±0,034 0,592±0 0,510±0 0,398±0 0,344±0

45 ° 0,478±0 0,376±0 0,308±0 0,272±0 0,202±0


2. Jari-Jari Silinder

∑(d − d )
2

d=
∑d ∆d =
N ( N − 1)
N
29, 05 0
d= ∆d =
5 5 ( 5 − 1)
d = 5,81cm ∆d =0

∆d
1 r
∆= ×r
r= d d
2
1 0 r ± ∆r
r = 5,81 ∆
= r × 2,905
2 5,81 ∴ 2,905 ± 0
r = 2,905 ∆ r =0

3. Kecepatan

2 gh 1
v= , k=
1+ k 2
Tabel 13. Data Pengolahan Percobaan Sudut 30 °
Sudut h (m) t (s) t v (m/s) a
30 ° 0,60 0,75 0,736 2,800 3,260
0,73
0,73
0,74
0,73
0,55 0,59 0,592 2,680 3,260
0,60
0,60
0,58
0,59
0,50 0,54 0,510 2,556 3,260
0,47
0,54
0,53
0,47
0,45 0,40 0,398 2,424 3,260
0,40
0,41
0,39
0,39
0,40 0,34 0,344 2,286 3,260
0,35
0,34
0,34
0,35

Tabel 14. Data Pengolahan Percobaan Sudut 45 °


Sudut h (m) t (s) t v (m/s) a
45 ° 0,60 0,47 0,478 2,800 4,619764304
0,49
0,47
0,48
0,48
0,55 0,37 0,376 2,680 4,619764304
0,38
0,37
0,37
0,39
0,50 0,29 0,308 2,556 4,619764304
0,32
0,31
0,31
0,31
0,45 0,27 0,272 2,424 4,619764304
0,27
0,28
0,28
0,26
0,40 0,21 0,202 2,286 4,619764304
0,20
0,20
0,19
0,21

Gambar 1. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada Sudut 30 °


Gambar 2. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada Sudut 45 °

4. Percepatan dengan metode kuadrat terkecil


N N N
N ∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
at ==i 1 =i 1 =i 1
2
 N
N

N ∑ Xi −  ∑ Xi 
2

=i 1 = i1 

Tabel 15. Data Metode Kuadrat Terkecil Sudut 30 °


x y x2 y2 x.y
0,736 2,8 0,5417 7,84 2,0608
0,592 2,68 0,35046 7,1824 1,58656
0,51 2,556 0,2601 6,533136 1,30356
0,398 2,424 0,1584 5,875776 0,96475
0,344 2,286 0,11834 5,225796 0,78638
2,58 12,746 1,429 32,65711 6,70206

Tabel 16. Data Metode Kuadrat Terkecil Sudut 45 °


x y x2 y2 x.y
0,478 2,8 0,22848 7,84 1,3384
0,376 2,68 0,14138 7,1824 1,00768
0,308 2,556 0,09486 6,533136 0,78725
0,272 2,424 0,07398 5,875776 0,65933
0,202 2,286 0,0408 5,225796 0,46177
1,636 12,746 0,57951 32,65711 4,25443
Gambar 3. Grafik Mekucil pada Sudut 30 °

at = 1, 2804

Gambar 4. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada Sudut 45 °

at = 1,8985
5. Kesalahan relative
a f − at
= KSR ×100%
af
KP 100% − KSR
=

a f − at a f − at
KSR30o
= ×100% KSR
= 45o
×100%
af af
3, 2600 − 1, 2804 4, 619764304 − 1,8985
=KSR30o = ×100% KSR45o ×100%
3, 2600 4, 619764304
KSR30o = 60, 72392% KSR45o = 58,90482%

KP 100% − KSR
= KP 100% − KSR
=
KP 100% − 60, 72392%
= KP 100% − 58,90482%
=
KP = 39, 27607% KP = 41, 09517%

3.3 Pembahasan

Percobaan yang berjudul gerak bergulir di bidang miring ini bertujuan untuk
mengetahui aspek yang memengaruhi benda bergulir pada bidang miring, pengaruh
sudut benda miring yang memengaruhi benda bergulir terhadap kecepatan benda, dan
mengetahui percepatan dari benda bergulir pada bidang miring.
Percobaan ini diawali dengan melakukan percobaan sederhana menggunakan
alat yang mudah didapat oleh praktikan di rumah. Dengan memanfaatkan papan,
silinder atau kayu besi padat sebagai bidang miring yang diatur derajat kemiringannya
dengan busur derajat, dan mengukur diameter silinder secara berulang menggunakan
mistar. Pada pengukuran diameter silinder pejal padat didapatkan 5,81 cm dengan jari-
jari 2,905±0 cm. Setelah dilakukan pengukuran pada diameter dan jari-jari benda yang
akan digulirkan, praktikan menentukan derajat kemiringan yang akan digunakan.
Percobaan dilakukan dengan dua variasi derajat kemiringan, 5 variasi h pada setiap
derajat, dan 5 variasi waktu pada setiap h. Total percobaan yang dilakukan praktikan
adalah 2 variasi waktu, 10 variasi h, dan 50 variasi waktu.
Setelah dilakukan pengukuran dimensi silinder dan h dari benda bergulir pada
kemiringan, praktikan melakukan pengolahan data untuk mencari rata-rata waktu yang
dibutuhkan pada variasi kemiringan dan h yang digunakan, rata-rata jari-jari silinder,
kecepatan yang dibutuhkan benda berdasarkan h yang digunakan, grafik kecepatan
2
terhadap waktu, percepatan dengan formula a f = g sin α , percepatan dengan metode
3
kuadrat terkecil, dan kesalahan relatif yang terjadi pada percobaan.
Pada percobaan dengan sudut kemiringan 30 ° dan 45 °, praktikan membagi h
menjadi 5 variasi, yaitu 60 cm, 55 cm, 50 cm, 45 cm, dan 40 cm. Semakin besar nilai
derajat kemiringan yang dilakukan, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan benda
untuk bergulir sampai ke lantai atau dasar. Dengan demikian, derajat kemiringan
berbanding terbalik dengan waktu bergulir. Pada percobaan dengan kemiringan 30 ° dan
45 °, didapatkan rata-rata waktu:
• Sudut 30 °
1) Variasi h ke-1 =0,736±0,034 s
2) Variasi h ke-2 =0,592±0 s
3) Variasi h ke-3 =0,510±0 s
4) Variasi h ke-4 =0,398±0 s
5) Variasi h ke-5 =0,344±0 s

• Sudut 45 °
1) Variasi h ke-1 =0,478±0 s
2) Variasi h ke-2 =0,376±0 s
3) Variasi h ke-3 =0,308±0 s
4) Variasi h ke-4 =0,272±0 s
5) Variasi h ke-5 =0,202±0 s

Dari hasil percobaan yang didapat, dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai h dan
derajat kemiringan papan pada benda bergulir di bidang miring, semakin sedikit waktu
yang dibutuhkan benda untuk sampai ke laintai atau dasar. Setelah itu, praktikan
mencari data kecepatan pada setiap bergulirnya benda pada bidang miring dengan data
sebagai berikut:
• Sudut 30 ° dan 45 °
6) Variasi h ke-1 = 2,800 m/s
7) Variasi h ke-2 = 2,680 m/s
8) Variasi h ke-3 = 2,556 m/s
9) Variasi h ke-4 = 2,424 m/s
10) Variasi h ke-5 = 2,286 m/s
Berdasarkan pada data yang telah didapatkan, nilai keceoatan benda berkaitan dengan h
dari benda tersebut. Semakin besar nilai h yang dimiliki, semakin tinggi nilai
kecepatannya atau berbanding lurus dan berhubungan dengan benda yang digulirkan
serta gravitasi bumi. Setelah itu, percepatan gravitasi bumi didapatkan dengan formula
2
a f = g sin α . Berikut hasil yang didapatkanpraktikan:
3
• Percepatan gravitasi pada sudut 30 ° = 3,260 m 2
s
• Percepatan gravitasi pada sudut 45 ° = 4,619764304 m 2
s
Berdasarkan data yang didapat, percepatan gravitasi yang dimiliki sudut 45 ° lebih
tinggi dibandingkan dengan percepatan gravitasi yang dimiliki sudut 30°. Kesalahan
relatif yang dimiliki pada sudut 30 ° adalah 60,72392% dan sudut 45 ° adalah
58,90482%. Semakin tinggi kemiringan suatu sudut, maka semakin kecil persentase
kesalahan yang dimiliki pada suatu benda bergulir pada benda miring.
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah melakukan beberapa rangkaian percobaan, kesimpulan yang dapat diambil:


4.1 Praktikan dapat mengetahui faktor yang terdapat pada saat benda bergulir pada
benda miring, seperti waktu bergulir, diameter benda bergulir, dan lainnya.
4.2 Praktikan dapat mengatahui pengaruh sudut benda miring terhadap kecepatan
benda. Berbanding lurus, semakin tinggi sudut benda miring, semakin tinggi nilai
kecepatan apabila tidak ada aspek lainnya yang memengaruhi.
4.3 Mengetahui percepatan dari benda bergulir pada bidang miring pada sudut 30 ° dan
45 ° dengan waktu yang memengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA

Chusni, M. M., Rizaldi, M. F., Nurlaela, S., Nursetia, S., & Susilawati. (2018).
Penentuan momen inersia benda silinder pejal dengan integral dan tracker. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK), 4 (1).
Goldstein, H. (1950). Classical Mechanics. Addison Wesley Publishing Company Inc.
Handayani, I.D., Lailiyah, S., & Taqwa, M. R. A. (2019). Pemahaman konsep
mahasiswa dalam menentukan posisi, jarak tempuh, dan perpindahan. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika dan Integrasinya, 2 (2).
Khoiri, H., Wijaya, A. K., & Kusmawati, I. (2017). Identifikasi miskonsepsi buku ajar
fisika sma kelas x pada pokok bahasan kinematika gerak lurus. Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika, 2 (2).
Setyono, A., Nugroho, S. E., & Yulianti, I. (2016). Analisis kesulitan siswa dalam
memecahkan masalah fisika berbentuk grafik. Unnes Physics Education Journal.
5 (3).
LAMPIRAN

• Objek Gulir

• Papan 60 cm
• Busur Derajat

• Sudut 30 °

• Sudut 45 °
• Praktikum menggulirkan

Anda mungkin juga menyukai