Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Resonator udara merupakan alat yang dilalui oleh udara dan menghasilkan suatu bunyi.
Resonator udara yang ada seperti pipa organa terbagi menjadi dua jenis, yaitu pipa
organa terbuka dengan kedua ujungnya yang terbuka dan pipa organa tertutup dengan
salah satu ujungnya yang terbuka. Pipa organa dengan ujung yang terbuka memiliki
gelombang ujung berupa regangan dan pada bagian ujung yang tertutup berupa rapatan.
Pengaplikasian resonator udara ini dapat diaplikasikan menggunakan botol kaca yang
memiliki 3 variasi ukuran, yaitu 0,21 m, 0,115 m, dan 0,09 m dengan meniup ujung
bibir botol. Pada setiap variasi ukuran dilakukan dua kali percobaan dengan mengukur
frekuensi bunyi botol kosong dan berisi air. Dalam percobaan ini akan diamati nilai dari
panjang gelombang, kecepatan rambat bunyi, dan frekuensi yang dimiliki oleh botol
kaca dengan beberapa variasi perlakuan. Berdasarkan pada rumus v = λ f , didapatkan
bahwa nilai frekuensi berbanding terbalik dengan panjang gelombang yang dimiliki
oleh botol kaca dan berbanding lurus dengan nilai kecepatan rambat bunyi botolnya.
Tinggi botol juga memengaruhi nilai frekuensi yang ada berdasarkan pada dimensi
(panjang) botol yang dimiliki. Semakin tinggi botol, semakin besar pula nilai panjang
gelombang yang dimiliki dan semakin kecil nilai dari frekuensi bunyi yang dihasilkan
oleh botol kaca tersebut.

Kata kunci: Pipa organa terbuka, pipa organa tertutup, λ , f , v


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Segala benda yang berhubungan dengan alam menjadi pembalajaran yang


dibahas pada fisika, salah satunya adalah resonator udara. Resenator pipa udara
adalah alat yang dilalui udara untuk menghasilkan sebuah bunyi (Susanto, n.d.).
Bunyi yang dihasilkan dari kolom pipa berbeda-beda berdasarkan dengan jenis pipa
yang digunakan berupa gelombang longitudinal. Terdapat dua jenis pipa udara, yaitu
pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Pipa organa terbuka merupakan pipa
yang kedua ujungnya terbuka dengan kedua ujungnya berupa regangan dan terdiri
dari perut gelombang serta simpul. Kemudian, pipa organa tertutup merupakan pipa
yang salah satu ujungnya tertutup dengan gelombang rapatan salah satu ujung
terbuka dengan gelombang regangan (Nurkholis et al., 2014).
Pengaplikasian resonator udara di kehidupan sehari-hari sudah banyak
ditemukan. Pembuktian dari kerja resonator yang baik dapat dilakukan disertai
dengan pemahaman konsep-konsep yang ada. Resonator udara memiliki beberapa
aspek yang dapat dilakukan percobaan, yaitu panjang gelobang bunyi berdasarkan
dimensi objek, frekuensi bunyi, dan cepat rambat bunyi (Astuti, 2016).

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Praktikan dapat memahami mengenai pipa udara terbuka dan tertutup.
1.2.2 Praktikan dapat menentukan panjang gelombang dan frekuensi dari tinggi kolom
pipa udara.
1 . 2 . 3 Praktikan dapat memahami hubungan tinggi kolom pipa udara dengan frekuensi
bunyi.
BAB II
METODE DAN PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan Percobaan


2.1.1 Ponsel
Ponsel digunakan sebagai media untuk menggunakan aplikasi spectroid dalam
mengukur frekuensi.
2.1.2 Botol Kaca
Botol kaca dengan beberapa variasi ukuran digunakan sebagai objek untuk
mengukur frekuensi bunyi.
2.1.3 Mistar
Mistar digunakan sebagai alat untuk mengukur dimensi botol kaca.
2.1.4 Air
Sebagai bahan untuk menghasilkan variasi frekuensi bunyi pada botol kaca.

2.2 Kajian Rumus

2.2.1 Panjang botol


L ± ∆L
2.2.2 Panjang gelombang frekuensi nada dasar
λ0 = 2L (Pipa organa terbuka)
λ0 = 4L (Pipa organa tertutup)
2.2.3 Cepat rambat bunyi

v0 = f 0 λ0
2.2.4 Panjang gelombang

=λn λ0 2n + 1
2.2.5 Cepat rambat bunyi pada nada ke-n

vn = λn f n
2.2.6 KSR
v − vlit
= KSR ×100%
vlit
2.2.7 KSP
=KP 100% − KSR

2.3 Prosedur Percobaan

1 . Diunduh aplikasi spectroid pada ponsel dan dipahami cara kerjanya.


2 . Dilakukan pengetesan frekuensi pada aplikasi dengan siulan.
3 . Dikumpulkan beberapa botol kaca dan dicatat frekuensi nada dasarnya
dengan aplikasi spectroid.
4 . Ditentukan panjang gelombang bunyi berdasarkan dimensi (panjang) botol
yang dianggap sebagai kolom udara tertutup.
5 . Ditentukan kecepatan rambat bunyi di udara dan sesatannya dari frekuensi
nada dasar yang terukur pada Langkah no.3 dan panjang gelombang pada
nada dasar no.4.
6 . Diulangi pengukuran botol yang lain dan botol yang diisi air sebagian.
7 . Dibuat jurnal artikel untuk laporan kegiatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Percobaan

3.1.1 Frekuensi Percobaan Siulan

Frekuensi percobaan siulan terukur 1336Hz

3.1.2 Data Percobaan Pipa Udara Tertutup

Tabel 1. Data Percobaan Pipa Udara


Panjang Botol fbk fa
Botol
(m) (Hz) (Hz)
Besar 0,21 229 313
Sedang 0,115 568 891
Kecil 0,09 785 1031

Keterangan:
fbk = Frekuensi botong kosong
f a = Frekuensi botol berisi air ½ botol

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Panjang Botol

L ± ∆L

1
Dengan ∆L = × Skala terkecil alat ukur
2
1
∆L = × 0, 001m
2
∆L = 0, 0005m
Berikut tabel panjang botol yang telah diukur:

Tabel 2. Panjang Botol


L ± ∆L
Panjang Botol
(m)
Besar 0,21±0,0005
Sedang 0,115±0,0005
Kecil 0,09±0,0005

3.2.2 Panjang Gelombang Frekuensi Nada Dasar


 Pipa organa terbuka
λ0 = 2L
• Botol berukuran besar
λ0 = 2 L
λ0 = 2 × 0, 21
λ0 = 0, 42m
• Botol berukuran sedang
λ0 = 2 L
λ0 = 2 × 0,115
λ0 = 0, 23m
• Botol berukuran kecil
λ0 = 2 L
λ0 = 2 × 0, 09
λ0 = 0,18m
 Pipa organa tertutup
λ0 = 4L
• Botol berukuran besar
λ0 = 4 L
λ0 = 4 × 0, 21
λ0 = 0,84m
• Botol berukuran sedang
λ0 = 4 L
λ0 = 4 × 0,115
λ0 = 0, 46m
• Botol berukuran kecil
λ0 = 4 L
λ0 = 4 × 0, 09
λ0 = 0,36m

3.2.3 Cepat Rambat Bunyi

v0 = f 0 λ0
 Pipa organa terbuka

Tabel 3. Cepat rambat bunyi pipa organa terbuka

Botol Kosong Botol Berisi Air


Botol v0 (m/s) v0 (m/s)
Besar 96,18 131,46
Sedang 130,64 204,93
Kecil 141,3 185,58

 Pipa organa terutup


Tabel 4. Cepat rambat bunyi pipa organa tertutup
Botol Kosong Botol Berisi Air
Botol v0 (m/s) v0 (m/s)
Besar 192,36 262,92
Sedang 261,28 409,86
Kecil 282,6 371,16
3.2.4 Panjang Gelombang, Frekuensi, dan Cepat Rambat Bunyi Nada ke-n

λn λ0 2n + 1
• =
• Panjang gelombang organa terbuka
2L
λn =
n +1
• Panjang gelombang organa tertutup
4L
λn =
2n + 1
• Cepat rambat bunyi nada ke-n
vn = λn f n

 Nada dasar pipa organa terbuka

Tabel 5. Nada dasar pipa organa terbuka


Nilai dasar pipa organa terbuka
Botol Besar
Nilai Dasar ke- f (Hz) v (m/s)
λ (m)
n Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,4200 229 313 96,18 131,36
1 0,2109 456 626 96,18 131,36
2 0,1400 687 939 96,18 131,36
3 0,1050 916 1252 96,18 131,36
4 0,0840 1145 1565 96,18 131,36
5 0,0700 1374 1878 96,18 131,36
Botol Sedang
Nilai Dasar ke- f (Hz) v (m/s)
λ (m)
n Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,2300 568 891 130,64 204,93
1 0,1150 1136 1782 130,64 204,93
2 0,0760 1704 2673 130,64 204,93
3 0,0575 2272 3564 130,64 204,93
4 0,0460 2840 4455 130,64 204,93
5 0,0383 3408 5346 130,64 204,93
Botol Kecil
Nilai Dasar ke- f (Hz) v (m/s)
λ (m)
n Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,1800 785 1031 141,3 185,58
1 0,0900 1570 2062 141,3 185,58
2 0,0600 2355 3093 141,3 185,58
3 0,0450 3140 4124 141,3 185,58
4 0,0360 3925 5155 141,3 185,58
5 0,0300 4710 6186 141,3 185,58
 Nada dasar pipa organa tertutup

Tabel 6. Nada dasar pipa organa tertutup


Nilai dasar pipa organa tertutup
Botol Besar
Nilai Dasar f (Hz) v (m/s)
λ (m)
ke- Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,8400 229 313 192,36 262,92
1 0,2800 687 939 192,36 262,92
2 0,1680 1145 1565 192,36 262,92
3 0,1200 1603 2191 192,36 262,92
4 0,0930 2601 2817 192,36 262,92
5 0,0763 2519 3443 192,36 262,92
Botol Sedang
Nilai Dasar f (Hz) v (m/s)
λ (m)
ke- Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,4600 568 891 261,28 409,86
1 0,1530 1704 2673 261,28 409,86
2 0,0920 2840 4455 261,28 409,86
3 0,0660 3976 6237 261,28 409,86
4 0,0510 5112 8019 261,28 409,86
5 0,0418 6248 9801 261,28 409,86
Botol Kecil
Nilai Dasar f (Hz) v (m/s)
λ (m)
ke- Botol kosong Botol berisi air Botol kosong Botol berisi air
0 0,3600 785 1031 282,6 371,16
1 0,1200 2355 3093 282,6 371,16
2 0,0720 3925 5155 282,6 371,16
3 0,0514 5495 7217 282,6 371,16
4 0,0400 7065 9279 282,6 371,16
5 0,0327 8635 11341 282,6 371,16

3.2.5 KSR

v − vlit
KSR
= ×100%
vlit
vlit = 343 m
s

Tabel 7. Nilai KSR Pipa Organa Tertutup


Botol KSR
Kosong 43,918%
Besar
Berisi Air 23,346%
Kosong 23,825%
Sedang
Berisi Air 19,492%
Kosong 17,609%
Kecil
Berisi air 8,209%
3.2.6 KP
=KP 100% − KSR

Tabel 8. Nilai KP Pipa Organa Tertutup


Botol KSR
Kosong 56,082%
Besar
Berisi Air 76,654%
Kosong 76,175%
Sedang
Berisi Air 80,508%
Kosong 82,391%
Kecil
Berisi air 91,791%

3.3 Analisa Data

Praktikum mengenai resonator udara ini dilakukan menggunakan botol kaca sebagai
objek percobaan untuk mengetahui frekuensi bunyi. Percobaan juga dilakukan dengan
alat pendukung lainnya, seperti mistar sebagai pengukur panjang gelombang dengan
dimensi botol, ponsel untuk menggunakan aplikasi spectroid sebagai pengukur
frekuensi, dan air untuk menambahkan variasi frekuensi pada percobaan.
Aplikasi spectroid ini membantu praktikan dalam mengukur frekuensi pada botol
yang ditiup. Aplikasi ini dapat diundul pada ponsel pintar. Cara penggunaannya cukup
mudah, praktikan cukup membuka aplikasi spectroid yang telah diunduh pada ponsel
pintar. Setelah itu, lihat gelombang frekuensi yang bergerak saat ada bunyi disekitar
ponsel pintar. Kemudian, cek frekuensi dengan siulan di tempat yang sepi yang tidak
banyak gangguan suara. Saat bersiul, praktikan dapat menjeda frekuensi dengan
menekan tombol yang berada di tengah kanan atas. Setelah itu, lihat frekuensi yang
diukur pada bagian kiri layar dan catat frekuensi yang ada. Seperti pada percobaan
renator udara tertutup di bawah ini, terlihat frekuensi nada dasar yang didapat adalah
sebesar 891 Hz.

Gambar 1. Percobaan Spectroid


(Sumber: pribadi)
Dalam mengukur frekuensi nada dasar menggunakan aplikasi spectroid ini cukup efektif
dan mudah karena meliliki tampilan aplikasi yang mudah dipahami dan jelas. Percobaan
menggunakan aplikasi spectroid ini akan tidak efektif saat lingkungan dari pengguna
melakukan percobaan dengan aplikasi dipengaruhi oleh suara lainnya atau gangguan.
Dalam mengukur frekuensi dengan perlakuan tiup bibir botol dalam percobaan ini
cukup efektif saat praktikan mengeluarkan energi untuk meniup botol dengaan konstan
dalam setiap percobannya, sehingga dihasilkan nilai yang cukup akurat. Perlakuan
meniup bibir botol ini akan memengaruhi frekuensi bunyi yang ada pada setiap botol.
Perbedaan yang sangat terlihat pada saat bibir botol kaca ditiup ketika adanya
penambahan volume air di dalam botol. Semakin banyak air yang dimasukkan ke dalam
botol tersebut, semakin tinggi juga nilai frekuesi bunyi yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil pengelohan data di atas, nilai kecepatan rambat bunyi di udara
yang dihasilkan dari pipa organa terbuka dan tertutup akan lebih kecil nilainya
dibandingkan dengan botol yang diamsumsikan pipa organa terbuka yang sudah diberi
air. Dilihat dari nilai percobaan yang didapat, volume air yang terdapat pada botol
sangat memengaruhi nilai cepat rambatnya. Semakin tinggi volume air yang dimiliki
oleh suatu botol, semakin banyak besar pula nilai cepat rambat bunyi yang dimiliki
(Widodo et al., 2021).
Frekuensi yang didapat dari hasil percobaan resonator udara ini memiliki nilai yang
berbeda-beda berdasarkan getarannya dan benda lain yang memengaruhinya. Pada
percobaan ini, nilai frekuensi bunyi yang dihasilkan botol kaca kosong memiliki nilai
yang lebih kecil dibandingkan dengan botol kaca yang berisi air. Hal ini disebabkan
adanya benda lain yang memengaruhi nilai frekuensi, yaitu air. Frekuensi yang
didapatkan ini berbanding lurus dengan cepat rambat bunyi yang dihasilkan dari
percobaan, sedangkan dengan panjang gelombang berbanding terbalik. Pernyataan ini
berdasarkan pada rumus yang ada, yaitu v = λ f .
Percobaan yang dilakukan pada botol kosong dan botol berisi air ini memiliki
perbedaan. Meskipun panjang gelombang bunyi yang dimiliki oleh kedua botol sama,
nilai frekuensi dan cepat rambat yang dimiliki memiliki nilai yang berbeda. Dapat
dilihat dari perbedaan nilai yang dimiliki bahwa air memengaruhi suatu bunyi yang
dihasilkan oleh benda, semakin banyak volume air yang ada pada benda tersebut, maka
semakin besar juga nilai frekuensi dan cepat rambat bunyi yang dimiliki. Hal ini terjadi
karena bunyi lebih cepat merambat pada air dibandingkan dengan udara saja.
Dilihat dari tinggi kolom pipa udara yang dimiliki oleh suatu benda, dapat dilihat
bahwa semakin tinggo kolom pipa udara yang ada, semakin kecil nilai panjang
gelombang bunyi yang dihasilkan. Namun, nilai frekuensi dan cepat rambat yang
dimiliki pada kolom pipa yang tinggi akan semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari
rumus yang ada, yaitu v = λ f . Panjang gelombang yang ada pada pipa didasarkan pada
dimensi (panjang) botol kaca. Semakin tinggi botol kaca yang ada, maka semakin besar
nilai panjang gelombang yang dimiliki dan semakin kecil nilai frekuensi yang ada. Jadi,
nilai frekuensi memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan panjang gelombang dan
berbanding lurus dengan cepat rambat bunyi.
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah melakukan beberapa rangkaian percobaan, kesimpulan yang dapat diambil:


4.1 Praktikan dapat memahami mengenai pipa udara terbuka yang memiliki kedua
ujuang yang terbuka dan pipa udara tertutup yang salah satu ujungnya tertutup.
4.2 Praktikan dapat menentukan panjang gelombang dan frekuensi dari tinggi kolom
pipa udara yang memiliki nilai yang tegak lurus antara panjang gelombang dan
frekuensi bunyi.
4.3 Praktikan dapat memahami hubungan tinggi kolom pipa udara dengan frekuensi
Bunyi yang memiliki nilai yang tegak lurus.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. A. D. (2016). Pengembangan Alat Eksperimen Cepat Rambat Bunyi dalam


Medium Udara dengan Menggunakan Metode Time of Flight (TOF) dan
Berbantuan Software Audacity. Unnes Physics Education Journal, 5 (3).
Nurkholis, Junaidi, & Surtono, A. (2014). Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data
Resonasi Gelombang Bunyi menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis
Mikrokontroler ATmega 8538. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 2 (2).
Widodo, W., Sunarti, T., Budiyanto, M., & Maulida, N. (2012). Fisika 2 materi esensial
fisika: Gelombang, optik, bunyi, kelestrikan dan kemagnetan. Universitas Negeri
Surabaya Press.
Susanto, R. (n.d.). Rancang Bangun Helmholtz Resonator sebagai Filter Frekuensi
dengan Analogi Resistor. STMIK Duta Bangsa Surakarta Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai