Anda di halaman 1dari 35

Sri Mulyani

200110190060

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PESAWAT ATWOOD
(M – 2)

Nama : SRI MULYANI

NPM : 200110190060

Partner : Acep, Ananda, Ilman, Zidan, Rama, Syifa, Sultan, Yoshe

NPM : 083, 087, 084, 063, 086, 088, 085, 062

Fakultas / Departemen : PETERNAKAN / ILMU PETERNAKAN


Kelas / Kelompok :F/1

Tanggal : 20 April 2020

Hari / Jam : Senin / 10.30-13.00

Nama Asisten : Nabilah Putri

LABORATORIUM FISIK A DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAK ULTAS MATEMATIK A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020

1
Sri Mulyani
200110190060

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PESAWAT ATWOOD

M-2

NAMA : SRI MULYANI


NPM : 200110190060
PARTNER : Acep, Ananda, Ilman, Zidan, Rama, Syifa, Sultan,
Yoshe
NPM : 083, 087, 084, 063, 086, 088, 085, 062
DEPARTEMEN/FAKULTAS : ILMU PETERNAKAN/PETERNAKAN
JADWAL PRAKTIKUM : Senin, 10.30-13.00

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 27 April 2020


Asisten

___________________________
NPM

2
Sri Mulyani
200110190060
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum Pesawat Atwood dengan tujuan menentukan


percepatan katrol dan menentukan kecepatan untuk memperlihatkan berlakunya
hukum Newton, dan dapat menghitung momen kelembaman (inersia) katrol. Alat
dan bahan yang digunakan adalah pesawat atwood, neraca ohaus, stopwatch, dua
buah beban, dan lain sebagainya. Dimana pesawat atwood merupakan suatu alat
yang dapat mempermudah kita untuk mengetahui penerapan gerak transalisi dan
gerak rotasi suatu benda. Pada praktikum kali ini terdapat 2 kegiatan yaitu kegiatan
pertama menentukan percepatan dan momen inersia, dimana analisis yang
digunakan untuk menemukan percepatan dan momen inersia dengan menggunakan
perhitungan dan dengan menggunakan analisis perhitungan. Untuk kegiatan kedua
menentukan kecepatan dengan menggunaka analisis garfik dan analisis
perhitungan.

Kata kunci: pesawat atwood, momen inersia, hukum newton, kecepatan,


percepatan

3
Sri Mulyani
200110190060

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan dan mengalami


pergerakan. Kendaraan, hewan, manusia dan benda-benda di sekitar kita selalu
bergerak. Pengamatan terhadap benda bergerak akan mudah dilakukan bila
benda tersebut bergerak lambat, sedangkan jika benda bergerak cepat maka
pengamatan akan sulit dilakukan. Secara alamiah, pengukuran statis memang
lebih mudah dari pada pengukuran dinamis.
Gerak itu sendiri dapat terjadi karena adanya tarikan atau dorongan,
yang disebut gaya, adalah yang menyebabkan sebuah benda bergerak dan tanpa
adanya gaya, sebuah benda yang sedang bergerak akan segera berhenti. Sebuah
benda yang sedang diam, yang berarti bahwa bila tidak ada gaya yang bekerja,
sebuah benda akan terus diam. Sebuah benda yang mula-mula diam, akan dapat
bergerak jika mendapat pengaruh atau penyebab yang bekerja pada benda
tersebut. Penyebabnya dapat berupa pukulan, tendangan, sundulan, atau
lemparan.
Dalam fisika, penyebab gerak tersebut dinamakan gaya. Ilmu yang
mempelajari tentang gerak dengan memperhitungkan gaya penyebab dari gerak
tersebut dinamakan dinamika gerak. Mempelajari gerak merupakan suatu dasar
yang penting dalam ilmu fisika. Setelah mempelajari gerak dalam mata kuliah
fisika dasar, praktikum mengenai gerak ini sangat diperlukan agar mahasiswa
lebih mengerti mengenai konsep gerak ini.
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan
hubungan antara tegangan, energi potenisial dan energi kinetic dengan
menggunakan dua pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada
sebuah katrol. Benda yang lebih berat diletakkan lebih tinggi posisinya
dibanding benda yang bermassa lebih ringan, jadi benda yang lebih berat akan

4
Sri Mulyani
200110190060
turun karena gravitasi dan menarik benda yang bermassa lebih ringan karena
adanya tali dan katrol.
Pada pesawat atwood terjadi hukum newton II, karena pada pesawat
atwood terdapat unsur-unsur penyusun persamaan pada hukum newton II, yaitu
massa dan percepatan, massa didapat dari dua buah sistem pada pesawat
atwood, sedangkan percepatan menggunakan dari percepatan gravitasi bumi.
Jumlah-jumlah gaya yang terdapat pada pesawat atwood juga ada, meliputi gaya
berat, dan gaya tegangan tali. Jika massa katrol tidak diabaikan maka terdapat
komponen inersia pada katrol tersebut.
Pesawat atwood dapat bekerja dengan memanfaatkan hukum newton II,
yaitu “percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya, arah percepatan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Dimana pada pesawat
atwood digunakan 2 pemberat yang dihubungkan dengan tali pada sebuah
katrol. Benda yang massanya lebih berat akan jatuh dan benda yang massanya
lebih ringan akan tertarik naik, karen adanya tali dan katrol yang
menghubungkan.

1.2 Tujuan

1. Menentukan percepatan katrol


2. Menetukan kecepatan

5
Sri Mulyani
200110190060

BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Fungsi

2.1.1 Pesawat atwood


2.1.1.1 Katrol yang bergerak bebas pada sumbunya
Berfungsi sebagai pengubah arah gaya tali dari penarik keatas menjadi
menarik mekanik kebawah.
2.1.1.2 Tiang penggantung
Fungsi: untuk menggantung katrol
2.1.1.3 Penjepit silinder
Fungsi: untuk menahan silinder beban
2.1.1.4 Penahan beban
Fungsi: untuk menahan piringan beban
2.1.1.5 Kaki-kaki penyangga tiang
Fungsi: untuk menjaga tiang agar tetap tegak dan tetap seimbang

Gambar 2.1.1 Pesawat Atwood


2.1.2 Dua buah beban silinder (m1 dan m2)
Alat yang berfungsi sebagai objek pada percobaan M-2

6
Sri Mulyani
200110190060

Gambar 2.1.2 Beban silinder


2.1.3 Dua piringan beban mb
Alat yang berfungsi sebagai pemberat tambahan pada percobaan M-2
2.1.4 Neraca ohaus
Alat untuk mengukur massa yang memiliki ketelitian 0, 1gram yang
terdiri dari tiga skala yaitu, ratusan gram, puluhan gram, dan satuan
gram.

Gambar 2.1.4 Neraca Ohaus


2.1.5 Tali penggantung beban
Alat untuk mengikat beban silinder m1 dan m2
2.1.6 Stopwach
Alat untuk mengukur ketika beban silinder dijatuhkan

Gambar 2.1.6 Stopwach

2.2 Prosedur percobaan

Percobaan I
1. Timbang massa beban m1, m2, dan mb menggunakan neraca teknis

7
Sri Mulyani
200110190060
sebanyak tiga kali.
2. Gantungkan sepasang silinder pada katrol sedemikian rupa, sehingga m1
dijepit, sedangkan m2 tergantung bebas sejajar A. Penahan beban
diletakkan pada titik B dan penyangga silinder diletakkan pada titik C.
Atur sedemikian rupa sehingga AB=30 cm.
3. Letakkan piring beban mb pada permukaan m2 dan siapkan stopwatch.
4. Bebaskan m1 dari penjepit dan hidupkan stopwatch.
5. Tepat pada saat piring beban mb tersangkut oleh penyangkut beban,
matikan stopwatch. Catat penunjukan waktu oleh stpwach. Untuk jarak
AB yang sama, Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.
6. Ulangi prosedur 1-4 diatas untuk AB yang lain. (AB=35 cm, 40 cm, 45
cm, 55 cm, 60 cm 70 cm)

Percobaan II:
1. Siapkan percobaan seperti prosedur 2 dan 3 pada percobaan I. buat jarak
AB 60 cm dan atur penyangga silinder di titik C sehingga BC=23 cm.
2. Bebaskan silinder m1 dari penjepit. Tepat pada saat piringan beban mb
tersangkut pada penyangkut beban B, hidupkan stopwatch. Silinder m2
akan terus melanjutkan geraknya ke titik C dengan kecepatan yang bisa
dikatakan konstan.
3. Tepat pada saat m2 mecapat titik C, matikan stopwatch. Catat waktu
yang ditunjukkan oleh stopwatch. Lakukan percobaan sebanyak tiga
kali.
4. Ulangi prosedur 1-3 untuk jarak BC sama dengan 28 cm, 33 cm, 38 cm,
43 cm).

8
Sri Mulyani
200110190060
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data

Pengukuran massa benda

Massa (Gram)
No
m1 m2 mb
1 71,15 70,31 6,78+6,66
2 71,16 70,32 6,76+6,67
3 71,14 70,30 6,78+6,66

71,15 70,31 6,71

Percobaan I

Pengukuran waktu tempuh benda untuk variasi jarak AB

Waktu Jarak AB (cm)


No
(s) 30 35 40 45 50
1 t1 1,15 1,47 1,71 1,80 1,91
2 t2 1,18 1,50 1,67 1,82 1,96
3 t3 1,20 1,50 1,71 1,87 1,93
T 1,17 1,49 1,69 1,83 1,93

9
Sri Mulyani
200110190060
Percobaan II

Pengukuran waktu tempuh benda untuk berbagai jarak BC

Jarak Waktu Jarak BC (cm)


No
AB (s) 23 28 33 38 43
1 t1 1,93 1,99 2,11 2,27 2,30
2 60 t2 1,92 2,08 2,08 2,23 2,27
3 t3 1,99 2,02 2,14 2,30 2,31
1,94 2,03 2,11 2,26 2,29

3.2 Pengolahan Data

1. Massa rata rata


Rumus :
∑𝑚
𝑚=
𝑁

∑(𝑚 − 𝑚)2
∆𝑚 = √
𝑁(𝑁 − 1)

Tabel 1. Massa beban silinder 1

NO M1 (𝑚1 − 𝑚)2
1 71,15 0
2 71,16 1 𝑥 10−4
3 71,14 1 𝑥 10−4

10
Sri Mulyani
200110190060

∑ 213,45 2 𝑥 10−4

213,45
𝑚1 = = 71,15 𝑔𝑟𝑎𝑚
3

2 𝑥 10−4
∆𝑚1 = √
3(3 − 1)

2 𝑥 10−4
=√
6

= 0,00577 𝑔𝑟𝑎𝑚

Tabel 2. Massa beban silinder 2

NO M1 (𝑚1 − 𝑚)2
1 70,31 0
2 70,30 1 𝑥 10−4
3 70,30 1 𝑥 10−4
∑ 210,91 2 𝑥 10−4

210,93
𝑚1 = = 70,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
3

2 𝑥 10−4
∆𝑚1 = √
3(3 − 1)

2 𝑥 10−4
=√
6

= 0,00577 𝑔𝑟𝑎𝑚

Tabel 3. Massa beban piringan

11
Sri Mulyani
200110190060

NO Mb (𝑚𝑏 − 𝑚)2
1 6,7 49 𝑥 10−4
2 6,76 25 𝑥 10−4
3 6,78 49 𝑥 10−4
∑ 20,32 123 𝑥 10−4

20,32
𝑚𝑏 = = 6,71 𝑔𝑟𝑎𝑚
3

123 𝑥 10−4
∆𝑚𝑏 = √
3(3 − 1)

123 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0452 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Percepatan literature

Rumus = 𝑎𝑙𝑖𝑡= 𝑚2 − 𝑚1 1=𝑔 ; 𝑚


𝑚2 − 𝑚1 2 = 𝑚2 + 𝑚𝑏

𝑔=9,8 𝑚/𝑠 2

Percobaan I

𝑚2 = 70,31 + 6,71
𝑚2 = 77,02
𝑎 ( 77,02−70.31)
𝑙𝑖𝑡= .9,8
(77,02+70,31)

(6,71)
𝑎𝑙𝑖𝑡 = 𝑥 9,8
(178,02)
𝑎𝑙𝑖𝑡 = 0,376 𝑥 9,8
𝑎𝑙𝑖𝑡= 3,6848 𝑚/𝑠 2

12
Sri Mulyani
200110190060
3. Waktu tempuh rata-rata

Percobaan I

Tabel 1. Waktu untuk jarak AB = 30 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,15 4 𝑥 10−2
2 1,18 1 𝑥 10−4
3 1,20 9 𝑥 10−4
∑ 3,53 14 𝑥 10−4

3,53
𝑡 = = 1,71 𝑠
3

14 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

14 𝑥 10−4
= √
6

= 0,0152 𝑠

Tabel 2. Waktu untuk jarak AB = 35 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,47 4 𝑥 10−4
2 1,50 1 𝑥 10−4
3 1,50 1 𝑥 10−4
∑ 4,47 6 𝑥 10−4

13
Sri Mulyani
200110190060
4,47
𝑡 = = 1,49 𝑠
3

6 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

6 𝑥 10−4
=√
6

= 0,01 𝑥 10−2 𝑠

Tabel 3. Waktu untuk jarak AB = 40 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,71 4 𝑥 10−4
2 1,67 4 𝑥 10−2
3 1,71 4 𝑥 10−4
∑ 5,09 12 𝑥 10−4

5,09
𝑡 = = 1,69 𝑠
3

12 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

12 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0141 𝑠

Tabel 4. Waktu untuk jarak AB = 45 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,80 9,4 𝑥 10−1

14
Sri Mulyani
200110190060

2 1,82 2 𝑥 10−2
3 1,87 4 𝑥 10−2
∑ 5,49 15,4 𝑥 10−4

5,49
𝑡 = = 1,83 𝑠
3

15,4 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

15,4 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0160 𝑠

Tabel 5. Waktu untuk jarak AB = 50 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,91 4 𝑥 10−1
2 1,96 9 𝑥 10−4
3 1,93 1
∑ 5,80 14 𝑥 10−4

5,80
𝑡 = = 1,93 𝑠
3

14 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

14 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0152 𝑠

15
Sri Mulyani
200110190060
Percobaan II

Table 1. Waktu untuk jarak BC 23 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,93 1 𝑥 10−4
2 1,92 4 𝑥 10−1
3 1,99 25 𝑥 10−3
∑ 5,84 30 𝑥 10−4

5,84
𝑡 = = 1,94 𝑠
3

30 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

30 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0223 𝑠

Tabel 2. Waktu untuk jarak BC 28 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 1,99 8 𝑥 10−2
2 2,08 25 𝑥 10−3
3 2,02 2 𝑥 10−2
∑ 6,09 34 𝑥 10−4

6,09
𝑡 = = 2,03 𝑠
3

16
Sri Mulyani
200110190060

14 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

14 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0152 𝑠

Table 3. Waktu untuk jarak BC 33 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 2,11 1
2 2,08 6 𝑥 10−2
3 2,14 9 𝑥 10−4
∑ 6,33 16 𝑥 10−4

6,33
𝑡 = = 2,11 𝑠
3

16 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

16 𝑥 10−4
=√
6

= 1,6 𝑥 10−3 𝑠

Table 4. Waktu untuk jarak BC 38 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 2,27 1 𝑥 10−4
2 2,23 6 𝑥 10−2
3 2,30 4 𝑥 10−2

17
Sri Mulyani
200110190060

∑ 6,80 11 𝑥 10−4

6,80
𝑡 = = 2,26 𝑠
3

11 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

11 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0135 𝑠

Tabel 5. Waktu untuk jarak BC 43 cm (dalam sekon)

NO t (𝑡 − 𝑡 )2
1 2,30 1 𝑥 10−4
2 2,27 4 𝑥 10−1
3 2,31 4 𝑥 10−4
∑ 6,88 9 𝑥 10−4

6,88
𝑡 = = 2,29 𝑠
3

9 𝑥 10−4
∆𝑡 = √
3(3 − 1)

9 𝑥 10−4
=√
6

= 0,0122 𝑠

4. Nilai kecepatan literature

18
Sri Mulyani
200110190060
𝑣𝑙𝑖𝑡 = 𝑎𝑙𝑖𝑡 . 𝑡

A. Untuk AB 30 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0152)
= 0,056 m/𝑠 2

B. Untuk AB 35 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,01 𝑥 10−2 )
= 0,036 𝑚/𝑠 2

C. Untuk AB 40 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0141)
= 0,0519 𝑚/𝑠 2

D. Untuk AB 45 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0160)
= 0,0589 𝑚/𝑠 2

E. Untuk AB 50 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0152)
= 0,0560 𝑚/𝑠 2

F. Untuk BC 23 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0223)
= 0,0821 𝑚/𝑠 2

G. Untuk BC 28 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0152)
= 0,0560 𝑚/𝑠 2

H. Untuk BC 33 cm

19
Sri Mulyani
200110190060
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (1,6 𝑥 10−3 )
= 5,89 𝑚/𝑠 2

I. Untuk BC 38 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0135)
= 0,0497 𝑚/𝑠 2

J. Untuk BC 43 cm
𝑣𝑙𝑖𝑡 = (3,6848). (0,0122)
= 0,0449 𝑚/𝑠 2

5. Nilai percepatan hitungan

Rumus:

2𝐴𝐵 ∆𝐴𝐵 2∆𝑡̅


𝑎ℎ𝑖 = ; ∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = ( 𝐴𝐵 + ) . 𝑎ℎ𝑖𝑡
𝑡̅ 2 𝑡

𝑎ℎ𝑖 ± ∆𝑎ℎ𝑖𝑡
∑ 𝑎ℎ𝑖𝑡 ∑(𝑎ℎ𝑖 −𝑎ℎ𝑖𝑡 )2
𝑎ℎ𝑖𝑡 =
̅̅̅̅̅ ; ∆𝑎̅ = √
𝑁 𝑁 (𝑁−1)

∆𝐴𝐵 = 0,5 𝑐𝑚

Percobaan 1

Tabel 1. Percepatan

NO. 𝐵𝐶 ± ∆𝐵𝐶 𝑡̅ ± ∆𝑡̅ 𝑣 ± ∆𝑣


(m) (sekon) (𝑚/𝑠)
1 0,23 ± 5x10-3 1,94 ± 2,2 x 10-2 0,119 ± 0,004
2 0,28 ± 5x10-3 2,03 ± 2,6 x 10-2 0,138 ± 0,004
3 0,33 ± 5x10-3 2,11 ± 1,7 x 10-2 0,156 ± 0,004

20
Sri Mulyani
200110190060

4 0,38 ± 5x10-3 2,26 ± 2,1 x 10-2 0,168 ± 0,004


5 0,43 ± 5x10-3 2,29 ± 1,2 x 10-2 0,188 ± 0,003

2𝑥 0,3
1. 𝑎ℎ𝑖 = (1,17)2
0,6
𝑎ℎ𝑖 = 1,369 = 0,438 m/s2

5x10−3 2 𝑥 1,5 x 10−2


∆𝑎ℎ𝑖𝑡 =( + ) . 0,438
0,3 1,17
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,017 + 0,026). 0,438
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,043). 0,438
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = 0,019

2𝑥 0,35
2. 𝑎ℎ𝑖 = (1,49)2
0,7
𝑎ℎ𝑖 = 2,22 = 0,315 m/s2

5x10−3 2 𝑥 10−2
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = ( + ) . 0,315
0,35 1,49
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,014 + 0,013). 0,315
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,027). 0,315
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = 0,009

2𝑥 0,4
3. 𝑎ℎ𝑖 = (1,69)2
0,8
𝑎ℎ𝑖 = 2,856 = 0,28 m/s2

5x10−3 2 𝑥 1,4 𝑥 10−2


∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = ( + ) . 0,28
0,4 1,69
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,013 + 0,017). 0,28
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,03). 0,28
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = 0,008

21
Sri Mulyani
200110190060
2𝑥 0,45
4. 𝑎ℎ𝑖 = (1,83) 2
0,9
𝑎ℎ𝑖 = 3.3489 = 0,269 m/s2

5x10−3 2 𝑥 2,1 𝑥 10−2


∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = ( + ) . 0,269
0,45 1,83
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,01 + 0,023). 0,269
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,033). 0,269
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = 0,009

2𝑥 0,5
5. 𝑎ℎ𝑖 = (1,93)2
1
𝑎ℎ𝑖 = 3,725 = 0,268 m/s2

5x10−3 2 𝑥 1,5 𝑥 10−2


∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = ( + ) . 0,268
0,5 1,93
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,01 + 0,016). 0,268
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = (0,026). 0,268
∆𝑎ℎ𝑖𝑡 = 0,007

Tabel 2. Rata-rata Percepata (dalam m/s2)

NO. 𝑣 (𝑣 − 𝑣̅ )2

1 0,119 0,001

2 0,138 0,0003

3 0,156 4 x 10-6

4 0,168 0,0002

5 0,188 0,001

∑ 0,769 0,003

1,57
𝑎̅ =
5

22
Sri Mulyani
200110190060
𝑎̅ = 0,314

0,02
∆𝑎̅ = √
5(5 − 1)

0,02
∆𝑎̅ = √
5(5 − 1)

0,02
∆𝑎̅ = √ = 0,001
20

𝑎̅ ± ∆𝑎̅ = 0,314 ± 0,001

6. Percepat Grafik

AB 𝑡̅ 2

NO x Y Xy x2 y2
1 0,23 1,94 0,4462 0,0529 3,7636
2 0,28 2,03 0,5684 0,0784 4,1209
3 0,33 2,11 0,6963 0,1089 4,4521
4 0,38 2,26 0,8588 0,1444 5,1076
5 0,43 2,29 0,9847 0,1849 5,2441
∑ 1,65 10,63 3,5544 0,5695 22,6883

Grafik hubungan antara AB dan 𝒕̅𝟐

23
Sri Mulyani
200110190060

3,5

2,5

1,5

1
0,3 0,35 0,4 0,45 0,5

Rumus:

2 𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 𝑎𝑡 ; 𝑎𝑡 = 𝑁 ∑ 𝑥 2−(∑ 𝑥)2

5(5,6996) − (2)(13,5189)
𝑎𝑡 =
5(0,825) − (2)2
(28,498) − (27,0378)
𝑎𝑡 =
(4,125) − (4)

1,4602
𝑎𝑡 =
0,125
𝑎𝑡 = 11,6816
2
𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 =
11,6816
𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 0,1712 𝑚⁄𝑠 2
1
𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 =
1,86
𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 0,538 𝑚/𝑠

7. KSR dan KP

24
Sri Mulyani
200110190060
𝑎̅hit−𝑎 𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑎
𝑙𝑖𝑡 𝑙𝑖𝑡
KSR = | |.100% ; KSR = | |.100%
𝑎𝑙𝑖𝑡 𝑎𝑙𝑖𝑡
𝑣̅hit−𝑣 𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡 𝑙𝑖𝑡
KSR = | |.100% ; KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡 𝑣𝑙𝑖𝑡

KP = 100% - KSR

0,314−0,797
A. KSR = | |.100%
0,797
−0,483
KSR = | 0,797 |.100%

KSR = (0,6) x 100%


KSR= 60%
KP = 100% - 60%
KP = 40 %

𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑎
𝑙𝑖𝑡
B. KSR = | |.100%
𝑎𝑙𝑖𝑡

0,1712−0,797
KSR = | |.100%
0,797

KSR = (0,79) x 100%


KSR= 79 %
KP = 100% - 79%
KP = 21 %

𝑣̅hit−𝑣
𝑙𝑖𝑡
C. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,119−1,546
KSR = | |.100%
1,546

KSR = (0,92) x 100%


KSR= 92 %
KP = 100% - 92%
KP = 8 %

𝑣̅hit−𝑣
𝑙𝑖𝑡
D. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

25
Sri Mulyani
200110190060
0,138−1,618
KSR = | |.100%
1,618

KSR = (0,91) x 100%


KSR= 91 %
KP = 100% - 91%
KP = 9 %

𝑣̅hit−𝑣
𝑙𝑖𝑡
E. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,156−1,682
KSR = | |.100%
1,682

KSR = (0,9) x 100%


KSR= 90 %
KP = 100% - 90%
KP = 10 %

𝑣̅hit−𝑣
𝑙𝑖𝑡
F. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,168−1,801
KSR = | |.100%
1,801

KSR = (0,9) x 100%


KSR= 90 %
KP = 100% - 90
KP = 10 %

𝑣̅hit−𝑣
𝑙𝑖𝑡
G. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,188−1,825
KSR = | |.100%
1,825

KSR = (0,9) x 100%


KSR= 90 %
KP = 100% - 90%
KP = 10 %

26
Sri Mulyani
200110190060
𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡
H. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,538 −1,546
KSR = | |.100%
1,546

KSR = (0,65) x 100%


KSR= 65 %
KP = 100% - 65%
KP = 35 %

𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡
I. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,538 −1,618
KSR = | |.100%
1,618

KSR = (0,67) x 100%


KSR= 67 %
KP = 100% - 67%
KP = 33 %

𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡
J. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,538 −1,682
KSR = | |.100%
1,682

KSR = (0,68) x 100%


KSR= 68 %
KP = 100% - 68%
KP = 32 %

𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡
K. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,538 −1,801
KSR = | |.100%
1,801

KSR = (0,7) x 100%


KSR= 70 %
KP = 100% - 70
KP = 30 %

27
Sri Mulyani
200110190060

𝑣𝑔𝑟𝑎𝑓−𝑣
𝑙𝑖𝑡
L. KSR = | |.100%
𝑣𝑙𝑖𝑡

0,538 −1,825
KSR = | |.100%
1,825

KSR = (0,7) x 100%


KSR= 70 %
KP = 100% - 70%
KP = 30 %

3.3 Analisa

Pada percobaan ini praktikan dapat mengukur data yang disajikan yaitu
massa beban dan waktu yang ditempuh dengan variasi jarak dengan beberapa kali
pengulangan guna menghindari kesalahan dalam pengukuran. Pada percobaan ini
memerlukan alat – alat yaitu pesawat atwood, neraca ohauss, tali penggantung
beban, dan stopwatch. Dalam percobaan ini menggukan dua buah beban silinder
dan dua buah plat alumunium. Selanjutnya praktikan menghitung massa tiap beban
menggunakan neraca ohauss.
Setelah melakukan perhitungan massa. praktikan merakit pesawat atwood
dengan menggantungkan dua buah beban pada ujung seutas tali dengan massa m1
dan M2 (m2 + mb) setelah itu pasangkan tali pada katrol. Dalam melakukan
percobaan beban yang lebih berat diangkat lebih tinggi dibanding beban yang
ringan sehingga ketika beban yang ringan dilepaskan beban yang berat akan
memiliki percepatan.
Pada percobaan I mengukur waktu yang diperlukan untuk mencapai
penjepit dengan jarak yang berbeda dan pada percobaan II mengukur waktu yang
diperlukan untuk mencapai penjepit 2 dan waktu dihitung dari penjepit 1 dengan
jarak 60cm. Kesulitan saat melakukan percobaan ini adalah sulitnya beban untuk
mencapai penjepit 2 dengan melalui penjepit 1.
Data yang kita dapat dalam percobaan ini ialah massa dari beban silinder
dengan massa yang bervariatif yaitu (70,30-71,16) gram. Setelah melakukan

28
Sri Mulyani
200110190060
pengolahan data dapat diperoleh nilai kecepatan dan percepatan yang dilihat
keakuratannya melalui KSR dan KP. Percepatan hitungan memiliki KSR 77,666%.
Nilai KSR menunjukkan keakuratan pengukuran sehingga semakin besar KSRnya
maka Semakin besar kesalahan dalam pengukurannya. Kesalahan dalam percobaan
ini dapat dipengaruhi oleh percobaan yang kurang teliti, pencatatan waktu yang
kurang akurat, posisi katrol tidak stabil, beban bergerak sehingga posisi berubah,
adany agya gesekan, dorongan angina dan tekanan udara.
Aplikasi dalam bidang peternakan, yaitu:
1. Penggunaan katrol dalam pengangkutan air untuk ternak dari dalam sumur.
2. Katrol untuk memudahkan pengangkutan atau pemindahan pakan ternak
dalam jumlah besar.
3. Untuk memindahkan sapi atau mengangkut dari atau kedalam truk
pengangkut jika lahan terbatas/ sempit.

29
Sri Mulyani
200110190060
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini kita dapat mengetahui kecepatan pada katrol


serta nilai dari kecepatan dan percepatan dari suatu benda. Pada nilai
kecepatan diperoleh dari percobaan gerak lurus beraturan. Sedangkan
pada percepatan diperoleh dari percobaan gerak lurus berubah
beraturan.

30
Sri Mulyani
200110190060
DAFTAR PUSTAKA

Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta : Media Pusindo


Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Pratiwi, S.Pd, Sukma. 2015. Rangkuman Penting Intisari 4. Bandung: ARCMedia
Douglas c, Giancolli. 1998. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga

31
Sri Mulyani
200110190060
LAMPIRAN

32
Sri Mulyani
200110190060

33
Sri Mulyani
200110190060

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor

Nama : Partner : Hari, Waktu :


NPM : NPM : Asisten :

PESAWAT ATWOOD
(M-2)

Percobaan I
Tabel 1. Pengukuran massa benda Tabel 2. Pengukuran waktu tempuh benda
untuk variasi jarak AB
Massa (gram) Waktu Jarak AB (cm)
No No
m1 m2 mb (s) 30 35 40 45 50
1 1 t1
2 2 t2
3 3 t3

m t

Percobaan II
Tabel 3. Pengukuran waktu tempuh benda untuk berbagai jarak BC
Jarak AB Waktu Jarak BC (cm)
No
(cm) (s) 23 28 33 38 43
1 t1
2 60 t2
3 t3

Keterangan :
m1 = massa beban silinder 1
m2 = massa beban silinder 2
mb = massa beban piringan
m = massa beban rata-rata
t = Waktu
= waktu rata-rata
t

34
Sri Mulyani
200110190060

Jatinangor, ……………….
Mengetahui Asisten

35

Anda mungkin juga menyukai