Anda di halaman 1dari 28

Sri Mulyani

200110190060

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PANAS JENIS ZAT PADAT


(T – 1)

Nama : Sri Mulyani

NPM : 200110190060

Partner : Acep, Ananda, Ilman, Zidan, Rama, Syifa, Sultan, Yoshe

NPM : 083, 087, 084, 063, 086, 088, 085, 062

Fakultas / Departemen : Peternakan / Ilmu Peternakan


Kelas / Kelompok :F/1

Tanggal : 27 April 2020

Hari / Jam : Senin / 10.30-13.00

Nama Asisten : Yessy Maharani Utami

LABORATORIUM FISIK A DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAK ULTAS MATEMATIK A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020

1
Sri Mulyani
200110190060

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PANAS JENIS ZAT PADAT

T-1

NAMA : Sri Mulyani


NPM : 200110190060
PARTNER : Acep, Ananda, Ilman, Zidan, Rama, Syifa, Sultan, Yoshe
NPM : 083, 087, 084, 063, 086, 088, 085, 062
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Ilmu Peternakan/Peternakan
JADWAL PRAKTIKUM : 10.30-13.00

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 27 April 2020


Asisten Yessy Maharani Utami

___________________________
NPM.

2
Sri Mulyani
200110190060

DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. 1

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

ABSTRAK.......................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 5

BAB II METODE PERCOBAAN ..................................................................... 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 10

BAB IV KESIMPULAN .................................................................................. 25

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

LAMPIRAN ..................................................................................................... 27

TUGAS AKHIR ............................................................................................... 28

3
Sri Mulyani
200110190060

ABSTRAK

Panas jenis (specific heat) suatu zat didefinisikan sebagai energi panas
(kalor) yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat per unit massa zat tersebut.
Panas jenis suatu zat dilambangkan dengan C z. Secara matematis, panas jenis suatu
zat ialah perbandingan dari kapasitas kalor yang diterima zat dengan massa zat
tersebut. Panas jenis suatu zat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai
karakteristik suatu benda dan material penyusun benda tersebut. Suatu kalor jenis
suatu zat dapat diukur dengan menggunkana kalorimeter. Sebuah sistem
kalorimeter berkerja berdasarkan azas Black yaitu apabila pada kondisi adiabatik
dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka pada saat
kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang temperature mula-mulanya
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperature mula-
mulanya rendah. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan.
∑Q lepas = ∑Q terima
m1 c1 ∆T1 = m2 c2 ∆T2
m1 c1 (T1 – Ta) = m1 c1 (Ta – T2)
Keterangan :
m1 = massa benda dengan suhu tinggi (Kg)
m2 = massa benda dengan suhu rendah (Kg)
c1 = Kalor jenis benda suhu tinggi (Joule)
c2 = Kalor jenis benda suhu rendah (Joule)
T1 = Suhu tinggi (ºC)
T2 = Suhu rendah (ºC)
Ta = suhu akhir / suhu kesetimbangan (ºC)
∆T = Perubahan suhu (ºC)

Kata kunci : panas jenis, kalorimeter, azas Black.

4
Sri Mulyani
200110190060

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalaor atau
energi panas. Kalor adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur
dengan alat termometer dengan perantara air yang telah di didihkan. Kalor jenis
suatu benda memiliki masa yang berbeda-beda tergantung pada energi panas
yang dimiliki oleh benda tersebut. Pepindahan Kalor dipelajari sebagai sebuah
mata kuliah di beberapa jurusan dalam bidang teknik.
Panas dalam Bahasa Indonesia bisa mengandung du aarti, satu berarti
kata sifat dan yang lain berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata
benda. Definisi sederhana menyataka Perpindahan Kalor adalah ilmu yang
mempelajari perpindahan kalor dari satu sistem ke sistem lain dengan berbagai
aspek yang menjadi implikasinya.
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda
atau matrial. Dasar termodinamika telah kita ketahui bahwa energi yang pindah
itu dinamakan kalor atau panas (heat).
Secara alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda
yang bersuhu lebih rendah, tetapi tidakk perlu dari benda bernergi termis
banyak kebenda berenergi termis lebih sedikit. Alasan dilakukannya percobaan
ini yaitu untuk menentukan panas jenis dari zat padat yaitu alumunium dan besi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Menentukan panas jenis dari berbagai logam.

5
Sri Mulyani
200110190060

BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dang Fungsi

2.1.1 Kalorimeter dengan pengaduk


Fungsi: sebagai sistem untuk melakukan percobaan dan untuk
mengukur kalor jenis zat.

Gambar 2.1.1 Kalorimeter dengan pengaduk


2.1.2 Termometer
Fungsi: untuk mengukur suhu atau temperature.

Gambar 2.1.2 Termometer


2.1.3 Tabung takaran
Fungsi: tabung yang digunakan untuk mengukur air yang akan
dimasukkan kedalam kalorimeter.

6
Sri Mulyani
200110190060

Gambar 2.1.3 Tabung takaran


2.1.4 Balok Alumunium
Fungsi: sebagai objek atau zat padat yang akan digunakan saat
percobaan.

Gambar 2.1.4 Balok alumunium


2.1.5 Balok Besi
Fungsi: sebagai objek atau zat padat yang akan digunakan saat
percobaan

Gambar 2.1.5 Balok besi


2.1.6 Benang
Fungsi: untuk mengikat benda yang akan dimasukkan ke dalam
kalorimeter.

7
Sri Mulyani
200110190060

Gambar 2.1.6 Benang


2.1.7 Neraca Ohaus
Fungsi: alat untuk mengukur massa yang memiliki ketelitian 0,1
gram.

Gambar 2.1.7 Neraca ohaus


2.1.8 Kompor listrik
Fungsi: alat untuk memanaskan air dalam percobaan atau
menaikkan suhu.

Gambar 2.1.8 Kompor listrik

2.2 Prosedur Percobaan

8
Sri Mulyani
200110190060

1. Timbang massa balok Alumunium dengan menggunakan neraca


O’Hauss.
2. Isi kalorimeter dengan 100 cm3 air dengan menggunakan tabung
takaran, biarkan sesaat kemudian ukur suhunya (T1).
3. Panaskan balok Alumunium dengan mencelupkannya kedalam air
mendidih selama 5 menit, kemudian ukurlah suhu air tersebut (T2).
4. Ambil balok Alumunium tersebut keringkan dan masukkan dengan
cepat kedalam kalorimeter.
5. Aduk dengan teratur sampai suhu setimbang (T3).
6. Ulangi percobaan tersebut untuk volume air 200 cm3.
7. Ulangi prosedur diatas untuk balok besi.

9
Sri Mulyani
200110190060

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Percobaan

Tabel 1 Panas jenis alumunium untuk V air 100 ml

No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 22,6 ± 0,005
2. 20,6 ± 0,005
3. 22,5 ± 0,005
4. 22,4 ± 0,005 22, 12 ± 0,38 24 90 27 0,255 ± 0,25

5. 22,5 ± 0,005

Tabel 2 Panas jenis besi untuk V air 100 ml

No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 54,5 ± 0,005
2. 54,5 ± 0,005
3. 54,6 ± 0,005
4. 54,5 ± 0,005 54,5 ± 0,031 27 90 30 0,144 ± 0,044

5. 54,4 ± 0,005

Tabel 3 Panas Jenis alumunium untuk V air 200 ml

No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 22,6 ± 0,005

10
Sri Mulyani
200110190060

2. 20,6 ± 0,005
3. 22,5 ± 0,005
4. 22,4 ± 0,005 22, 12 ± 24 93 26 0,255 ± 0,25

5. 22,5 ± 0,005 0,38

Tabel 4 Panas jenis besi untuk V air 200 ml

No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 54,5 ± 0,005
2. 54,5 ± 0,005
3. 54,6 ± 0,005
4. 54,5 ± 0,005 54,5 ± 0,031 26 90 29 0,144 ± 0,044

5. 54,4 ± 0,005

Keterangan :
m = massa
T = Suhu
Cz = Panas Jenis
V = Volume

Rumus yang digunakan :

1. Menuliskan hasil Pengukuran

𝑚𝑧 ± ∆𝑚 𝑇 ± ∆𝑇

2. Menghitung Massa Rata-rata Zat Hasil Pengukuran

11
Sri Mulyani
200110190060

∑ 𝑚𝑧 ̅ 𝑧 −𝑚2 )2
∑(𝑚
𝑚
̅𝑧 = ∆𝑚
̅𝑧 = √ 𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
𝑁 𝑁(𝑁−1)

3. Menghitung Massa Air

𝑚𝒂𝒊𝒓 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑖𝑟 ± ∆𝑚𝑎𝑖𝑟

4. Menghitung Panas Jenis Zat

(𝑚𝑧×𝑐𝑎𝑖𝑟×𝐶𝑐𝑎𝑙 )(𝑇3−𝑇1)
𝐶𝑧 = ̅ 𝑧 (𝑇2−𝑇3)
𝑚

∆𝑚𝑎𝑖𝑟 2 ̅𝑧 2
∆𝑚 ∆𝑇1 2 ∆𝑇2 2 ∆𝑇3 2
∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) +( ) +( ) +( ) ] 𝐶𝑧
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑧 𝑇1 𝑇2 𝑇3

𝐶𝑧 ± ∆𝐶𝑧

5. Menghitung Panas Jenis Zat Rata-rata

2
̅
∑(𝐶𝑧−𝐶
∑ 𝐶𝑧 𝑧)
𝐶𝑧̅ = ; ∆𝐶𝑧̅ = √ ; 𝐶𝑍̅ ± ∆𝐶𝑧̅
𝑁 𝑁(𝑛−1)

6. KSR dan KP

𝐶𝑧̅ −𝐶𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
𝐶𝑙𝑖𝑡

𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅

3.2 Pengolahan data

A. PENULISAN HASIL PENGUKURAN

12
Sri Mulyani
200110190060

𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
T ± 𝛥T

• Massa bebas alumunium menggunakan neraca ohauss

1. 22,6 ± 0,005 gram


2. 20,6 ± 0,005 gram
3. 22,5 ± 0,005 gram
4. 22,4 ± 0,005 gram
5. 22,5 ± 0,005 gram

• Massa bebas besi menggunakan neraca ohauss

1. 54,5 ± 0,005 gram


2. 54,5 ± 0,005 gram
3. 54,6 ± 0,005 gram
4. 54,5 ± 0,005 gram
5. 54,4 ± 0,005 gram

• Suhu air alumunium dalam Vair 100 ml

1. 24 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 27 ± 0,5ºC

• Suhu air besi dalam Vair 100 ml

1. 27 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 30 ± 0,5ºC

13
Sri Mulyani
200110190060

• Suhu air alumunium dalam Vair 200 ml

1. 24 ± 0,5ºC
2. 93 ± 0,5ºC
3. 26 ± 0,5ºC

• Suhu air besi dalam Vair 200 ml

1. 26 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 29 ± 0,5ºC

B. MENGHITUNG MASSA RATA-RATA

Rumus :
∑ 𝑚𝑧 ̅ 𝑧 −𝑚2 )2
∑(𝑚
𝑚
̅𝑧 = ∆𝑚
̅𝑧 = √ 𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
𝑁 𝑁(𝑁−1)

• Massa Rata-Rata Alumunium

22,6 + 20,6 + 22,5 + 22,4 + 22,5 110,6


𝑚
̅𝑧 = = = 22,12
5 5

∆𝑚
̅𝑧

(𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟔)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟎, 𝟔)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟒)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟒)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏 − 𝟐𝟐, 𝟓)𝟐
=√
𝟓(𝟓 − 𝟏)

(−0,48)2 + (1,52)2 + (−0,38)2 + (−0,28)2 + (−0,38)2


̅𝑧 = √
∆𝑚
5(4)

14
Sri Mulyani
200110190060

2,908
̅𝑧 = √
∆𝑚
20

∆𝑚
̅ 𝑧 ≈ 0,38
⸫ 22,12 ± 0,38

• Massa Rata-Rata Besi

54,5 + 54,5 + 54,6 + 54,5 + 54,4 272,5


𝑚
̅𝑧 = = = 54,5
5 5

∆𝑚
̅𝑧

(𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟔)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟒)𝟐
=√
𝟓(𝟓 − 𝟏)

(0)2 + (0)2 + (−0,1)2 + (0)2 + (0,1)2


̅𝑧 = √
𝑚
5(4)

0,02
̅𝑧 = √
𝑚
20

∆𝑚
̅ 𝑧 ≈ 0,032
⸫ 54,5 ± 0,032

C. MENGHITUNG MASSA AIR

Rumus :
𝑚𝒂𝒊𝒓 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑖𝑟 ± ∆𝑚𝑎𝑖𝑟

• 𝑚𝒂𝒊𝒓 untuk 𝑉𝑎𝑖𝑟 = 100 ml


𝑚𝒂𝒊𝒓 = 1 𝑥 100

15
Sri Mulyani
200110190060

𝑚𝒂𝒊𝒓 = 100 gram


⸫ 100 ± 0,025 gram

• 𝑚𝒂𝒊𝒓 untuk 𝑉𝑎𝑖𝑟 = 200 ml


𝑚𝒂𝒊𝒓 = 1 𝑥 200
𝑚𝒂𝒊𝒓 = 200 gram
⸫ 200 ± 0,025 gram

D. MENGHITUNG PANAS ZAT JENIS

Rumus :
(𝑚𝑧×𝑐𝑎𝑖𝑟×𝐶𝑐𝑎𝑙 )(𝑇3−𝑇1)
𝐶𝑧 = ̅ 𝑧 (𝑇2−𝑇3)
𝑚

∆𝑚𝑎𝑖𝑟 2 ̅𝑧 2
∆𝑚 ∆𝑇1 2 ∆𝑇2 2 ∆𝑇3 2
∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) +( ) +( ) +( ) ] 𝐶𝑧
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑧 𝑇1 𝑇2 𝑇3

𝐶𝑧 ± ∆𝐶𝑧

• Panas zat jenis untuk 100 ml

a. Alumunium

(100 × 1 + 9,19)(27 − 24)


𝐶𝑧 =
22,12 (90 − 27)

(109,19)(3)
𝐶𝑧 =
22,12 (63)

327,57
𝐶𝑧 =
1393,56

𝐶𝑧 ≈ 0,2351 kal/gºC

16
Sri Mulyani
200110190060

0,025 2 0,38 2 0,5 2 0,5 2 0,5 2


∆𝐶𝑧 = [√( 100 ) + (22,12) + ( 24 ) + ( 90 ) + ( 27 ) ] 0,2351

∆𝐶𝑧

= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3 𝑥 10−4 ) + (4 𝑥 10−4 ) + (3,1 𝑥 10 −5 ) + (3,4 𝑥 10−4 -)] 0,2351

∆𝐶𝑧 = [√0,0011] 0,2351

∆𝐶𝑧 = (0,0327) 𝑥 0,2351

∆𝐶𝑧 ≈ 0,008

⸫ 0,2351 ± 0,008 kal/gºC

b. Besi

(100 × 1 + 9,19)(30 − 27)


𝐶𝑧 =
22,12 (90 − 30)

(109,19)(3)
𝐶𝑧 =
54,5 (60)

327,57
𝐶𝑧 =
3270

𝐶𝑧 ≈ 0,1 kal/gºC

0,025 2 0,032 2 0,5 2 0,5 2 0,5 2


∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) + ( ) + ( ) + ( ) ] 0,1
100 54,5 27 90 30

17
Sri Mulyani
200110190060

∆𝐶𝑧

= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3,4 10−7 ) + (3,4 𝑥 10−4 ) + (3,1 𝑥 10 −5 ) + (2,8 𝑥 10−4 -)] 0,1

∆𝐶𝑧 = [√0,00065] 0,1

∆𝐶𝑧 = (0,0255) 𝑥 0,1

∆𝐶𝑧 ≈ 0,00255

⸫ 0,1 ± 0,00255 kal/gºC

• Panas Zat Jenis untuk 200 ml

a. Alumunium

(200 × 1 + 9,19)(26 − 24)


𝐶𝑧 =
22,12 (93 − 26)

(209,19)(2)
𝐶𝑧 =
22,12 (67)

418,38
𝐶𝑧 =
1482,04

𝐶𝑧 ≈ 0,28 kal/gºC

0,025 2 0,38 2 0,5 2 0,5 2 0,5 2


∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) + ( ) + ( ) + ( ) ] 0,28
100 22,12 24 93 26

18
Sri Mulyani
200110190060

∆𝐶𝑧

= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3 𝑥 10−4 ) + (4 𝑥 10−4 ) + (2,9 𝑥 10 −4 ) + (3,7 𝑥 10−4 -)] 0,28

∆𝐶𝑧 = [√0,00136] 0,28

∆𝐶𝑧 = (0,037) 𝑥 0,28

∆𝐶𝑧 ≈ 0,01

⸫ 0,28 ± 0,01 kal/gºC

b. Besi

(200 × 1 + 9,19)(29 − 26)


𝐶𝑧 =
54,5(90 − 29)

(209,19)(3)
𝐶𝑧 =
54,5 (61)

327,57
𝐶𝑧 =
3324,5

𝐶𝑧 ≈ 0,189 kal/gºC

0,025 2 0,032 2 0,5 2 0,5 2 0,5 2


∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) + ( ) + ( ) + ( ) ] 0,189
100 54,5 26 90 29

∆𝐶𝑧

= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3,4 𝑥10−7 ) + (3,7 𝑥 10−4 ) + (3,1 𝑥 10 −5 ) + (2,97 𝑥 10−4 -)] 0,189

19
Sri Mulyani
200110190060

∆𝐶𝑧 = [√0,0007] 0,189

∆𝐶𝑧 = (0,026) 𝑥 0,189

∆𝐶𝑧 ≈ 0,005

⸫ 0,189 ± 0,005 kal/gºC

E. PANAS JENIS RATA-RATA

Rumus :

2
̅
∑(𝐶𝑧−𝐶
∑ 𝐶𝑧 𝑧)
𝐶𝑧̅ = ∆𝐶𝑧̅ = √ 𝐶𝑍̅ ± ∆𝐶𝑧̅
𝑁 𝑁(𝑛−1)

• Alumunium

𝐶𝑧 100 𝑚𝑙 + 𝐶𝑧 200 𝑚𝑙
𝐶𝑧̅ =
𝑁

0,2351 + 0,28 0,5151


𝐶𝑧̅ = = = 0,258
2 2

(0,258 − 0,2351)2 + (0,258 − 0,28)2


∆𝐶𝑧̅ = √
2(2 − 1)

(0,0229)2 + (−0,025)2
∆𝐶𝑧̅ = √
2

0,0013
∆𝐶𝑧̅ = √
2

20
Sri Mulyani
200110190060

∆𝐶𝑧̅ ≈ 0,0255

⸫ 0,258 ± 0,0255

• Besi

𝐶𝑧 100 𝑚𝑙 + 𝐶𝑧 200 𝑚𝑙
𝐶𝑧̅ =
𝑁

0,1 + 0,189 0,289


𝐶𝑧̅ = = = 0,144
2 2

(0,144 − 0,1)2 + (0,144 − 0,189)2


∆𝐶𝑧̅ = √
2(2 − 1)

(0,044)2 + (−0,045)2
∆𝐶𝑧̅ = √
2

0,004
∆𝐶𝑧̅ = √
2

∆𝐶𝑧̅ ≈ 0,045

⸫ 0,144 ± 0,045

F. KSR & KSP

Rumus :
𝐶𝑧̅ −𝐶𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
𝐶𝑙𝑖𝑡

21
Sri Mulyani
200110190060

𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅

• Alumunium

0,258−0,217
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
0,217

𝐾𝑆𝑅 = 0,18 %

𝐾𝑃 = 100% − 18%

𝐾𝑃 = 82%

• Besi

0,144−0,113
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
0,113

𝐾𝑆𝑅 = 0,27 %

𝐾𝑃 = 100% − 27 %

𝐾𝑃 = 73%

3.3 Analisa Data

Panas jenis suatu zat didefinisikan sebagai energy panas (kalor) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat per unit massa zat tersebut. Secara
matematis, panas jenis suatu zat ialah perbandingan dari yang kalor diterima zat
dengan massa zat tersebut. Pada percobaan ini dicari panas jenis dari logam, dan
logam yang digunakan adalah besi dan alumunium. Dilakukan dengan menimbang

22
Sri Mulyani
200110190060

massa dari masing-masing logam, kemudian mengisi kalorimeter dengan air untuk
mendapatkan suhu mula-mula air (T1). Setelah itu memanaskan air digunakan
untuk mendapatkan T2, dimana T2 itu sendiri merupakan suhu tinggi atau suhu
akhir logam setelah melalui proses pemanasan.
Logam dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu
diangkat atau dikeluarkan dari air mendidih sambil mengukur suhunya. Dengan
cepat dimasukkan kedalam kalorimeter, kalorimeter tersebut kemudian diaduk
dengan batang pengaduk hingga suhunya setimbang. Suhu setimbang tersebut
adalah T3. Berdasarkan prosedur logam dipanaskan dengan mendidihkan air yang
bertujuan untuk memudahkan proses pengukuran suhu pada logam, karena saat
pemanasan tersebut terjadi perpindahan kalor secara konduksi yang mengakibatkan
suhu air dan logam sama. Volume air yang dipakai memiliki volume berbeda yaitu
100 ml dan 200 ml, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan panas jenis rata-rata
dari logam.
Setelah semua data didapatkan, dilakukan pengolahan data dan dihasilkan
KSR dari alumuniun adalah 18% dan KSR dari besi yaitu 27%. Hasil KSR tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesalahan relatifnya besar, yang menunjukkan pula
bahwa data yang diberikan menjauhi dari kata “akurat”. Prinsip percobaan ini
didasarkan pada asas blak dengan persamaannya :
Q terima = Q lepas
Pada percobaan ini logam yaitu alumunium dan besi merupakan medium
yang melepaskan kalor dan air adalah medium yang menerima kalor.
Aplikasi dalam bidang peternakan:
1. Penghangatan suhu
Penghangatan suhu ini sangat berguna terutama digunakan pada
inkubator, pasa proses inkubasi telur, diperlukan suhu yang tepat dan
konstan agar telur dapat menetas.
2. Menentukan suhu untuk pengawetan dagi agar tidak cepat busuk.
3. Menjaga suhu untuk pengolahan produk hasil ternak hingga siap untuk
dikonsumsi dengan kualitas terjaga.
4. Kajian termodinamika biogas dalam rangka pembuatan biogas cair.

23
Sri Mulyani
200110190060

5. Sensor suhu pada ternak sebagai sistem termoregulasi agar dapat dengan
mudah mendeteksi adanya perubahan suhu yang signifikan..

24
Sri Mulyani
200110190060

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Panas jenis dari berbagai jenis logam dapat ditetukan.


Dalam percobaan ini didapatkan bahwa :
a. Panas jenis alumunium (Ca) = 0,2351 kal/gºC
b. Panas jenis besi (Cb) = 0,144 kal/gºC

25
Sri Mulyani
200110190060

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/244003017/panas-jenis-zat-padat-docx.
Diakses pada tanggal 03 Mei 2020 jam 16.00
https://www.google.com/amp/5/sintaardi.wordpress.com/2010/12/17/laporan-
fisika-tentang-kalor-jenis/amp/. Diakses pada tanggal 03 Mei 2020 jam
17.00
Damari, Ari. 2007. Kupas Fisika. Jakarta : PT wahyu media.
Esvandiari. 2007. Kumpulan lengkap rumus fisika. Jakarta : Puspawara anggota
IKAPI
Indrajat, Dudi. 2007. Mudan dan Aktif Belajar Fisika. Bandung : PT Setia Purna
Invers
Mansur.2010.timbangan digital bizerba. https://www.bisnis.fenue.com. Diakses
pada tanggal 03 Mei 2020 16.00
Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
Untoto, Drs. Joko. 2007. Rumus Lengkap Fisika. Jakarta : PT Wahyu Media.

26
Sri Mulyani
200110190060

LAMPIRAN

27
Sri Mulyani
200110190060

TUGAS AKHIR

1. Tentukan harga panas jenis untuk balok alumunium dan besi


berdasarkan data hasil percobaan.
Jawab :
a. Panas jenis alumunium pada Vair 100 ml
Ca = 0,2351 kal/gºC
b. Panas jenis besi pada Vair 100 ml
Cb = 0,1 kal/gºC
c. Panas jenis alumunium pada Vair 200 ml
Ca = 0,28 kal/gºC
d. Panas jenis besi pada Vair 200 ml
Cb = 0,189 kal/gºC

2. Tentukan harga panas jenis terbaik dan harga ketidakpastian hasil


percobaan untuk masing-masing balok logam.
Jawab :
a. Panas jenis alumunium
Ca = 0,258 ± 0,0255 kal/gºC
b. Panas jenis besi
Cb = 0,144 ± 0,045 kal/gºC

3. Hitunglah kesalahan relative percobaan dengan membandingkan harga


panas jenis hasil percobaan dengan harga literatur.
Jawab :
a. Aluminum
KSR = 18%

b. Besi
KSR = 27%

28

Anda mungkin juga menyukai