Sri Mulyani - (Lapak Panas Jenis Zat Padat T-1) - 200110190060 - F Kelompok 1 - Peternakan
Sri Mulyani - (Lapak Panas Jenis Zat Padat T-1) - 200110190060 - F Kelompok 1 - Peternakan
200110190060
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NPM : 200110190060
1
Sri Mulyani
200110190060
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR
T-1
KOLOM NILAI
___________________________
NPM.
2
Sri Mulyani
200110190060
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. 1
ABSTRAK.......................................................................................................... 4
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27
3
Sri Mulyani
200110190060
ABSTRAK
Panas jenis (specific heat) suatu zat didefinisikan sebagai energi panas
(kalor) yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat per unit massa zat tersebut.
Panas jenis suatu zat dilambangkan dengan C z. Secara matematis, panas jenis suatu
zat ialah perbandingan dari kapasitas kalor yang diterima zat dengan massa zat
tersebut. Panas jenis suatu zat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai
karakteristik suatu benda dan material penyusun benda tersebut. Suatu kalor jenis
suatu zat dapat diukur dengan menggunkana kalorimeter. Sebuah sistem
kalorimeter berkerja berdasarkan azas Black yaitu apabila pada kondisi adiabatik
dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka pada saat
kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang temperature mula-mulanya
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperature mula-
mulanya rendah. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan.
∑Q lepas = ∑Q terima
m1 c1 ∆T1 = m2 c2 ∆T2
m1 c1 (T1 – Ta) = m1 c1 (Ta – T2)
Keterangan :
m1 = massa benda dengan suhu tinggi (Kg)
m2 = massa benda dengan suhu rendah (Kg)
c1 = Kalor jenis benda suhu tinggi (Joule)
c2 = Kalor jenis benda suhu rendah (Joule)
T1 = Suhu tinggi (ºC)
T2 = Suhu rendah (ºC)
Ta = suhu akhir / suhu kesetimbangan (ºC)
∆T = Perubahan suhu (ºC)
4
Sri Mulyani
200110190060
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalaor atau
energi panas. Kalor adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur
dengan alat termometer dengan perantara air yang telah di didihkan. Kalor jenis
suatu benda memiliki masa yang berbeda-beda tergantung pada energi panas
yang dimiliki oleh benda tersebut. Pepindahan Kalor dipelajari sebagai sebuah
mata kuliah di beberapa jurusan dalam bidang teknik.
Panas dalam Bahasa Indonesia bisa mengandung du aarti, satu berarti
kata sifat dan yang lain berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata
benda. Definisi sederhana menyataka Perpindahan Kalor adalah ilmu yang
mempelajari perpindahan kalor dari satu sistem ke sistem lain dengan berbagai
aspek yang menjadi implikasinya.
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda
atau matrial. Dasar termodinamika telah kita ketahui bahwa energi yang pindah
itu dinamakan kalor atau panas (heat).
Secara alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda
yang bersuhu lebih rendah, tetapi tidakk perlu dari benda bernergi termis
banyak kebenda berenergi termis lebih sedikit. Alasan dilakukannya percobaan
ini yaitu untuk menentukan panas jenis dari zat padat yaitu alumunium dan besi.
1.2 Tujuan
5
Sri Mulyani
200110190060
BAB II
METODE PERCOBAAN
6
Sri Mulyani
200110190060
7
Sri Mulyani
200110190060
8
Sri Mulyani
200110190060
9
Sri Mulyani
200110190060
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 22,6 ± 0,005
2. 20,6 ± 0,005
3. 22,5 ± 0,005
4. 22,4 ± 0,005 22, 12 ± 0,38 24 90 27 0,255 ± 0,25
5. 22,5 ± 0,005
No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 54,5 ± 0,005
2. 54,5 ± 0,005
3. 54,6 ± 0,005
4. 54,5 ± 0,005 54,5 ± 0,031 27 90 30 0,144 ± 0,044
5. 54,4 ± 0,005
No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 22,6 ± 0,005
10
Sri Mulyani
200110190060
2. 20,6 ± 0,005
3. 22,5 ± 0,005
4. 22,4 ± 0,005 22, 12 ± 24 93 26 0,255 ± 0,25
No (m ± 𝛥m ) (m ± 𝛥m ) T1 T2 T3 Cz
gram gram ºC ºC ºC kal/gºC
1. 54,5 ± 0,005
2. 54,5 ± 0,005
3. 54,6 ± 0,005
4. 54,5 ± 0,005 54,5 ± 0,031 26 90 29 0,144 ± 0,044
5. 54,4 ± 0,005
Keterangan :
m = massa
T = Suhu
Cz = Panas Jenis
V = Volume
𝑚𝑧 ± ∆𝑚 𝑇 ± ∆𝑇
11
Sri Mulyani
200110190060
∑ 𝑚𝑧 ̅ 𝑧 −𝑚2 )2
∑(𝑚
𝑚
̅𝑧 = ∆𝑚
̅𝑧 = √ 𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
𝑁 𝑁(𝑁−1)
(𝑚𝑧×𝑐𝑎𝑖𝑟×𝐶𝑐𝑎𝑙 )(𝑇3−𝑇1)
𝐶𝑧 = ̅ 𝑧 (𝑇2−𝑇3)
𝑚
∆𝑚𝑎𝑖𝑟 2 ̅𝑧 2
∆𝑚 ∆𝑇1 2 ∆𝑇2 2 ∆𝑇3 2
∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) +( ) +( ) +( ) ] 𝐶𝑧
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑧 𝑇1 𝑇2 𝑇3
𝐶𝑧 ± ∆𝐶𝑧
2
̅
∑(𝐶𝑧−𝐶
∑ 𝐶𝑧 𝑧)
𝐶𝑧̅ = ; ∆𝐶𝑧̅ = √ ; 𝐶𝑍̅ ± ∆𝐶𝑧̅
𝑁 𝑁(𝑛−1)
6. KSR dan KP
𝐶𝑧̅ −𝐶𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
𝐶𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
12
Sri Mulyani
200110190060
𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
T ± 𝛥T
1. 24 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 27 ± 0,5ºC
1. 27 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 30 ± 0,5ºC
13
Sri Mulyani
200110190060
1. 24 ± 0,5ºC
2. 93 ± 0,5ºC
3. 26 ± 0,5ºC
1. 26 ± 0,5ºC
2. 90 ± 0,5ºC
3. 29 ± 0,5ºC
Rumus :
∑ 𝑚𝑧 ̅ 𝑧 −𝑚2 )2
∑(𝑚
𝑚
̅𝑧 = ∆𝑚
̅𝑧 = √ 𝑚
̅ 𝑧 ± ∆𝑚
̅𝑧
𝑁 𝑁(𝑁−1)
∆𝑚
̅𝑧
(𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟔)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟎, 𝟔)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟒)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏𝟐 − 𝟐𝟐, 𝟒)𝟐 + (𝟐𝟐, 𝟏 − 𝟐𝟐, 𝟓)𝟐
=√
𝟓(𝟓 − 𝟏)
14
Sri Mulyani
200110190060
2,908
̅𝑧 = √
∆𝑚
20
∆𝑚
̅ 𝑧 ≈ 0,38
⸫ 22,12 ± 0,38
∆𝑚
̅𝑧
(𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟔)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟓)𝟐 + (𝟓𝟒, 𝟓 − 𝟓𝟒, 𝟒)𝟐
=√
𝟓(𝟓 − 𝟏)
0,02
̅𝑧 = √
𝑚
20
∆𝑚
̅ 𝑧 ≈ 0,032
⸫ 54,5 ± 0,032
Rumus :
𝑚𝒂𝒊𝒓 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑖𝑟 ± ∆𝑚𝑎𝑖𝑟
15
Sri Mulyani
200110190060
Rumus :
(𝑚𝑧×𝑐𝑎𝑖𝑟×𝐶𝑐𝑎𝑙 )(𝑇3−𝑇1)
𝐶𝑧 = ̅ 𝑧 (𝑇2−𝑇3)
𝑚
∆𝑚𝑎𝑖𝑟 2 ̅𝑧 2
∆𝑚 ∆𝑇1 2 ∆𝑇2 2 ∆𝑇3 2
∆𝐶𝑧 = [√( ) +( ) +( ) +( ) +( ) ] 𝐶𝑧
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑧 𝑇1 𝑇2 𝑇3
𝐶𝑧 ± ∆𝐶𝑧
a. Alumunium
(109,19)(3)
𝐶𝑧 =
22,12 (63)
327,57
𝐶𝑧 =
1393,56
𝐶𝑧 ≈ 0,2351 kal/gºC
16
Sri Mulyani
200110190060
∆𝐶𝑧
∆𝐶𝑧 ≈ 0,008
b. Besi
(109,19)(3)
𝐶𝑧 =
54,5 (60)
327,57
𝐶𝑧 =
3270
𝐶𝑧 ≈ 0,1 kal/gºC
17
Sri Mulyani
200110190060
∆𝐶𝑧
= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3,4 10−7 ) + (3,4 𝑥 10−4 ) + (3,1 𝑥 10 −5 ) + (2,8 𝑥 10−4 -)] 0,1
∆𝐶𝑧 ≈ 0,00255
a. Alumunium
(209,19)(2)
𝐶𝑧 =
22,12 (67)
418,38
𝐶𝑧 =
1482,04
𝐶𝑧 ≈ 0,28 kal/gºC
18
Sri Mulyani
200110190060
∆𝐶𝑧
∆𝐶𝑧 ≈ 0,01
b. Besi
(209,19)(3)
𝐶𝑧 =
54,5 (61)
327,57
𝐶𝑧 =
3324,5
𝐶𝑧 ≈ 0,189 kal/gºC
∆𝐶𝑧
= [√(6,25 𝑥 10−8 ) + (3,4 𝑥10−7 ) + (3,7 𝑥 10−4 ) + (3,1 𝑥 10 −5 ) + (2,97 𝑥 10−4 -)] 0,189
19
Sri Mulyani
200110190060
∆𝐶𝑧 ≈ 0,005
Rumus :
2
̅
∑(𝐶𝑧−𝐶
∑ 𝐶𝑧 𝑧)
𝐶𝑧̅ = ∆𝐶𝑧̅ = √ 𝐶𝑍̅ ± ∆𝐶𝑧̅
𝑁 𝑁(𝑛−1)
• Alumunium
𝐶𝑧 100 𝑚𝑙 + 𝐶𝑧 200 𝑚𝑙
𝐶𝑧̅ =
𝑁
(0,0229)2 + (−0,025)2
∆𝐶𝑧̅ = √
2
0,0013
∆𝐶𝑧̅ = √
2
20
Sri Mulyani
200110190060
∆𝐶𝑧̅ ≈ 0,0255
⸫ 0,258 ± 0,0255
• Besi
𝐶𝑧 100 𝑚𝑙 + 𝐶𝑧 200 𝑚𝑙
𝐶𝑧̅ =
𝑁
(0,044)2 + (−0,045)2
∆𝐶𝑧̅ = √
2
0,004
∆𝐶𝑧̅ = √
2
∆𝐶𝑧̅ ≈ 0,045
⸫ 0,144 ± 0,045
Rumus :
𝐶𝑧̅ −𝐶𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
𝐶𝑙𝑖𝑡
21
Sri Mulyani
200110190060
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
• Alumunium
0,258−0,217
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
0,217
𝐾𝑆𝑅 = 0,18 %
𝐾𝑃 = 100% − 18%
𝐾𝑃 = 82%
• Besi
0,144−0,113
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
0,113
𝐾𝑆𝑅 = 0,27 %
𝐾𝑃 = 100% − 27 %
𝐾𝑃 = 73%
Panas jenis suatu zat didefinisikan sebagai energy panas (kalor) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat per unit massa zat tersebut. Secara
matematis, panas jenis suatu zat ialah perbandingan dari yang kalor diterima zat
dengan massa zat tersebut. Pada percobaan ini dicari panas jenis dari logam, dan
logam yang digunakan adalah besi dan alumunium. Dilakukan dengan menimbang
22
Sri Mulyani
200110190060
massa dari masing-masing logam, kemudian mengisi kalorimeter dengan air untuk
mendapatkan suhu mula-mula air (T1). Setelah itu memanaskan air digunakan
untuk mendapatkan T2, dimana T2 itu sendiri merupakan suhu tinggi atau suhu
akhir logam setelah melalui proses pemanasan.
Logam dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu
diangkat atau dikeluarkan dari air mendidih sambil mengukur suhunya. Dengan
cepat dimasukkan kedalam kalorimeter, kalorimeter tersebut kemudian diaduk
dengan batang pengaduk hingga suhunya setimbang. Suhu setimbang tersebut
adalah T3. Berdasarkan prosedur logam dipanaskan dengan mendidihkan air yang
bertujuan untuk memudahkan proses pengukuran suhu pada logam, karena saat
pemanasan tersebut terjadi perpindahan kalor secara konduksi yang mengakibatkan
suhu air dan logam sama. Volume air yang dipakai memiliki volume berbeda yaitu
100 ml dan 200 ml, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan panas jenis rata-rata
dari logam.
Setelah semua data didapatkan, dilakukan pengolahan data dan dihasilkan
KSR dari alumuniun adalah 18% dan KSR dari besi yaitu 27%. Hasil KSR tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesalahan relatifnya besar, yang menunjukkan pula
bahwa data yang diberikan menjauhi dari kata “akurat”. Prinsip percobaan ini
didasarkan pada asas blak dengan persamaannya :
Q terima = Q lepas
Pada percobaan ini logam yaitu alumunium dan besi merupakan medium
yang melepaskan kalor dan air adalah medium yang menerima kalor.
Aplikasi dalam bidang peternakan:
1. Penghangatan suhu
Penghangatan suhu ini sangat berguna terutama digunakan pada
inkubator, pasa proses inkubasi telur, diperlukan suhu yang tepat dan
konstan agar telur dapat menetas.
2. Menentukan suhu untuk pengawetan dagi agar tidak cepat busuk.
3. Menjaga suhu untuk pengolahan produk hasil ternak hingga siap untuk
dikonsumsi dengan kualitas terjaga.
4. Kajian termodinamika biogas dalam rangka pembuatan biogas cair.
23
Sri Mulyani
200110190060
5. Sensor suhu pada ternak sebagai sistem termoregulasi agar dapat dengan
mudah mendeteksi adanya perubahan suhu yang signifikan..
24
Sri Mulyani
200110190060
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
25
Sri Mulyani
200110190060
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/244003017/panas-jenis-zat-padat-docx.
Diakses pada tanggal 03 Mei 2020 jam 16.00
https://www.google.com/amp/5/sintaardi.wordpress.com/2010/12/17/laporan-
fisika-tentang-kalor-jenis/amp/. Diakses pada tanggal 03 Mei 2020 jam
17.00
Damari, Ari. 2007. Kupas Fisika. Jakarta : PT wahyu media.
Esvandiari. 2007. Kumpulan lengkap rumus fisika. Jakarta : Puspawara anggota
IKAPI
Indrajat, Dudi. 2007. Mudan dan Aktif Belajar Fisika. Bandung : PT Setia Purna
Invers
Mansur.2010.timbangan digital bizerba. https://www.bisnis.fenue.com. Diakses
pada tanggal 03 Mei 2020 16.00
Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
Untoto, Drs. Joko. 2007. Rumus Lengkap Fisika. Jakarta : PT Wahyu Media.
26
Sri Mulyani
200110190060
LAMPIRAN
27
Sri Mulyani
200110190060
TUGAS AKHIR
b. Besi
KSR = 27%
28