Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PENENTUAN JUMLAH AIR YANG TERIKAT PADA TEMBAGA


SULFAT

Oleh :
Nama : Mutiara Lasendo
NIM : 120270065
Kelompok :3
Dosen Kelas : 1. Muhamad Allan Serunting S.Pd., M.Si
2. Lety Nuroctaviani S.Pd,. M.Si
Asisten : Ryanna Nathania Simbolon (119270083)
Waktu : 19.30 – 21.00

PROGRAM STUDI KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2021
Judul Percobaan : Kalibrasi Alat
Tanggal Praktikum : Kamis, 30 September 2021
Tempat Praktikum : Online
Nama : Mutiara Lasendo
NIM : 120270065
Prodi : Kimia
Jurusan : Sains
Kelompok :3
Anggota Kelompok : 120270061 Bella Aprilia Pangestuti
120270047 Stevani Mariska
120270048 Putri Ayu Lestari
120270049 Irvi Lulu Diva Tesalonica
120270050 Mar`atun Sulistiani
120270052 Naela Ulya Agustina
120270057 LETTY NUGRAHA PUTRI
120270058 Adinda Azahratunnisa
120270059 Regina Puspita Ningrum
120270061 Bella Aprilia Pangestuti

Lampung Selatan, 3 Januari 2021


Mengetahui, Ryanna Nathania
Simbolon

(119270083)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan kali ini yaitu :
1. Menentukan jumlah air yang terikat pada tembaga sulfat

1.2 Latar Belakang

Kimia analitik adalah suatu ilmu kimia berdasarkan pemisahan- pemisahan


serta analisis bahan. tujuan analisis bahan yaitu untuk menentukan susunan suatu
bahan secara kualitatif, kuantitatif ataupun secara struktur. Susunan kualitatif
merupakan komponen-komponen bahan. Susunan kuantitatif yaitu berapa banyak
dalam setiap komponen tersebut. Menganalisa suatu komponen kimia dalam ilmu
Kimia analitik terdiri dari beberapa analisis yaitu analisis gravimetri dan analisis
volumetri.

Gravimetri merupakan suatu cara yang sudah lama digunakan untuk


mengetahui jumlah suatu zat. Analisis gravimetri adalah suatu analisis kuantitatif
yang menghitung berat konstan (kurung berat tetap). Senyawa atau unsur yang akan
dianalisis dipisahkan dengan bahan analisis yang terkandung di dalamnya titik
perubahan suatu gugus atau unsur dari suatu senyawa yang akan dianalisis
merupakan bagian terbesar analisis gravimetri dan akan menjadi senyawa lain yang
stabil dan murni. Cara menghitung berat gugus atau unsur dapat menggunakan
rumus berat atom penyusunnya atau dari rumus senyawa.

Penimbangan adalah suatu langkah pengukuran menggunakan metode


gravimetri titik analit di dalam sampel maupun dari pelarut, dipisahkan dari semua
komponen lain secara fisik. Untuk memisahkan suatu analisis menggunakan teknik
yang paling meluas, yaitu teknik pengendapan titik yang telah diendapkan
kemudian disaring dan dikeringkan lalu ditimbang titik usahakan endapan tersebut
harus murni mungkin. Seorang analis harus memiliki pengetahuan dan teknik yang
cukup untuk memisahkan endapan tersebut.

Pada umumnya di Indonesia, biji tembaga (Cu) terbentuk secara magmatik.


Proses hidrotermal atau metasomatisme dapat berupa pembentukan endapan
magmatik. Dalam industri peralatan listrik, logam tembaga digunakan secara
luas.sebagai logam transisi tembaga memiliki peran dalam pembuatan barang
elektronik yang sangat beragam.

Tembaga merupakan salah satu logam yang banyak digunakan untuk


membuat kabel, barang elektronik, kumparan dan barang-barang elektronik
lainnya. logam tembaga digunakan pada barang-barang tersebut karena memiliki
kadar tembaga yang cukup tinggi titik tembaga bekas dari barang-barang itu juga
dapat menjadi logam tembaga baru dengan cara didaur ulang dan dapat digunakan
kembali pada alat-alat elektronik baru. pengolahan limbah tembaga ini bisa menjadi
peningkatan nilai guna dalam bentuk lain.

Tembaga (Cu) memiliki sistem kristal kubik, dilihat secara fisik tembaga
(Cu) berwarna kuning, tetapi jika dilihat menggunakan mikroskop, bijih tembaga
cu akan berwarna pink kecoklatan hingga keabuan. di dalam unsur tembaga hampir
terdapat 250 mineral, akan tetapi hanya sedikit yang komersial. Terdapat lima tipe
deposit tembaga (cu) yaitu deposit stratabound dalam batuan sedimen deposit,
deposit porfiri, deposit nativ, deposit massive pada batuan vulkanik deposit
tembaga nikel dalam intrusi atau mavic.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Gravimetri

Analisis gravimetri adalah proses isolasi serta pengukuran berat pada suatu
unsur atau pun senyawa tertentu. Transformasi unsur atau radikal senyawa murni
stabil merupakan bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri yang bisa
segera diubah menjadi suatu bentuk yang bisa ditimbang dengan teliti titik
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur unsur atau senyawa yang
dikandung merupakan suatu cara untuk mengetahui berat unsur. adapun metode
metode yang dilakukan seperti metode elektrolisis, metode pengendapan, metode
penguapan (khopkar, 2002).

Metode gravimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif


berdasarkan oleh prinsip penimbangan beberapa bidang yang menggunakan
analisis gravimetri yang bertujuan untuk mengetahui suatu spesies senyawa serta
kandungan unsur tertentu ataupun molekul yang terdapat pada suatu senyawa murni
yang bisa diketahui berdasarkan perubahan berat tik contohnya menganalisis
kandungan air dalam suatu unsur dengan metode gravimetri yang menggunakan
alat microprocesor oven. pada suatu bahan, air terserap pada bahan padat tetapi
tidak membentuk ikatan kimia sehingga dapat dilepaskan lagi menggunakan cara
pembentukan uap titik suhu dan waktu merupakan hal yang penting dalam
pelepasan air pada suatu unsur (Okdayani, 2010).

Suatu gas bisa menggunakan metode pembebasan ataupun disebut juga


penguapan yang bergantung oleh penghilangan basa penyusun konstituen yang
dengan mudah menjadi uap (atsiri). Metode ini dapat dilakukan menggunakan
beberapa cara yaitu dengan cara pemijaran sederhana pada udara ataupun suatu
aliran gas yang tidak bereaksi pada pengelolaan dengan beberapa region kimia.
Bobot residu yang tertinggal pada suatu komponen yang telah dilakukan
penguapan maka bisa ditetapkan Dandi proposi suatu bahan penyusun tersebut lalu
dihitung dari bobot (Riwandi, 2003).

Gravimetri merupakan pemeriksaan sejumlah zat menggunakan cara


penimbangan hasil pada reaksi pengendapan. Gravimetri juga merupakan
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan
dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu terlihat karena pada
gravimetri sejumlah zat ditentukan dengan cara penimbangan langsung massa zat
yang telah dipisahkan dari zat-zat lain (Rivai,1994).

Pada dasarnya pemisahan suatu zat dengan metode gravimetri dilakukan


menggunakan cara sebagai berikut. Mula-mula sampel zat dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai, kemudian ditambahkan suatu zat pengendap yang sesuai. Endapan
yang telah terbentuk disaring, dicuci, lalu dikeringkan atau dipijarkan, setelah itu
ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ingin ditentukan dihitung dari faktor
stoikiometrinya. Hasil yang di dapatkan disajikan sebagai persentase bobot zat
dalam cuplikan semua (Rivai,1994)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Oven
2. Desikator
3. Neraca Analitik
4. Cawan Porselen
5. Spatula

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. CuSO4 .XH2O

3.3 Diagram Alir


Padatan CuSO4.x
H2O
 Dimasukkan cawan kosong kedalam oven selama 15 menit.
 Dipindahkan cawan kosong kedalam desikator selama 5 menit.
 Ditimbang cawan kosong
 Ditimbang dengan teliti 0,200 g dengan menggunakan cawan,
diperoleh berat awal.
 Dimasukan dalam oven yang suhunya sudah diatur pada 205 ºC
selama 2 jam.
 Dikeluarkan cawan dan padatan dari oven.
 Dimasukkan kedalam desikator selama 5 menit.
 Ditimbang hingga didapatkan berat konstan.

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Dipanaskan pada suhu 200°C

Pengamatan Hasil
Pengamatan
Massa cawan porselen kosong setelah dipanaskan 44,0636 gram
Massa CuSO4.xH2O 0,2000 gram
Massa CuSO4.xH2O + cawan porselen kosong + H2O 44,2636 gram
Massa CuSO4.xH2O setelah dipanaskan 44,1927 gram
CuSO4.xH2O setelah dipanaskan Terjadinya
perubahan
warna dari biru
ke abu-abu

Perhitungan Data:
Diketahui :

Massa cawan porselen kosong setelah dipanaskan = 44,0636 gram


Massa CuSO4.xH2O = 0,2000 gram

Massa CuSO4.xH2O + cawan porselen kosong + H2O = 44,2636 gram


Massa CuSO4.xH2O setelah dipanaskan = 44,1927 gram

Mr CuSO4 = 159,5 g/mol


Mr H2O = 18 g/mol

Massa CuSO4 = | Massa CuSO4.xH2O setelah dipanaskan - Massa cawan


porselen kosong setelah dipanaskan|
= |44,1927 gram - 44,0636 gram|

= 0,1291 gram
Massa H2O = Massa CuS4.xH2O - Massa CuSO4

= 0,2000 gram - 0,1291 gram


= 0,0709 gram
𝑔𝑟 0,1291 𝑔𝑟
Mol CuSO4 = Mr = 159,5 = 0,00080 mol
g/mol

𝑔𝑟 0,0709 𝑔𝑟
Mol H2O = = = 0,0039388 mol
Mr 18 g/mol

Perbandingan mol CuSO4 : mol H2O


0,0080 mol : 0,0039388 mol

1 : 5

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang kadar air pada tembaga sulfat. Pada
percobaan kali ini yaitu penentuan kadar air pada tembaga sulfat. bahan yang
digunakan adalah CuSO4. xH2O berwarna biru. sebelum melakukan penimbangan
hidupkan oven terlebih dahulu dengan suhu 200°C. Lalu masukan cawan porselin
kosong ke dalam oven selama 5 menit yang bertujuan untuk menguapkan sisa air
ataupun suatu zat yang masih terdapat pada cawan porselen. Setelah 5 menit cawan
porselen dimasukkan ke dalam desikator dan ditunggu selama 5 menit. Pada
desikator terdapat silika di bagian bawahnya yang berfungsi menyerap air yang
terdapat pada cawan porselen setelah pemanasan di dalam oven. Lalu timbang
cawan porselen menggunakan neraca analitik dan didapatkan hasil penimbangan
yaitu 44, 0636 gram. Selanjutnya timbang CuSO4. xH2O sebanyak 0,2000 gram
menggunakan kaca arloji. Kemudian pindahkan CuSO4. xH2O dari kaca arloji
kecelakaan porselen. Lalu masukkan cawan porselen yang telah berisi CuSO4.
xH2O ke dalam oven dan dipanaskan dengan suhu 200 °C dan ditunggu selama 2
jam. Setelah 2 jam, keluarkan cawan porselen dan CuSO4. pada saat dikeluarkan
terlihat perubahan pada padatan CuSO4. xH2O dari warna biru ke warna abu-abu.
perubahan disebabkan karena pada saat CuSO4 berwarna biru itu masih
mengandung H2O, dan setelah dilakukan pemanasan H2O akan menguap sehingga
padatan berubah warna menjadi abu-abu karena sudah tidak mengandung air lagi.
Kemudian masukkan cawan porselen dan padatan CuSO4 ke dalam desikator
selama 5 menit lalu ditimbang menggunakan neraca analitik dan didapatkan hasil
sebanyak 44,1927 gram. untuk menghitung massa CuSO4 dilakukan perhitungan
pada data yang didapat yaitu massa CuSO4.xH2O setelah dipanaskan dikurang
dengan massa cawan porselin kosong setelah dipanaskan, lalu didapatkan hasil
sebanyak 0,1291 gram. Kemudian hitung massa H2O pada CuSO4.xH2O dengan
perhitungan massa CuSO4.xH2O dikurang dengan massa CuSO4 maka didapatkan
massa H2O sebanyak 0,0709 gram. Lalu dihitung mol CuSO4 dengan rumus gram
dibagi Mr maka didapatkan hasil sebanyak 0,00080 mol. Setelah itu hitung mol
H2O menggunakan rumus gram dibagi Mr dan didapatkan hasil 0,0039388 mol.
Sehingga terdapat perbandingan pada mol CuSO4 dengan mol H2O yaitu 1 : 5.
Serta dapat disimpulkan bahwa pada reaksi CuSO4. xH2O terdapat 5H2O sehingga
reaksi yang didapatkan yaitu CuSO4.5 H2O.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Jumlah air yang terikat pada tembaga sulfat sebanyak 0,0709 gram.

2. Terjadinya perubahan warna dari biru ke warna abu-abu pada tembaga sulfat.

5.2 Saran
Kepada praktikan sebaiknya memahami isi modul terlebih dahulu serta
mengetahui alat dan bahan yang akan di gunakan, serta fungsi dari alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntun Kimia Analisis Universitas Muslim Indonesia,
universitas Muslim Indonesia : Makassar
Khopkar, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI press: Jakarta
Okdayani, Yoskasih, 2010, Penentuan Kadar Air Dalam Serbuk UO2 Dengan
Metoda Gravimetri, Hasil-hasil Penelitian EBN, Volume 12. No. 7.
Riwandi, 2003, Indikator Stabilitas Gambut berdasarkan Analisis Kehilangan
Karbon Organik, Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi Bahan Gambut, Jurnal
Penelitian UNIB, Volume IX. No. 1.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai