Anda di halaman 1dari 7

Rodiah Nur Setiati

240210090046
BAB V
HASIL PENGAMATAN

Table 1. Gravimetri
Kelompok W
cawan

W
sampel

Awal Pengeringan 1 Pengeringan 2
7-8 2,5924 g 2,0115 g 1,4385 g 1,4392 g
9-10 2,5975 g 2,0207 g 1,4433 g 1,4411 g
11-12 2,5655 g 2,0034 g 1,4319 g 1,2440 g
Rata-rata 2,0118 g 1,4379 g 1,3748 g
Sumber : Hasil Pengamatan, 2010
Hasil Perhitungan :
Mol CuSO
4.
xH
2
O mol H
2
O
W CuSO
4.
xH
2
O W H
2
O
161,48 18x 18
W H
2
O W
awal sampel
-W
sampel

setelah pengeringan2
0,6371 g
2,00119 (18x) W H
2
O (161,48 18x)
2,00119 (18x) W H
2
O.161,48 W H
2
O.18x
36,0342x 0,6371.161,48 0,6371.18x
36,0342x 102,8789 11,4678x
24,5664x 102,8789
x 4,1877 - 4,2
maka, CuSO
4
4,2. H
2
O

Rodiah Nur Setiati
240210090046
PEMBAHASAN
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis
kuantitatiI suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Analisa gravimetri pada percobaan ini digunakan untuk menghitung
kadar air kristal hydrant pada suatu senyawa. Analisa ini sendiri merupakan cara
analisa dimana suatu zat akan ditentukan, dipisahkan dan kemudian diakhiri
dengan menimbang bentuk zat tersebut yang murni. Metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila
perlu Iaktor-Iaktor koreksi dapat digunakan.
Percobaan ini menggunakan sample CuSO
4
.XH
2
O, nilai x tersebut yang
akan dicari dengan menggunakan analisa gravimetri. Penggunaan gravimetri,
dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan
cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah
Iase padatan dan kemudian Iase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka
disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal
dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud
pada suhu 110o130oC. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat
sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.
Hal yang dilakukan pertama kali adalah menimbang cawan yang akan
digunakan saat pengamatan berlangsung. Setelah mendapatkan hasil timbangan
dan mencatatnya, cawan tersebut dipanaskan didalam oven bersuhu 160
o
C selama
15 menit. Pemanasan dalam oven ini bertujuan untuk mendapatkan berat konstan
cawan dengan cara memanaskan cawan tersebut hingga 3 kali agar air yang
berada dalam cawan tersebut teruapkan. Setelah 15 menit, cawan tersebut
diangkat dan didinginkan didalam desikator yang berisi silica gel. Desikator
adalah wadah untuk mengeringkan zat atau menjaganya dari kelembapan udara.
Desikator sederhana laboratorium terdiri dari wadah kaca berisi bahan pengering
Rodiah Nur Setiati
240210090046
seperti silikat gel. Desikator dapat divakumkan bila tersedia cerap pada tutupnya.
( John Dainith, 1994 : 142 )

Gambar 1. Desikator
(Anonim
1
, 2010)
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersiIat tidak elastis. SiIat ini menjadikan silika gel dimanIaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Silica gel mencegah terbentuknya
kelembaban yang berlebihan sebelum terjadi. Silica gel ini menyerap lembab
tanpa merubah kondisi zatnya. Walaupun dipegang, butiran-butiran silica gel ini
tetap kering. Silica gel penyerap kandungan air bisa diaktiIkan sesuai kebutuhan.
Unit ini mempunyai indikator khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah
muda kalau produk mulai mengalami kejenuhan kelembaban. Saat itulah alat ini
aktiI. Setelah udara mengalami kejenuhan/kelembaban, dia bisa diaktiIkan
kembali lewat oven.

Gambar 2. Silica Gel
(Anonim
2
, 2010)
Rodiah Nur Setiati
240210090046
Selama menunggu giliran ditimbang, cawan harus tetap dalam desikator.
Cawan yang telah dipanaskan diharapkan tidak menyerap uap air yang berada di
lingkungan.
Setelah dilakukan penimbangan awal dan penimbangan setelah
pengeringan kesatu. Dilakukan kembali pemanasan cawan dalam oven untuk
pengeringan kedua, sehingga pada akhirnya didapatkan berat konstan untuk
cawan tersebut.
CuSO
4
.XH
2
O yang telah disiapkan terlebih dulu ditimbang sebanyak 2 gr
dengan menggunakan cawan yang sudah konstan untuk mengetahui berat awal
CuSO
4
.XH
2
O yang masih mengandung H2O atau air, yang kemudian akan
dimasukan dalam oven. Di dalam oven kandungan air terusi akan menguap atau
hilang hingga warna sampel terusi berubah dari biru menjadi putih. Pemanasan
dilakukan selama 1 jam setelah ditimbang, terusi tersebut dipanaskan kembali
agar didapatkan berat konstan seperti cawan tadi.. Setelah itu sampel didinginkan
kembali dalam desikator agar tidak terjadi penyerapan uap air bebas dari udara,
karena jika pendinginannya di udara terbuka sampel terusi tadi akan mudah
menyerap air dari udara dalam jumlah yang tidak tentu. Disebabkan Terusi
tersebut memiliki siIat yang higroskopis. Terusi yang telah dingin ditimbang
kembali, penimbangan tidak boleh dilakukan sembarangan karena perbedaan suhu
tinggi dapat merusak neraca timbang. Berat timbang harus mencapai angka berat
yang konstan karena pada waktu diangkat dari oven dan didinginkan bisa saja
masih ada udara panas yang dapat mempengaruhi penimbangan. Dan jika tidak
sampai konstan, maka nantinya berat yang didapat bukan berat yang sebenarnya
dan akan terjadi kesalahan pada saat perhitungan rumus hidrantnya.
Hidrat pada analisa gravimetri ini dihitung dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut :
Mol CuSO
4.
xH
2
O mol H
2
O
161,48 merupakan Mr dari CuSO
4
dan 18 adalah Mr dari H
2
O. Dari
perhitungan didapat nilai X adalah 4,1877 dan ini juga bisa sebagai petunjuk
Rodiah Nur Setiati
240210090046
banyaknya kadar air yang ada dalam terusi tersebut. Angka tersebut dibulatkan
hingga menjadi 4,2, jadi rumus hidrat dari terusi adalah CuSO
4
4,2 H
2
O.
Pada hasil pengamatan yang didapatkan, berat terusi pada kelompok 7 dan
8 terjadi kenaikan berat setelah pengeringan 2. Hal ini dapat disebabkan oleh
penyerapan air pada Terusi saat dilakukan penimbangan atau setelah dikeluarkan
dari oven. Kemungkinan tersebut dapat disebabkan karena Terusi terlalu lama
dibiarkan di udara terbuka hingga menyerap kembali air yang ada pada
lingkungan terbuka.
















Rodiah Nur Setiati
240210090046
KESIMPULAN

1. Analisis gravimetri adalah salah satu cara analisis kuantitatiI yang
merupakan penentuan jumlah zat berdasarkan penimbangan hasil reaksi
(dalam g).
2. Perhitungan hidrat suatu senyawa dipengaruhi oleh berat awal sebelum
dipanaskan dan berat akhir setelah pemanasan.
3. Gravimetri dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
pengendapan, elektrolisis, ekstrasi pelarut, dan sebagainya.
4. Salah satu masalah yang mungkin timbul dari metode analisis gravimetri
ini adalah memperoleh endapan dengan derajat kemurnian yang tinggi.




















Rodiah Nur Setiati
240210090046
AFTAR PUSTAKA

Anonim
1
. 2010. Desikator.
Anonim
2
. 2010. Silika Gel.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Sukarti, Tati. 2009. 'Kimia Analitik. Widya Padjadjaran; Jatinangor.

Anda mungkin juga menyukai