Anda di halaman 1dari 4

A.

LABU DIDIH
Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang
berbentuk seperti labu dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double
neck, dan triple neck. Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round
bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom).

Gambar Labu Didih


Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C.
Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling
flask) adalah untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Labu didih yang
dasarnya berbentuk bundar biasanya digunakan untuk memanaskan bahan, sedangkan
yang bawahnya flat selain dapat digunakan untuk memanaskan bahan dapat juga di
gunakan untuk menyimpan bahan karena saat diletakan di meja, posisinya akan lebih
stabil.
Leher labu didih memiliki 3 jenis, yaitu single neck, double neck dan tripple neck.
bagian bawah labu didih ada 2 jenis flat dan round bottom. Selain terdiri dari berbagai
macam leher labu didih terdiri dari berbagai macam dasar, diantaranya :
1. boiling flask round bottom
2. boiling flask flat bottom

Labu didih (boilling flask) terdiri dari 2 bagian, yaitu :


1. neck atau leher yang berfungsi untuk mengalirkan larutan yang akan ditambahkan
ke dalam labu didih atau pun untuk menyambungkan bagian dari alat destilasi
dengan labu didih.
2. tabung yang berfungsi menempatkan larutan yang akan dipanaskan atau akan
didestilasi.

Sebelum menggunakan labu didih terlebih dahulu labu didih dicuci menggunakan air
atau aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu didih ketika akan
digunakan. Ketika akan memanaskan larutan terlebih dahulu labu didih diisi oleh batu
didih. Fungsi dari batu didih sendiri yaitu untuk meratakan panas sehingga panas menjadi
homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih.
Secara umum labu didih berfungsi sebagai wadah larutan yang sedang dipanaskan
atau diuapkan khususnya pemanasan yang dirangkaikan dengan pendingin balik.
Prinsip kerja labu didih untuk mengukur muai zat cair
Menentukan koefisien muai volume untuk zat cair

Prinsip pengukuran:
Sama halnya dengan zat padat, zat cair juga mengalami pemuaian jika dipanaskan
yaitu pemuaian volume. Akibat pemuaian akan terjadi perubahan volume yang besarnya

Koefisian muai volume ( ) tidak bergantung pada perubahan temperatur,


melainkan bergantung pada jenis bahan. Meskipun demikian dapat dihitung
menggunakan hasil pengukuran perubahan volume tehadap temperatur.
Alat untuk mengukur koefisien muai volume adalah dilatometer seperti gambar
1a. Mengadaptasi dari gambar 1a, kita bisa membuat dilatometer dari botol bekas dan
pipa kaca seperti pada gambar 1b. Dilatometer (Gambar 1.a) terdiri dari tabung gelas
dengan pipa kapiler dipasang pada tutupnya. Jika tabung gelas diisi oleh zat cair tertentu
kemudian dipanaskan dalam sebuah wadah yang diisi air terlebih dahulu, maka akan
terjadi perubahan volum yang terdeteksi dari perubahan tinggi zat cair pada pipa kapiler.
Perubahan volum dapat dihitung dengan

Dengan adalah jari-jari pipa dan adalah perubahan tinggi zat cair.

(a) (b)
Gambar 1. Labu didih (a), botol kaca yang dimodifikasi Labu didih (b)
Percobaan pemuaian air menggunakan dilatometer hasil workshop untuk mencari
koefisien muai volume air
Tabel 1. Hasil pengukuran perubahan perubahan tinggi sementara itu jari-jari
volume akibat perubahan temperatur: pipa kaca tidak dapat kita ukur. Untuk
T (oC) T h V itu ambil sejumlah air menggunakan
o
( C) (cm) pipa kaca letakkan pada wadah
64 32 27.2 2.4396 kemudian ukur menggunakan syringe
63 31 26.2 2.3256  (jarum suntik). Volume yang terukur
62 30 25.2 2.2116 P syringe selanjutnya dibagi dengan
61 29 24.5 2.1318
 ketinggian air yang diambil, maka akan
60 28 24.1 2.0862
59 27 23.3 1.995 kita dapatkan volume air per cm.
58 26 22.8 1.938 Pada percobaan ini diperoleh untuk air
57 25 22 1.8468 setinggi 19,4cm volumenya adalah
56 24 21.2 1.7556 2.2ml. Jadi volume per cm pada pipa
55 23 20.5 1.6758 adalah 0.114ml/cm.
54 22 19.6 1.5732
52.5 20.5 18.4 1.4364
52 20 18.1 1.4022
51 19 17.5 1.3338
50 18 16.9 1.2654
49 17 16.1 1.1742
48 16 15.4 1.0944
47 15 15 1.0488
46 14 14.3 0.969
45 13 13.7 0.9006
44 12 13 0.8208 Gambar 2. Data hasil pengukuran
43 11 12.5 0.7638 perubahan volume zat cair terhadap
42 10 11.6 0.6612 perubahan suhu
41 9 11.2 0.6156
39 7 9.9 0.4674 Dari grafik diperoleh persamaan
38 6 9.5 0.4218
37 5 8.4 0.2964
36 4 7.8 0.228 dimana y adalah dan x adalah ,
35 3 7.5 0.1938 sehingga dapat dihitung koefisien muai
34 2 6.7 0.1026 volumenya adalah
33 1 6.2 0.0456
32 0 5.8 0
engukuran V0 dilakukan dengan cara Nilai tersebut telah dibandingkan dengan
mengisi botol dengan air lalu hasil pengukuran yang dilakukan
menutupnya dengan sumbat karet. menggunakan alat buatan Leybold
Sumbat karet kemudian dibuka, air (Leybold, )yang memperoleh hasil
dituang di gelas ukur untuk
. Pada referensi tersebut
mendapatkan V0.
V0 =155ml (pada suhu 32oC) juga disebutkan bahwa nilai koefisien muai
 Pengukuran perubahan volume zat cair thermal bervariasi sesuai dengan
dilakukan secara tidak langsung. Pada temperaturnya.
percobaan yang diukur adalah
Gambar Percobaan dengan Dilatometer

B. DILATOMETER

 Alat dan bahan pada Percobaan:


1) Gelas kimia ,2) Labu didih,3) Lilin,4) Sumbat karet,5) Korek api, 6) Pipa
kapiler, 7) Air
 Langkah Kerja:
1) Pasanglah sumbat karet pada mulut labu didih, kemudian masukkan pipa
kapiler pada lubang sumbat karet tersebut.
2) Isi gelas kimia dengan air, celupkan ujung pipa kapiler ke dalam air. Amati
permukaan air dalam pipa kapiler!
3) Panasi labu didih tersebut dengan sebatang lilin. Amati apa yang terjadi
pada permukaan air dalam pipa kapiler tersebut!

Pembahasan:
Pengaruh suhu terhadap volume gas dapat diselidiki dengan menggunakan alat yang
dinamakan dilatometer. Alat ini terdiri atas labu kaca, sumbat karet, dan pipa kapiler
panjang yang salah satu ujungnya dimasukkan ke dalam labu kaca melalui sumbat karet.
Untuk menggunakan dilatometer, baliklah dilatometer dan masukkan ujung pipa kapiler ke
dalam bejana yang berisi air. Berdasarkan sifat pipa kapiler, air akan naik di dalam pipa
kapiler. Untuk menaikkan suhu udara dalam labu kaca dapat dilakukan dengan memegang
labu kaca dengan telapak tangan. Sambil memegang labu kaca, kalian dapat mengamati
perubahan ketinggian air dalam pipa kapiler. Beberapa saat setelah labu kaca dipegang
dengan telapak tangan, udara dalam labu suhunya naik dan volumenya memuai. Hal ini
ditandai dengan adanya penurunan air dalam pipa kapiler. Ketika suhu udara dalam labu
kaca naik, volumenya membesar sehingga mendesak permukaan air dalam pipa kapiler.
Akibatnya, permukaan raksa dalam pipa kapiler turun.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk semua jenis gas memiliki nilai
koefisien muai volume yang sama, yaitu    2731
/ K. Pemuaian gas dimanfaatkan untuk
membuat termometer gas, yaitu termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat rendah. Termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu
hingga –250oC. Bahan pengisi termometer gas adalah hidrogen, nitrogen, dan helium.

Anda mungkin juga menyukai