OLEH: KELOMPOK IV
ANGGOTA KELOMPOK:
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Regression Equation
Menit = -86 + 1.76 Berat cawan+sampel
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant -86 268 -0.32 0.801
Berat cawan+sampel 1.76 4.97 0.35 0.784 1.00
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
10.1835 11.11% 0.00% 0.00%
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 12.96 12.96 0.13 0.784
Berat cawan+sampel 1 12.96 12.96 0.13 0.784
Error 1 103.70 103.70
Total 2 116.67
Pengeringan pada suhu 60C
Tebal sampel: 1,7 cm
Berat cawan +
Menit ke-
sampel
0 44,662
10 41,028
15 43,684
Regression Equation
Menit = 85 - 1.78 Berat cawan+berat sampel
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value
Constant 85 158 0.54 0.685
Berat cawan+berat sampel -1.78 3.65 -0.49 0.711
Model Summary
S R-sq R-sq(adj)
9.71089 19.17% 0.00%
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 22.37 22.37 0.24 0.711
Error 1 94.30 94.30
Total 2 116.67
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant 36 305 0.12 0.924
Berat cawan+berat sampel -0.00050 0.00539 -0.09 0.941 1.00
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
10.7554 0.85% 0.00% 0.00%
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 0.987 0.987 0.01 0.941
Berat cawan+berat sampel 1 0.987 0.987 0.01 0.941
Error 1 115.679 115.679
Total 2 116.667
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant -116 441 -0.26 0.836
Berat cawan+berat sampel 0.00235 0.00833 0.28 0.825 1.00
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
10.3948 7.38% 0.00% 0.00%
Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 8.616 8.616 0.08 0.825
Berat cawan+berat sampel 1 8.616 8.616 0.08 0.825
Error 1 108.051 108.051
Total 2 116.667
3.2 Pembahasan
Pada hasil praktikum digunakan empat sampel tepung tapioka dan pati sagu.
Pada 4 cawan percobaan pertama diisi tepung tapioka dan pati sagu yang mana
masing-masing seberat 15 gram dan 30 gram. Cawan pertama diisi tepung tapioka
seberat 15 gram yang sudah didispersi, berat cawan yang sudah didispersi, berat
cawan + sampel + sampel bernilai 53,954 gram dengan tebal sampel bernilai sampel
1,4 cm. Dipanaskan pada suhu 40°C selama 10 menit. kemudian dipanaskan didalam
hot air oven, pada menit ke 10. Sampel dikeluarkan kemudian ditimbang
mendapatkan berat 9,048 gram. Percobaan pertama dilakukan hanya sekali
pengeringan pada masing-masing sampel yang ada pada cawan dikarenakan hanya
pengeringan 10 dan 15 menit. Percobaan yang sama dilakukan pada sampel seberat
30 gram dan juga sampel 15 dan 30 gram pati sagu.
Pada percobaan kedua, proses yang sama juga dilakukan pada pati sagu dan
tepung tapioka pada suhu 40°C dan 60°C. Cawan sampel pati dan tepung tapioka
yang telah didispersi, dimasukan ke dalam hot air oven selama 15 menit. Setelah
dikeluarkan kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik. Hasilnya tidak
berkurang sesuai dengan harapan. Contohnya saja pada sampel tepung tapioka yang
berat awal sampel pada percobaan pertama sebesar 9,408 pada waktu pengeringan 10,
dan kemudian pengeringan pada lama waktu 15 menit berat sampel sebesar 12,308.
Hal ini dikarenakan prosedur pengerjaan yang dilakukan tidak memperhatikan
ketelitian dalam pelaksanaan praktikum, yang berikutnya adalah suhu atau panas dari
hot air oven/ Cabinet dryer tidak mencapai suhu yang diinginkan yaitu 40°C dan
60°C.
Hal-hal kecil dalam pelaksanaan yang tidak diperhatikan dalam praktikum
dapat mempengaruhi hasil dari sebuah percobaan. Pada sampel yang dipanaskan
antara suhu 40°C dan 60°C yang lebih cepat kering adalah sampel yang panaskan
pada suhu ± 60°C hal ini dikarenakan suhu yang lebih tinggi dan lebih cepat
menyerap uap air yang ada pada sampel. Selain itu ketebalan sampel sangat
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan.
3.3 Pertanyaan :
1. Jelaskan tentang pengeringan !
2. Jelaskan tentang transfer panas !
3. Berdasarkan data yang dihasilkan bandingkan kecepatan pengeringan dan
transfer panas untuk keempat persamaan yang dihasilkan.
4. Jelaskan kecepatan pengeringan dan transfer panas berdasarkan persamaan
dimaksud.
Jawab:
1. Pengeringan adalah proses perpindahan massa air atau pelarut lainnya dari
suatu zat padat atau semi padat dengan penguapan penguapan. Proses ini
seringkali merupakan tahap akhir proses produksi sebelum dikemas atau
dijual ke konsumen. Benda yang telah dikeringkan akan menjadi benda yang
padat dalam wujud bubuk (misal susu bubuk) maupun potongan besar
(misal kayu) meski bahan awal sebelum pengeringan adalah benda semi padat
(misal keju "hijau"). Sumber panas dan cara penghantaran panas, dibutuhkan
dalam pengeringan.
2. Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas,
dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas
diklasifikasikan menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi
termal, dan perpindahan panas melalui melalui perubahan fasa.
Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi
kinetik partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki
temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas
mengalir sehingga keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik
kesetimbangan termal. Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat
bertemperatur tinggi ke tempat bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan
oleh hukum kedua termodinamika.
Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan)
membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi
karena proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas
mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa
mengalir menggunakan pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya.
3.
4. Dari perbedaan waktu yang ditunjukan maka semakin tebal sampel maka akan
semakin lama pati atau tepung tapioka untuk dapat kering karena panas akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk berpindah ke pati/tepung tapioka jika
dibandingkan dengan pati/tepung tapioka yang memiliki ketebalan lebih tipis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu pengeringan
pati ditentukan oleh ketebalan dari pati tersebut karena semakin tebal pati maka akan
semakin lama untuk pati tersebut kering sebaliknya semakin tipis pati maka akan
lebih cepat kering karena panas dapat menembus pati lebih cepat. Pengeringan juga
dapat dipengaruhi oleh kondisi suhu hot air oven.
DAFTAR PUSTAKA