REKAYASA PROSES
PRAKTIKUM 4
NERACA ENERGI
Oleh:
201710301050
Asisten Produksi:
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1 PENDAHULUAN
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain sering terjadi berulang-ulang dalam
industri pangan. Pada proses di industri pangan diperlukan pemasukan atau
pengeluaran kalor untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan.
Tetapi dalam penerapannya masih terdapat masalah, misalnya dalam penyimpanan
es. Es akan segera mencair setelah beberapa waktu karena adanya perpindahan
panas, baik itu secara konveksi, konduksi, ataupun radiasi. Pindah panas merupakan
suatu proses yang dinamis, yaitu panas dipindahkan secara spontan dari satu kondisi
ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah. Kecepatan pindah panas bergantung
pada perbedaan suhu antar kondisi. Semakin besar perbedaan, maka semakin besar
kecepatan pindah panasnya. Panas bergerak dari objek panas ke objek yang dingin,
bertambah besar perbedaan objek keduanya juga bertambah besar panas yang
dipindahkan.
1.2 Tujuan
2.3.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan
makluk hidup terutama manusia. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia
membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, makan dan minum sampai dengan
aktivitas-aktivitas lainnya. Tubuh manusia terdiri dari 60–70% air. Transportasi zat-
zat makanan dalam tubuh semuanya dalam larutan dengan bentuk larutan dengan
pelarut air (Achmad, 2004). Air merupakan sumber daya yang mutlak diperlukan
untuk kehidupan. Berdasarkan kegunaannya, diharapkan kualitas air yang
digunakan masih menenuhi batas-batas toleransi kriteria kualitas air yang layak
untuk digunakan (Effendi, 2003).
Zat kimia di dalam air merupakan suatu pelarut, memiliki kemampuan
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas
dan banyak macam molekul organik. Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan sehingga perlu diketahui
bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah
yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Air sendiri mempunyai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar air
tersebut dapat digunakan seperti kualitas fisik yang terdiri dari bau, warna, dan rasa.
Kualitas kimia yang terdiri dari atas pH, kesadahan dan sebagainya. Serta kualitas
biologi dimana air harus terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.
2.3.2 Garam
NaOH disebut juga dengan soda kaustik atau sodium hidroksida merupakan
sejenis basa logam kaustik. NaOH membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. NaOH memiliki titik lebur 318°C dan titik didih 1388°C.
NaOH berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, Butiran
ataupun larutan jenuh 50%, bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap
karbon dioksida dari udara bebas. NaOH sangat larut dalam air (1110 g/L pada suhu
20°C) dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, selain itu mampu larut dalam
etanol dan metanol (Widhiyanuriyawan, D., 2013).
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Kompor
2. Panci
3. Gelas ukur
4. Pengaduk
3.1.2 Bahan
1. Es batu
3. Air
Air 100 g
Es Batu
Penimbangan
Pelarut
Penimbangan
Bahan
Pelarutan
Penimbangan
Pemanasan 3 menit
Penimbangan
C
Jenis Massa Cp (Kalor (Kapasitas Panas
No ∆𝑡 (𝑐°)
Larutan (Kg) Jenis)(J/Kgoc) panas (J)
(J/oc)
1 Air + es batu 0,150 -19,9 4200 630 -12.537
2 Air + garam 0,075 50,6 500 37,5 1,897,5
3 Air + NaOH 0,050 39,7 3330 166,5 6.610,05
BAB 5 PEMBAHASAN
Pada pengamatan jenis larutan air + garam didapatkan masa awal 100 gram,
masa akhir 75 gram dan temperatur awal 26°C, temperatur akhir 76,6°C sedangkan
hasil perhitungan pada jenis larutan air + es gram didapatkan masanya 0,075 kg, ∆t
50,6 kj/kg °C, Cp 550 J/Kg °C dengan panas 1,897,5 J dan kapasitas panas 37,5
J/°C. Hal ini karena pada jenis larutan air + garam terdapat larutan yang pekat
dimana larutan garam yaitu homogen, pada larutan aitr + garam dimana perubahan
suhunya semakin besar dan kalor jenisnya menjadi kecil (Earle. 1969).
Pada pengamatan jenis larutan air + NaOH didapatkan masa awal 45 gram,
masa akhir 50 gram dan temperatur awal 25°C, temperatur akhir 64,7°C sedangkan
hasil perhitungan pada jenis larutan air + es gram didapatkan masanya 0,05 kg, ∆t
39,7 kj/kg °C, Cp 3330 J/Kg °C dengan panas 6.610,05 J dan kapasitas panas 166,5
J/°C. Karena pada jenis larutan air + NaOH membentuk larutan alkalin yang
menyebabkan kenaikan suhu dimana mengalami reaksi endoterm dan
menyebabkan kalor jenisnya menjadi besar. NaOH bersifat lembab cair dan secara
spontan menyerap karbondioksida dari uadara bebas dimana NaOH sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena dalam proses
pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis (Irianty, R.S, dkk. 2010).
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. panas dipengaruhi oleh massa, kapasitas, dan suhu. Panas berbanding lurus
dengan massa dan kapasitas suhu, semakin besar massa, kapasitas panas dan
suhu sehingga semakin besar pula panasnya.
2. Faktor yang mempengaruhi besarnya kalor jenis larutan yaitu massa larutan,
kalor jenis larutan, dan suhu. Hubungan anatara kalor air dan kalor larutan
tidak sama yang disebabkan oleh massa, suhu akhir larutan dan suhu awal
air yang tidak sama, namun dalam percobaan ini diperoleh data untuk suhu
awal yang sama.
6.2 Saran
Larutan NaOH 50 mL
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Air + Es Batu
Diketahui : Massa = 0,150 kg
Cp = 4200 J/KgoC
∆𝑡 = -19,9oC
Ditanya :
- C (Kapasitas Kalor)
- Panas reaksi
Jawab :
- C = m.Cp
C = 0,150 x 4200
C = 630 J/ oC
- Q = 𝑚 . 𝐶𝑝 . ∆𝑡
Q = 0,150 x 4200 x (-19,9)
Q = -12.537 J
2. Air + Garam
Diketahui : Massa = 0,075 kg
Cp = 500 J/KgoC
∆𝑡 = 50,6oC
Ditanya :
- C (Kapasitas Kalor)
- Panas reaksi
Jawab :
- C = m.Cp
C = 0,075 x 500
C = 37,5 J/ oC
- Q = 𝑚 . 𝐶𝑝 . ∆𝑡
Q = 0,075 x 500 x 50,6
Q = 1.897,5 J
3. Air + NaOH
Diketahui : Massa = 0,050 kg
Cp = 3330 J/KgoC
∆𝑡 = 39,7oC
Ditanya :
- C (Kapasitas Kalor)
- Panas reaksi
Jawab :
- C = m.Cp
C = 0,050 x 3330
C = 166,5 J/ oC
- Q = 𝑚 . 𝐶𝑝 . ∆𝑡
Q = 0,050 x 3330 x 39,7
Q = 6.610,05 J