Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I
PERCOBAAN VI
PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM SULFIT

NAMA

: TIA YULIANA PUTRI

NIM

: J1F108044

KELOMPOK

:4

ASISTEN

: RIZKY EMALIA

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2008

PERCOBAAN VI
PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM SULFIT

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Melalui percobaan ini praktikan diharapkan memahami cara sintesis
sederhana dari suatu senyawa kimia dan metode pemisahan dan pemurnian
senyawa hasil sintesis secara rekristalisasi.

1.

DASAR TEORI
Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterogen,
artinya tidak seluruh bagian materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan
tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya,
larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang
sesungguhnya tidak homogen benar (Kitty, 1996).
Oleh karena proses pembentukkan campuran merupakan proses fisis,
maka partikel-partikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali
secara fisis.

Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari

partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan


berbagai cara.Pada umumnya di alam terdapat banyak campuran, maka kita
perlu mempelajari cara-cara pemisahannya untuk mendapatkan zat yang
dihasilkan tertentu yang murni. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan
cara filtrasi, distilasi, kristalisasi, ekstrasi, absorbsi, dan kromatografi
(Brady, 1999).
Adapun beberapa cara pemisahan dan pemurnian suatu zat adalah
sebagai berikut :

Kristalisasi
Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam
cairan, ada dua cara kristalisasi yang umum dilakukan, yaitu :

Cara penguapan
Cairan diuapkan melalui pemanasan sehingga dihasilkan kristal
padat.
Cara Pendinginan
Zat yang mudah larut dalam air panas dari pada dalam air
dingin lebih mudah menggunakan cara ini. Jika suatu larutan
didinginkan, maka kelarutannya akan berkurang.
Pemisahan campuran dengan kristalisasi ini dilakukan untuk
memisahkan campuran padat dalam air, jika zat padat yang terlarut
merupakan zat padat kristal. Caranya adalah dengan menguapkan
zat cairnya (Sudarmadji, 1989).
Destilasi
Destilasi adalah penguapan campuran zat cair dengan cara
memanaskan,

kemudian

mengembunkan

uap

zat

cair

dan

menampungnya dalam suatu wadah bersih dan kering sehingga


diperoleh zat cair yang murni. Prinsip penentuan zat kadar air dengan
destilasi adalah menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat
bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air.

Berbagai jenis destilasi diantaranya yaitu destilasi

besar/sederhana, destilasi uap, destilasi vakum dan destilasi flaksionat


(Sudarmadji, 1989).
Ekstrasi
Ekstrasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan
senyawa organik dari campurannya yang dihasilkan dari suatu reaksi
kimia atau yang terdapat dalam bahan alam. Beberapa macam prinsip
ekstrasi yaitu ekstrasi sederhana, penyaringan, penyaringan selaput dan
ekstrasi berkesinambungan (Basset, 1994).

Sublimasi
Cara ini digunakan untuk pemurnian senyawa-senyawa organik
yang berbentuk padatan. Pemanasan yang dilakukan terhadap senyawa
organik akan menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut :
Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan
padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian
mendidih. Di sini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu ke fase
gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan cair,
pada tekanan tertentu dan temperatur tersebut pula (pada titik
didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada
suhu kamar berada dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperatur
tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase
cair terlebih dahulu (Basset, 1994).
Rekristalisasi
Zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat
padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat zat apdat yang kita
inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah
perbedaan kelarutan zat pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan
dengan cara melarutkan cuplikan ke dalam pelarut yang sesuai (Basset,
1994).
Kromatografi
Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses
pemisahan yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada
hakekatnya molekuler (Basset, 1994).
Penukaran Ion (Dengan Menggunakan Resin Penukar Ion)
Penukar ion adalah elektrolit tak larut berion lebih yang mudah
dipertukarkan dengan ion medium sekitarnya tanpa mengalami
perubahan fisik dan struktur elektrolitnya sendiri.

Penukar ion

berkelebihan muatan atau ion tetap yang ternetralkan oleh muatan ion

labilnya disebut kation pada penukar kation dan disebut anion pada
penukar anion.Pada pembuatan kalium sulfit dari natrium sulfit dengan
kalium klorida, garam yang terjadi direkristalisasi dengan air. Proses
rekristalisasi ini dilaksanakan sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion
SO32+ saja yang tinggal di dalam larutan atau tidak ditemukan lagi ion
Na+ dan Cl- (Dorfner, 1995).

III. ALAT DAN BAHAN


i.

ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah, neraca analitik,
pengaduk gelas, corong, kertas saring, beker gelas berukuran 50 dan
400 ml, hot plate.

ii.

BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Kristal
Na2SO3, KCl, aquades, dan kertas saring.

IV. PROSEDUR KERJA


1.

Ditimbang 1,2600 gram Na2SO3 dan 1,4900 gram KCl dengan


menggunakan gelas arloji dan neraca analitik

2.

Dimasukkan kedua macam kristal tersebut ke dalam gelas beker 50


mL

3.

Ditambahkan akuades 50 mL, diaduk hingga seluruh reaktan larut


sempurna

4.

Dipanaskan larutan ini di atas hot plate sampai volumnya tinggal


setengah dari volume larutan mula-mula, kemudian didinginkan
larutan

5.

Dimasukkan gelas beker berisi larutan tersebut ke dalam gelas beker


yang berisi air es begitu larutan mencapai suhu kamar,

6.

Didinginkan larutan dalam penangas es tersebut hingga di peroleh


endapan

7.

Dipisahkan endapan dari larutan dengan disaring menggunakan corong


kertas saring

8.

Dipanaskan kembali sisa filtrat yang diperoleh hingga volumenya


tinggal separuh, didinginkan dalam air es hingga diperoleh endapan
kristal

9.

Digabungkan kristal yang diperoleh dari langkah (8) dan langkah (9)

10.

Dilarutkan kristal yang diperoleh dalam 15 mL akuades, diuapkan


larutan ini

11.

Didinginkan larutan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal

12.

Diimbang berat kertas saring kosong

13.

Dipisahkan endapan dari pelarutnya dengan menggunakan corong dan


kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya, dikeringkan dalam
oven

14.

V.

Ditimbang berat kristal yang diperoleh setelah kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil

NO
Percobaan
1 Ditimbang Kertas Saring
2

Hasil Pengamatan
Kertas 1 = 0,41 gr

Kosong
Ditimbang Gelas Arloji

Kertas 2 = 0,46 gr
Berat = 41,46 gr

+ Kertas Saring 1

Berat gelas arloji = 40,79 gr , m = 0,62 gr

Ditimbang Gelas Atloji + Berat = 41,42

Kertas Saring 2
Dihitung Berat Endapan

Berat gelas arloji = 40,79 , m = 0,63 gr


Endapan 1 = 0,62 0,39 = 0,21 gr
Endapan 2 = 0,63 0,39 = 0,24 gr

Ditimbang Berat Kertas

Berat semua = 41,48 gr

Corong 2 yang Telah

Berat Kertas Saring =

Menyaring Campuran

41,48 40,79 = 0,69 gr

Endapan
6

Berat Endapan Akhir

Endapan Akhir = 0,69 0,41 = 0,28 gr

2. Perhitungan
Dari data yang diperoleh dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Diketahui : Massa Na2SO3

= 1,2600 gram

Mr Na2SO3

= 126 gr/mol

Mol Na2SO3

massa
Mr

Massa KCl

= 1,4900 gram

Mr KCl

= 74,5 gr/mol

Mol KCl

1,2600gr
=

126 gr / mol

0,01 mol

1,4900 gr
Massa
= 74,5 gr / mol = 0,02 mol
Mr

Ditanya : Rendemen = ?
Jawab

: Reaksi yang terjadi


Na2SO3 + 2 KCl

K2SO3 + 2 NaCl

mula-mula

0,01

0,02

bereaksi

0,01

0,02

0,01

sisa

0,01

mol K2SO3 =

1,26
= 0,01 mol
126

mol KCl

1,49
= 0,02 mol
74,5

Mr K2SO3

= 158 gr/mol

mol K2SO3 =

gr
Mr
gr
158

0,01 =
gr K2SO3 = 0,01 x 158
= 1,58 gram
massa kalium sulfit yang diperoleh
Rendemen =

x 100 %
massa kalium sulfit teoritis
0,28
x100%
1,58

= 17,72 %
% Error

= 100% - 17,72%
= 82,28 %

B.

Pembahasan
A. Pembuatan K2SO3
Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterogen,
artinya tidak seluruh bagian materi ini mempunyai sifat yang sama.
Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat
dibedakan dengan mata biasa. Kristalisasi merupakan pemisahan suatu
campuran zat padat dari zat cair dengan cara memanaskan larutan
sampai jenuh, kemudian mendinginkannnya sehingga terbentuk kristal.
Dari hasil yang didapat melalui proses pembuatan K 2SO3 dilakukan
penimbangan 1,26 gram Na2SO3 dan 1,49 gram KCl yang kemudian
diuapkan atau dipanaskan sampai volumenya tinggal separuh. Proses
di atas dapat dituliskan malalui reaksi berikut :
Na2SO3 + 2 KCl
B. Pemurnian K2SO3

K2SO3 + 2 NaCl

Pada proses pemurnian K2SO3 ini dilakukan proses rekristalisasi


dengan air distilat yaitu pengrekritalisasi

kristal yang dihasilkan

dengan menambahkan 15 ml air suling kepada kristal yang telah


didapatkan sebelumnya. Endapan yang diperoleh pada pemurnian
tersebut adalah endapan K2SO3 yang berupa kristal padat dengan
larutan NaCl. Endapan K2SO3 terjadi setelah larutan Na2SO3 dan KCl
dipanaskan atau diuapkan dengan menggunakan hotplate sehingga
larutan tinggal separuh. Kemudian larutan tersebut didinginkan dalam
penangas es sehingga larutan dingin dan terbentuk endapan, lalu
disaring dengan menggunakan kertas saring tetapi terlebih dahulu
kertas saringnya ditimbang. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven
untuk memperoleh K2SO3 murni.
Rendemen dalam presentase berkisar antara 0 - 100%. Jika
diperoleh rendemen yan lebih besar dari 100%, berarti pada saat isolasi
terdapat pencemar atau pengotor. Percobaan yang kami lakukan
mendapatkan nilai rendemen sebesar 17,72 % dan persentase errornya
adalah 82,28 %. Jadi percobaan yang kami lakukan ada kesalahan.

VI.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah percobaan ini antara lain
1. Beberapa teknik pemisahan yang dapat dilakukan adalah dengan
penyaringan, penguapan, distilasi, kristalisasi dan ekstraksi.
2. Rendemen yang didapat dari hasil percobaan yang telah dilakukan
adalah sebesar 17,72 %.
3. Endapan yang dihasilkan berupa kristal-kristal kecil dengan massanya
sebesar 0,28 gram.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.B.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.
Dorfner, Konkrad dan Anton J.Hartono.1995. IPTEK Penukar Ion. Andi
Offset. Yogyakarta.
Sudarmadji, Slamet.1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.Liberti.Yogyakarta.
Sura, Kitti.1996. Kimia I. Intan Pariwara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai