Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

“PERCOBAAN LOOP DAN MIKROSKOP”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Fisika Dasar II

Yang dibimbing oleh Bapak. Reyza Arief Taqwa, M.Pd

Disusun Oleh :

Aisha Nursani (220322601560/M/1)

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MARET 2023
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda (yang dilihat
dengan mata kanan), dengan skala pembanding (yang dilihat dengan
mata kiri).
2. Menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum.
3. Menerapkan prinsip mata tidak berakomodasi, juga mampu menset
lensa dengan tepat.

B. DASAR TEORI
a) Mikroskop
Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk membentuk
suatu bayangan yang diperbesar dari suatu objek kecil serta untuk
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga
memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus.
Mikroskop tersusun dari kaca pembesar bikonveks atau sistem lensa
yang ekuivalen, baik dengan pegangan tangan atau dalam kerangka
sederhana (Martin, 2012).
Mikroskop memiliki lensaobjektif dan okuler.Perbesaran
keseluruhan mikroskop adalah produk dari perbesaran yang dihasilkan
2 lensa. Perbesaran sudut oleh lensa okuler untuk sebuah benda
(Serway dan Jewett:2004). Lensa objektif sebagai lensa pertama
pembentukbayangan, sedangkan lensa
okuler sebagai lensa kedua yangmemakai bayangan berasal lensa
objektif menjadi objek. Lensa sebagai pembesar
sederhana, yang menghasilkan bayangan maya (Young: 2007). Jika
meletakkan sebuah benda pada depan lensa objektif, maka secara
alami lensa objektif serta lensa okuler mengadakan perbesaran
bayangan, sehingga terjadi perbesaran ganda di mikroskop
pada perbesaran linier mikroskop. Sedangkan, pada benda melalui
lensaokuler, bisa terlihat bayangan akhir dan terjadi perbesaran yang
perbesaran sudut menggunakan mikroskop ada perbesaran linier dan
perbesaran sudut (Tri Widodo, 2009).
Pembesaran akhir dilakukan lensa okuler, dan dihasilkan
bayangan akhir maya dan terbalik. Sehingga didapatkan persamaan
matematis:
−s s '
M =m m0=
f ob f ok
Dimana f ok adalah jarak fokus lensa okuler, f ob adalah jarak
fokus lensa objektif, s adalah jarak benda ke lensa objektif, dan s '
adalah jarak bayanga pada lensa objektif (Halliday, dkk., 2013).

b) Loop
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa konvergen atau
sering disebut sebagai lensa pengumpul. Sifat bayangan yang
dihasilkan tegak dan diperbesar, maka timbul perbesaran sudut
penglihatan seseorang yang menggunakan lup daripada tanpa lup
(Halliday: 2010). Titik fokus merupakan titik bayangan untuk sebuah
objek pada jarak tak terhingga pada sumbu lensa. Dengan demikian,
titik fokus sebuah lup dapat ditemukan dengan menempatkan titik
dimana objek dibawa kebayangan yang tajam (Giancoli: 2001).

Lup memiliki prinsip kerja yakni, apabila suatu benda yang


diamati diletakkan di muka lensa positif pada ruang pertama, maka
akan tampak besar. Perbesaran ini disebabkan oleh lensa dengan artian
perbesaran pada sudut pandang (Tim Praktikum Fisika Dasar II: 2023).

Untuk mata berakomodasi menggunkan lup, letak benda harus


berada antara titik fokus dan titik sumbu lensa. Sehingga perbesaran
angulernya, sebagai berikut:

Sn
M= +1
f

Sedangkan pada mata tidak berakomodasi, benda terletak tepat


di titik fokus lup. Sehingga perbesaran angulernya, sebagai berikut:
Sn
M=
f

Dengan keterangan bahwa M adalah perbesaran lup, Sn


merupakan jarak titik dekat mata normal yang nilainya 25 cm, dan f
adalah fokus lensa (Halliday: 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


a) Mikroskop

NO ALAT DAN BAHAN GAMBAR

1. Bangku optik (2 set)

2. Lensa positif 2 keping


(objektif f = 5cm dan
okuler f = 20cm)

3. Dop (5 watt atau redup)


4. Skala 2 keping

5. Mistar (1 meter)

b) Loop

NO ALAT DAN BAHAN GAMBAR

1. Bangku optik (2 set)


2. Lensa positif (objektif
5cm)

3. Dop (5 watt/redup)

4. Skala 2 keping

5. Mistar (1 meter)
D. SKEMA PERCOBAAN
a) Mikroskop

Gambar 1. Skema Percobaan Mikroskop

b) Loop

Gambar 2. Skema Percobaan Loop

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Mikroskop
1. Memasang lensa objektif padabangku optik dan meletakkan benda A
di depan lensa objektif pada jarak sedikit lebih besar dibandingkan f obj
sehingga terbentuk bayangan nyata A’. mengukur Sobj dan S ' obj .
2. Meletakkan okuler pada jarak yang sedikit lebih kecil dibandingkan f ok
dari A’ sehingga terbentuk bayangan maya A’’.
3. Menggeser geser okuler sehingga terlihat A’’ dengan jelas ketika mata
berakomodasi sekuat kuatnya. Kedudukan A’’ ke okuler sama dengan
punctum proximum. Mencatat sok dan s ' ok selanjutnya meletakkan
benda berskala B disamping A’’. Mengamati perbesaran yang
diperoleh dengan membandingkan lebar skalanya.
4. Membiarkan A, lensa objektif dan B pada tempatnya. Mengamati sobj
dan s ' obj , kemudian menggeser geser lensa okuler sehingga dapat
melihat A’’ dengan jelas tanpa berakomodasi. Mengamati
perbesarannya kemudian mencatatnya pada tabel pengamatan.
5. Mengulangi perlakuan point 3-4 dengan memvariasikan letak benda B
dan okuler hingga mendapatkan 2 data.

b) Loop
1. Menyusun set alat percobaan sesuai gambar 2.
2. Meletakkan A dan B dengan skala sama dan meletakkan skalanya
menghadap pengamat. Meletakkan B pada jarak 25 cm dari lensa.
3. Menggeser geser A sehingga terlihat jelas bayangannya ketika mata
berakomodasi maksimal. Lalu, menggeser geser B sehingga terlihat
berjajar dengan A. mengusahakan B sedekat dekatnya dengan bangku
optik tetapi masih terlihat dengan mata kiri, sementara mata kanan
masih dapat melihat A’.
4. Mencatat jarak A dan jarak bayangannya yang kira kira sama dengan
titik dekat mata.
5. Mengamati besar skala A dan skala B. jika pada interval yang sama, B
memuat n2 skala dan A hanya memuat n1 skala. Maka, perbesarannya
n2
adalah .
n1
6. Membiarkan B pada posisi tetap, kemudian menggeser geser A
sehingga dapat melihat A’ jelas tanpa berakomodasi. Mengamati
perbesarannya dengan membandingkan lebar skala.
7. Mengulangi langkah 3-5 hingga mendapat 3 data dengan variasi letak
A.

F. DATA PENGAMATAN
a) Mikroskop
1. Berakomodasi Maksimum.
Percobaan sobj (cm ) s ' obj (cm) sok (cm) s ' ok ( cm) n2
n1

1. 7 21 16 25 9
7

2. 9 23 18 25 16
11

Variable bebas : jarak (s)


Variable terikat : skala
Variable kontrol : bayangan (S’)

2. Tanpa Berakomodasi.

Percobaan sobj (cm ) s ' obj (cm) sok (cm) s ' ok (cm) n2
n1

1. 7 21 19,5 22 13
7

2. 9 23 19,5 24 13
11

Variable bebas : bayangan (S’)


Variable terikat : skala
Variable kontrol : jarak (S)
Nst mistar : 0,1 cm
Nst skala : 1

b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.

Percobaan s A (cm) s ' A (cm) n1 ( skala) n2 ( skala)

1. 14 25 25 30

2. 16 25 26 35

3. 18 25 28 36
Variable bebas : jarak (S)
Variable terikat : skala
Variable kontrol : bayangan (S’)

2. Tanpa Berakomodasi.

percobaan s A (cm) s ' A (cm) n1 ( skala) n2 (skala)

1. 19,5 20 13 15

2. 19,5 22 15 21

3. 19,5 24 16 22

Variable bebas : bayangan (S’)


Variable terikat : skala
Varibel kontrol : jarak (S)
Nst mistar : 0,1 cm
Nst skala : 1

G. ANALISIS DATA
a) Mikroskop
a. Metode Analisis
1. Berakomodasi Maksimum.

( )( 25+f ok
)
'
s ob
M=
sob 2 f ok

√| || || |
2 2 2
s ' ob sn + f ok 2 1 sn + f ok 2 s' s +1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ Sob ' + ob n ∆ f ok
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3
2

Perhitungan Ralat

∆ M1
RM = ×100 %
M2

2. Tanpa Berakomodasi.
( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok

√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2

Perhitungan Ralat

∆ M1
RM = ×100 %
M2

b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.
S 'A
M=
SA

√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = ∆ S 'A + ∆SA
∂S'A 3 ∂SA 3

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

2. Tanpa Berakomodasi.
'
SA
M=
SA

√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

b. Sajian Hasil
a) Mikroskop
1. Berakomodasi Maksimum.
DATA NILAI NILAI RALAT NILAI
M ∆M RELATIF n1
n2
1. 6,8461 0,0336 0,4915 % 1,28
2. 5,8319 0,0239 0,4100 % 1,45

2. Tanpa Berakomodasi.

DATA NILAI NILAI RALAT NILAI


M ∆M RELATIF n1
n2
1. 3,8461 0,0203 0,5302 % 1,85
2. 3,2763 0,0141 0,4328 % 1,18

b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.

DATA NILAI NILAI RALAT NILAI


M ∆M RELATIF n1
n2
1. 1,786 0,004873 0,2729 % 1,2
2. 1,5625 0,003865 0,2474 % 1,35
3. 1,471 0,003169 0,2282 % 1,29
2. Tanpa Berakomodasi.

DATA NILAI NILAI RALAT NILAI


M ∆M RELATIF n1
n2
1. 1,1 0,0024436 0,2388 % 1,16
2. 1,13 0,002577 0,2285 % 1,4
3. 1,2 0,00271079 1,2203 % 1,375
H. PEMBAHASAN
a) Mikroskop

Lensasebagai pembesarsederhana, yang menghasilkan bayanga


n maya (Young: 2007). Jika meletakkan sebuah benda pada depan
lensa objektif, maka secara alami lensa objektif serta lensa okuler
mengadakan perbesaran bayangan, sehingga terjadi perbesaran
ganda di mikroskop pada perbesaran linier mikroskop. Sedangkan,
pada benda melalui lensaokuler, bisa terlihat bayangan
akhir dan terjadi perbesaran yang perbesaran sudut menggunakan
mikroskop ada perbesaran linier dan perbesaran sudut (Tri Widodo,
2009).
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan 2 kali percobaan
yaitu mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi,
yang dimana masing masingnya mendapatkan 2 variasi data yang
berbeda. Pada percobaan mata berakomodasi maksimum, mendapatkan
2 hasil data yang berbeda beda yaitu : percobaan 1 sebesar
M =(6,8461± 0,0336) dengan ralat relative 0,4915% (4AP).
Sedangkan pada percobaan 2 sebesar M =(5,8319 ±0,0240) dengan
ralat relative 0,4100% (4AP).

Pada percobaan mata tidak berakomodasi, mendapatkan 2 hasil


data yang berbeda beda pula, yaitu : percobaan 1 sebesar
M =(5,8319 ±0,0240) dengan ralat relative 0,5302% (4AP).
Sedangkan, pada percobaan 2 sebesar M=(3,2763 ±0,0142) dengan
ralat relative 0,4328% (4AP).

Pada percobaan ini, mendapatkan hasil untuk perbesaran


mikroskop pada mata berakomodasi maksimum sebesar
M 1=1,28 dan M 2=1,45.Sedangkan pada percobaan mata tidak
berakomodasi sebesar M 1=1,85 M 2=1,18.

Sehingga melalui analisis data yang telah dilakukan, antara


teori dengan percobaan yang telah dilakukan sudah hamoir
sesuai.karena perbesaran pada lensa objektif lebih besar disbanding
pada lensa okuler. Sehingga, perbesaran pada percobaan mata
berakomodasi maksimum akan lebih besar disbanding pada percobaan
mata tanpa berakomodasi karena mata mengumpulkan dan menangkap
bayangan cembung.

b) Loop
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa konvergen atau
sering disebut sebagai lensa pengumpul. Lup memiliki prinsip kerja
yakni, apabila suatu benda yang diamati diletakkan di muka lensa
positif pada ruang pertama, maka akan tampak besar. Perbesaran ini
disebabkan oleh lensa dengan artian perbesaran pada sudut pandang
(Tim Praktikum Fisika Dasar II: 2023).

Pada percobaan yang telah dilakukan dengan 2 kali percobaan


yaitu mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi,
yang dimana masing masingnya mendapatkan 3 variasi data yang
berbeda. Pada percobaan mata berakomodasi maksimum, mendapatkan
3 hasil data yang berbeda beda yaitu : percobaan 1 sebesar
M =(1,786 ±0,005) kali dengan kesalahan relatif 0,2729 % (4 AP).
Pada percobaan 2 sebesar M =(1,5625 ±0,004) kali dengan kesalahan
relatif 0,2729 % (4 AP). Dan pada percobaan 3 sebesar
M =(1,389 ±0,003) kali dengan kesalahan relatif 0,229 % (4 AP).

Pada percobaan mata tidak berakomodasi, mendapatkan 3 hasil


data yang berbeda beda pula, yaitu : percobaan 1 sebesar
M =(1,100 ±0,003) kali dengan kesalahan relatif 0,2388 % (4 AP).
Pada percobaan 2 sebesar M =(1,130 ±0,003) kali dengan kesalahan
relatif 0,2285 % (4 AP). Terakhir, pada percobaan 3 sebesar
M =(1,200 ±0,002) kali dengan kesalahan relatif 0,2203 % (4 AP).

Pada percobaan ini, mendapatkan hasil untuk perbesaran


mikroskop pada mata tidak berakomodasi sebesar
M 1=1,20 , M 2 =1,35 dan M 3=1,29.Sedangkan pada percobaan mata
tidak berakomodasi sebesar M 1=1,16 , M 2=1,40 dan M 3 =1,375.
Sehingga melalui analisis data yang telah dilakukan, antara
teori dengan percobaan yang telah dilakukan sudah belum sesuai.
Karena perhitungan perbesaran berdasarkan teori dan berdasarkan
pengamatan memiliki perbandingan yang tidak selalu konstan. Pada
percobaan mata berakomodasi maksimum seharusnya memiliki
perbesaran lebih besar dibandingkan percobaan mata tanpa
berakomodasi.

Faktor yang menyebabkan percobaan belum sesuai dengan


teori yaitu kurang ketelitian saat mengamati skala, kesulitan membaca
pada satu titik yang sama serta pantulan benda redup yang kurang
terlihat jelas sehingga dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Untuk
meminimalisir kesalahan dipercobaan selanjutnya, lebih baik
memahami konsep dengan baik terlebih dahulu sebelum melakukan
percobaan dan mengecek alat dan bahan yang digunakan sudah baik
atau belum.

I. KESIMPULAN
a) Mikroskop

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa antara teori dengan hasil percobaan sudah sesuai
karena letak bayangan benda dengan skala pembanding sejajar
sehingga data perhitungan dari skala pembanding terbaca sesuai
dengan teori.

Hanya saja ada beberapa faktor pengganggu yang


menyebabkan hasil tidak sempurna sesuai dengan teori, yaitu kurang
ketelitian saat membaca skala, benda yang tidak menampilkan cahaya
dengan sempurna sehingga bayangan yang terbentuk tidak sempurna
juga dan kurang terampil dalam merangkat set alat percobaan.
Sehingga untuk meminimalisir kekurangan tersebut dapat lebih
memahami konsep sebelum melakukan percobaan dan memastikan alat
dan bahan sudah sesuai.
b) Loop

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa antara teori dengan hasil pengamatan memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dimana seharusnya pada percobaan
mata berakomodasi maksimum memiliki perbesaran yang lebih besar
dibandingkan pada percobaan mata tidak berakomodasi tetapi pada
percobaan yang telah dilakukan, tidak mendapatkan hasil seperti teori
diatas.

Ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi karena kurang ketelitian


saat membaca skala dan kurang terampil saat merangkat set alat
percobaan. Sehingga untuk kedepannya, hal tersebut dapat lebih
diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan agar hasil
yang didapatkan maksimal dan sesuai dengan teori.

J. DAFTAR PUSTAKA
a) Mikroskop
Halliday, David. Resnick, Robert.2013.Fundamental of Physic 9th
Edition. Amerika:John Wiley and Sons Inc.
Martin.2012.Kamus Sains.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Serway dan Jewett.2004. Physic for Scientists and Engineers 6th
Edition. California:Thomson Brook/Cole.
Widodo, Tri.2009.Fisika Jilid I.Surakarta:Mefi Caraka.
Young,HughD., Laird Kramer, and Roger A.
Freedman.2007.University
b) Loop
Douglas C. Giancoli. 2001. Principles with Applications. United State
America: Prentice Hall.
Halliday, David. Resnick, Robert. 2010. Fundamental of Physic 8th
Edition.Amerika: John Wiley and Sons Inc.
Halliday, David. Resnick, Robert. 2013. Fundamental of Physic 9th
Edition.Amerika: John Wiley and Sons Inc.
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar II.
Malang: Universitas Negeri Malang.

K. LAMPIRAN
1) Perhitungan Lengkap
a) Mikroskop

Berakomodasi Maksimum.

 Percobaan 1

M=
S 'ob
S ob ( )( 25+ f ok
f ok )
¿ ( 217 )( 25+19,5
19,5 )
¿ 6,8461538463 kali

√| || || |
2 2 2
s' ob s n + f ok 2 1 s n +f ok 2 s ' ob s n+1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ So b +
' ∆ f ok
sob f ok 3
2 sob f ok 3 sob f ok 32

¿ √ ( 0,0010628078 ) + ( 0,0000226757 ) + ( 0,0000467529 )


¿ √ 0,0011322364=0,0336487296 kali

∆ M1
RM = ×100 %
M1

0,0336487296
¿ ×100 %=0,49149817 %
6,8461538463

Jadi nilai pada percobaan 1 yaitu M =(6,8461± 0,0336) dengan ralat


relative sebesar 0,4915% (4AP).

 Percobaan 2

( )( )
'
S ob 25+ f ok
M=
S ob f ok

¿ ( 239 )( 25+19,519,5 )
¿ 5,8319088321 kali
√| || || |
2 2 2
s' ob s n + f ok 2 1 s n +f ok 2 s ' ob s n+1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ So b +
' ∆ f ok
sob f ok 3
2 sob f ok 3 sob f ok 32

¿ √ ( 0,0004665454 ) + ( 0,000071437 )+ ( 0,0000339263 )


¿ √ 0,0005719087=0,0239146127 kali

∆ M2
RM = ×100 %
M2

0,0239146127
¿ ×100 %=0,41006493%
5,8319088321

Jadi nilai pada percobaan 2 yaitu M =(5,8319 ±0,0240) dengan ralat


relative sebesar 0,4100% (4AP).

Tanpa Berakomodasi.

 Percobaan 1

( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok

¿ ( 217 )( 19,5
25
)
¿ 3,8461538463 kali

√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2

¿ √ ( 0,0003354399 ) + ( 0,0000372711 ) + ( 0,0000432257 )


¿ √ 0,0004159367
¿ 0,0203945262 kali

∆ M1
RM = ×100 %
M1

0,0203945262
¿ ×100 %=0,53025768 %
3,8461538463
Jadi nilai percobaan 1 yaitu M =(5,8319 ±0,0240) dengan ralat relative
sebesar 0,5302% (4AP).

 Percobaan 2

( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok

¿ ( 239 )( 19,5
25
)
¿ 3,2763 kali

√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2

¿ √ ( 0,0001472495 ) + ( 0,0000225467 ) + ( 0,0000313668 )


¿ √ 0,00201163
¿ 0,014183 kali

∆ M2
RM = ×100 %
M2

0,014183
¿ ×100 %=0,43289576 %
3,2763

Jadi nilai percobaan 2 yaitu M =(3,2763 ±0,0142) dengan ralat relative


sebesar 0,4328% (4AP).

 Menghitung perbesaran mikroskop dengan membandingkan skala untuk :


1. Berakomodasi maksimum.
n1
M=
n2
9
M 1= =1,28
7
16
M 2= =1,45
11

2. Tanpa berakomodasi
n1
M=
n2
13
M 1= =1,85
7
13
M 2= =1,18
11

b) Loop

Berakomodasi Maksimum

25 25
M= + 1= +1=2,29
f 19,5
 Percobaan 1

S A =(14 ±0,05)cm S ' A=(25 ± 0,05)

'
S A 25
M = = =1,786 kali
S A 14

√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = . . ∆ S'A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3

√| || |
2 2
1 2 S' 2
SM = . ∆ S' A + A2 . . ∆ S A
SA 3 SA 3

√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
14 3 14 3

SM =√ 5,66893× 10 +1,8077 ×10


−6 −6

SM =0,004873

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,004873
RM = ×100 %=0,2729% ( 4 AP)
1,785714

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 1 adalah M =(1,786 ±0,005)


kali dengan kesalahan relatif 0,2729 % (4 AP).
 Percobaan 2

S A =(16 ± 0,05)cm S ' A =(25 ±0,05)

'
S A 25
M= = =1,5625 kali
S A 16

√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = . . ∆ S'A + . .∆SA
∂S A 3
'
∂ SA 3

√| || |
2 2
1 2 S' 2
SM = . ∆ S' A + A2 . . ∆ S A
SA 3 SA 3

√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
16 3 16 3

SM =√ 4,34028 ×10−6+ 1,05964 ×10−5

SM =0,003865

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,003865
RM = ×100 %=0,2474 %( 4 AP)
1,5625

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 2 adalah


M =(1,5625 ±0,004) kali dengan kesalahan relatif 0,2729 % (4 AP).
 Percobaan 3

'
S A =( 18 ± 0,05 ) cm S A= ( 25± 0,05 )

'
S 25
M = A = =1,471 kali
S A 18

√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3

√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
18 3 18 3

SM =√ 3,42936× 10−6 +6,61527 ×10−6

SM =0,003169

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,003169
RM = ×100 %=0,2282 % (3 AP)
1,3889

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 3 adalah M =(1,389 ±0,003)


kali dengan kesalahan relatif 0,229 % (4 AP).

 Membandingkan skala perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimal


:
n2
M=
n1
n2 30
M 1= = =1,2
n1 25
n2 35
M 2= = =1,35
n1 26
n2 36
M 3= = =1,29
n1 28

1. Tanpa Berakomodasi
25 25
M= = =1,29
f 19,5
 Percobaan 1

S A =( 19,5 ±0,05 ) cm S ' A= (20 ± 0,05 )

'
S A 20
M= = =1,1 kali
S A 19,5
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
∂S A 3 ∂ SA 3
'

√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3

√| || |
2 2
1 2 24 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3

SM =√ 2,92205× 10 +3,07382 ×10


−6 −6

SM =0,0024436

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,0024436
RM = ×100 %=0,2388 % (4 AP)
1,1

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 1 adalah M =(1,100 ±0,003)


kali dengan kesalahan relatif 0,2388 % (4 AP ).

 Percobaan 2

'
S A =( 19,5 ±0,05 ) cm S A= (22 ± 0,05 )

'
S A 22
M= = =1,13 kali
S A 19,5

√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3

√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3

√| || |
2 2
1 2 22 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3

SM =√ 2,92205× 10−6 +3,71933 ×10−6

SM =0,002577
Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,002577
RM = ×100 %=0,2285% ( 4 AP)
1,13

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 2 adalah M =(1,130 ±0,003)


kali dengan kesalahan relatif 0,2285 % (4 AP).
 Percobaan 3

S A =( 19,5 ±0,05 ) cm S ' A= (24 ±0,05 )

'
S 24
M= A= =1,2 kali
S A 19,5

√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
∂S A 3
'
∂ SA 3

√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3

√| || |
2 2
1 2 24 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3

SM =√ 2,92205× 10−6 + 4,42631×10−6

SM =0,00271079

Ralat relatif :

SM
RM = ×100 %
M

0,00271079
RM = ×100 %=0,2203 % (4 AP)
1,2

Jadi nilai perbesaran pada percobaan ke 3 adalah M =(1,200 ±0,002)


kali dengan kesalahan relatif 0,2203 % (4 AP).
 Membandingkan skala perbesaran lup untuk mata tanpa berakomodasi:
n2
M=
n1
n2 15
M 1= = =1,16
n1 13
n2 21
M 2= = =1,4
n1 15

n2 22
M 3= = =1,375
n1 16

2. Dokumentasi

3. Plagiarisme

4. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai