Disusun Oleh :
DEPARTEMEN FISIKA
MARET 2023
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda (yang dilihat
dengan mata kanan), dengan skala pembanding (yang dilihat dengan
mata kiri).
2. Menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum.
3. Menerapkan prinsip mata tidak berakomodasi, juga mampu menset
lensa dengan tepat.
B. DASAR TEORI
a) Mikroskop
Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk membentuk
suatu bayangan yang diperbesar dari suatu objek kecil serta untuk
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga
memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus.
Mikroskop tersusun dari kaca pembesar bikonveks atau sistem lensa
yang ekuivalen, baik dengan pegangan tangan atau dalam kerangka
sederhana (Martin, 2012).
Mikroskop memiliki lensaobjektif dan okuler.Perbesaran
keseluruhan mikroskop adalah produk dari perbesaran yang dihasilkan
2 lensa. Perbesaran sudut oleh lensa okuler untuk sebuah benda
(Serway dan Jewett:2004). Lensa objektif sebagai lensa pertama
pembentukbayangan, sedangkan lensa
okuler sebagai lensa kedua yangmemakai bayangan berasal lensa
objektif menjadi objek. Lensa sebagai pembesar
sederhana, yang menghasilkan bayangan maya (Young: 2007). Jika
meletakkan sebuah benda pada depan lensa objektif, maka secara
alami lensa objektif serta lensa okuler mengadakan perbesaran
bayangan, sehingga terjadi perbesaran ganda di mikroskop
pada perbesaran linier mikroskop. Sedangkan, pada benda melalui
lensaokuler, bisa terlihat bayangan akhir dan terjadi perbesaran yang
perbesaran sudut menggunakan mikroskop ada perbesaran linier dan
perbesaran sudut (Tri Widodo, 2009).
Pembesaran akhir dilakukan lensa okuler, dan dihasilkan
bayangan akhir maya dan terbalik. Sehingga didapatkan persamaan
matematis:
−s s '
M =m m0=
f ob f ok
Dimana f ok adalah jarak fokus lensa okuler, f ob adalah jarak
fokus lensa objektif, s adalah jarak benda ke lensa objektif, dan s '
adalah jarak bayanga pada lensa objektif (Halliday, dkk., 2013).
b) Loop
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa konvergen atau
sering disebut sebagai lensa pengumpul. Sifat bayangan yang
dihasilkan tegak dan diperbesar, maka timbul perbesaran sudut
penglihatan seseorang yang menggunakan lup daripada tanpa lup
(Halliday: 2010). Titik fokus merupakan titik bayangan untuk sebuah
objek pada jarak tak terhingga pada sumbu lensa. Dengan demikian,
titik fokus sebuah lup dapat ditemukan dengan menempatkan titik
dimana objek dibawa kebayangan yang tajam (Giancoli: 2001).
Sn
M= +1
f
5. Mistar (1 meter)
b) Loop
3. Dop (5 watt/redup)
4. Skala 2 keping
5. Mistar (1 meter)
D. SKEMA PERCOBAAN
a) Mikroskop
b) Loop
E. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Mikroskop
1. Memasang lensa objektif padabangku optik dan meletakkan benda A
di depan lensa objektif pada jarak sedikit lebih besar dibandingkan f obj
sehingga terbentuk bayangan nyata A’. mengukur Sobj dan S ' obj .
2. Meletakkan okuler pada jarak yang sedikit lebih kecil dibandingkan f ok
dari A’ sehingga terbentuk bayangan maya A’’.
3. Menggeser geser okuler sehingga terlihat A’’ dengan jelas ketika mata
berakomodasi sekuat kuatnya. Kedudukan A’’ ke okuler sama dengan
punctum proximum. Mencatat sok dan s ' ok selanjutnya meletakkan
benda berskala B disamping A’’. Mengamati perbesaran yang
diperoleh dengan membandingkan lebar skalanya.
4. Membiarkan A, lensa objektif dan B pada tempatnya. Mengamati sobj
dan s ' obj , kemudian menggeser geser lensa okuler sehingga dapat
melihat A’’ dengan jelas tanpa berakomodasi. Mengamati
perbesarannya kemudian mencatatnya pada tabel pengamatan.
5. Mengulangi perlakuan point 3-4 dengan memvariasikan letak benda B
dan okuler hingga mendapatkan 2 data.
b) Loop
1. Menyusun set alat percobaan sesuai gambar 2.
2. Meletakkan A dan B dengan skala sama dan meletakkan skalanya
menghadap pengamat. Meletakkan B pada jarak 25 cm dari lensa.
3. Menggeser geser A sehingga terlihat jelas bayangannya ketika mata
berakomodasi maksimal. Lalu, menggeser geser B sehingga terlihat
berjajar dengan A. mengusahakan B sedekat dekatnya dengan bangku
optik tetapi masih terlihat dengan mata kiri, sementara mata kanan
masih dapat melihat A’.
4. Mencatat jarak A dan jarak bayangannya yang kira kira sama dengan
titik dekat mata.
5. Mengamati besar skala A dan skala B. jika pada interval yang sama, B
memuat n2 skala dan A hanya memuat n1 skala. Maka, perbesarannya
n2
adalah .
n1
6. Membiarkan B pada posisi tetap, kemudian menggeser geser A
sehingga dapat melihat A’ jelas tanpa berakomodasi. Mengamati
perbesarannya dengan membandingkan lebar skala.
7. Mengulangi langkah 3-5 hingga mendapat 3 data dengan variasi letak
A.
F. DATA PENGAMATAN
a) Mikroskop
1. Berakomodasi Maksimum.
Percobaan sobj (cm ) s ' obj (cm) sok (cm) s ' ok ( cm) n2
n1
1. 7 21 16 25 9
7
2. 9 23 18 25 16
11
2. Tanpa Berakomodasi.
Percobaan sobj (cm ) s ' obj (cm) sok (cm) s ' ok (cm) n2
n1
1. 7 21 19,5 22 13
7
2. 9 23 19,5 24 13
11
b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.
1. 14 25 25 30
2. 16 25 26 35
3. 18 25 28 36
Variable bebas : jarak (S)
Variable terikat : skala
Variable kontrol : bayangan (S’)
2. Tanpa Berakomodasi.
1. 19,5 20 13 15
2. 19,5 22 15 21
3. 19,5 24 16 22
G. ANALISIS DATA
a) Mikroskop
a. Metode Analisis
1. Berakomodasi Maksimum.
( )( 25+f ok
)
'
s ob
M=
sob 2 f ok
√| || || |
2 2 2
s ' ob sn + f ok 2 1 sn + f ok 2 s' s +1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ Sob ' + ob n ∆ f ok
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3
2
Perhitungan Ralat
∆ M1
RM = ×100 %
M2
2. Tanpa Berakomodasi.
( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok
√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2
Perhitungan Ralat
∆ M1
RM = ×100 %
M2
b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.
S 'A
M=
SA
√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = ∆ S 'A + ∆SA
∂S'A 3 ∂SA 3
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
2. Tanpa Berakomodasi.
'
SA
M=
SA
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
b. Sajian Hasil
a) Mikroskop
1. Berakomodasi Maksimum.
DATA NILAI NILAI RALAT NILAI
M ∆M RELATIF n1
n2
1. 6,8461 0,0336 0,4915 % 1,28
2. 5,8319 0,0239 0,4100 % 1,45
2. Tanpa Berakomodasi.
b) Loop
1. Berakomodasi Maksimum.
b) Loop
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa konvergen atau
sering disebut sebagai lensa pengumpul. Lup memiliki prinsip kerja
yakni, apabila suatu benda yang diamati diletakkan di muka lensa
positif pada ruang pertama, maka akan tampak besar. Perbesaran ini
disebabkan oleh lensa dengan artian perbesaran pada sudut pandang
(Tim Praktikum Fisika Dasar II: 2023).
I. KESIMPULAN
a) Mikroskop
J. DAFTAR PUSTAKA
a) Mikroskop
Halliday, David. Resnick, Robert.2013.Fundamental of Physic 9th
Edition. Amerika:John Wiley and Sons Inc.
Martin.2012.Kamus Sains.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Serway dan Jewett.2004. Physic for Scientists and Engineers 6th
Edition. California:Thomson Brook/Cole.
Widodo, Tri.2009.Fisika Jilid I.Surakarta:Mefi Caraka.
Young,HughD., Laird Kramer, and Roger A.
Freedman.2007.University
b) Loop
Douglas C. Giancoli. 2001. Principles with Applications. United State
America: Prentice Hall.
Halliday, David. Resnick, Robert. 2010. Fundamental of Physic 8th
Edition.Amerika: John Wiley and Sons Inc.
Halliday, David. Resnick, Robert. 2013. Fundamental of Physic 9th
Edition.Amerika: John Wiley and Sons Inc.
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar II.
Malang: Universitas Negeri Malang.
K. LAMPIRAN
1) Perhitungan Lengkap
a) Mikroskop
Berakomodasi Maksimum.
Percobaan 1
M=
S 'ob
S ob ( )( 25+ f ok
f ok )
¿ ( 217 )( 25+19,5
19,5 )
¿ 6,8461538463 kali
√| || || |
2 2 2
s' ob s n + f ok 2 1 s n +f ok 2 s ' ob s n+1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ So b +
' ∆ f ok
sob f ok 3
2 sob f ok 3 sob f ok 32
∆ M1
RM = ×100 %
M1
0,0336487296
¿ ×100 %=0,49149817 %
6,8461538463
Percobaan 2
( )( )
'
S ob 25+ f ok
M=
S ob f ok
¿ ( 239 )( 25+19,519,5 )
¿ 5,8319088321 kali
√| || || |
2 2 2
s' ob s n + f ok 2 1 s n +f ok 2 s ' ob s n+1 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ So b +
' ∆ f ok
sob f ok 3
2 sob f ok 3 sob f ok 32
∆ M2
RM = ×100 %
M2
0,0239146127
¿ ×100 %=0,41006493%
5,8319088321
Tanpa Berakomodasi.
Percobaan 1
( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok
¿ ( 217 )( 19,5
25
)
¿ 3,8461538463 kali
√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2
∆ M1
RM = ×100 %
M1
0,0203945262
¿ ×100 %=0,53025768 %
3,8461538463
Jadi nilai percobaan 1 yaitu M =(5,8319 ±0,0240) dengan ralat relative
sebesar 0,5302% (4AP).
Percobaan 2
( )( ) sn
'
s ob
M=
sob f ok
¿ ( 239 )( 19,5
25
)
¿ 3,2763 kali
√| || || |
2 2 2
s ' ob s n 2 1 sn 2 s ' ob s n 2
∆ M= ∆ Sob + ∆ S ob ' + ∆f
s ob f ok 3
2 sob f ok 3 s ob f ok 3 ok
2
∆ M2
RM = ×100 %
M2
0,014183
¿ ×100 %=0,43289576 %
3,2763
2. Tanpa berakomodasi
n1
M=
n2
13
M 1= =1,85
7
13
M 2= =1,18
11
b) Loop
Berakomodasi Maksimum
25 25
M= + 1= +1=2,29
f 19,5
Percobaan 1
'
S A 25
M = = =1,786 kali
S A 14
√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = . . ∆ S'A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3
√| || |
2 2
1 2 S' 2
SM = . ∆ S' A + A2 . . ∆ S A
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
14 3 14 3
SM =0,004873
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,004873
RM = ×100 %=0,2729% ( 4 AP)
1,785714
'
S A 25
M= = =1,5625 kali
S A 16
√| || |
2 2
∂M 2 ∂M 2
SM = . . ∆ S'A + . .∆SA
∂S A 3
'
∂ SA 3
√| || |
2 2
1 2 S' 2
SM = . ∆ S' A + A2 . . ∆ S A
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
16 3 16 3
SM =0,003865
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,003865
RM = ×100 %=0,2474 %( 4 AP)
1,5625
'
S A =( 18 ± 0,05 ) cm S A= ( 25± 0,05 )
'
S 25
M = A = =1,471 kali
S A 18
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3
√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 25 2
SM = . .0,05 + 2 . .0,05
18 3 18 3
SM =0,003169
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,003169
RM = ×100 %=0,2282 % (3 AP)
1,3889
1. Tanpa Berakomodasi
25 25
M= = =1,29
f 19,5
Percobaan 1
'
S A 20
M= = =1,1 kali
S A 19,5
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
∂S A 3 ∂ SA 3
'
√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 24 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3
SM =0,0024436
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,0024436
RM = ×100 %=0,2388 % (4 AP)
1,1
Percobaan 2
'
S A =( 19,5 ±0,05 ) cm S A= (22 ± 0,05 )
'
S A 22
M= = =1,13 kali
S A 19,5
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
'
∂S A 3 ∂ SA 3
√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 22 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3
SM =0,002577
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,002577
RM = ×100 %=0,2285% ( 4 AP)
1,13
'
S 24
M= A= =1,2 kali
S A 19,5
√| || |
2 2
∂M 2 ' ∂M 2
SM = . .∆S A + . .∆SA
∂S A 3
'
∂ SA 3
√| || |
2 2
1 2 ' S 'A 2
SM = . ∆ S A + 2 . .∆SA
SA 3 SA 3
√| || |
2 2
1 2 24 2
SM = . .0,05 + . .0,05
19,5 3 19,52 3
SM =0,00271079
Ralat relatif :
SM
RM = ×100 %
M
0,00271079
RM = ×100 %=0,2203 % (4 AP)
1,2
n2 22
M 3= = =1,375
n1 16
2. Dokumentasi
3. Plagiarisme
4. Laporan Sementara