Anda di halaman 1dari 19

Nama : Aldi Firmansyah

NPM : 140310220038

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JEMBATAN WHEATSTONE
(L-2)

Nama : Aldi Firmansyah


NPM : 140310220038
Partner : Galuh, Bunga, Shabrina, Dina, Shafira,
Diinar, Deviena, Asti, Julia
NPM : 21, 73, 03, 55, 09, 42, 51, 58, 35
Fakultas / Departemen : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam / Fisika
Kelas / Kelompok :A/4
Tanggal : 13 Oktober 2022
Hari / Jam : Kamis / 11:30
Nama Asisten : Tesalonika Siregar

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JEMBATAN WHEATSTONE

L-2

NAMA : Aldi Firmansyah


NPM : 140310220038
PARTNER : Galuh, Bunga, Shabrina, Dina, Shafira,
Diinar, Deviena, Asti, Julia
NPM : 21, 73, 03, 55, 09, 42, 51, 58, 35
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Fisika/Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
JADWAL PRAKTIKUM : Kamis, 13 Oktober 2022

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 13 Oktober 2022


Asisten

___________________________
NPM.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

ABSTRAK
Perbedaan potensial antara ujung-ujung dari sebuah hambatan menghasilkan
sebuah aliran arus listrik, yang mana dengan adanya muatan yang bergerak maka
terciptalah sebuah energi yang disebut energi listrik, dari energi listrik ini kita bisa
mengubahnya ke dalam berbagai energi. Membahas tentang listrik tidak akan lepas dari
yang namanya hambatan, karena hakikatnya listrik hanya akan mengalir pada sebuah
penghantar yang memiliki hambatan. Dalam menghitung nilai dari sebuah hambatan ini
kita bisa menggunakan prinsip jembatan wheatston, menggunakan rangkaian jembatan
wheatstone, selain kita bisa mengetahui nilai dari suatu hambatan yang belum diketahui
nilainya, kita juga mengetahui ada atau tidaknya arus yang mengalir dalam suatu
penghantar, dan arah arusnya kemana. Untuk bisa memahami cara kerja jembatan
wheatsone, sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu hubungan antara tegangan, arus
listrik, dan hambatan, selain itu kita harus tahu tujuan suatu rangkaian listrik di susun
secara paralel ataupun seri. Tujuan dari praktikum kali ini adalah supaya praktikan bisa
mengetahui nilai hambatan dari suatu bahan dan mengetahui fungsi dari sebuah
hambatan. Terjadi banyak error pada praktikum kali ini yang menyebabkan nilai KSR-
nya sangat tinggi.

Kata kunci:
- Beda potensial, arus listrik, dan hambatan
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu sumber energi pokok pada zaman ini, banyak sekali
teknologi yang memanfaatkan energi listrik, sebelum kita memahami energi listrik
kita harus tahu terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang berperan
terciptanya listrik.
Inti dari ada atau tidaknya listrik pada suatu benda adalah ada atau tidaknya beda
potensial antara dua buah benda yang disatukan, dari adanya beda potensial maka
terciptalah yang namanya arus listrik.
Untuk lebih memahami listrik kita bisa menganalogikannya dengan air. Aliran
yang mengalir di dalam pipa analoginya seperti arus listrik. Tekanan yang yang
menyebabkan air mengalir analoginya dengan tegangan listrik. Dan besarnya daya
dorong air yang keluar dari pipa sama analoginya dengan daya listrik atau power.
Ukuran pipa sama dengan ukuran penghantar listrik (konduktor listrik). Dan keran
air yang mengatur besarnya aliran air analoginya dengan pengatur hambatan
(variable resistance). Air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, begitu pula
listrik mengalir dari beda potensial tinggi ke beda potensial rendah.
Dengan menggunakan prinsip jembatan wheatstone kita bisa mengetahui ada atau
tidaknya aliran listrik, besar hambatan, dan arah arus listrik. Tapi pada praktikum
kali ini berfokus kedalam menentukan besarnya hambatan dalam suatu bahan.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

Jembatan wheatstone menggunkan prinsip hukum kirchoff 1 dan 2. Yang perlu


sangat diingat adalah suatu arus listrik hanya akan mengalir jika adanya beda
potensial antara ujung-ujung dari sebuah penghantar.
Terdapat dua rangkaian yang ada didalam jembatan wheatstone yaitu rangkaian
seri dan rangkaian paralel. Dimana fungsi dari rangkaian seri adalah untuk membagi
tegangan, dan untuk rangkaian paralel berfungsi untuk membagi arus.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Memahami fungsi hambatan (resistansi) dalam rangkaian listrik.
2. Menentukan besarnya hambatan listrik dengan menggunakan metoda “Jembatan
Wheatstone”.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Alat dan Fungsi


• Sumber tegangan arus searah, berfungsi sebagai sumber tegangan
• Bangku hambatan, sebagai hambatan yang pasti karena nilalinya sudah
diketahui
• Tiga hambatan listrik yang belum diketahui besarnya X1, X2, dan X3,
berfumgsi sebagai objek dari penellitian
• Galvanometer, berfungsi untuk menentukan arah, keberadaan dan kekuatan
dari sebuah arus listrik dalam sebuah konduktor
• Kawat hambatan lurus serba sama pada mistar sebagai jembatan wheatstone
• Kabel penghubung, berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
2.2. Prosedur Penelitian
• Susunlah rangkaian untuk percobaan seperti pada gambar (2) dengan X1
(salah satu hambatan yang belum diketahui besarnya) pada sisi DB. Perhatikan
supaya penghubung arus S masih tetap terbuka, gunakan Rb=500 Ohm dan
rangkaian belum boleh dihubungkan ke sumber tegangan.
• Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten dan disetujui, hubungkan rangkaian
dengan sumber tegangan E = 3 Volt, dan tutuplah penghubung arus S.
• Geser-geserlah kontak geser C agar jarum dari G menunjuk ke nol.
• Catat panjang L1 dan L2.
• Ganti nilai Rb dengan 400 Ohm dan ulangi langkah 1-4.
• Ulangi prosedur diatas untuk X2 dan X3.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Percobaan


Tabel 1. Rx1 dengan Rg 300 Ohm 51 Ω
No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 12.7 ± 0.05 47.3 ± 0.05 1117.3 ± 0.5
2 17.0 ± 0.05 43.0 ± 0.05 758.8 ± 0.5 872.2 ± 122.7
3 17.3 ± 0.05 42.7 ± 0.05 740.4 ± 0.5

Tabel 2. Rx1 dengan Rb 300 Ohm 82 Ω


No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 3.5 ± 0.05 56.5 ± 0.05 4842.9 ± 0.5
2 4.7 ± 0.05 55.7 ± 0.05 3555.3 ± 0.5 3556.5 ± 742.3
3 7.0 ± 0.05 53.0 ± 0.05 2271.4 ± 0.5

Tabel 3. Rx1 dengan Rb 300 Ohm 100 Ω


No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 8 ± 0.05 52 ± 0.05 1950.0 ± 0.5
2 14.4 ± 0.05 45.6 ± 0.05 950.0 ± 0.5 1291.1±329.5
3 13.9 ± 0.05 45.1 ± 0.05 973.4 ± 0.5

Tabel 4. Rx1 dengan Rb 400 Ohm 51 Ω


No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 5.5 ± 0.05 54.5 ± 0.05 3963.6 ± 0.5
2 5.4 ± 0.05 54.6 ± 0.05 4044.4 ± 0.5 4045.5±47.5
3 5.3 ± 0.05 54.7 ± 0.05 4128.3 ± 0.5

Tabel 5. Rx1 dengan Rb 400 Ohm 82 Ω


No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 18.3 ± 0.05 41.7 ± 0.05 911.5 ± 0.5
2 18.3 ± 0.05 41.7 ± 0.05 911.5 ± 0.5 923.7±12.4
3 17.8 ± 0.05 42.2 ± 0.05 948.3 ± 0.5
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

Tabel 6. Rx1 dengan Rb 400 Ohm 100 Ω


No (L1±∆L1) cm (L2±∆L2) cm Rx±Rx ̅ 𝐱 ± ∆𝐑
𝐑 ̅𝐱
(Ohm) (Ohm)
1 4.9 ± 0.05 55.1 ± 0.05 4498.0 ± 0.5
2 5 ± 0.05 55 ± 0.05 4400.0 ± 0.5 4937.9±489.7
3 3.8 ± 0.05 56.2 ± 0.05 5915.8 ± 0.5
Catatan : untuk nilai ketidakpastian 𝐿1 dan 𝐿2 adalah 0.05 cm
Untuk nilai ketidakpastian 𝑅𝑥 adalah 0.5 Ohm

3.2. Pengolahan Data


a. Nilai hambatan
1. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 51 Ω
L 47.3
R x = L2 ⋅ R g R x = 12.7 . 300 = 1117.3 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 12.7 │ + │ 47.3 │ + │ 300 │ ] . 300 = 1.998 Ohm

L 43
R x = L2 ⋅ R g R x = 17 . 300 = 758.8 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 17
│+│ 43
│ + │ 300 │]. 300 = 1.731 Ohm

L 42.7
R x = L2 ⋅ R g R x = 17.3 . 300 = 740.46 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 17.3 │ + │ 42.7 │ + │ 300 │]. 300 = 1.718 Ohm

2. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 82 Ω


L 56.5
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 300 = 4842.9 Ohm
1 3.5

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

0.05 0.05 0.5


Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 56.5 │ + │ 300 │ ] . 300 = 5.051 Ohm
3.5

L 55.7
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 300 = 3555.3 Ohm
1 4.7

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 300 = 3.960 Ohm
4.7 55.7 300

L 53
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 300 = 2271.4 Ohm
1 7

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │ + │ 300 │ ] . 300 = 2.925 Ohm
7 53

3. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 100 Ω
L 52
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 300 = 1950 Ohm
1 8

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │ + │ 300 │ ] . 300 = 2.663 Ohm
8 52

L 45.6
R x = L2 ⋅ R g R x = 14.4 . 300 = 950 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 14.4 │ + │ 45.6 │ + │ 300 │ ] . 300 = 1.870 Ohm

L 45.1
R x = L2 ⋅ R g R x = 13.9 . 300 = 973.4 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

0.05 0.05 0.5


Δ𝑅𝑥 = [│ 13.9 │ + │ 45.1 │ + │ 300 │ ] . 300 = 1.911 Ohm

4. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 51 Ω


L 54.5
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 400 = 3963.6 Ohm
1 5.5

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 54.5 │ + │ 400 │ ] . 400 = 4.503 Ohm
5.5

L 54.6
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 400 = 4044.4 Ohm
1 5.4

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 54.6 │ + │ 400 │ ] . 400 = 4.570 Ohm
5.4

L 54.7
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 400 = 4128.3 Ohm
1 5.3

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 54.7 │ + │ 400 │ ] . 400 = 4.639 Ohm
5.3

5. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 82 Ω

L 41.7
R x = L2 ⋅ R g R x = 18.3 . 400 = 911.5 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 18.3 │ + │ 41.7 │ + │ 400 │ ] . 400 = 2.072 Ohm
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

L 41.7
R x = L2 ⋅ R g R x = 18.3 . 400 = 911.5 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 18.3 │ + │ 41.7 │ + │ 400 │ ] . 400 = 2.072 Ohm

L 42.2
R x = L2 ⋅ R g R x = 17.8 . 400 = 948.3 Ohm
1

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ 17.8 │ + │ 42.2 │ + │ 400 │ ] . 400 = 2.097 Ohm

6. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 100 Ω
L 55.1
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 400 = 4498 Ohm
1 4.9

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 55.1 │ + │ 400 │ ] . 400 = 4.944 Ohm
4.9

L 55
.R x = L2 ⋅ R g R x = . 400 = 4400 Ohm
1 5

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │ + │ 400 │ ] . 400 = 4.863 Ohm
5 55

L 56.2
R x = L2 ⋅ R g Rx = . 400 = 5915.8 Ohm
1 3.8

Δ𝐿1 Δ𝐿2 Δ𝑅𝑔


Δ𝑅𝑥 = [│ │+│ │+│ │ ] . 𝑅𝑔
𝐿1 𝐿2 𝑅𝑔
0.05 0.05 0.5
Δ𝑅𝑥 = [│ │ + │ 56.2 │ + │ 400 │ ] . 400 = 6.119 Ohm
3.8
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

b. Hambatan rata-rata
1. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 51 Ω
∑R 2616.6
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 872.2 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) ∑(872.2−R )2
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 122.7 Ohm

2. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 82 Ω


∑R 10669.6
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 3556.5 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) ∑(3556.5−R ) 2
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 742.3 Ohm

3. Untuk nilai hambatan geser 300 Ohm dan hambatan variabel 100 Ω
∑R 3873.4
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 1291.1 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) ∑(1291.1−R ) 2
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 329.5 Ohm

4. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 52 Ω


∑R 12136.4
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 4045.5 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) ∑(4045.5−R ) 2
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 47.5 Ohm

5. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 82 Ω


∑R 2771.3
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 923.7 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) 2
∑(923.7−R )
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 12.4 Ohm

6. Untuk nilai hambatan geser 400 Ohm dan hambatan variabel 100 Ω
∑R 14813.7
𝑅̅𝑥 = 𝑁 x 𝑅̅𝑥 = 3 = 4937.9 Ohm

̅ 2
∑(𝑅𝑥 −Rx ) ∑(4937.9−R ) 2
Δ𝑅̅𝑥 = √ 𝑁(𝑁−1) Δ𝑅̅𝑥 = √ 3(3−1) x = 489.7 Ohm
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

c. KSR & KP
1. KSR untuk R x -nya sama dengan 52 Ohm
a. 𝑅𝑔 sama dengan 300 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 872.2−52
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 1577.3%
𝑅𝑙𝑖𝑡 52

KP = 100% - KSR = 100% - 1577.3% = -1477.3%


b. 𝑅𝑔 sama dengan 400 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 4045.5−52
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 7679.8%
𝑅𝑙𝑖𝑡 52

KP = 100% - KSR = 100% - 7679.8% = -7579.8%


2. KSR untuk R x -nya sama dengan 82 Ohm
a. 𝑅𝑔 sama dengan 300 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 3556.5−82
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 4237.1%
𝑅𝑙𝑖𝑡 82

KP = 100% - KSR = 100% - 4237.1% = -4137.1%


b. 𝑅𝑔 sama dengan 400 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 923.7−82
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 1026.4%
𝑅𝑙𝑖𝑡 82

KP = 100% - KSR = 100% - 1026.4% = -926.4%


3. KSR untuk R x -nya sama dengan 100 Ohm
a. 𝑅𝑔 sama dengan 300 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 1291.1−100
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 1191.1%
𝑅𝑙𝑖𝑡 100

KP = 100% - KSR = 100% - 1191.1% = -1091.1%


b. 𝑅𝑔 sama dengan 400 Ohm
𝑅̅𝑥 −𝑅𝑙𝑖𝑡 4937.9−100
KSR = | | . 100% = | | . 100% = 4837.9%
𝑅𝑙𝑖𝑡 100

KP = 100% - KSR = 100% - 4837.9% = -4737.9%


Catatan :
Untuk Rlit yang digunakan disini adalah sebagai berikut :
• Rlit pada KSR pertama bernilai 52 Ohm
• Rlit pada KSR kedua bernilai 82 Ohm
• Rlit pada KSR ketiga bernilai 100 Ohm
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

3.3 Analisa Data


Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari aplikasi dari jembatan wheatstone,
dimana fungsi dari jembatan wheatstone sendiri adalah untuk mengukur nilai hambatan
dari suatu bahan yang belum diketahui besarnya. Kata kunci untuk memahami cara kerja
jembatan wheatstone adalah “aliran listrik mengalir dari potensial tinggi menuju
potensial rendah”.
Dari kata kunci tersebut kita bisa tahu bahwasannya aliran listrik bakal tercipta
jika adanya beda potensial antara dua ujung penghantar. Bisa kita pahami kalau tidak
tercipta aliran listrik maka tidak ada yang namanya beda potensial antara ujung-ujung
dari penghantar. Dan untuk mengetahui ada atau tidaknya aliran listrik pada suatu
penghantar kita bisa mengujinya menggunakan galvanometer.
Perlu diingat juga pada jembatan wheatstone terdapat dua rangkaian listrik, yaitu
rangkaian seri dan rangkaian paralel. Dimana tujuan dari rangkaian seri adalah untuk
membagi tegangan, dan rangkaian paralel tujuannya untuk membagi arus listrik.
Yang pertama kali dilakukan pada praktikum kali ini adalah menyusun rangkaian
jembatan wheatstone. Hambatan yang sudah diketahui nilainya menggunakan hambatan
geser, nilai dari hambatan geser berada di selang 100-400 Ohm, tapi yang digunakan pada
praktikum kali ini hanya untuk nilai 300 dan 400 Ohm.
Kendala paling besar pada praktikum kali, yang sangat mempengaruhi nilai error
adalah alat yang digunakan untuk praktikum sudah sangat lama, dan memiliki tingkat
kerusakan yang sangat tinggi. Terutama galvanometer yang digunakan sudah sangat tidak
layak, sampai diganti 2 kali tetapi tetap tidak menunjukan skala yang benar.
Galvanometer menunjukan kuat arus dan arah arus, seharusnya nilai kuat arus
tidak setinggi yang ditunjukan oleh galvanometer yang digunakan. Karena pada
praktikum sumber tegangan yang digunakan hanya sebesar 4 volt, dan hambatan geser
yang digunakan bernilai 300 dan 400. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kuat arus
berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Selain pada alat yang digunakan, error juga disebabkan karena kesalahan ketika
mengambil data, salah satu contohnya adalah ujung dari penghantar yang tidak menempel
pada kawat hambatan lurus.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

Bisa dilihat dari pengolahan data, ketidakpastian relatif untuk semua data bernilai
sangat besar, yang mana menunjukan ketika pengambilan data untuk objek yang sama
tetapi menghasilkan nilai yang berbeda, semakin tinggi nilai ketidakpastian relatif,
semakin tidak presisi pengukuran yang dilakukan.
Dari ketidakpastian relatif kita bisa tahu tingkat error yang tinggi juga disebabkan
kesalahan individu dalam mengambil data, karena alat dan objek yang digunakan sama
tetapi menghasilkan nilai yang berbeda.
Bisa dikatakan KSR yang didapatkan pada praktikum kali ini merupakan yang
terbesar, karena alat yang digunakan dalam praktikum kali ini bukan alat yang sederhana.
Cara kerja tiap benda sangat komplek dan pengetahuan tentang cara kerja pada alat yang
digunakan tidak terlalu dalam, karenanya untuk mengatasi error pada benda sangat sulit.
Dari semua data yang didapatkan akan sangat sulit untuk membuktikan hukum
dasar yang berlaku dalam listrik. Tapi bukan berarti hukum yang terdapat dalam listrik
salah, karena sejatinya sebuah hukum lahir dari percobaan yang diulang dan
menghasilkan hasil yang sama.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

BAB IV
KESIMPULAN

• Dalam praktikum kali ini praktikan bisa tahu cara mencari nilai suatu hambatan
dari sebuah bahan
• Dari praktikum kali ini praktikan bisa lebih memahami fungsi dari sebuah
hambatan
• Rangkaian seri untuk membagi tegangan
• Rangkaian paralel untuk membagi arus
• Arus yang masuk sama dengan arus yang keluar
• Beda potensial berbanding lurus dengan kuat arus dan hambatan
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya, K. dan Purnama, W. (2016). FISIKA. Bandung: Grafindo.
Giancoli, D, C. (2014). Fisika Prinsip dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Allonso, M. dan E, D, Finn. (2010). Fundamental University Physics. New York:
Addinson Wesley Longman.
Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Galvanometer

Gambar 1.2 objek hambatan yang diteliti

Gambar 1.3 Sumber tegangan DC


Nama : Aldi Firmansyah
NPM : 140310220038

Gambar 1.4 Hambatan geser

Gambar 1.5 jembatan wheatstone

Gambar 1.6 data hasil percobaan

Anda mungkin juga menyukai