Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DASAR-DASAR PEGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN


(M – 1)

Nama : Aldi Firmansyah


NPM : 140310220038
Partner : Eka Galuh Mustika Bulan Dari
Dina Tsania Pelita Putri
Julia Rizkiadewi Fahriyani
NPM : 021, 055, 035
Fakultas / Departemen : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam / Fisika
Kelas / Kelompok :A/4
Tanggal : 15 September 2022
Hari / Jam : Kamis/ 11:30 WIB
Nama Asisten : Tesalonika Siregar

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DASAR-DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

M-1

NAMA : Aldi Firmansyah


NPM : 140310220038
PARTNER : Eka Galuh Mustika Bulan Dari
Dina Tsania Pelita Putri
Julia Rizkiadewi Fahriyani

NPM : 021, 055, 035


DEPARTEMEN/FAKULTAS : Fisika/Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
JADWAL PRAKTIKUM : Kamis, 15 September 2022

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, September 2022


Asisten

___________________________
NPM.
ABSTRAK
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan alat
ukur yang sudah diketahui nilainya secara pasti. sudah kita ketahui kalau
dalam pengukuran terdapat besaran dan satuan, tidak mungkin suatu
pengukuran lepas dari dua hal tersebut. Dalam besaran terdapat dua
pembagian yaitu besaran pokok dan besaran turunan, yang mana besaran
pokok adalah besaran yang menjadi dasar untuk besaran-besaran turunan
bisa tersusun. Dalam pengukuran terdapat dua teknik, yaitu teknik
pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung, perbedaannya
pengukuran langsung bisa dilihat langsung nilainya dengan melihat alat
ukur, dan pengukuran tidak langsung membutuhhkan proses untuk
mengetahui nilainya.

Kata kunci:
Pengukuran dan ketidakpastian
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam disiplin ilmu fisika sangatlah penting bagi para pelajar, baik yang berada
di tingkat siswa maupun mahasiswa supaya memahami dahulu materi pembelajaran
tentang pengukuran. Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwasannya salah satu
tujuan utama ilmu fisika itu melakukan pengukuran pada setiap gejala maupun
fenomena alam, supaya didapatkan pola keteraturan yang terdapat pada gejala
maupun fenomena alam tersebut, yang mana hasil dari semua itu menjadi penunjang
kemajuan teknologi.
Materi pelajaran tentang pengukuran ini menjadi dasar untuk memahami materi
pelajaran fisika yang lain. Bisa dikatakan bahwasannya pengukuran akan selalu hadir
disetiap materi pelajaran ilmu fisika. Diharapkan dengan adanya praktikum
pengukuran dan ketidakpastiannya bisa memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai pengukuran.

1.2. Tujuan Percobaan


- Praktikan dapat menggunakan alat-alat ukur dasar
- Praktikan dapat menentukan hasil pengukuran dari alat ukur dasar
- Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran
- Menuliskan hasil pengukuran secara benar
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Alat dan Fungsi


- Jangka sorong, berfungsi mengukur Panjang benda dan biasanya digunakan
untuk mengukur diameter dalam benda. Ketelitiannya 0,01 cm.
- Mikrometer sekrup, berfungsi sebagai alat ukur Panjang yang paling teliti,
karena ketelitiannya mencapai 0,001 cm.
- Mistar, berfungsi sebagai alat ukur Panjang yang paling praktis dalam
penggunannya, ketelitiannya adalah 0,1 cm.
- Neraca ohaus, berfungsi sebagai alat ukur massa yang sangat teliti, biasanya
digunakan untuk keperluan laboratorium, dengan ketelitian 0,01 gram.
- Balok besi, berfungsi sebagai objek percobaan.
- Pelat alumunium, berfungsi sebagai objek penelitian.

2.2. Prosedur Penelitian


- Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
- Pastikan berapa ketelitian dan ketidakpastian suatu alat ukur
- Tentukan objek yang akan dijadikan percobaan
- Buatlah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
- Pastikan semua anggota kelompok paham cara menggunakan alat ukur dengan
baik dan benar
- Ambilah data percobaan beberapa kali dengan cara bergantian dengan kelomok
anda
- Tulis semua data yang didapat dari setiap anggota kelompok yang melakukan
pengambilan data
- Analisis data yang didapat dengan menentukan ketidakpastian pengukuran
tunggal dan majemuk
- Dengan mengetahui ketidakpastian pengukuran dapat diketahui nilai KRS dan
KP dari percobaan pengukuran yang dilakukan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Percobaan
Balok Besi
Percobaan
P(cm) L(cm) T(cm)
ke-
1 3.9 1.9 0.9
2 3.9 1.9 0.9
3 3.9 1.9 0.9
4 3.9 2.0 1.0
5 3.9 2.0 1.0
JUMLAH 19.5 9.7 4.7
𝑥̅ 3.9 1.94 0.94

Pelat Alumunium
Percobaan
P(cm) L(cm) TB(cm) D(cm)
ke-
1 4.438 1.850 0.286 0.400
2 4.410 1.933 0.288 0.436
3 4.422 1.856 0.290 0.418
4 4.422 1.894 0.281 0.438
5 4.418 1.852 0.283 0.446
JUMLAH 22.110 9.385 1.428 2.138
𝑥̅ 4.422 1.877 0.286 0.428
Catatan :
- Untuk pengukuran Panjang dan diameter menggunakan jangka sororng
- Untun pengukuran lebar dan tebal menggunakan mikrometer sekrup
Massa balok besi
Percobaan
Massa(gram)
ke-
1 70.11
2 69.68
3 69.66
JUMLAH 209.45
𝑥̅ 69.82
Massa Alumunium
Percobaan
ke- Massa(gram)
1 6.00
2 6.55
3 6.54
JUMLAH 19.09
𝑥̅ 6.36

3.2. Pengolahan Data


a. Nilai pengukuran rata-rata
1. Balok besi
∑𝑝 19.5
𝑝̅ = = = 3.9 cm
𝑁 5

(3.9−3.9)2 +(3.9−3.9)2 +(3.9−3.9)2 +(3.9−3.9)2 +(3.9−3.9)2


∆𝑝̅ = √ = 0 cm
5(5−1)

∑𝑙 9.7
𝑙̅ = = 5 = 1.94 cm
𝑁

(1.94−1.9)2 +(1.94−1.9)2 +(1.94−1.9)2 +(1.94−2.0)2 +(1.94−2.0)2 1 3


∆𝑙 ̅ = √ = 5 √2 cm
5(5−1)

∑𝑡 4.7
𝑡̅ = = 5 = 0.94 cm
𝑁

(0.94−0.9)2 +(0.94−0.9)2 +(0.94−0.9)2 +(0.94−1.0)+(0.94−1.0) 1 3


∆𝑡̅ = √ = 5 √2 cm
5(5−1)

2. Pelat Alumunium
∑𝑝 22.110
𝑝̅ = = = 4.422 cm
𝑁 5

(4.422−4.438)2 +(4.422−4.410)2 +4.422−4.422)2 +(4.422−4.422)2 +(4.422−4.418)2 1 104


∆𝑝̅ = √ = 2000 √
5(5−1) 5

∑𝑙 9.385
𝑙̅ = = = 1.877 cm
𝑁 5

(1.877−1.850)2 +(1.877−1.933)2 +(1.877−1.856)2 +(1.877−1.894)2 +(1.877−1.852)2 1


∆𝑙 ̅ = √ = 1000 √261
5(5−1)

̅ = ∑ 𝑡𝑏 =1.428 = 0.286 cm
𝑡𝑏 𝑁 5
2 +(0.286−0.288)2 +(0.286−0.290)2 +(0.286−0.281)2 +(0.286−0.283)2
̅ = √(0.286−0.286)
∆𝑡𝑏
3
= 1000 √10
3
5(5−1)

∑ 𝑑 2.138
𝑑̅ = 𝑁 = 5 = 0.428 cm

(0.428−0.400) 2 +(0.428−0.436)2 +(0.428−0.418)2 +(0.428−0.438)2 +(0.428−0.446)2 1 343


∆𝑑̅ =√ = 1000 √
5(5−1) 5

3. Massa balok besi


∑𝑚 209.45
𝑚
̅= = = 69.82 gram
𝑁 3

(69.82−70.11)2 +(69.82−69.68)2 +(69.82−69.66)2 1 1293


∆𝑚
̅ =√ = 100 √ cm
3(3−1) 6

4. Massa pelat alumunium


∑𝑚 19.09
𝑚
̅= = = 6.36 gram
𝑁 3

(6.36−6.00)2 +(6.36−6.55)2 +(6.36−6.54)2 1 1981


∆𝑚
̅ =√ = 100 √ cm
3(3−1) 6

b. Perhitungan Volume
1. Balok Besi
𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3.9 × 1.94 × 0.94 = 7.11 𝑐𝑚3
2 2
1 3 1 3
0 2 √ √
5 2 5 2
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = √|3.9| + |1.94| + |0.94| × 7.11 = 2.05 𝑐𝑚3

2. Pelat Alumunium
1
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = (4.422 × 1.877 × 0.286) – (4 × 𝜋 × 0.4282 × 0.286) = 2.332 𝑐𝑚3

2 2 2 2
1 104 1 2 3 3 1 343 3 3
√ √261 √ √ √
2000 5 1000 10 1000 5 1000 10
∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = √| | +| 1000
| + | | − (| | + | | ) × 2.332
4.422 1.877 0.286 0.428 0.286

= 0.780 𝑐𝑚3
c. Perhitungan Massa jenis
1. Balok Besi
69.82
𝜌= = 9.82 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
7.11
2
1 1293
√ 2.05 2
100 6
∆𝜌 = √| | + | 7.11 | × 9.82 = 2.83 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
69.82

[ ]
2. Pelat Alumunium
6.36
𝜌= = 2.72 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
2.332

2
1 1981
√ 0.780 2
100 6
∆𝜌 = √| | + | 2.332 | × 8.15 = 1.06 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
6.36

[ ]
d. KSR & KP
1. Balok Besi
9.82−8.7
KSR = | | × 100% = 12%
8.7

KP = 100% - 12% = 88%


2. Pelat Alumunium
2.8−2.72
KSR = | | × 100% = 8%
2.8

KP = 100% - 8% = 92%
3.3. Analisa Data
Cara pengambilan data yang dilakukan adalah dengan cara bergantian dan berbeda
orangnya, karena pengambilan data dilakukan perkelompok orang yang berjumlah 4
orang perkelompok.
Kemampuan orang dalam menggunakan alat ukur berbeda dengan yang lain contoh,
ada orang yang membaca skala utama dalam alat ukur jangka sorong dibelakang angka
nol dalam skala nonius ada juga yang membacanya di ujung rahang sorong.
Objek yang dijadikan percobaan yaitu balok besi dan pelat alumunium sudah sangat
sering digunakan, jadi kalau berbeda orang melakukan pengukuran kemungkinan untuk
presisinya sangat kecil.
Dari percobaan pengukuran yang dilakukan didapat :
- KSR untuk balok besi adalah 12%
- KP untuk balok besi adalah 88%
- KSR untuk pelat alumunium adalah 8%
- KP untuk pelat alumunium adalah 92%
BAB IV
KESIMPULAN
1. Semua alat ukur mempunyai ketidakpastian
2. Setinggi apapun nilai akurasi sebuah alat ukur pasti mempunyai nilai
ketidakpastian
3. Ketidakpastian tunggal alat ukur adalah setengah dari nilai skala terkecil
suatu alat ukur
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar 1. Bandung: ITB Press.


Kanginan, M. (2016). FISIKA SMA/MA Kelas IX. Cimahi: Erlangga.
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2010). Fisika Dasar 1. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Daftar gambar alat-alat dan objek yang digunakan dalam percobaan :

Ganbar 1.1 Neraca ohaus

Gambar 1.2 Jangka sorong

Gambar 1.3 Mikrometer sekrup

Gambar 1.3 Balok besi


Gambar 1.4 Pelat alumunium

Anda mungkin juga menyukai