M-1
KOLOM NILAI
___________________________
NPM.
ABSTRAK
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan alat
ukur yang sudah diketahui nilainya secara pasti. sudah kita ketahui kalau
dalam pengukuran terdapat besaran dan satuan, tidak mungkin suatu
pengukuran lepas dari dua hal tersebut. Dalam besaran terdapat dua
pembagian yaitu besaran pokok dan besaran turunan, yang mana besaran
pokok adalah besaran yang menjadi dasar untuk besaran-besaran turunan
bisa tersusun. Dalam pengukuran terdapat dua teknik, yaitu teknik
pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung, perbedaannya
pengukuran langsung bisa dilihat langsung nilainya dengan melihat alat
ukur, dan pengukuran tidak langsung membutuhhkan proses untuk
mengetahui nilainya.
Kata kunci:
Pengukuran dan ketidakpastian
BAB I
PENDAHULUAN
Pelat Alumunium
Percobaan
P(cm) L(cm) TB(cm) D(cm)
ke-
1 4.438 1.850 0.286 0.400
2 4.410 1.933 0.288 0.436
3 4.422 1.856 0.290 0.418
4 4.422 1.894 0.281 0.438
5 4.418 1.852 0.283 0.446
JUMLAH 22.110 9.385 1.428 2.138
𝑥̅ 4.422 1.877 0.286 0.428
Catatan :
- Untuk pengukuran Panjang dan diameter menggunakan jangka sororng
- Untun pengukuran lebar dan tebal menggunakan mikrometer sekrup
Massa balok besi
Percobaan
Massa(gram)
ke-
1 70.11
2 69.68
3 69.66
JUMLAH 209.45
𝑥̅ 69.82
Massa Alumunium
Percobaan
ke- Massa(gram)
1 6.00
2 6.55
3 6.54
JUMLAH 19.09
𝑥̅ 6.36
∑𝑙 9.7
𝑙̅ = = 5 = 1.94 cm
𝑁
∑𝑡 4.7
𝑡̅ = = 5 = 0.94 cm
𝑁
2. Pelat Alumunium
∑𝑝 22.110
𝑝̅ = = = 4.422 cm
𝑁 5
∑𝑙 9.385
𝑙̅ = = = 1.877 cm
𝑁 5
̅ = ∑ 𝑡𝑏 =1.428 = 0.286 cm
𝑡𝑏 𝑁 5
2 +(0.286−0.288)2 +(0.286−0.290)2 +(0.286−0.281)2 +(0.286−0.283)2
̅ = √(0.286−0.286)
∆𝑡𝑏
3
= 1000 √10
3
5(5−1)
∑ 𝑑 2.138
𝑑̅ = 𝑁 = 5 = 0.428 cm
b. Perhitungan Volume
1. Balok Besi
𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3.9 × 1.94 × 0.94 = 7.11 𝑐𝑚3
2 2
1 3 1 3
0 2 √ √
5 2 5 2
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = √|3.9| + |1.94| + |0.94| × 7.11 = 2.05 𝑐𝑚3
2. Pelat Alumunium
1
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = (4.422 × 1.877 × 0.286) – (4 × 𝜋 × 0.4282 × 0.286) = 2.332 𝑐𝑚3
2 2 2 2
1 104 1 2 3 3 1 343 3 3
√ √261 √ √ √
2000 5 1000 10 1000 5 1000 10
∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = √| | +| 1000
| + | | − (| | + | | ) × 2.332
4.422 1.877 0.286 0.428 0.286
= 0.780 𝑐𝑚3
c. Perhitungan Massa jenis
1. Balok Besi
69.82
𝜌= = 9.82 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
7.11
2
1 1293
√ 2.05 2
100 6
∆𝜌 = √| | + | 7.11 | × 9.82 = 2.83 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
69.82
[ ]
2. Pelat Alumunium
6.36
𝜌= = 2.72 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
2.332
2
1 1981
√ 0.780 2
100 6
∆𝜌 = √| | + | 2.332 | × 8.15 = 1.06 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
6.36
[ ]
d. KSR & KP
1. Balok Besi
9.82−8.7
KSR = | | × 100% = 12%
8.7
KP = 100% - 8% = 92%
3.3. Analisa Data
Cara pengambilan data yang dilakukan adalah dengan cara bergantian dan berbeda
orangnya, karena pengambilan data dilakukan perkelompok orang yang berjumlah 4
orang perkelompok.
Kemampuan orang dalam menggunakan alat ukur berbeda dengan yang lain contoh,
ada orang yang membaca skala utama dalam alat ukur jangka sorong dibelakang angka
nol dalam skala nonius ada juga yang membacanya di ujung rahang sorong.
Objek yang dijadikan percobaan yaitu balok besi dan pelat alumunium sudah sangat
sering digunakan, jadi kalau berbeda orang melakukan pengukuran kemungkinan untuk
presisinya sangat kecil.
Dari percobaan pengukuran yang dilakukan didapat :
- KSR untuk balok besi adalah 12%
- KP untuk balok besi adalah 88%
- KSR untuk pelat alumunium adalah 8%
- KP untuk pelat alumunium adalah 92%
BAB IV
KESIMPULAN
1. Semua alat ukur mempunyai ketidakpastian
2. Setinggi apapun nilai akurasi sebuah alat ukur pasti mempunyai nilai
ketidakpastian
3. Ketidakpastian tunggal alat ukur adalah setengah dari nilai skala terkecil
suatu alat ukur
DAFTAR PUSTAKA