Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN


(M-1)

Nama : Erik Hidayat

NPM : 200110200180

Partner : Iswari, Alfaridzy, Gilang, Tris, Fitta,


Tioma, Raissa, Hafizh, Amrul
NPM : 0181, 0197, 0198, 0199, 0200, 0201, 0202,
0203, 0209
Kelas / Kelompok :D/3

Jadwal Praktikum : Minggu, 27 September 2020

Hari / Jam : Minggu, 14.30 - 16.30

Nama Asisten : Brian Fernanda

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
ERIK HIDAYAT
200110200180

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

M-1

NAMA :Erik Hidayat


NPM :200110200180
Partner : Iswari, Alfaridzy, Gilang, Tris, Fitta, Tioma,
Raissa, Hafizh, Amrul
NPM : 0181, 0197, 0198, 0199, 0200, 0201, 0202, 0203,
0209
Kelas/Kelompok :D / 3
Departemen/Fakultas :Peternakan
Jadwal Praktrikum :Minggu,27 September 2020

KOLOM NILAI

Speaken Lap.Pendahuluan Praktikum Lap.Akhir

Jatinangor, 27 Sept 2020


Asisten

NPM.

1
ERIK HIDAYAT
200110200180

ABSTRAK

Pengukuran adalah proses untuk memperoleh informasi suatu besaran fisis


tertentu,misalnya seperti panjang, tekanan,suhu,tegangan,arus listrik dan lain
sebagainya. Informasi yang diperoleh dapat berupa nilai dalam bentuk angka
(kuantitatif) maupun berupa pernyataan yang berupa sebuah simpulan(kualitatif).
Untuk memperoleh informasi tersebut, maka kita memerlukan alat ukur,misalnya
untuk mengetahui panjang kita dapat menggunakan mistar. Ketidakpastian
merupakan suatu parameter yang berhubungan dengan hasil pengukuran yang
mengkarakteristikan (memberi sifat) penyebaran nilai-nilai layak yang dikaitkan
pada besaran ukur. Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang
baik, yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Telah disepakati
bahwa sebuah pengukuran akan selalu menghasilkan dan disertai dengan
ketidakpastian. Ketidakpastian ini menytakan seberapa besar simpangan hasil
ukur dari nilai benar yang seharusnya. Agar mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat, harus dilakukan pengukuran secara berulang atau majemuk. Pada
pengukuran majemuk, nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar X adalah nilai
rata-rata dari data yang diperoleh. Sedangkan nilai kepastiannya dapat digantikan
oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel.

Kata Kunci : Pengukuran, Ketidakpastian, Alat ukur,pengukuran majemuk.

2
ERIK HIDAYAT
200110200180

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 L a t a r B e l a k a n g
Sehati-hati dan seteliti-telitinya pengukuran, tidak ada pengukuran yang
bebas dari kesalahan. Dalam sains, kata kesalahan tidak selalu berkonotasi ke
kegagalan atau blunder. Kesalahan dalam sains adalah ketidakpastian yang tidak
dapat dihindarkan dari semua pengukuran. Ketidakpastian ini tidak dapat
dihilangkan namun kita hanya bisa memastikannya dalam masih wajar.
Sebagai ilustrasi, misalkan seorang tukang kayu mengukur tinggi daun
pintu dan memperkirakannya sebesar 210 cm. Tinggi daun pintu tersebut
sebenarnya memiliki ketidakpastian, mungkin saja tingginya antara 209,5 cm dan
210,5 cm. Jika si tukang kayu mencoba mengukur daun pintu lagi namun dengan
hati hati dan teliti, ternyata tingginya adalah 210,23 cm. Meskipun demikian,
hasil pengukuran yang didapatkan tukang kayu tersebut juga memiliki
ketidakpastian, mungkin saja panjangnya 210,233 cm atau 210,235 cm.
Banyak ketentuan menyatakan bahwa selisi nilai yang mungkin dengan
nilai terbaik harus nilai setengah dari nilai skala terkecilnya. Misalnya pada
pengukuran pensil di atas dengan skala terkecil penggaris 1 mm berati nilai yang
mungkin hasil pengukuran pensil adalah 35,5 – 36,5 mm. Sebenarnya ketentuan
ini boleh boleh saja, asal pengukuran dilakukan super teliti dan pengaruh lain
bagi pengukuran diabaikan. Padahal ketidakpastian bisa saja muncul baik dari si
praktikan, kondisi alatnya, pengaruh lingkungan dan sebagainya. Maka dari itu
nilai yang mungkin boleh lebih dari nilai setengah skala terkecil. Namun perlu
diperhatikan juga bahwa kita tidak boleh memberi nilai yang mungkin terlalu
besar karena ini menunjukkan bahwa tidak akuratnya pengkuran yang dilakukan.

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Memahami konsep dalam pengkuran dan Ketidakpastian
1.2.2 Mampu mengenal dan menggunakan alat ukur yang dipakai
1.2.3 Mampu menulis laporan hasil praktikum dengan baik dan benar

3
ERIK HIDAYAT
200110200180

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Mistar
Berfungsi untuk mengukur benda-benda yang berbidang datar dan dimensi kecil.
Ketelitian mistar = 1 mm atau 0,1 cm.

Gambar 2.1 Mistar


2.1.2 Daun
Daun disini digunakan sebagai objek percobaan yang akan diukur
panjangnya. Yang diukur disini adalah panjang urat daun. Jumlah daun yang
digunakan praktikan adalah 10 helai.

Gambar 2.2 Daun yang diukur

4
ERIK HIDAYAT
200110200180

2.2 Prosedur Penelitian


1. Daun dan Mistar dipersiapkan untuk percobaan.
2. Ukur Panjang daun pada urat daun utama yang ditandai dengan garis putus-
putus.

Gambar 2.3 Daun dengan garis putus-putus.

3. Ukur daun menggunakan mistar masing-masing satu kali setiap daun.


4. Ukur Setiap daun dengan teliti dan hati-hati.
5. Catat hasil pengukuran sesuai dengan hasil percobaan.

5
ERIK HIDAYAT
200110200180

BAB III
HASIL PERCOBAAN

3.1 Data Percobaan

Tabel 3.1 Panjang daun yang telah di ukur


Daun Panjang Tulang Daun (cm)
Ke
1. 9,5  0,05
2. 9,5  0,05
3. 10,3  0,05
4. 10,7  0,05
5. 10,3  0,05
6. 10,1  0,05
7. 10,2  0,05
8. 10,2  0,05
9. 9,9  0,05
10. 9,6  0,05

Jumlah : 100,3
Rata-rata : 10,03
Skala terkecil dari mistar adalah 1mm atau 0,1 cm.
Maka Δx =½ × st = ½ × 0,1 = 0,05

3.2 Pengolahan data


A. Xi - Xrata-rata dan (Xi - Xrata-rata )2
1. X1 - Xrata-rata
= 9,5 - 10,03
= -0,53
(X2 - Xrata-rata )2
(-0,53)2 = 0,2809

2. X2 - Xrata-rata
= 9,5 - 10,03
= - 0,53

6
ERIK HIDAYAT
200110200180

(X2 - Xrata-rata )2
(-0,53)2 = 0,2809

3. X3 - Xrata-rata
= 10,3 - 10,03 = 0,27
(X3 - Xrata-rata )2
(0,27)2 = 0,0729

4. X4 - Xrata-rata
=10,7 - 10,03
=0,67
(X4 - Xrata-rata )2
(0,67)2 = 0,4489

5. X5 - Xrata-rata
= 10,3 - 10,03
= 0,27
(X5 - Xrata-rata )2
(0,27)2 = 0,0729

6. X6 - Xrata-rata
=10,1 - 10,03
=0,07
(X6 - Xrata-rata )2
(0,07)2 = 0,0049

7. X7 - Xrata-rata
=10,2 - 10,03
=0,17
(X7 - Xrata-rata )2
(0,17)2 = 0,0289

7
ERIK HIDAYAT
200110200180

8. X8 - Xrata-rata
=10,2 - 10,03
=0,17
(X8 - Xrata-rata )2
(0,17)2 = 0,0289

9. X9 - Xrata-rata
= 9,9 - 10,03
= -0,13
(X9 - Xrata-rata )2
(-0,13)2 = 0,0169

10. X10 - Xrata-rata


= 9,6 - 10,03
= - 0,43
(X10 - Xrata-rata )2
(-0,43)2 = 0,1849

Jumlah (Xi - Xrata-rata )2 : 1,421


Rata-rata : 0,1421

B. Sesatan Pengukuran Majemuk

a. Simpangan (Xi - Xrata-rata )2 atau Sx

jumlah Xi - Xrata - rata


Sx 
N 1
1,421

10  1
1,421

9
 0,15788  0,158

8
ERIK HIDAYAT
200110200180

b. Simpangan Rata-rata

Sx
SimpanganX rata  rata 
N
0 ,158

10
0 ,158

3 ,162
 0 , 049  0 , 05

3.3 Analisis data


Berdasarkan penelitian, praktikan mendapatkan data data atau hasil
pengukuran yang ternyata berbeda dari daun-daun yang berukuran hampir sama.
Namun, daun yang memiliki ukuran hampir sama secara fisik ternyata memiliki
ukuran yang beragam dan tentunya berbeda satu sama lain. Tetapi, tidak menutup
kemungkinan pula jika daun tersebut ternyata ada yang memiliki ukuran yang
sama dan terbukti pada penelitian ini.
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, harus dilakukan
pengukuran secara berulang atau majemuk. Pada pengukuran majemuk, nilai
terbaik untuk menggantikan nilai benar X adalah nilai rata-rata dari data yang
diperoleh. Sedangkan nilai kepastiannya dapat digantikan oleh nilai simpangan
baku nilai rata-rata sampel.
Dari penelitian kali ini, Praktikan memperoleh data panjang rata-rata daun
yang di teliti adalah 10,03 ± 0,05 cm. Kesulitan yang di hadapi oleh praktikan
saat melakukan penelitian adalah bentuk daun yang tidak rata saat diukur, serta
bentuk urat daun yang tidak lurus membuat praktikan mengalami sedikit
kesulitan saat meneliti. Diperlukan keterlitian yang tinggi saat melakukan
percobaan dan sudut pandang melihat skala pada mistar agar penelitian
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

9
ERIK HIDAYAT
200110200180

BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah praktikan lakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Praktikan mampu memahami konsep ketidakpastian pada pengukuran.
Meskipun mengalami beberapa hambatan, namun pada akhirnya praktikan
mampu memahami konsep ketidakpastian pengukuran ini. Dengan memahami
konsep ini, praktikan bisa menuliskan dan menghitung hasil pengukuran yang
telah dilakukan dengan hasil rata-rata adalah 10,03 ± 0,05 cm.
2. Praktikan mampu menggunakan alat yang digunakan dalam penelitian ini. Alat
yang digunakan pada penelitian ini adalah mistar dengan ketelian 0,1 cm dan
skala mm, cm dan inci.
3. Praktikan bisa menyelesaikan penelitian dan menuliskan laporan sesuai dengan
arahan asisten dan dengan data yang sesaui. Meskipun mendapatkan beberapa
hambatan, pada akhinya laporan ini bisa terselesaikan dengan baik. Semoga
laporan ini sesuai dengan ketentuan yang ada.

10
ERIK HIDAYAT
200110200180

DAFTAR PUSTAKA

Arie, Andri dan Riskawati. 2018. Analisis kemampuan menggunakan alat ukur
fisika dasar. Makassar ; UNM.

Arkundato, Artoto dan Pandiangan, Paken. 2018. Ketidakpastian Pengukuran.


Jakarta.

Sereliciouz, 2019. Pengukuran Fisika Kelas 10 (online)


https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/
(Diakses pada Rabu, 23 September 2020 14.00 WIB)

Tim Praktikum Fisika Dasar. 2011. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Padang ;
Universitas Negeri Padang.

11

Anda mungkin juga menyukai