Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PASCA PANEN HASIL PERTANIAN

Acara 3
Teknik Pengukuran Bahan Hasil Pertanian
diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Teknik Pasca Panen Hasil Pertanian

Oleh:
Kelompok 7
Kelas TEP – B

Dhyah Puspita Anggraini NIM 201710201058


Yuda Freizky Librianto NIM 201710201104
Zidan Nursetya Putra NIM 201710201102

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Tabel Hasil Pengukuran


Tabel 1. Hasil pengukuran dimensi panjang kemasan quickmelt
Pengukuran Mistar centimeter (cm) Jangka sorong (cm)
ke p l t Volume p l t Volume
1 11,4 2,5 6 171,00 11,634 2,4 6,075 169,623
2 11,4 2,6 5,9 174,88 11,555 2,494 6,061 174,66
3 11,4 2,6 6 177,84 11,57 2,427 6,044 169,71
4 11,4 2,5 5,9 168,15 11,596 2,463 6,017 171,85
5 11,4 2,5 6 171,00 11,538 2,546 6,048 177,66
6 11,4 2,6 6 177,84 11,598 2,579 6,041 180,69
Rata-rata 11,4 2,55 5,97 173,45 11,58 2,48 6,05 174,04
Ketidak-
pastian 0,056 0,050 0,044 3,401 0,027 0,054 0,013 2,219
pengukuran
Error 0,487 1,961 0,745 1,961 0,237 2,206 0,225 1,275

Tabel 2. Hasil pengukuran dimensi massa buah alpukat kecil


Timbangan digital (0.01 g) Timbangan digital (0.001 g)
Pengukuran ke
(g) (g)
1 127,33 127,355
2 127,33 127,354
3 127,32 127,355
4 127,34 127,353
5 127,33 127,353
6 127,33 127,352
Rata-rata 127,33 127,123
Ketidak-pastian
0,003 0,001
pengukuran
Error 0,002 0,001
Tabel 3. Hasil pengukuran dimensi temperatur buah alpukat kecil
Termometer tusuk Termometer (termokopel)
Pengukuran ke
(°C) (°C)
1 28 27,8
2 28 27,5
3 28 27,1
4 28 27,7
5 28 27,3
6 28 27,2
Rata-rata 28 27,4
Ketidak-pastian
0,00 0,23
pengukuran
Error 0 2,25

Tabel 4. Hasil perbandingan pengukuran volume buah alpukat kecil


Jangka sorong Perbedaan volume
Pengukuran
Vair awal Vair sesudah VV
ke D (cm) VJS (cm3)
(ml) (ml) (cm3)
1 6,3 130,857 400 511,5 111,5
2 6,244 127,399 400 511 111
3 6,28 129,616 400 511 111
4 6,306 131,232 400 510,5 110,5
5 6,296 130,609 400 510 110
6 6,268 128,874 400 510,5 110,5
Rata-rata 6,282 129,76 400 510,75 110,75
Ketidak-
pastian 0,018 1,135 0,00 510,75 0,416
pengukuran
Error 0,291 0,291 0 0,081 0,376

1.2 Pembahasan
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yangtidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya
diperlukanuntuk mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan,
dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-
benda geometri tertentu (Sudaryanto, dkk. 2015).
Pengukuran dimensi produk hasil pertanian sangatlah penting karena
berkaitan dengan kualitas. Pengukuran meliputi dimensi panjang, dimensi
massa, dimensi temperatur, dan pengukuran volume. Dimensi panjang adalah
suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Dalam ilmu fisika dan teknik,
kata "panjang" biasanya digunakan secara sinonim dengan "jarak", dengan
simbol "l" atau "L”. Dan dimensi massa adalah ukuran jumlah materi suatu
benda. Dimensi temperatur adalah ukuran tingkat panas pada suatu benda.
Volume adalah ukuran seberapa banyak ruang dapat di tempati suatu objek.
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini Timbangan
digital (±0,001 g), Jangka sorong, Beaker glass (500 atau 100 ml), Termometer
dengan sensor termokepel, Timbangan digital (±0,01 g), Mistar centimeter,
Termometer tusuk, 1 Pcs Quick Melt dan 1 buah alpukat kecil.
1.2.1 Hasil Pengukuran Dimensi Panjang Kemasan Quick Melt
Dari hasil pengukuran dimensi panjang, lebar, dan tinggi pada tabel
1 hasil pengukuran kemasan Quick Melt yang lebih teliti adalah pengukuran
menggunakan mistar yang mendapatkan hasil data yang lebih teliti dari pada
jangka sorong. Mistar memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter,
sesuai dengan jarak garis terkecil antara dua garis yang paling berdekatan.
Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter atau ½ skala terkecil (Putra dan
Sujarwanto, 2019). Jangka sorong merupakan alat ukur yang mempunyai
tingkat ketelitian 0,1 mm (Pratiwi, et al. 2017). Panjang jangka sorong tidak
lebih dari 20 cm, sehingga untuk mengukur kemasan produk Quick Melt
efektif menggunakan mistar centimeter daripada menggunakan jangka
sorong dan apalagi jangka sorong lebih efisiensi apabila digunakan untuk
mengukur lebar kedalaman pada suatu benda.
1.2.2 Hasil Pengukuran Dimensi Massa Buah Alpukat Kecil
Dari tabel 2. Hasil pengukuran dimensi massa buah alpukat kecil
diperoleh data pengukuran kesatu sampai keenam dengan timbangan digital
(±0,01 g) diperoleh rata-rata 127,33 dengan ketidakpastian pengukuran
0.003 dan data error 0,002. Sedangkan hasil pengukuran dengan
menggunakan alat kedua yaitu timbangan digital (±0,001 g) dari
penggukuran kesatu sampai keenam diperoleh rata-rata 127,123 dengan
ketidakpastian pengukuran 0,001 dan data error 0,001. Dengan kedua data
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih teliti timbangan digital (±0,001 g)
dibanding timbangan digital (±0,01 g). Hal ini dikarenakan dalam data hasil
pengukuran dimensi massa buah alpukat kecil data ketidakpastian dan data
error timbangan (±0,001 g) lebih kecil daripada timbangan (±0,01 g). Makin
kecil ketidakpastian mutlak yang dapat dicapai, maka makin tepat hasil
pengukuran yang dilakukan. (Pandiangan dkk, 2008)

1.2.3 Hasil Pengukuran Dimensi Temperatur Buah Alpukat kecil


Dari tabel 3. Hasil pengukuran dimensi temperatur buah alpukat
kecil diperoleh data dengan enam kali pengukuran menggunakan dua alat
yang berbeda yaitu termometer tusuk dan termokopel. Pada thermometer
tusuk diperoleh rata-rata 28oC dengan ketidakpastian pengukuran 0,00 dan
data error 0. Sedangkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
termokopel dari penggukuran kesatu sampai keenam diperoleh rata-rata
27,4oC dengan ketidakpastian pengukuran 0,23 dan data error 2,25. Dengan
kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa termometer tusuk memiliki
ketelitian yang lebih tinggi dibanding termokopel. Karena suatu alat ukur
dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik, yaitu hasil ukur
menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Dapat juga dipahami sebagai seberapa
dekat hasil ukur dengan nilai benarnya. (Novianti dkk, 2019)
1.2.4 Hasil Perbandingan Pengukuran Volume Buah Alpukat Kecil
Berdasarkan tabel 4. hasil perbandingan pengukuran volume buah
alpukat kecil menggunakan jangka sorong D (cm) dan matematis perbedaan
volume dengan 6 kali pengukuran maka diperoleh data volume
menggunakan jangka sorong D (cm) dengan rata-rata 129,76 dengan
ketidakpastian pengukuran 1,1135 dan data error 0,291 sedangkan pada saat
menggunakan matematis perbedaan volume diperoleh rata rata 110,75
dengan ketidakpastian pengukuran 0,416 dan data error 0,376 . Maka
dengan kedua data tersebut diketahui bahwa mengukur volume buah alpukat
dengan matematis perbedaan volume memiliki ketidakpastian lebih kecil
sehingga bisa dikatakan lebih teliti daripada menggunakan jangka sorong.
Karena suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik, yaitu
hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Dapat juga dipahami
sebagai seberapa dekat hasil ukur dengan nilai benarnya. (Novianti dkk, 2019).
Cara matematis yang dapat digunakan untuk menghitung volume buah yaitu
dengan menghitung selisih antara volume akhir dan volume awal.
DAFTAR PUSTAKA

Novianti, A. Febianti, P. Shoniah dan Nana. 2019. Eksperimen Perbandingan


Pengukuran Dengan Menggunakan Neraca Ohauss Dan Neraca Digital.
Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.
Pandiangan, Paken dan Arkundato. 2008. Praktikum Fisika 2 Ketidakpastian dan
Pengukuhan. Jakarta. Universitas Indonesia
Nurhasan Ropii (2019) Efektifitas Penggunaan Media Peraga Ikonik Jangka Sorong
dan Mikrometer Sekrup Terhadap Pemahaman Konsep Pengukuran,
JIPFRI, Vol 3(1): 9-14.
Suparno dkk. 2001. Panduan Praktikum Fisika 2. Tangerang: Universitas Terbuka
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pengukuran dimensi panjang kemasan Quick Melt


Gambar 2. Proses pengukurandimensi massa, temperatur, dan volume buah
Alpukat kecil

Anda mungkin juga menyukai