Anda di halaman 1dari 7

I.

TUJUAN
Mempelajari dasar pengukuran dan menggunakan alat – alat ukur dasar, Mampu
menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang dan
pengaplikasiannya.

II. LATAR BELAKANG


Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental dimana berupa ilmu yang
memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan yang memperoleh
kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Dalam melakukan eksperimen kita
memerlukan pengukuran- pengukuran. Oleh karena itu pengukuran merupakan bagian
yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika.

Pengukuran dilakukan untuk membandingkan suatu besaran dengan besaran lain


sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Namun pengukuran tersebut tentu pernah
atau akan mengalami kesalahan jika kita tidak memperhatikan ketentuan - ketentuan
melakukan pengukuran tersebut. Sehigga menimbulkan ketidakpastian dalam
pengukuran.

III. METODOLOGI
3.1 Alat :
 Neraca teknis
 Jangka sorong
 Mikrometer sekrup
3.2 Bahan :
 Cylinder besi
 Cylinder kayu
 Cylinder proyektil
 Cylinder tembaga
 Cylinder aluminium

3.3 Diagram alir


( flowchart )
3.3.1 Neraca teknis
Ambil & letakkan 1
cylinder pada neraca

Atur beban yang


terberat, jika berlebih,
kurangi perlahan

Tunggu sampai garis


pada beban
seimbang dengan
garis pada neraca

Amati dan catat hasil

3.3.2 Jangka sorong 3.3.3 Mikrometer


sekrup

Siapkan jangka Siapkan mikrometer


sorong sekrup
2

Letakkan salah satu


cylinder diantara mulut Letakkan salah satu
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Tabel 1. Data Pengukuran Mikrometer sekrup

No. Bahan Ulangan Data X Sx X ± 𝚫X Cv

1 9,21

1. Kayu 2 9,22 9,21 0,007 0,007±0,005 0,08%

3 9,21

1 9,45

2. Aluminium 2 9,44 9,44 0,007 0,007±0,005 0,08%

3 9,44

1 9,18

3. Besi 2 9,18 9,17 0,01 0,01±0,005 0,001%

3 9,17

1 9,12

4. Tembaga 2 9,13 9,12 0,007 0,007±0,005 0,08%

3 9,12

1 9,15

5. Proyektil 2 9,16 9,15 0,01 0,01±0,005 0,001%

3 9,14

Tabel 2. Data Pengukutan Jangka Sorong

No. Bahan Ulangan Data X Sx X ± 𝚫X Cv

1 3,04

1. Kayu 2 3,03 3,03 0,008 0,008 ± 0,05 0,3%

3 3,025

3
1 3,05

2. Aluminium 2 3,01 3,03 0,02 0,02 ± 0,05 0,7%

3 3,05

1 3,01

3. Besi 2 3,01 3,01 0 0 ± 0,05 0%

3 3,01

1 3,01

4. Tembaga 2 3,0095 3,00 0,01 0,01 ± 0,05 0,3%

3 3,0095

1 3,01

5. Proyektil 2 3,01 3,01 0 0 ± 0,05 0%

3 3,01

Tabel 3. Data Pengukuran Neraca Teknis

No. Bahan Ulangan Data X Sx X ± 𝚫X Cv

1 0,9

1. Kayu 2 1,0 0,9 0,1 0,1±0,1 11%

3 0,8

1 6,5

2. Aluminium 2 6,6 6,5 0,1 0,1±0,1 1,5%

3 6,4

1 18,1

3. Besi 2 18,2 18,17 0,05 0,05±0,1 0,3%

3 18,2

4. Tembaga 1 20,8 20,7 0,2 0,2±0,1 0,9%

4
2 20,8

3 20,5

1 19,6

5. Proyektil 2 19,7 19,7 0,1 0,1±0,005 0,7%

3 19,8

4,2 Pembahasan

Setelah percobaan selesai dilakukan masing – masing 1 objek diukur sebanyak 3 kali.
Seperti hasil data yang ada di atas dapat dilihat setelah pengulangan objek sebanyak 3 kali, objek
tersebut mengalami perubahan dalam pengukuran yang menyebabkan hasil yang tidak pasti.

Sumber : Data Praktikum


Gambar 1. Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat ukur ketebalan benda yang relatif


tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon. Pada mikrometer sekrup
terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius)
(Sumarsono, 2009).
1) Skala tetap (skala utama) Skala tetap terbagi dalam satuan
milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua
skala, yaitu skala atas dan skala bawah (Sumarsono, 2009).
2) Skala putar (skala nonius) Skala putar terdapat pada besi
penutup laras yang dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke
belakang. Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau bagian ruas yang
sama. Satu putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser
0,5 mm. Jadi, satu skala pada skala putar mempunyai ukuran: 0,5 mm
0,01mm 50 1 × = . Ukuran ini merupakan batas ketelitian mikrometer
sekrup (Sumarsono, 2009).

5
Sumber : Data Praktikum
Gambar 2. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah salah satu alat untuk mengukur


panjang dengan ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,01 cm. Terdiri
dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan
hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah
dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya
tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah
30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
 Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara
diapit
 Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya
berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara
diulur
 Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu
benda dengan cara menancapkan bagian pengukur.
Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena
berada di sisi pemegang.

6
Sumber : Data Praktikum
Gambar 3. Neraca Teknis

Neraca Ohaus merupakan salah satu alat ukur besaran


fisika yaitu massa. Neraca Ohauss digunakan untuk menimbang
massa suatu benda dalam praktik laboratorium. Neraca Ohaus
sering digunakan dalam pengukuran laboratorium karena alat ini
memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi yaitu mencapai 1/100
gram atau 0,01 gram (Bahtiar, 2010).

Daftar Pustaka

Sumarsono, J. (2009). Fisika.

Antika, L., Julianty, E., Miroah, A. N., & Hapsari, F. (2012). Pengukuran
(Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium. Spektra: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, 13(1), 24-28.

Bahtiar, (2010). Fisika Dasar I, Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai