Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI

3.1 Skema Penelitian


Flowchart penelitian disusun agar penelitian yang dilakukan berlangsung secara
sistematis dan mempermudah dalam memahami langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan. Flowchart dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pembuatan Pola

Pembuatan Cetakan

Peleburan Aluminium
dan Magnesium

0.8% 1.2% 2.5%

Variasi Waktu
Penambahan Degasser

3 Menit 5 Menit 7 Menit


Menit Menit Menit

A
A

Pouring

Solidification &
Mold Removal

Pengujian

Pengujian Pengamatan Pengamatan


Kekerasan Struktur Makro Struktur Mikro

Hasil Pengujian

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

3.2 Prosedur Penelitian


Pada bagian ini menjelaskan prosedur atau langkah langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian.
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan referensi terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan. Studi literatur dapat diperoleh melalui buku, jurnal ilmiah, dan media internet.
3.2.2Penyiapan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan selama penelitian ini yaitu:
1. Aluminium Murni (Al)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ingot Aluminium (Al) sebagai
unsur utama. Aluminium yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Ingot Aluminium


2. Magnesium (Mg)
Magnesium digunakan sebagai unsur paduan terhadap aluminium dengan persentase
yang digunakan 0,8%, 1,2%, 2,5%. Magnesium yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Ingot Magnesium


3. Degasser
Umumnya degasser yang digunakan adalah dalam bentuk tablet atau gas (gas argon
dan gas nitrogen) dan untuk pada pengujian ini campuran degasser berbasis natrium
nitrat (NaNO3) dan natrium fluorida (NaF). Penambahan degasser yang digunakan
sebanyak 20 gram dengan variasi waktu penambahan Tiga, Lima dan Tujuh menit.
Degasser yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Degasser
4. Tungku Induksi Nabertherm
Tungku digunakan untuk melebur spesimen pada Temperatur ±800ºC. Tungku yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Tungku Induksi Nabertherm


5. Kowi
Kowi digunakan untuk wadah peleburan aluminium dan magnesium. Kowi yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Kowi
6. Palu
Palu digunakan sebagai alat pemecah cetakan untuk dipisahkan dari produk. Palu
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3. 7 Palu
7. Timbangan Digital
Timbangan digital ini digunakan untuk menimbang massa spesimen yang akan diuji.
Timbangan Digital yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3. 8 Timbangan Digital

8. Pemotong Spesimen
Alat pemotong yang digunakan bisa berupa gergaji besi ataupun gerinda. Pemotong
Spesimen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3. 9 Gergaji Besi
9. Mikroskop Optik Stereo
Mikroskop Optik digunakan untuk mengamati struktur mikro pada spesimen.
Mikroskop Optik Stereo yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3. 10 Mikroskop Optik Stereo


10. Alat Uji Keras Vickers
Alat Uji Keras Vickers digunakan untuk mengukur kekerasan pada permukaan
spesimen. Alat Uji Keras Vickers yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3. 11 Vickers Hardness Tester
3.2.3 Proses Pembuatan Pola
Pembuatan pola merupakan tahap awal dari proses pengecoran. Pola yang digunakan
pada proses produk ini dengan memakai pola kayu. Pola berbentuk persegi dengan
ukuran 50mm x 50mm.

3.2.4 Proses Penyiapan Cetakan


Seteleh dilakukan pembuatan pola maka selanjutnya dilanjutkan dengan pembuatan
cetakan, cetakan dipakai pada penelitian ini memakai cetakan sekali pakai. Proses
penyiapan cetakan pada pembuatan produk ini dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3. 12 Proses Penyiapan Cetakan

3.2.5 Proses Peleburan Aluminium


Peleburan dilakukan didalam tungku induksi Nabertherm. Peleburan dilakukan dengan
memasukkan ingot aluminium dan paduan magnesium ke dalam kowi. Peleburan
dilakukan pada temperatur 800°C.
3.2.6 Proses Degassing
Degassing adalah proses pengikatan senyawa hidrogen yang terjadi pada proses
peleburan logam aluminium. Degassing dilakukan dengan variasi waktu 3, 5, dan 7 menit
yang akan menghasilkan gelembung inert vakum di dalam aluminium cair sehingga gas-
gas yang terlarut pada aluminium cair akan masuk kedalam gelembung vakum.

3.2.7 Penuangan Aluminium


Pada proses penuangan aluminium cair ke dalam cetakan (pouring) dilakukan dengan
bantuan ladel. Proses Pouring dilakukan pada temperature 700ºC.
3.2.8 Pembongkaran Cetakan
Setelah proses penuangan selesai, maka logam cair dibiarkan membeku sampai sempurna
di dalam cetakan dan selanjutnya dibongkar dari cetakan. Produk yang dihasilkan
kemudian dilakukan finishing.

3.2.9 Pengamatan Struktur Makro


Pengamatan struktur makro dilakukan dengan metode visual test untuk mengetahui cacat
cacat pada permukaan produk.

3.2.10 Pengamatan Struktur Mikro


Pengamatan struktur mikro menggunakan Mikroskop Optik Stereo dilakukan untuk
mengetahui pengaruh waktu penambahan degasser terhadap kualitas produk hasil
pengecoran.
3.2.11 Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan digunakan untuk mengetahui perubahan sifat mekanis yang terjadi
pada aluminium setelah ditambahkan paduan magnesium dan penambahan degasser.

Anda mungkin juga menyukai