Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk
mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen seperti panjang,
lebar, tinggi dan sebagainya. Praktikum yang membahas tentang alat ukur mekanik
ini bertujuan agar praktikan dapat mempelajari alat ukur baik itu alat ukur waktu,
maupun alat ukur panjang seperti mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup
dengan ketelitian tinggi, dan agar praktikan dapat mempelajari ketelitian alat ukur
waktu seperti stopwatch, dan alat ukur panjang seperti jangka sorong, mikrometer
sekrup dan mistar dengan ketelitian tinggi. Pada praktikum ini diukur diameter dan
ketebalan uang logam 100 dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer
sekrup. Dari hasil percobaan, alat ukur yang paling teliti adalah mikrometer
adalah suatu standar yang menjadi alat ukur. Ketika kita mengukur jarak antara dua
titik, kita membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak suatu standar
panajang, misalnya panjang tongkat meteran. Ketika kita mengukur berat suatu
benda, kita membandingkan berat benda tadi dengan berat benda standar.
berfungsi sebagai patokan pembanding bagi semua contoh lain dari besaran
dalam pertalian dengan besaran-besaran dasar panjang dan waktu, serta standar-
standar dasar yang terkait. Standar-standar dasar harus dapat diakses dan juga harus
berlaku sebagai faktor yang tetap. Salah satu contoh satuan dasar adalah meter
dengan simbol satuan m, dan meter merupakan satuan dari besaran panjang.
Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika. Tetapi tidak
antara yang paling penting, selain kesalahan adalah keterbatasan ketepatan alat ukur
ditunjukkan.
LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunnya laporan ini adalah untuk memenuhi tujuan dari
praktikum yang akan dilakukanya itu untuk mengetahui fungsi dan pemakaian alat
ukur dasar. Untuk alat ukur dasar, pengukuran massa dengan neraca teknis,
pengukuran panjang dan diameter benda dengan jangka sorong atau micrometer
a) Menggunakan mikrometer sekrup dan jangka sorong dengan terampil dan benar.
ketelitiannya.
c) Menentukan diameter suatu benda padat berbentuk teratur (uang logam 100).
d) Menentukan tebal suatu benda padat berbentuk teratur (uang logam 100).
PENYAJIAN TEORITIS
Untuk melakukan percobaan percobaan di perlukan alat-alat yang dapat di
pergunakan untuk pengukuran fisis yang sesuai dengan percobaan. Pada dasarnya
massa, waktu, temperatur serta besaran yang lainnya. Untuk dapat menggunakan
alat ukur yang benar kita perlu mengetahui kegunaan alat, cara penggunaan, batas
1. Batas ukur alat : ukuran maksimum yang dapat di ukur alat tersebut, misal
amperemeter 5A (DC), maksudnya arus yang dapat di ukur dengan alat tersebut
2. Ketelitian alat : ukuran terkecil yang dapat di ukur oleh alat tersebut dengan
hanya dapat mengukur panjang suatu benda hanya 2 decimal (dalam cm),
misalnya : 2, 35 cm.
3. Titik nol : alat yang saat ini tidak di pergunakan, pada alat yang baik, titik nol
tepat pada nol, skala utama alat. Contohnya : voltmeter ketika pada potensial
4. .Kesalahan alat : yaitu 0, 5 skala terkecil alat atau ketelitian alat tersebut.Untuk
mengukur panjang benda dapat di pakai mistar panjang dengan skala terkecil
sering timbul banyak kesalahan peralak karena tebal mistar, sehingga ketelitian
pengukuran hanya sampai pada lebih kurang 0, 5 mm, maka untuk pengukuran
B. PROSEDUR EKSPERIMEN
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Jangka Sorong
a. Mengukur diameter uang logam
1) Memutar sekrup pengunci, kemudian menggeser rahang geser bawah
sampai rahang bawah terbuka,
2) Meletakkan uang logam pada rahang bawah,
3) Menggeser rahang geser bawah hingga uang logam tepat berada di
antara rahang bawah dan tidak bergerak lagi,
4) Memutar sekrup pengunci agar rahang bawah tidak bergerak lagi,
5) Membaca skala yang ditunjukkan pada jangka sorong,
6) Mencatat hasil pengukuran diameter uang logam pada tabel hasil
pengamatan, dan
7) Mengulangi langkah-langkah tersebut hingga enam kali.
2. Mikrometer Sekrup
a. Mengukur ketebalan uang logam
1) Membuka pengunci pada mikrometer sekrup,
2) Memutar gagang pemutar hingga rahangnya terbuka,
3) Meletakkan uang logam antara anvil dan spindle,
4) Memutar ratchet knob untuk menggerakkan spindle agar sisi benda
yang diukur tepat berada diantara anvil dan spindle,
5) Menekan pengunci hingga terdengar bunyi klik agar spindle tidak
bergerak lagi,
b. Tabel selisih hasil pengukuran dengan ketebalan rata-rata pada mikrometer sekrup
Tabel 2.2 selisih hasil pengukuran ketebalan rata-rata menggunakan mikrometer
sekrup
No selisih selisih selisih selisih
ketebalan uang ketebalan uang ketebalan uang ketebalan pada
kelereng (mm)
Rp 100 (mm) Rp 200 (mm) Rp 500 (mm)
X1 0 0,05 0,25 0,30
X2 0,02 0,07 0,23 0,04
X3 0,01 0,01 0,26 0,24
X4 0,07 0,14 0,07 0,38
X5 0,05 0,02 0,07 0,47
X6 0,01 0,01 0,23 0,25
INTERPRETASI HASIL
Analisis Data
1. Analisis data dengan menggunakan alat ukur Jangka
Sorong
No Diameter Diameter Diameter Kedalaman Diameter
uang logam uang logam uang logam Pipa plastik Luar pipa
Rp 200 Rp 100 Rp 500 plastik
22,88 mm
Jadi, hasil pengukuran rata-rata untuk diameter uang logam Rp 100 adalah
22,88 mm.
2. Mengetahui ketidakpastian pengukuran
Diketahui : = 22,88 mm
Xmax = 22,90 mm
Xmin = 22,80 mm
Diatanya : ΔX = ………?
Penyelesaian :
ΔX
= 0,05 mm
Jadi, ketidakpastian pengukuran adalah 0,05 mm.
Maka hasil pengukuran yang diperoleh adalah
X= ± ΔX
X = 22,88 ± 0,05 mm
Tabel selisih diameter uang logam Rp 100
Percobaan Diameter uang
ke logam Rp 100
Selisih diameter uang logam Rp 100
X1 22,90 mm 0,02 mm
X2 22,90 mm 0,02 mm
X3 22,80 mm 0,08 mm
X4 22,90 mm 0,02 mm
X5 22,90 mm 0,02 mm
X6 22,90 mm 0,02 mm
22,88 mm 0,03 mm
3. Standar deviasi
SD
= 0,04 mm
Jadi, standar deviasinya adalah 0,04 mm.
4. Menghitung nilai penting pengukuran
NP = ± SD
= (22,88 ± 0,04) mm
NP1 = + SD
= (22,88 + 0,04) mm
= 22,92 mm
NP2 - SD
= (22,88 - 0,04) mm
= 22,84 mm
Jadi, rentang nilai pengukuran dari 22,84 sampai 22,92 mm.
5. Nilai kesalahan relatif
% KR х 100 %
х 100 %
= 0,17 %
Jadi, tingkat kesalahan relatif pengukuran adalah 0,17 %.
6. Menghitung nilai keberhasilan
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,17 %
= 99,83 %
Jadi, tingkat keberhasilan relatif pengukuran adalah 99,83 %.
KESIMPULAN
telitinya tepat dan pasti. Kelebihan dalam menggunakan mistar bisa mengukur
sorong perlu ketelitian lagi dalam penglihatan karena jangka sorong dalam