Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN MASSA DENGAN MENGGUNAKAN NERACA TIGA LENGAN

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui nilai hasil pengukuran benda dengan


menggunakan neraca tiga lengan
A. Dasar Teori
Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah measurement
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi angka
terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur. Karekteristik dari
pengukuran, yaitu: 1) perbandingan antara atribut yang di ukur dengan alat ukurnya,
maksudnya apa yang di ukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu
sendiri; 2) hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud
angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya sebatas memberikan angka
yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga karakteristik yang disebutkan
tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran merupakan pengambilan
keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka yang diberikan tidak
memberikan interpretasi lebih jauh

Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam
fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia
fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa dan waktu. Macam-macam alat ukur
ini
panjang, massa dan waktu. Kali akan dibahas mengenai alat pengukur massa.
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam
tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi,
sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Lebih jelasnya massa adalah banyaknya
zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi
pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda
dapat digunakan neraca atau timbangan.

Untuk melakukan proses pengukuran massa/penimbangan suatu zat atau


benda alangkah lebih baiknya kita juga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
timbangan itu sendiri. Hal yang perlu diketahui diantaranya adalah cara kalibrasi,
penanganan timbangan, kebersihan timbangan dan cara mengoprasikan timbangan
tersebut.

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi


secara garis besar timbangan yang akan kita gunakan yaitu neraca ohaus tiga
lengan

neraca ohaus tiga lengan adalah alat ukur besaran massa. Yang membedakan
masing-masing alat ukur ini adalah ketelitiannya. Neraca Ohaus tiga lengan memiliki
ketelitian hingga 1/100 gram.
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca
Ohaus tiga lengan. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang
sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa
benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar
membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan
neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini
dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat
diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan.
Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang
digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam
neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga
lengan dan batas pengukuran 610 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat
kaitannya ketika hendak menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran.
Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara
matematis dapat ditulis:

Ketidakpastian = ½ x skala terkecil


Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran
atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari
standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.

Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar


tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau
ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting
pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.

Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus tiga lengan sama Ada
beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca
ohaus, antara lain:

1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang,


dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri
atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar;
2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya;
3. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil.
Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0
4. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca
hasil pengukurannya.

KETIDAKPASTIAN

Sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran, oleh
karena itu maka setiap hasil pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya.
Ketidakpastian dibedakan atas, ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif.
Ketidakpastian dapat terjadi pada pengukuran tunggal dan berulang.

Ketidakpastian mutlak :

Ketidakpastian mutlak adalah suatu nilai yang disebabkan keterbatasan alat ukur. Pada
pengukuran tunggal, nilai ketidakpastian yang umum ditentukan adalah dari setengah
NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran
tunggal adalah :

X = 1⁄2 NST

Dengan hasil pengukuran ditulis X = x  X

Pada pengukuran berulang, nilai ketidakpastian dapat dilaporkan hasil pengukurannya


dengan cara menggunakan kesalahan 1⁄2 rentang atau dengan menggunakan standar
deviasi.

Kesalahan 𝟏⁄𝟐 rentang :

salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang adalah
secara kesalahan 1⁄2 rentang, caranya sebagai berikut :

a. Kumpulkan hasil pengukuran variabel x , misalnya n buah, yaitu : x1 ,x2, ... xn


b. Cari nilai rata-ratanya atau x = (x1 + x2 + ... + xn) / n
c. Tentukan xmax dan xmin dari kumpulkan data x dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan : x = (xmax - xmin ) / 2
d. Ditulis hasilnya : X = x  x

Standar diviasi :

Jika pengamatan ada n kali pengamatan dan terkumpul data x 1 , x2 ,..., xn maka nilai
𝑛
rata-rata dari besaran : x = 1/n (x1 , x2 ,..., xn) = 1/n  j=1 xj

Kesalahan dari nilai-nilai rata-rata terhadap nilai sebenarnya besaran x yang


dinyatakan oleh standar deviasi adalah :

𝑥𝑗 − 𝑥)2
Sx = √ ( ) = √n  x 2 j − (xj)2 /n(n − 1)
𝑛−1

Jadi penulisan hasil pengukuran adalah :


X = x  Sx

Ketidakpastian relatif :

Ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran disebut ketidakpastian


relatif, atau ditulis :

KTPrelatif = x/x

Hasil pengukuran dilaporakan jika menggunakan KTP relatif adalah :

X = x  (KTPrelatif x 100 )

X = x  (x/x . 100)

Ketidakpastian pada fungsi variabel (perambatan ketidakpastian) :

Perambatan ketidakpastian adalah jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel
lain yang disertai oleh ketidakpastian maka variabel itu akan disertai pula oleh
ketidakpastian. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a  a ) dan (b  b) untuk
kedua hasil pengukuran itu dilakukan operasi matematik dasar maka diperoleh
besaran baru.

Contoh perambatan ketidakpastian

Variabel yang Operasi Hasil ketidakpastian


terlibat
(a  a) Penjumlahan p=a+b p = a + b
Pengurangan q = a-b q = a-b
Perkalian r=axb r/r = a/a + b/b
(b  b) Pembagian S =a/b s/s = a/a + b/b
Pangkat t = a2 t/t = n a/a

Angka Berarti (Significant Figures)


Angka berarti (AB) adalah jumlah digit angka yang akan dilaporkan pada hasil akhir
pengukuran. AB berkaitan dengan KTP relatif (). Semakin kecil KTP relatif maka
semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang
dilakukan. Aturan praktis yang menghubungkan antara KTP relatif dan AB adalah:

AB = 1 – log (KTP relatif)

Contoh penggunaan AB:

Nilai yang terukur KTP relatif () AB Hasil Penulisan


0.1 4 (1,707  0,001) x 103
1,707 x 103 1 3 (1,70  0,01) x 103
10 2 (1,7  0,1) x 103

B. Alat dan Bahan

No. Nama bahan dan bahan Jumlah Gambar


1. Neraca ohaus tiga lengan 1

2. Batang magnet 1

3. Beban 100 g 1
4. Beban 50 g 1

5. Lem glukol 1

6. Jaring kawat 1

C. Langkah Percobaan
a. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan
depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol.
b. Periksa bahwa neraca pada posisi seimbang.
c. Meletakkan benda yang akan diukur massanya.
d. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakam skala yang kecil.
e. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0.
f. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil.
g. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan benda yang berbeda.
h. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil.
Foto Percobaan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Jenis Benda Lengan I Lengan II Lengan III Massa (gram)
1. Beban 50 g 0 gram 50 gram 0 gram 50
2. Beban 100 g 6,6 gram 90 gram 0 gram 96,6
3. Batang Magnet 9,3 gram 50 gram 0 gram 59,3
4. Lem Glukol 7,5 gram 20 gram 0 gram 27,5
5. Jaring Kawat 10 gram 0 gram 0 gram 10

Perhitungan

1. Beban 50 gram
Lengan I : 0 gram
Lengan II : 50 gram
Lengan III : 0 gram
𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑀0 = 0 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 50 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀0 = 50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil pengukuran:
𝑀 = 𝑀0 ± ∆𝑀
𝑀 = (50 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚

(Dimana X = massa)
∆𝑥
X= (x  )x 100%
𝑥

0,05
X= ( x  ) x 100%
𝑥

0,05
X = (50  ) x 100%
50

= (50  0,001) x 100% gram


Angka berarti

∆𝑥
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝑥

0,05
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
50

𝐴𝐵 = 1 − (−3) = 4

2. Beban 100 gram


Lengan I : 6,6 gram
Lengan II : 90 gram
Lengan III : 0 gram
𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑀0 = 6,6 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 90 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀0 = 96.6 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil pengukuran:
𝑀 = 𝑀0 ± ∆𝑀
𝑀 = (96.6 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚

(Dimana X = massa)

∆𝑥
X= (x  )x 100%
𝑥

0,05
X= ( x  ) x 100%
𝑥

0,05
X = (96,6  ) x 100%
96,6

= (96,6  0,00051) x 100% gram

Angka berarti
∆𝑥
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝑥

0,05
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
96,6

𝐴𝐵 = 1 − (−3,286) = 4,286 ≈ 4

3. Batang magnet
Lengan I : 9,3 gram
Lengan II : 50 gram
Lengan III : 0 gram
𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑀0 = 9,3 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 50 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀0 = 59,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil pengukuran:
𝑀 = 𝑀0 ± ∆𝑀
𝑀 = (59,3 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚
(Dimana X = massa)
∆𝑥
X= (x  )x 100%
𝑥

0,05
X= ( x  ) x 100%
𝑥

0,05
X = (59,3  ) x 100%
59,3

= (59,3  0,0084) x 100% gram

Angka berarti

∆𝑥
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝑥
0,05
𝐴𝐵 = 1 − log( )
59,3

𝐴𝐵 = 1 − (−3,074) = 4,07 ≈ 4

4. Lem glukol
Lengan I : 7,5 gram
Lengan II : 20 gram
Lengan III : 0 gram
𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑀0 = 7,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 20 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀0 = 27,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil pengukuran:
𝑀 = 𝑀0 ± ∆𝑀
𝑀 = (27,5 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚
(Dimana X = massa)
∆𝑥
X= (x  )x 100%
𝑥

0,05
X= ( x  ) x 100%
𝑥

0,05
X = (27,5  ) x 100%
27,5

= (27,5  0,0018) x 100% gram

Angka berarti

∆𝑥
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝑥

0,05
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
27,5
𝐴𝐵 = 1 − (−2,74036) = 3,7403 ≈ 4

5. Jaring kawat
Lengan I : 10 gram
Lengan II : 0 gram
Lengan III : 0 gram
𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑀0 = 10 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 0 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀0 = 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
Hasil pengukuran:
𝑀 = 𝑀0 ± ∆𝑀
𝑀 = (10 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚
(Dimana X = massa)
∆𝑥
X= (x  )x 100%
𝑥

0,05
X= ( x  ) x 100%
𝑥

0,05
X = (10  ) x 100%
10

= (10  0,005) x 100% gram

Angka berarti

∆𝑥
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝑥

0,05
𝐴𝐵 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
10

𝐴𝐵 = 1 − (−2,3010) = 3,301029 ≈ 3
E. Pembahasan
Di dalam Fisika, massa dan berat adalah besaran-besaran fisika yang berbeda. Oleh
karena itu, massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-
nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat
gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa
benda dapat digunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca
analitis dua lengan, neraca ohaus, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Pada percobaan
kali ini alat ukur massa yang digunakan adalah neraca ohaus tiga lengan. Neraca ohaus tiga
lengan ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
1. Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,
sampai dengan 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr. Jadi skala
terkecil 0,1 gram
2. Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari
0, 100, 200, sampai dengan 500gr.
3. Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0,
10, 20, sampai dengan 100 gr.
Adapun bagian-bagian dari neraca ini adalah sebagai berikut:

1. Piringan wadah beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
2. Skrup atau knop kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca
tidak dapat digunakan untuk mengukur.
3. Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan. Lengan pertama
dengan skala satuan, lengan kedua dengan skala ratusan, dan lengan ketiga dengan skala
puluhan.
4. Beban geser yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran.
5. Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

Pada percobaan kali ini, kami melakukan pengukuran pada 5 benda. Benda tersebut
yaitu: beban 50 g, beban 100 g, batang magnet, lem glukol, dan jaring kawat. Sesuai dengan
judul praktikum ini, kami melakukan pengukuran massa pada kelima benda ini.

Pada percobaan pertama benda yang digunakan adalah beban 50 g diperoleh hasil
pembacaan skala pada lengan I adalah 0 g, pada lengan II adalah 50 g dan lengan III adalah 0
g. Untuk hasil pengukuran tersebut dinyatakan dengan M = M0 ± ∆M, dengan M0 adalah
nilai hasil pengukuran itu sendiri dan ∆M adalah ketidakpastian neraca ohaus. M0 dari hasil
pengukuran massa uang logam tersebut diperoleh dengan menjumlahkan lengan I, lengan II
dan lengan III, sehingga didapat M0 = 50 g dan ∆M = 0,1 g. Jadi hasil pengukuran yaitu
(50 ± 0.05 )𝑔.

Untuk percobaan kedua massa benda yang akan diukur adalah beban 100 g. Diperoleh
hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 6,6 g, pada lengan II adalah 90 g dan
lengan III adalah 0 gram. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 96,6 g dan
dituliskan hasil pengukurannya adalah (96,6 ± 0,05)𝑔𝑟𝑎𝑚.

Dan untuk percobaan ketiga, benda yang digunakan adalah batang magnet. Diperoleh
hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 9,3 g, pada lengan II adalah 50 g dan pada
lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 59,3 g dan
dituliskan hasil pengukurannya adalah (59,3 ± 0,05)𝑔.

Pada percobaan keempat, benda yang kami ukur massanya adalah lem glukol. Diperoleh
hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 7,5 g, pada lengan II adalah 20 g dan pada
lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 27,5 g dan
dituliskan hasil pengukurannya adalah (27,5 ± 0,05)𝑔. Dan pada percobaan terakhir, benda
yang kami ukur massanya adalah jaring kawat. Diperoleh hasil pembacaan pada skala pada
lengan I adalah 10 g, pada lengan II dan lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh massa
jarring kawat tersebut adalah 10 g dan dituliskan hasil pengukurannya adalah (10 ± 0,05)𝑔.

Neraca ohaus memiliki ketelitian hingga 0,1 gram. Untuk hasil pengukuran massa benda
pada neraca ohaus digunakan persamaan yakni:

𝑀0 = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼 + 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼


Dari data pengukuran yang kami peroleh pada beban 100 g, terdapat perbedaan hasil
pengukuran yang kami lakukan dengan hasil pengukuran pada literatur. Dimana hasil
pengukuran yang kami lakukan yaitu 96,6 g, sedangkan pada literatur hasil pengukurannya
sebesar 100 g. Perbedaan ini mungkin karena adanya kesalahan yang kami lakukan.
Kesalahan-kesalahan itu mungkin diantaranya: kurang telitinya kami saat membaca skala
pada neraca, kesalahan kalibrasi, dan kurang memadainya alat yang kami lakukan.

a. Kesimpulan
Dalam mengukur berapa massa dari tiap tiap benda pada neraca tiga lengan harus
dikalibrasi terlebih dahulu, agar tidak ada kesalahan yang terjadi.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan neraca ohaus tiga
lengan, kita dapat mengetahui nilai hasil pengukuran percoban yang telah dilakukan.
Pertama pada beban 50 gram nilai pengukurannya yaitu 50 gram, pada beban 100 gram nilai
pengukurannya yaitu 96,6 gram, pada batang magnet nilai pengukurannya yaitu 59,3 gram,
pada lem glukol nilai pengukurannya yaitu 27,5 gram, dan pada jaring kawat nilai
pengukurannya yaitu 10 gram
b. Saran
a. Praktikan sebaiknya mengenal alat ukur yang digunakan dalam percobaan dan
mengetahui cara menggunakan alat tersebut.
b. Praktikan sebaiknya memahami konsep dari percobaan yang akan dilakukan.
c. Praktikan sebaiknya mengkalibrasi alat terlebih dahulu sebelum memulai percobaan.
d. Praktikan harus teliti dalam membaca skala pada alat.
e. Praktikan hendaknya fokus dalam melakukan percobaan agar percobaan yang dilakukan
sesuai dengan literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium. http://js-
unj.ac.id/index.php/jspektra/article/download/39/42 (diakses pada tanggal 17
Desember 2015)

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1.Jakarta : Erlangga

Sears, Francis Weston.1982. Fisika untuk Universita Jilid I. Bandung: Rosda offset

Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika

https://www.scribd.com/document/253653715/Neraca-Ohaus-Tiga-Lengan
LAMPIRAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana


eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran,
menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan
pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran disebut alat ukur. Banyak sekali alat
ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk
teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran massa seperti neraca. Neraca
yang dimaksud adalah neraca Ohaus. Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara
yang sering dijumpai di pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki
ketelitian lebih tinggi disbanding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional. Sebelum memakai
neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami oleh praktikan dalam
suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada
neraca ohaus agar diperoleh data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan
akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran
dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut
diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan
eksperimen tidak perlu terjadi.Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang
penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila
mereka memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur,
menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang
meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika pengetahuan alat
praktikan kurang maka akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Hal ini dikarenakan
selama praktikum praktikan dilibatkan aktif dengan pemakaian, perangkaian alat. Praktikan yang
memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat mendatangkan bahaya yang mungkin
terjadi ketika sedang mengadakan percobaan. Oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul
Alat ukur massa neraca Ohaus agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan lebih
terampil dan teliti dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil praktikum seperti yang
diharapkan.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah alat ukur massa neraca Ohaus adalah sebagai berikut:

1.bagaimana cara menggunakan neraca Ohaus dengan benar dan tepat?


2. bagaimana cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus?
3. bagaimana cara membaca hasil ukur neracaOhaus ?

4. bagaimana menuliskan hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang
berlaku ?

1.1 Tujuan masalah


Tujuan makalah Alat ukur massa neraca Ohaus adalah sebagai berikut:
1. menngetahui fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus
2. mengetahui cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus
3. membaca hasil ukur neraca Ohaus

4. menulis hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang berlaku;

Gambar neraca Ohaus


Neraca 1 lengan Neraca 2 lengan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan pengamatan yang
di ikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak di
lengkapi dengan data kuantitatif yang di dapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli
fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya
dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.Sedangkan arti
dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang
sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang
1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter
menyatakan besaran dari satuan panjang.Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur
memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran.
Panjang, massa dan waktutermasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan
dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan
tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka.Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran
fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara
lain adalah indek bias, koefisiengesekan, dan massa jenis relatif

Alat ukur Massa Benda


A. Macam –macam alat ukur massa Benda
1. Neraca Ohaus

Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

Neraca Ohaus terbagi menjadi dua yaitu :

1.Neraca Ohaus dua lengan

Adalah neraca yang di gunakan untuk membandingkan massa benda yang di ukur dan massa
anak timbangan.
Gambar Neraca Ohaus dua lengan
2.Neraca Ohaus tiga lengan
Adalah neraca yang skala nya lebih dari 0,01 g.
Gambar Neraca Ohaus tiga lengan :

Selain neraca Ohaus ada beberapa lagi jenis neraca adalah sebagai berikut :
Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis seperti
1.Neraca analitis dua lengan
2.Neraca lengan gantung
3.Neraca digital.

Skala dalam Neraca Ohaus

Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca
mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram
mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari
ketelitian alat. Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil

Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1
gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05

Fungsi dan Prinsip kerja Neraca

Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat
ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung.
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini
adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan
neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan
menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau
mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan
prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.

Cara pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus

Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada beberapa
langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain:

1.Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar
sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau kekanan posisi dua garis pada neraca
sejajar

2.Meletakkan benda yang akan diukur massanya; Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar
baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang.

3.Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.

2. Timbangan
Pengontrolan Timbangan Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang
sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr.
Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum
pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka
timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).

Penanganan Timbangan

Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level
(waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika
menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika
menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur
yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka
“nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.

Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih
dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan
harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.

Membersihkan Timbangan

Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus
dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan
timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan
dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti
deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan
dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

Gambar timbangan
KESALAHAN

Kesalahan dalam penggunaan alat ukur massa benda:

3 Kesalahan dalam pengukuran

Kesalahan Dalam Pengukuran


Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada, dimana sumber
kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain :

a.Kesalahan yang bersumber dari pengukur. Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat
waterpass, yaitu pembacaan alat. Adanya emosi dari pengukur akibat rasa lapar sehingga tergesa-
gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi kesalahan mencatat.

b.Kesalahan yang bersumber dari alat. Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi
panjangnya akan berubah, apalagi jika menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur tidak
betul atau tidak memenuhi standar lagi.Patahnya pita ukur akibat terlalu kencangnya menarik pita
ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser (berkurang)

c. Kesalahan yang bersumber dari alam. Adanya angin yang membuat rambu ukur terkena
hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak. Angin yang merupakan faktor alam,
membuat pita ukur menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan menjadi lebih
panjang daripada jarak sebenarnya.

Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya
panjang, luas, volume, dan kecepatan. Warna, indah, cantik bukan termasuk besaran karena
ketiganya tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.

Besaran dibagi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran pokok
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran
lain. Ada tujuh besaran pokok dalam Satuan Internasional (SI), seperti dalam tabel di bawah ini:
No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan Alat ukur
1. Panjang meter m mistar
2. Massa kilogram kg neraca
3. Waktu sekon s stopwatch
4. Suhu kelvin k termometer
5. Kuat arus ampere a ampermeter

6. Jumlah molekul mole mol

7. Intensitas cahaya candela cd

Besaran turunan

adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.

No. Besaran turunan Besaran pokok Satuan


1. Luas panjang x lebar m2
2. Volume panjang x lebar x tinggi m3
3. Kecepatan Jarak / waktu m/s
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Pukul : 10.00 – 11.45 WIB
Tempat : Lab. Fisika IAIN Raden Fatah Palembang
3.2 Alat Dan Bahan
1. Neraca O’Hous
2. Koin 200
3. Koin 500
4. Beban

3.3 PROSEDUR PENELITIAN

Cara pengukuran Neraca O ‘Hous :


1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan
dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol
2. Periksa bahwa neraca pada posisi seimbang

3. Meletakkan benda yang akan diukur massanya


4. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0
5. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
6. Catat hasilnya
BAB IV

HASIL DAN PENBAHASAN

4.1 Hasil

KOIN 100 KOIN 500

No Massa (gr) No Massa (gr)

1 1,9 gr 1 5,4 gr

2 1,9 gr 2 5,4 gr

3 1,9 gr 3 5,4 gr

4 1,9 gr 4 5,4 gr

5 1,9 gr 5 5,4 gr

BEBAN

No Massa (kg)

1 49,4 gr

2 49,5 gr

3 49,6 gr
4 49,6 gr

5 49,4 gr

4.2. Pembahasan

KOIN 100

No Massa (x) 𝑥𝑖 − 𝑥̅ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2


1 1,9 gr 0 0
2 1,9 gr 0 0
3 1,9 gr 0 0
4 1,9 gr 0 0
5 1,9 gr 0 0
∑ 𝑥 = 9,5 ∑ =0

∑𝑥 9,5
Nilai rata-rata = 𝑥̅ = = = 9,5
𝑛 5

(𝑥𝑖 −𝑥̅ )2 0
Standar Deviasi = SD = √ = √4 = 0
𝑛−1

KOIN 500
No Massa (x) 𝑥𝑖 − 𝑥̅ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
1 5,4 gr 0 0
2 5,4 gr 0 0
3 5,4 gr 0 0
4 5,4 gr 0 0
5 5,4 gr 0 0
∑ 𝑥 = 27 ∑ =0

∑𝑥 27
Nilai rata-rata = 𝑥̅ = = = 5,4
𝑛 5

(𝑋𝑖 −𝑋̅)2 0
Standar Deviasi =SD = √ =√4 = 0
𝑛−1

BEBAN

BEBAN

No Massa (x) ( Xi – X ) ( Xi – X )2

1 49,4 gr 49,48-49,4 = 0,08 0,0064

2 49,5 gr 49,48-49,5 = -002 4 x 10-4

3 49,6 gr 49,48-49,6 = -0,12 0,0144

4 49,5 gr 49,48-49,5 =-0,02 4 x 10-4

5 49,4 gr 49,48-49,4 = 0,08 0,0064

x =247,4 gr ∑ = 0,028
Nilai rata-rata =

Standar Deviasi = SD = = = = = 0,04

URAIAN

Dalam percakapan sehari-hari perbedaan antara massa dan berat tidak begitu penting. Bahkan
kita akan ditertawakan apabila mengatakan: “Massa petinju itu 120 kg”. Tetapi di dalam Fisika,
massa dan berat adalah besaran-besaran fisika yang berbeda. Oleh karena itu, massa adalah
banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda
tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakanneraca atau
timbangan.Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca
Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.
Neraca Analitis Dua Lengan Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas,
batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1gram.
Neraca Ohauss ,Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram.
Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk
menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang
batang.Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis,
karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian
neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.

BAB V

KESIMPULAN
Kesimpulan dari pratikum yang berjudul Alat ukur Besaran massa neraca Ohaus adalah sebagai
berikut:

Fungsi neraca Ohaus sebagai alat untuk mengukur massa benda dan prinsip neraca Ohaus

adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan atau prinsip
kerja tuas;
Cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus adalah dengan cara
memutar skrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis
pada neraca sejajar;

.Cara membaca hasil pengukuran dari neraca Ohaus adalah Neraca dua lengan: Baca posisi
anting ;pada lengan belakang, Baca posisi anting pada lengan depan sebelum ujung lengan depan
tepat pada setimbang (masih di atas tanda setimbang),Baca skala utama setelah diputar ke kanan
sebelum ujung lengan depan dengan tepat pada posisi setimbang (masih di atas tanda setimbang),
Baca skala nonius yang berimpitan dengan salah satu garis skala utama,Neraca tiga lengan: Baca
posisi anting pada lengan belakang Baca posisi anting pada lengan tengah Baca posisi anting
pada lengan;

Menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus dua lengan adalah sebagai berikut: jumlahdari
nilai posisi anting lengan belakang dan lengan depan, skala utama dan skala nonius. Sedangkan
menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus tiga lengan adalah jumlah dari nilai anting pada
lengan belakang, anting pada lengan tengah, anting pada lengan.

Anda mungkin juga menyukai