Anda di halaman 1dari 5

Analisis Pengaruh Gaya F terhadap Besarnya Sudut dan 𝛳

Resultan Vektor
Meisy Eliya1,a), Nita Septianti1,b), Nurfauziyah1,c), and Thilapia Eliptika1,d)
1
Pendidikan Fisika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 106,
Bandung 40614
a)
meisyelia123@gmail.com

Abstrak. Vektor adalah besaran-besaran yang memiliki sifat pergeseran. Pada praktikum ini
kami akan menerapkan konsep vektor pada alat praktikum yang telah kami buat sendiri untuk
menentukan resultan gaya suatu benda yang divariabelkan. Praktikum vektor dimaksudkan agar
mahasiswa yang diberikan materi dan teori tentang resultan gaya namun belum tentu dapat
mengaplikasikannya dalam percobaan secara langsung. Tujuannya agar mahasiswa mampu
menggambar kan vektor perpindahan gaya serta menghitung nilai resultan gaya. Objek yang
kami analisis adalah perbedaan sudut apit (θ) dengan percobaan beban gantung sederhana. Alat
ujicoba ini terdiri dari satu set anak timbang, papan vektor, busur serta beberapa katrol serta tali.
Variabel yang dipengaruhinya adalah resultan gaya dan variabel yang mempengaruhinya adalah
sudut apit, dimana apabila terjadi perubahan sudut apit apakah hal ini akan mempengaruhi nilai
resultan gaya atau tidak.
Kata kunci : Vektor, Sudut Apit, Resultan Gaya

Abstract. Vectors are quantities that have shifting properties. In this lab we will apply the vector
concept to the practicum tool we have created to determine the resultant force of a divariable
object. The vector practice is intended to give students the material and theories about the
resultant style but not necessarily to apply it in the experiment directly. The goal is that the
student is able to draw a vector displacement force and calculate the resultant force value. The
object we analyzed was the difference in the wedge angle (θ) with a simple hanging load
experiment. This test kit consists of a set of weights, vector boards, arcs and several pulleys and
ropes. The variable that is affected is the resultant force and the variable that influences it is the
apit angle, where if there is a change of angle apit whether this will affect the resultant result of
force or not.
Kata Kunci : Vector, Angle, Resultant of Force.

1. Pendahuluan
Besaran-besaran yang memiliki sifat pergeseran disebut vektor [1]. Pada praktikum ini akan
menerapkan konsep vektor sendiri untuk menentukan resultan gaya suatu benda yang divariabelkan.
Praktikum vektor dimaksudkan agar mahasiswa yang diberikan materi dan teori tentang resultan
gaya namun belum tentu dapat mengaplikasikannya dalam percobaan secara langsung. Dalam
merangkai sebuah alat percobaan diharapkan dapat memahami metodenya dengan tepat agar tidak
terjadi kekeliruan. Selanjutnya mahasiswa diharapkan mampu membaca data yang didapat pada alat
percobaan yang digunakan. Setelah mahasiswa mampu membaca data yang didapat mahasiswa juga
harus mampu melakukan perhitungan data dan pengolahan data untuk mendapatkan ke akurasian
percobaan yang dilakukan.
Besaran skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki arah , sedangkan
besaran vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah. [2, p. 50]. Skalar adalah besaran
yang mempunyai besar tetapi tanpa arah, seperti massa, panjang, waktu, suhu, dan sebarang bilangan
riil. Skalar dinyatakan oleh huruf-huruf biasa seperti dalam aljabar elementer. Vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah, seperti perpindahan (displacement), kecepatan gaya, dan
percepatan [3]. Ketika ada dua atau lebih vektor dapat dijumlahkan yang dikenal dengan nama
resultan. Besaran seperti kecepatan yang memiliki arah disamping besar, merupakan suatu besaran
vektor, sedangkan besaran seperti massa, waktu, temperatur, tidak mungkin memiliki arah. Besaran
tersebut telah dinyatakan lengkap dengan angka dan satuan. Besaran-besaran ini disebut besaran
skalar [4]. Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus [5, p. 77]. Vektor
yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di
sumbu y, disebut dengan vektor komponen sumbu y. Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu
satuan [6, p. 32].
Vektor perpindahan adalah besaran yang menyatakan jarak garis lurus dan arah dari suatu titik
dalam ruang ke titik lain adalah segmen garis searah yang dinamakan vektor perpindahan. Vektor
adalah besaran dengan besar dan arah yang dapat dijumlahkan dan dikurangkan seperti perpindahan
[7]. Komponen suatu vektor adalah nilai efektif vektor tersebut pada suatu arah yang diketahui [8]
Suatu perkenalan pada vektor : Berdasarkan vektor A dapat ditulis |𝐴| suatu vektor yang
digambarkan dalam diagram sebagai anak panah dengan panjang menyatakan besarannya dan
teriorientasi yang menunjukan arahnya. Pemahaman vektor yaitu perubahan total dalam posisi
bergantung pada besar dan arah perpindahan tersebut [9]
Penjumlahan berupa vektor dapat dilakukan dengan cara metode polygon dan metode jajaran
genjang.

(Metode jajar genjang) (Metode polygon)

Nilai resultan dua buah vektor u dan v dirumuskan sebagai berikut:


Arah resultan dua buah vektor u dan v dirumuskan sebagai berikut:
|𝑢+𝑣| |𝑢| |𝑣|
sin(180°−𝛼)
= sin(𝛼−𝛽) = sin 𝛽
𝛽 = 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

Secara grafis, vektor digambarkan oleh sebuah anak panah OP yang mendefinisikan arahnya
sedangkan besarnya dinyatakan oleh panjang anak panah.

Ujung pangkal O dari anak panah disebut titik asal atau titik pangkal vektor; dan ujung kepala P
disebut titik terminal atau terminus. Secara analisis, vektor dilambangkan oleh sebuah huruf dengan
anak panah diatasnya, seperti Ᾱ dan besarnya dinyatakan oleh |Ᾱ| atau A. Dalam karya cetakan,
huruf dengan cetakan tebal seperti A, dipergunakan untuk menyatakan vektor Ᾱ sedangkan oleh |Ᾱ|
atau A menyatakan besarnya [3].
Dasar yang paling penting yang menjadi latar belakang dilaksanakan praktikum ini adalah tentang
bagaimana kita sebagai manusia terus menggali ilmu di alam semesta ini. Dalam praktikum vektor
juga memiliki muatan religius . Muatan religius ini diharapkan dapat menjadikan energi positif atau
spirit untuk memahami bahwa kebesaran ilahi dapat dilihat dialam semesta .

2. Metodologi Penelitian
Dalam praktikum alat praktikum vector yang telah kami buat , data yang kami peroleh
merupakan data pertama hasil eksperimen yang dilakukan di dalam Laboratorium. Kemudian, data
tersebut dianalisis lalu dibandingkan dengan perhitungan manual. Metode yang digunakan adalah
eksprimental methode.
Alat dan komponen yang harus disediakan ketika akan melakukan praktikum vector dalam
pengambilan adalah seperangkat set anak timbang yang terdiri dari satu buah papan statif, dua buah
katrol yang telah terhpasang di papan, satu buah busur, tiga buah neraca pegas, beban secukupnya,
dan tali secukupnya. Semua alat dan kompenen harus tersedia dengan lengkap dan dalam keadaan
baik (tidak rusak), karena jika alat dan komponen dalam keadaan tidak baik (rusak) maka hal tersebut
akan menjadi penghambat dalam praktikum dan akan membuat pengukuran menjadi tidak akurat.
Beban yang digunakan dalam praktikum ini disesuaikan dengan sudut yang terbetuk sehingga
penentuannya pada saat praktikum berlangsung.
Langkah-langkah percobaan untuk praktikum vektor yaitu pertamakali harus menyediakan alat
dan bahan praktikum yang akan digunakan terlebih dahulu. Kemudian, menyusun seperangkat set
anak timbang yang akan digunakan sebagai alat dan komponen dalam praktikum sesuai dengan
prosedur dan ketentuan penyusunan set anak timbang. Setelah susunan seperangkat set anak timbang
telah selesai di susun, langkah selanjutnya adalah membuat tali berhubungan menjadi tiga lalu
disetiap tali diberikan neraca pegas untuk dapat menghitung massa pada beban tersebut. Beban yang
terdapat pada tali tersebut dapat kita namakan 𝐹1 , 𝐹2 , 𝑑𝑎𝑛 𝐹3 lalu sudut yang terbentuk oleh beban
tersebut dapat kita namakan 𝛼, 𝛽, 𝑑𝑎𝑛 𝛾 dimana 𝛼 akan terbentuk oleh gaya 𝐹1 𝑑𝑎𝑛 𝐹2 , 𝛽 akan
terbentuk oleh gaya 𝐹2 , 𝑑𝑎𝑛 𝐹3 , 𝛾 akan terbentuk oleh gaya 𝐹3 , 𝑑𝑎𝑛 𝐹1 , selanjutnya menentukan
sudut 𝛼 diantara 𝐹1 𝑑𝑎𝑛 𝐹2 , 𝛽 diantara 𝐹2 , 𝑑𝑎𝑛 𝐹3 , kemudian 𝛾 diantara 𝐹3 , 𝑑𝑎𝑛 𝐹1 .

Gambar 1.Susunan anak timbang dalam pengukuran sudut

Ketika sudut telah terbentuk maka kita baca alat ukur neraca pegas pada setiap beban lalu dicatat
sesuai dengan yang terbaca oleh neraca pegas tersebut. Percobaan ini kita lakukan dengan 4 kali
percobaan dengan beberapa sudut yang berbeda yaitu 30ᵒ, 45ᵒ, 60ᵒ, dan 90ᵒ.

3. Hasil dan Pembahasan


Table 1. Data Hasil Percobaan

Gaya Sudut
Percobaan
F1 F2 F3 𝛼 𝛽 𝛾
1 1,30 ± 0,05 N 1,80 ± 0,05 N 2,50 ± 0,05 N 90° 110° 160°
2 0,90 ± 0,05 N 2,00 ± 0,05 N 2,60 ± 0,05 N 60° 130° 170°
3 1,50 ± 0,05 N 1,30 ± 0,05 N 1,30 ± 0,05 N 45° 155° 160°
4 3,00 ± 0,05 N 2,00 ± 0,05 N 4,70 ± 0,05 N 30° 160° 170°

Berdasarkan data dari tabel 1 mengenai data hasil percobaan, dapat kita uraikan sebagai berikut :
 Nilai untuk F1 mengalami perubahan naik turun, karena ketika sudut α = 90° kemudian diubah
sudutnya menjadi α = 60° ,nilai F1 mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 0,40 N.
Akan tetapi ketika sudut α = 60° diubah menjadi α = 45° dan α = 30°, nilai F1 justru mengalami
kenaikan. Selisih kenaikan untuk α = 60° ke α = 45° yaitu sebesar 0,60 N, sedangkan selisih
kenaikan dari α = 45° ke α = 30° yaitu sebesar 1,50 N. Hal ini menyatakan bahwa mengubah
sudut α akan mempengaruhi nilai F1 baik nilainya turun ataupun naik.
 Nilai untuk F2 mengalami perubahan naik turun karena jika dilihat dalam grafik kuning
lintasannya berupa zig-zag, ketika sudut α = 90° kemudian diubah sudutnya menjadi α = 60° ,
nilai F2 mengalami kenaikan sebesar 0,2 N, tetapi ketika sudut α = 60° diubah menjadi α = 45°,
nilai F2 mengalami penurunan sebesar 0,7 N. Kemudian ketika sudut α = 45° diubah menjadi α
= 30°, nilai F2 mengalami kenaikan kembali sebesar 0,7 N. Hal tersebut amat jelas
membuktikan bahwa mengubah sudut α akan mempengaruhi nilai F2.
 Nilai untuk F3 mengalami hal serupa yang dialami oleh F1 dan F2. Dimana nilai F3 selalu
berubah-ubah ketika diubah sudut α nya. Ketika α = 90° nilai F3 sebesar 2,50 ± 0,05 N akan
tetapi ketika diubah sudutnya menjadi α = 60°, nilai F3 sebesar 2,60 ± 0,05 N yaitu menyatakan
nilai F3 mengalami kenaikan dengan selisih 0,10 N. Kemudian ketika sudut α nya diubah dari
α= 60° ke α= 45°, nilai F3 turun dengan selisih yang signifikan yaitu sebesar 1,30 N dengan
nilai F3 hanya sebesar 1,30 ± 0,05 N. Akan tetapi ketika sudutnya diubah dari α= 45° ke α= 30°,
nilai F3 kembali menunjukkan kenaikan yaitu sebesar 3,40 N . Hal tersebut merupakan selisih
paling tinggi yang kami temukan.

Pengaruh Sudut α Terhadap Besar Gaya


5
4.5
4
3.5
3
Gaya (N)

2.5 F1
2 F2
1.5 F3
1
0.5
0
90° 60° 45° 30°
Sudut (0)
grafik 1. Pengaruh sudut α Terhadap Besar Gaya

Berdasarkan nilai F1, F2, dan F3 yang selalu berubah -ubah ketika sudut α nya diganti atau diubah,
maka kami menyatakan bahwa besar sudut apit nilai mempengaruhi besar nilai masing- masing
gaya pada sistem tersebut. Setelah besar masing-masing gaya telah ditemukan, maka dilakukan
proses perhitungan untuk menentukan nilai resultan gaya untuk masing-masing sudut.

Table 2. Data Hasil Perhitungan

Resultan Gaya (N)


Percobaan Sudut (°)
Gaya (N) F1 F2 F3
I 90° 1,30 ± 0,05 N 1,80 ± 0,05 N 2,50 ± 0,05 N
II 60° 0,90 ± 0,05 N 2,00 ± 0,05 N 2,60 ± 0,05 N
III 45° 1,50 ± 0,05 N 1,30 ± 0,05 N 1,30 ± 0,05 N
IV 30° 3,00 ± 0,05 N 2,00 ± 0,05 N 4,70 ± 0,05 N

4. Kesimpulan

5. Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Bapak Dr. Adam
Malik,M.Pd, Asisten Laboratorium sebagai pembimbing. Makalah ini merupakan swadana dengan
teman-teman Mahasiswa Pendidikan Fisika.

6. Referensi

[1] Halliday, Fisika jilid 1, Jakarta: erlangga, 1991.


[2] Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika, Bandung: Media Pratama, 2007.
[3] H. J. W. a. M. r. Speigel, Analisis Vektor, Jakarta: Erlangga, 1994.
[4] d. c. giancoli, fisika, jakarta: erlangga, 2001.
[5] m. kanginan, Fisika untuk SMA kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.
[6] E. Istiyono, Fisika untuk SMA kelas X, Jakarta: Intan Perwira , 2004.
[7] P. A. Tipler, Fisika, Jakarta: Erlangga, 1998.
[8] A. J. Machdonald, Struktur dan Arsitektur, Jakarta: erlangga, 2002.
[9] D. Tobing, Fisika Dasar, Jakarta: Gramedia, 1996.

Anda mungkin juga menyukai